You are on page 1of 37

Referat Syok

Pembimbing:Dr. Spesialis Anestesi


RSI Cempaka putih

Syok
Sindroma klinis akibat kegagalan
sirkulasi dalam mencukupi
kebutuhan oksigen jaringan.
Syok didefinisikan juga : volume darah
sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi
perfusi, pertama pada jaringan non vital (kulit,
jaringan ikat, tulang, otot) dan kemudian ke
organ vital (otak, jantung, paru- paru, dan
ginjal).
Pembagian syok berdasarkan
penyebab
Hipovolemik
Kardiogenik
Obstruktif
Distributif
Neurogenik

Hipovolemik
Kehilangan darah/syok hemoragik
- Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan
gastrointestinal
- Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks
Kehilangan plasma : luka bakar
Kehilangan cairan dan elektrolit
- Eksternal : muntah, diare, keringat yang
berlebih
- Internal : asites, obstruksi usus
2. Syok Kardiogenik
Kegagalan kerja jantungnya sendiri. Gangguan
perfusi jaringan yang disebabkan karena
disfungsi jantung misalnya : aritmia, AMI
(Infark Miokard Akut).
3. Syok Distributif (berkurangnya tahanan pembuluh
darah perifer)
- Syok Septik: Syok yang terjadi karena penyebaran
atau invasi kuman dan toksinnya didalam tubuhyang
berakibat vasodilatasi.
- Syok Anafilaktif : Gangguan perfusi jaringan akibat
adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan
histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas
membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga
venous return menurun.
Misalnya : reaksi tranfusi, sengatan serangga, gigitan
ular berbisa-
- Syok Neurogenik
Pada syok neurogenik terjadi gangguan perfusi
jaringan yang disebabkan karena disfungsi
sistim saraf simpatis sehingga terjadi
vasodilatasi.
Misalnya : trauma pada tulang belakang,
spinal syok.
4. Syok Obtruktif (gangguan kontraksi jantung
akibat di luar jantung)Ketidakmampuan
ventrikel untuk mengisi selama diastol
sehingga secara nyatamenurunkan volume
sekuncup dan endnya curah jantung.Misalnya
: tamponade kordis, koarktasio aorta, emboli
paru, hipertensi pulmoner primer.
Patomekanisme
Fase kompensasi
Fase progresif
Fase irreversible
Anafilaksis
Reaksi alergi umum dengan efek pada
beberapa sistem organ terutama
kardiovaskular, respirasi, kulit dan gastro
intestinal yang merupakan reaksi
imunologis yang didahului dengan
terpaparnya alergen yang sebelumnya
sudah tersensitisasi
Syok anafilaktik
Merupakan salah satu manifestasi klinis
dari anafilaksis yang sitandai dengan
adanya hipotensi yang nyata dan kolaps
sirkulasi darah.
Menujukan kegawat daruratan.
Tidak mengambarkan anafilaksis
keseluruhan karena anafilaksis yg berat
dapat terjadi tanpa hipoptensi dan
obstruksi saluran nafas adalah gejala
utamanya.
Epidemiologi
Penislilin
500 mati/tahun
Antibiotik
Beta laktam
Prosedur iv
1:10ribu/1:50ribu
Ro(kontras)
6 kasus kematian
Uji kulit
1959-1984(24
kematian)
1985-1980(17
kematian)
Imunoterapi
1:5000 s/d
1:25000
Anestesia
Penyebab
Non Obat
Makanan
Kegiatan
jasmani
Sengatan
tawon
Faktor
fisis
Tidak
diketahui
Obat

Mekanisme
Antigen
Mediator kimiawi
endogen(histamin,serotonin)
Peningkatan permeabilitas
endotelial
vaskular+bronkospasme
1

Diagnosis
Gejala klinis sistemik
Beberapa menit/detik setelah terpajan alergen

Gejala
Ringan:pruritus/urtikaria
Syok anafilaktik:gagal napas
Kombinasi gejala multiorgan
Urtikaria/angioedema + edem laring/spasme bronkus
Urtikaria + gangguan kardiovaskular(syok berat)
Gejala penyerta: mual,muntah,kolik,diare berdarah,kejang
uterus/perdarahan vagina
Pemeriksaan penunjang
Uji kulit
Uji alergi obat terbatas penisilin
Diagnosis Banding
Reaksi
vasofagal
IMA Hipoglikemik
Reaksi
histerik
Angioedema
herediter
Reaksi vasofagal
Setelah disuntik

