Contoh produk Pusat Metalurgi (Pusmet) PT Timah (Persero) Tbk, Muntok, Kabupaten Bangka Barat. PANGKAL PINGANG, KOMPAS.com - Sekretaris perusahaan PT Timah (Persero) Tbk, Agung Nugroho mengatakan ekspansi PT Timah ke Myanmar tertunda perizinan dua anak perusahaan PT Timah.
"Ekspansi masih menunggu penyelesaian pembentukan dua anak perusahaan kita yakni PT Timah Myanmar dan PT Timah Mining," kata Agung di Pangkalpinang, Selasa (7/5/2013).
Agung mengatakan ekspansi tersebut terkendala peraturan baru yang berlaku di Myanmar terkait investasi. "Mulai tahun 2013 di Myanmar ada perubahan peraturan bahwa perusahaan asing boleh berinvestasi kalau menggandeng perusahaan lokal," katanya.
Oleh sebab itu saat ini PT Timah sedang menjalin kerja sama dengan dua perusahaan lokal. "Setelah ijin keluar baru kita bisa melakukan eksplorasi dan estimasi cadangan timah di sana," katanya. Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan ekspansi BUMN ke Myanmar sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan atau daya saing perusahaan di tingkat internasional.
Myanmar saat ini sudah jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, tercermin dari peningkatan ekonomi masyarakatnya.
Dahlan mengatakan Myanmar akan menjadi negara demokrasi yang tidak terguncang terlalu keras, tapi kondisinya sudah soft landing.
Selain PT Timah, sejumlah BUMN lainnya yang juga bersiap masuk Myanmar yakni Wika, Semen Indonesia, PT PLN, PT Garuda Maintenance Facilities (GMF), PT Bukit Asam, Perum Bulog, PT Bank BNI, PT Pupuk Indonesia dan PT Telekomunikasi Indonesia.
Sumber : ANT Editor : Erlangga Djumena
Komisi VII Pertanyakan Ekspansi PT Timah Ke Myanmar
TAMBANG, 18 Maret 2013 | 18.29 Jakarta-TAMBANG. Rencana PT Timah (Persero) Tbk untuk melakukan ekpansi ke Myanmar dipertanyakan oleh sejumlah anggota komis VII DPR, pasalnya di tengah melorotnya produksi dan keuntungan yang diperoleh rencana itu dinilai sebagai rencana yang tak realistis.
Produksi turun, kenapa investasi di Myanmar kenapa tidak focus untuk meningkatkan produksi saja, ungkap anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat Ir. Milton Pakpahan M.M dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII dengan PT Timah (Persero) Tbk di Gedung DPR Jakarta hari ini (18/3).
Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk Sukrisno memang pernah melontarkan rencana ekpansi ke Myanmar tersebut kepada wartawan dalam sebuah jumpa pers seusai acara Public Expose di Hotel Sahid Jakarta (21/11).
Dalam jumpa pers tersebut Ia menjelaskan bahwa langkah itu ditempuh untuk mengantisipasi kian menipisnya cadangan timah di Babel yang dikhawatirkan bakal habis sebelum 2030 seperti yang diperkirakan oleh Prof. Emil salim.
Sangat mungkin pernyataan Emil salim keliru, karena bisa saja cadangan timah sudah habis sebelum 2030 terutama jika ilegal mining masih terus terjadi seperti sekarang jelas Sukrisno (21/11).
Selain menyampaikan rencana ekspansinya, Ia pun berencana untuk meningkatkan produksi dari kegiatan tambang laut, terutama saat perusahaan pelat merah itu telah memiliki teknologi yang bisa melakukan pengeboran hingga kedalaman seratus meter. Teknologi tersebut pun diklaim Sukrisno jauh lebih baik dari sebelumnya, yang hanya bisa melakukan pengeboran hingga kedalaman 40 meter saja.
Langkah meningkatkan produksi di Laut seperti yang pernah disampaikan Sukrisno tersebut, pada hari ini dipertanyakan oleh Milton dalam RDP. Menurut Milton, mengapa harus mendorong peningkatan produksi di laut, mengapa tidak ada rencana kerja dari PT Timah mengenai produksi di darat yang diklaim Milton jauh lebih besar ketimbang di laut.
