You are on page 1of 4

Membran sel eukariota

Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya,


terbentuk dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid
seperti senyawa antara fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur
dengan dua lapisandengan permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat
melalui membran sel, namun di sela-sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat
transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan
tidak dibutuhkan oleh sel.
Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar
antara 2 hingga 1.000 10
5
cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma
pada sel epitelial ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi oleh
protein membran dari jenis akuaporin. Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter
air yang peka terhadap vasopresin, sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat
tinggi pada beberapa sel glia dan ependimal.
Struktur membran
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Model mosaik fluida
Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan
model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk
menjelaskan struktur membran sel. Pada model ini, protein penyusun membran
dijabarkan sebagai sekelompok molekul globular heterogenus yang tersusun dalam
struktur amfipatik, yaitu dengan gugus ionik dan polar menghadap ke fase akuatik, dan
gugus non-polar menghadap ke dalam interior membran yang disebut matriks fosfolipid
dan bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam
sebagian ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk
lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid
berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal struktur mosaik fluida
merupakan analogi lipoprotein atau protein integral di dalam larutan membran ganda
fosfolipid.
Lapisan ganda fosfolipid
mumnya, membran sel memiliki bagian kepala polar hidrofilik dengan daya ikat
gliserofosforilester yang terdiri dari gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolina,
serina, dll; dengan dua rantai hidrofobik asam lemak yang membentuk ikatan ester.
Pada rantai primer, ditempati oleh asam lemak jenuh dan pada rantai sekunder
ditempati oleh asam lemak tak jenuh. Bagian kepala dapat berinteraksi dengan air
maupun larutan fase akuatik, sedangkan bagian rantai akan berhimpit membentuk
matriks fosfolipid yang disebut fase internal. Antara fase internal dan fase akuatik terjadi
tegangan potensial antara 220-280 mV yang disebut tegangan potensial dipol, atau
potensial membran.
Penamaan dan sifat bagian kepala fosfolipid bergantung pada jenis gugus tambahan
yang dimilikinya, antara lain terdapat sebutan fosfokolina (pc), fosfoetanolamina (pe),
fosfoserina (ps), dan fosfoinositol (pi); dan masing-masing nama senyawa fosfolipid
terkait yang terbentuk pada membran sel adalah fosfatidil kolina, fosfatidil etanolamina,
fosfatidil serina, dan fosfatidil inositol. Membran juga dapat terbentuk dari senyawa lipid
seperti sfingomielin, sardiolipin, atau ikatan dengan senyawa kolesterol, dan glikolipida.
Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan
lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein,
gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi
Kerangka membran
Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam jenis yaitu
mikrotubulus, mikrofilamen,dan filamen intermediet.
Sistem transpor membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara
dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul
hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu,
molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan
substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme
khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Lalu
lintas membran akan membuat perbedaan konsentrasi ion sebagai akibat dari dua
proses yang berbeda yaitu difusi dan transpor aktif, yang dikenal sebagai gradien ion.
Lebih lanjut, gradien ion tersebut membuat sel memiliki tegangan listrik seluler. Dalam
keadaan istirahat, sitoplasma sel memiliki tegangan antara 30 hingga 100 mV lebih
rendah daripada interstitium.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang
meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang
lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat
terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor
pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion
polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses
yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai
potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih
tinggi Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme
kopling agar asupan energi dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan
substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialahchannel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan
antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun membran
buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven
pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu
simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua
substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah
berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na
+
/K
+
ATPase. Light
driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan
energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
Hormon tri-iodotironina yang dikenal sebagai aktivator enzim fosfatidil inositol-3 kinase
dengan mekanisme dari dalam sitoplasma dengan bantuan integrin alfavbeta3.
Lintasan enzim fosfatidil inositol-3 kinase, lebih lanjut akan memicu transkripsi genetik
dari Na
+
ATP sintase, K
+
ATP sintase, dll, beserta penyisipan ATP sintase tersebut pada
membran plasma, berikut regulasi dan modulasi aktivitasnya.

Interaksi fosfolipid
Pembentukan dwilapis lipid adalah proses yang menguras banyak energi ketika
gliserofosfolipid yang dijelaskan di atas berada di dalam lingkungan basah. Di dalam
sistem basah, gugus polar lipid berjejer menuju polar, lingkungan basah, sedangkan
ekor hidrofobik memperkecil hubungannya dengan air dan cenderung menggerombol
bersama-sama, membentuk vesikel; bergantung pada konsentrasi lipid, interaksi
biofisika ini dapat berujung pada pembentukan misel, liposom, atau dwilapis lipid.
Penggerombolan lainnya juga diamati dan membentuk bagian dari polimorfisma
perilaku amfifila (lipid). Polimorfisme lipid adalah cabang pengkajian di dalam biofisika
dan merupakan mata pelajaran penelitian akademik saat ini. Bentuk dwilapis dan misel
di dalam medium polar oleh proses yang dikenal sebagai efek hidrofobikKetika
memecah zat lipofilik atau amfifilik di dalam lingkungan polar, molekul polar (yaitu, air di
dalam larutan air) menjadi lebih teratur di sekitar zat lipofilik yang pecah, karena
molekul polar tidak dapat membentuk ikatan hidrogen ke wilayah lipofilik daru amfifila.
Jadi, di dalam lingkungan basah, molekul air membentuk kurungan senyawa klatrat
tersusun di sekitar molekul lipofilik yang terpecah.
Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida
dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan
membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan
lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana
komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai
bentuk interaksi semipermanen komponen muchus membran sel semipermanen di
lapisan membran
Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai
bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen
fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi.
Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan
molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara
flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
Membran mitokondria
Hingga saat ini terdapat tiga teori mengenai membran mitokondria. Teori pertama
mengatakan bahwa mitokondria memiliki satu lapisan membran Teori kedua
mengatakan bahwa terdapat dua lapisan membran, yaitu membran sisi dalam dan
membran sisi luar. Teori ketiga mengatakan bahwa mitokondria memiliki tiga lapisan,
yaitu membran sisi dalam, membran sisi luar dan membran plasma.

You might also like