You are on page 1of 72

PEMICU 4

Agnes Lasmono
405090023
DEFINISI
Abses kumpulan nanah setempat yang
terkubur dalam jaringan, organ, atau rongga
yang tertutup

Abses hati suatu bentuk infeksi pada hati
yang disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur
maupun nekrosis steril yang bersumber dari
sistim gastrointestinal dengan tanda:
proses supurasi dengan pembentukan pus yang
terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel sel inflamasi
atau sel-sel darah di dalam parenkim hati
Abses hati
Abses amoeba
Abses bakteri
piogenik
Abses idiopatik
Abses jamur
Etiologi
Abses hepar amebik (AHA)
Entamoeba hystolitica

Abses hepar piogenik (AHP)
Enterobactericeae
Microaerophilic
Streptococci
Anaerobic streptococci
Klebsiella pneumoniae
Bacteriodes
Fuscobacterium
Staphyllococcus aureus
Staphyllococcus milleri
Candida albicans
Salmonella typhi
fungal
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Et : berasal dari aliran vena porta
- Infeksi pelvis, infeksi GIT V.porta hati
- Komplikasi dari apendisitis, divertikulitis, hemoroid
yg terinfeksi pileflebitis V.porta hati
Et : Penyebaran langsung infeksi
- Empiema kandung empedu, pleuritis


ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Et : Obstruksi saluran empedu
Batu di saluran empedu, tumor, striktur obstruksi
kolangitis naik ke atas abses multipel
Et : trauma
Trauma perdarahan , ekstravasasi cairan empedu
mudah terinfeksi abses soliter, terlokalisasi
CLINICAL ACUTE CHOLECYSTITIS












Obstruction of the cysticus duct
INFECTED BILE STASIS
Transparent bile (GALLBLADDER HIDROPS).
Purulent bile (GALLBLADDER EMPYEMA)
Push vascular can be phlegmonosa and gangrenosa gall bladder
PERFORATE
PERITONITIS
SEPTIC SYOCK

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Et : tindakan terapeutik
Pembedahan yg kurang baik sepsis a. Hepatika
abses multipel, kecil di kedua lobus hati
Et : keganasan hati
Keganasan hati mudah infeksi abses soliter
Et : kista di hati
Kista infeksi sekunder abses hati
EPIDEMIOLOGI
Abses hati masih merupakan masalah kesehatan dan
sosial pada beberapa negara di Asia, Afrika dan
Amerika Selatan.

Prevalensi yang tinggi erat hubungannya dengan : -
Sanitasi yang jelek
- Status ekonomi yang rendah
- Gizi buruk

Di negara yg sedang berkembang, AHA > AHP

PATOFISIOLOGI
UMUM
ABSES HATI AMEBIK
ABSES HATI AMEBIK
Etiologi :
Entamoeba histolytica (parasit GIT) disentri
amoeba komplikasi extraintestinal :
amebiasis di hati (abses hati amebik), paru,
otak, kulit, dan ginjal

Hospes: manusia
Vektor: lalat
Siklus hidup:
Tertelan lambung usus halus kolon menyerang
jar. hati, paru2, otak tinja
Cara infeksi: tertelan
Cara penularan: melalui makanan dan air
BENTUK INFEKTIF: KISTA, TAHAN THD ASAM LAMBUN
DIARE LENDIR, DARAH DAN PUS
LESI BERUPA: ULKUS MULTIPLE, BENTUK
MENGGAUNG
PENYEBARAN E histolytica
MASUK KE VENA SPLANCHNIC
ABSES HATI SOLITER ATAU MULTIPLE
ABSES BERWARNA COKLAT ANCHOVY SAUCE
DARI LIVER MENYEBAR
JANTUNG
PARU

Patogenesis dan gejala klinik:
Penyebaran melalui darah
Amebiasis hati: demam, BB menurun
Amebiasis kolon menahun: konstipasi atau diare ringan
Amebiasis kolon akut: ada histolytica dalam tinja
Pencegahan: memasak air, mencuci sayuran,
defekasi di jamban, hindari penggunaan pupuk
dari tinja, hindari kontaminasi dengan lalat
Pemeriksaan penunjang: analisa tinja
Diagnosa: menemukan histolytica dalam tinja

AMEBIASIS ABSES HATI
Embolisasi amoeba hematogen vena
porta masuk ke hati hepatitis amoeba
sel imun melawan enzim2 yang disekresi
Entamoeba mikroabses makroabses atau
abses majemuk