Di darat kan lebih luas dari laut, kenapa tidak ada rencana pengebora di darat Ungkap Milton.
Sementara itu anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Amanat Nasional Ir. Alimin Abdullah menilai langkah PT Timah yang akan membeli sejumlah kapal untuk meningkatkan produksi timah di laut sebagai langkah yang tidak tepat, terutama ditengah menurunnya laba yang ada.
Laba menurun, produksi menurun malah mau beli sana-sini, ini gimana ini, ungkapnya. Ia juga menyatakan langkah tersebut bisa saja dimaknai sebagai upaya untuk mencari keuntungan dari pembelian barang dan bukannya dari peningkatan produksi. Kata orang nanti ini mau mark up atau gimana ini, imbuhnya lagi.
Alimin juga menyesalkan saat PT Timah tidak menyertakan laporan kinerja perusahaan padahal DPR akan melakukan evaluasi atas kinerja yang dicapai. Ia pun menyatakan hal itu sebagai upaya untuk menutup-nutupi.
Ini kan mau menilai kinerja tahun 2012, tetapi laporan tahun 2012 tidak ada, ini gimana dan ternyata produksi turun, laba turun, seharusnya disampaikan sehingga kita bisa mengerti apa kesulitan yang dihadapi, ini kan kesannya ada itikad tidak baik imbuhnya.
Bentuk Dua Anak Usaha, Timah Ekspansi ke Myanmar "Sekarang sudah proses, Februari atau Maret kami harapkan izin beres." Jum'at, 15 Februari 2013, 15:28 Antique, Alfin Tofler
Penambang sedang bekerja di sebuah pertambangan timah tradisional di Desa Damar, Belitung Timur (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
VIVAnews - PT Timah Tbk menyatakan bahwa proses ekspansi ke Myanmar pada tahun ini segera terlaksana. Saat ini, perseroan sedang merampungkan perizinan di negara tersebut. "Sekarang sudah proses, Februari ini atau Maret kami harapkan izin sudah selesai semuanya," kata Direktur Utama Timah, Sukrisno, di Jakarta, Jumat 15 Februari 2013. Ketika baru masuk, menurut Sukrisno, nantinya Timah akan mulai melakukan eksplorasi dan diperkirakan selesai dalam waktu setahun. Dalam setahun, perseroan bisa melanjutkan ke tahap eksploitasi. Untuk tahap awal, dia mengatakan, perseroan hanya mendapatkan 10 ribu hektare. Namun, tidak menutup kemungkinan, jika tahap pertama selesai akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. "Kami sudah meminta titik-titik tertentu yang telah ditentukan dan kebetulan titik-titik tersebut izinnya sudah dikeluarkan oleh Presiden Myanmar," ujar Sukrisno. Sukrisno menuturkan, jalur yang diincarnya merupakan sambungan dari jalur timah yang ada di Bangka Belitung. "Jadi, sejak mulai pertama kali melihat, perusahaan telah mengetahui posisi timah tersebut," jelasnya. Izin yang sudah dipenuhi, menurut dia, hingga saat ini baru 13 izin dari 15 izin yang diperlukan oleh perseroan untuk melakukan eksplorasi. Rencananya, Timah akan membuat dua perusahaan di Myanmar. Satu perusahaan smelter dan lainnya perusahaan penambangan. "Nantinya, namanya PT Timah Mining Limited dan PT Timah Myanmar Limited," kata dia.
ANALISIS Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang mempunyai bahasa dan budaya yang berbeda. Pengembangan keterampilan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting artinya, mengingat kecenderungan bisnis yang semakin mengglobal. Komunikasi bisnis merupakan dasar bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam hal ini, PT Timah akan melakukan ekspansi ke Myanmar, namun terhalang peraturan baru di negara tersebut. Untuk itu, para pelaku usaha harus bisa beradaptasi dengan kondisi peraturan di suatu negara sebelum melakukan ekspansi, agar apa yang direncanakan bisa berjalan dengan baik. Hal ini tentunya tidak lepas dari faktor-faktor komunikasi bisnis yang harus dipahami dan diterapkan oleh para pelaku bisnis.