You are on page 1of 5

ANALISA KASUS

Apakah Assessment pada kasus ini sudah tepat ?


Apakah Planning pada kasus ini sudah tepat?
Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

ANALISA ASSESSMENT
Gagal Jantung e.c Penyakit Jantung Reumatik e.c Demam Reumatik Serangan I
Anamnesis :
sesak nafas setelah beraktivitas, seperti berjalan jauh dan menderes karet. Sesak napas
berkurang jika pasien beristirahat gejala gagal jantung. Gejala sesak juga bisa
didapatkan dari gangguan pada organ pernafasan dan Ginjal. Namun Hal tersebut dapat
disingkirkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari
anamnesis didapatkan bahwa pasien sesak, sesaknya tidak menimbulkan suara mengik,
pasien tidak merokok, pasien tidak ada riwayat asma, keluarga pasien tidak ada riwayat
aalergi, pasien juga tidak mengeluh mual-muntah,nyeri pinggang -.
Pasien juga mengeluh nyeri sendi lengan yang hilang timbul. Nyeri juga dirasakan pada
tungkai kanan yang berpindah ke tungkai kiri poliarthritis migrant criteria mayor
demam reumatik

1 mgu SMRS :
keluhan semakin memberat. Sesak napas semakin sering dan tidak berkurang dengan
istirahat. Batuk semakin berat, terdapat bercak darah merah-pink. Nyeri sendi semakin
hebat dan bengkak bertambah pada tangan dan wajah.
ibu pasien juga mengatakan, ada gerakan-gerakan pada tangan anaknya saat tidur, dan
pasien tidak menyadarinya korea ?
R/ batuk dan demam yang naik-turun 1,5 bulan SMRS dan tidak berobat ke dokter,
namun sebelumnya tidak pernah menderita gejala seperti ini demam reumatik serangan
I
Pemeriksaan Fisik
Gagal jantung
Sianosis sentral, NCH +, tampak retraksi dada

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Redup, batas jantung membesar
Auskultasi : BJ I/II +/+ reguler, murmur sistolik (+), gallop(-)
Hepatomegali
Edem ekstremetas
Akrosianosis
Jari tabuh
Pada pemeriksaan fisik paru dapat menyingkirkan bahwa gejala sesak berasal dari
saluran pernafasan :
Paru
Inspeksi : Pergerakan simetris
Palpasi : Fremitus vokal simetris
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+ ronkhi -/- wheezing -/-
Pada pemeriksaan fisik dapat menyingkirkan bahwa gejala sesak berasal dari ginjal :
- Mata : konjungtiva anemis -/-
- LFG : normal
- Abdomen :
Inspeksidatar, simetris,
AuskultasiBising usus +, kesan normal, bruits -
Palpasi ballottement ginjal tidak teraba, Nyeri ketok -/-
Perkusitimpani




Pemeriksaan Penunjang :
PJR e.c DR leukositosis,, CRP (+) dan ASTO (+).
Rontgen thorax :..
EKG :.
Echocardiography :.
u/c : 37/0,7 (dalam batas normal) fungsi ginjal (dalam batas normal)
Pemeriksaan urin : dalam batas normal fungsi ginjal (dalam batas normal)
Faktor predisposisi pada pasien :
Faktor Lingkungan :
Sosial ekonomi yang buruk
Gejala mayor pada pasien :
Karditis +
Korea
Poliartritis Migran
Gejala Minor pada pasien ;
Leukositosis, CRP +
Ditambah peninggian titer ASTO