Lebih sering terinfeksi lobus kanan
Abses berisi nanah kental tdk berbau berwarna
coklat (sel hati yang rusak + darah)
Kadang2 warna kehijauan (+cairan empedu)
AMEBIC LIVER ABSES
SIKLUS HIDUP ENTAMOEBA
HISTOLYTICA
Manusia
(usus besar)
Trofozoit, kista
(dalam tinja)
Menembus usus besar
(melalui aliran darah,
trofozoit ke: )
Hati
Paru-paru
Otak
Perikardium
Jaringan lain
Makanan/minuman
terkontaminasi kista
Menelan kista
(manusia-manusia)
20
Galactose N-acetyl Glactoseamine
LECTIN
GAL / GalNAC Lectin
Efek Sitolitik
Kematian sel
V. Messenterica
Sirkulasi Portal
Abscess sel2 yg telah litik dan nekrosis
dikelilingi infiltrasi sel radang
Messenteric Vein
Menerima darah dr :
- A. Mesenterika Superior
- V. Porta
Splenic Vein
- A. Mesenterika
inferior
- Aliran limfatik
PATOGENESIS AHA
Kista Entamoeba
dalam feses
Termakan
masuk ke GIT
Dinding kista
hancur trofozoit
menginvasi
jaringan
Patogen : sekresi
enzim cystein
protease
Melisiskan jaringan
dan eritrosit
Penyebaran :
hematogen dan
limfogen
Menuju hati, lewat
porta hepatis
Di hati : sekresi
enzim proteolitik
melisiskan jar.hati
Abses
KARAKTERISTIK AHA SECARA HISTOPATOLOGI
Abses tunggal di lobus kanan hati
Gambaran : pus berwarna coklat
berisi : nekrosis sel hati, debris, sel
darah
Bisa terjadi lokalisasi di : paru, pleura
atau cavum pericardium
PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri abdomen kanan atas
Hepar teraba dibawah arcus costa
Nyeri tekan hepar
Demam tinggi : intermiten / remiten
Nyeri tekan fokal : ICS 8, 9, 10

PEMERIKSAAN LAB
Lekositosis moderat = 15000-25000/mm3
70% lekosit PMN
Amoeba dalam tinja dan cairan aspirasi abses
Hb antara 10,4-11,3 gr %
pemeriksaan faal hati nilai albumin berkisar antara
2,76-3,05 gr %, globulin 3,62-3,75 gr %, total
bilirubin 0,9-2,44 mg %, alkali fosfatase 270,4-382
U/L dan SGPT 15,7-63 U/L.
Pada permeriksaan urin dapat ditemukan proteinuri
dan hematuri pada 25 % liver abses akut.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto ro thorax :
Peninggian diafragma terutama
hemidiafragma kanan
Gerak hemidiafragma kanan berkurang
Ateletaksis
Efusi pleura
Abses paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
Foto polos abdomen
Kemungkinan adanya gambaran ileus, hepatomegali, atau
gambaran udara bebas diatas hati.
USG
Dapat mendeteksi kelainan abses sebesar 2 cm sekaligus
dapat melihat kelainan traktus bilier dan diafragma. Pada
stadium dini kelihatan seperti suatu massa dan jika terjadi
pencairan terlihat sebagai kista.
Pemeriksaan serologi
Bermanfaat pada kasus yang dicurigai sebagai amubiasis hati
dan bernilai negatif pada yang asimtomatik. Pemeriksaan ini
tidak spesifik pada daerah endemik, tapi sangat spesifik pada
daerah yang bukan endemik, hal ini disebabkan titer antibodi
dapat bertahan lama pada daerah endemik. (indirect
haemoglutination (IHA), counter immunoelectrophoresis (CIE)
dan ELISA.)