Terjadi
Seperti ingin pingsan, pucat
berkeringat

Gejala
Nadi > lambat
Tidak sianosis
TD turun namun dapat terukur
Perbedaan
dengan SA
IMA

Nyeri dada menjalar/tdk
Gejala utama
Sesak, Tidak ada tanda OSNA
Kelainan kulit (-) Gejala lainya
EKG
Enzimatik
Pemeriksaan
lain
Reaksi hipoglikemik

OHO
Penyebab
Pasien: Lemah, pucat, berkeringat s/d
tidak sadar
TD muungkin turun
Tanda OSNA & kelainan kulit (-)
Gejala
Pemeriksaan gula darah mendukung
Pemeriksaan
lain
Reaksi histerik

Setelah disuntik

Terjadi
Tanda gagal napas (-)
Hipotensi (-)
Sianosis (-)
Terkadang pingsan
Gejala
Penilainan TTV
Neurologis parestesi
Perbedaan
dengan SA
Hentikan kontak Pantau TTV
Jalan
nafas&kardiovaskuler

Penatalaksanaan
Epinefrin 1:10000.01 ml/kgbb sampai
mencapai maximal 0,3ml subkutan tiap
15-20 menit sampai 3-4 kali
Jika penyakit buruk bisa diberikan IM
dosis dapat dinaikan sampai 0,5ml(tidak
ada kelainan jantung)
Penyebabnya alergen infiltrasi epinefrin
0,1-0,3 ml dibekas suntikan. Jika
mungkin pasang tourniket proksimal dr
tempat suntikan kendorkan/10 menit
Sistem pernafasan
Airway
Edem laring & spasme bronkus epineprin
Edema laring trakeostomi
Airway
4-6 liter/menit

O2
Obstruksi saluran nafas bawah
Salbutamol/agonis beta2 0,25cc-0,5 dalam 2-4ml nacl 0,9%(nebulizer)
Aminofilin 5-6mg/kgbb diencerkan dlm dextrosa 5%/nacl 0,9% perlahan
selama 15 menit

Bronkodilator
Kardiovaskular
Pemberian
epinefrin
Tidak bisa
mengatasi
syok
Kurang
cairan
intravaskular
Cairan
intervaskular
Kardiovaskular
Kristaloid/koloid
Koloid 0,5-1literkristaloid
O2
Awal
Pantau cairan

CVP
Vasomotor melaui cairan infus intravena
Larutkan epinefrin 1:1000 dlm 250ml
dextrosa(4mg/ml)infus 1-4mg/menit atau
15-60 milkrodrips/max 10mg/ml
TD tidak
teratasi
Jika tidak bisa IV
AHA
Lakukan
Epinefrin endotrakeal dengan dosis 10ml
epinefrin 1:10.000 diberikan melalui
jarum panjang/kateter melalui pipa
endotrrakeal
Dosis anak 5ml epinefrin 1:10.000
Pencegahan
Sebelum
memberikan
obat
Sewaktu
minum obat
Sesudah
minum obat
Indikasi
R.Alergi sebelumnya
Risiko alergi,perlu uji kulit/tdk, pengobatan
pencegahan reaksi alergi
Sebelum
Oral>baik, hindari pengunaan intermiten,
observasi pasien, beritahu kemungkinan alergi,
sediakan obat kegawatdaruratan, uji provokasi
terlebih dahulu

Sewaktu
Kenali reaksi alergi, hentikan jika alergi, imunisasi

Sesudah
Referensi
Ilmu penyakit dalam.Kegawat daruratan medik
di bidang ilmu penyakit dalam hal 190-193.Edisi
IV.2006.
Terapi cairan dan elektrolit hal 12-21.
Purwadianto.Agus.Kedaruratan medik.Edisi
revisi.2000.
Omoigui.Sota.Obat-obatan anestesi.EGC.Edisi
II.
Morgan.Edward.Clinical Anesthesiology.Third
edision.

Terima kasih

You might also like