ANALISA PLANNI NG
- Pemberian cairan pada pasien ini tidak dijelaskan tetesannya per-menit, pada pasien
gagal jantung, idealnya menggunakan infus dengan tetesan mikro, dan seharusnya
dihitung berdasarkan kebutuhan pasien dengan gagal jantung, yaitu IVFD D 5% gtt
x/menit (mikro)
- Pemberian oksigen (2-4L/menit) saat pasien pertama kali dirawat, sudah tepat untuk
mengatasi kekurangan perfusi O2 dikarenakan pasien sesak, namun idealnya
terpasang alat saturasi O2 pada pasien. Terapi O2 diberikan jika diperlukan. Dapat
dilepas sewaktu-waktu.
- Pemberian benzatin penicillin pada pasien ini sudah tepat, yaitu digunakan untuk
profilaksis terhadap kecendrungan terjadinya serangan ulang bakteri streptococcus.
Dosis pemberiannya pun sudah tepat, yaitu 1,2 juta unit untuk usia >12 tahun yang
diberikan secara IM, 600.000 unit pada deltoid kanan, 600.000 unit pada deltoid kiri.
- Pemberian prednisone pada pasien ini sudah tepat, yaitu digunakan untuk karditis.
Dosis pemberiannya sudah tepat yaitu 2 mg/KgBB/Hr, dengan BB anak 40 kg, maka
80 mg/hr dengan prednisone tab 5 mg, 6-6-4. Diberikan 2/3 dosis pada pagi-siang
hari, sedangkan 1/3 dosis untuk malam, hal ini menyesuaikan dengan irama diurnal.
- Pemberian asam mefenamat pad pasien ini sudah tepat sebagai anti-inflamasi non-
steroid untuk mengurangi gejala poliartritis pada DR. dengan dosis asam mefenamat
tab 500 mg, 3 x tab untuk BB 40 kg.
- Pemberian furosemid pada pasien ini sudah tepat untuk mengatasi gagal jantung
sebagai diuretic kuat pada pengobatan gagal jantung karna menurunkan pre-load
untuk menurunkan beban kerja jantung. Dosis pemberiannya pun sudah tepat yaitu
10mg/kgbb/12 jam. Furosemid 40 mg/12 jam.
- Pemberian captopril digunakan bersama-sama dengan diuretic untuk mengatasi gagal
jantung. Pemberian antihipertensi beta-blocker kardioselektif perlu diperhatikan pada
pasien gagal jantung, hal ini dikarnakan obat ini memiliki sifat inotropik negative,
selain itu apabila dosisnya tidak tepat akan menurunkan sifat kardioselektivnya.
Sehingga pemilihan captopril dan furosemid sebagai lini pertama sudah tepat. ACE-I
juga berperan untuk menekan sisten simpatik sehingga menurunkan resistensi
vascular. Dosis captopril 2x25 mg sudah tepat sebagai dosis pemeliharaan.
- Pemberian KSR dengan dosis 1x 1 tablet sudah tepat sebagai koreksi kalium yang
hilang bersama pemberian furosemid.
- Pemberian Antasid sirup 3 x C1 ac sudah tepat diberikan untuk mengatasi gejala
nyeri ulu hati pada pasien, juga untuk melindungi lambung mengatasi efek
samping ke lambung (peptic ulcer) dari prednisone dan asam mefenatamat.
- Seharusnya pada pasien direncanakan untuk pemeriksaan Hb ulang sebagai evaluasi
karena pasien mengalami batuk darah. Juga pemeriksann elektrolit ulang untuk
evaluasi pemberian furosemid yang boros kalium.
- Pada pasien tidak tertulis terapi edukasi yang diberikan, Seharusnya pada pasien
diberikan terapi edukasi berupa : Tirah baring selama gejala gagal jantung masih ada,
posisi berubah-ubah untuk mencegah ulkus dekubitus, Istirahat posisi duduk
apabila sesak, O2 boleh dipasang kembali bila pasien tampak sesak (2-4 L/menit) dan
dapat dilepas saat sesak sudah reda sebagai latihan untuk pasien tanpa bantuan O2,
Diet Jantung (tinggi kalori 2500kkal/hr dan protein 45mg/hr), Balance cairan : batasi
minum < 2 gelas belimbing/ hr, kurangi stress fisik dan emosional.
- R/ rujuk ke RSCM sudah tepat untuk mengatasi penyakit lebih lanjut tindakan
operatif

ANALISA PROGNOSIS
Penyakit jantung rematik tidak membaik bila bising organik katup tidak menghilang.
Prognosis memburuk bila gejala karditisnya lebih berat, dan ternyata demam rematik
akut dengan payah jantung akan sembuh 30% pada 5 tahun pertama dan 40% setelah 10
tahun.
Meskipun penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung telah sangat berkembang, tetapi
prognosisnya masih tetap buruk, dimana angka mortalitas setahun bervariasi dari 5 %
pada paien stabil dengan gejala ringan.
Angka mortalitas 30-50% pada pasien dengan gejala berat dan progresif.
Prognosis lebih buruk jika disertai disfungsi ventrikel kiri, gejala klinis tampak berat,
kapasitas latihan terbatas, insufisiensi ginjal sekunder, hiponatremi, dan kotekolamin
plasma yang meningkat.
Sekitar 40-50% kematian akibat gagal jantung adalah mendadak. Kematian lainnya
adalah akibat gagal jantung progresif dan penyakit lainnya. Pasien-pasien yang
mengalami gagal jantung stadium lanjut akan menderita dispnea dan memerlukan
bantuan terapi paliatif.

You might also like