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Terapi medis
a) Metronidazole
3 x 750 mg selama 5 10 hari ditambah dengan
b) Kloroquin fosfat
1 gr / hari selama 2 hari diikuti 500 mg / hari selama
20 hari ditambah
c) Dehidro emetine
1 1,5 mg / Kg BB / hari IM (maksimum 99 mg /
hari) selama 10 hari
PENATALAKSANAAN
Aspirasi
Hanya dilakukan jika adanya ruptur yang mengancap
atau gagal pengobatan konservatif. Sebaiknya dikukan
dengan tuntutan USG dan adanya indikasi yaitu :
Abses dengan diameter > 7cm
Respon khemoterapi kurang
Infeksi campuran
Abses terletak dekat permukaan kulit
Tidak ada tanda perforasi
Abses pada lobus kiri hati.
PENATALAKSANAAN
Drainase Bedah
Pembedahan diindikasikan untuk penanganan abses
yang tidak berhasil membaik dengan cara yang lebih
konservatif. Juga diindikasikan untuk perdarahan yang jarang
tcrjadi tetapi mengancam jiwa penderita, disertai atau tanpa
adanya ruptur abses. Penderita dengan septikemia karena
abses amuba yang mengalami infeksi sekunder juga
dicalonkan untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha
dekompresi perkutan tidak berhasil Laparoskopi juga
dikedepankan untuk kemungkinannya dalam mengevaluasi
tcrjadinya ruptur abses amuba intraperitoneal.
Komplikasi yang paling sering adalah ruptur abses
sebesar 5 - 5,6 %. Ruptur dapat terjadi ke pleura, paru,
perikardium, usus, intraperitoneal atau kulit. Kadang-kadang
dapat terjadi superinfeksi, terutama setelah aspirasi atau
drainase.
DRAINASE PERKUTAN
PROGNOSIS
Tingkat kematian dengan fasilitas yang memadai di RS 2 %,
sedangkan pada fasilitas yang kurang 10 %, pada kasus
yang membutuhkan operasi 12 %, jika ada peritonitis
amebik 40 50 %. Tingkat kematian akan semakin
meningkat dengan keadaan umum yang jelek, malnutrisi,
ikterus atau renjatan. Kematian biasanya disebabkan oleh
sepsis atau sindrom hepatorenal.
KOMPLIKASI
Ruptur abses di pleura, paru,
pericardium, usus, intraperitoneal, kulit
Superinfeksi setelah aspirasi / drainase
60% : intraperitoneal dan 30% : intrathoracal
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
differential diagnosis of intestinal amebiasis includes
bacterial diarrheas caused by Campylobacter;
enteroinvasive Escherichia coli; and Shigella,
Salmonella, and Vibrio species.


amebiasis must be ruled out in any patient thought to
have inflammatory bowel disease.

malaria or typhoid fever.

pyogenic abscess.

ABSES PYOGENIK
ABSES HATI PIOGENIK
Abses hati piogenik merupakan 75% dari
semua abses hati.
Abses ini pada anak & dewasa muda terjadi
akibat komplikasi apendisitis.
Pada orang tua sebagai komplikasi penyakit
saluran empedu.
Abses hati piogenik merupakan kondisi serius
dengan angka kematian tinggi bila diagnosis
tidak dibuat secara dini.
Bila terapi dilakukan dini dan tepat, angka
kematian cenderung mengecil.
AHP lebih sering pada pria >> perempuan,
dengan rentang usia > 40 tahun, insidensi
puncak pada dekade ke-6

PATOGENESIS AHP
Obstruksi pada sistem biliaris

Proliferasi bakteri

Tekanan & distensi kanalikuli akan melibatkan cabang-cabang
dari V.portal dan limfatik

Formasi abses fileflebitis

Mikroabses menyebar hematogen

Bakteria sistemik
PATOGENESIS AHP
Trauma tusuk

Nekrosis hati,perdarahan ekstrahepatik,kebocoran saluran
empedu,dan kerusakan dari kanalikuli

Bakteri masuk ke hati

Inokulasi bakteri pada parenkim hati

Pertumbuhan bakteri dengan proses supurasi &
pembentukkan pus

Terjadi AHP


PEMERIKSAAN FISIK
Demam sedang tinggi
Hepatomegali
Nyeri tekan hepar jika ada pergerakan abdomen
Splenomegali apabila AHP kronik
Asites
Ikterus
Tanda tanda hipetensi portal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Leukositosis tinggi dengen pergeseran ke kiri
2. Anemia
3. Peningkatan LED
4. Peningkatan alkalin fosfatase
5. Peningkatan enzim transaminase dan serum
bilirubin
6. Berkurangnya konsentrasi albumin serum
7. Masa protrombin memanjang
8. Tes serologi
9. Kultur darah yang memperlihatkan bakteri penyebab
menjadi gold standart untuk menegakkan
diagnosis secara mikrobiologik
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto polos abdomen :
1. Peningkatan hemidiafragma kanan
2. Efusi pleura
3. Ateletaksis basal paru
4. empiema
5. Abses paru
6. Gas/cairan di subdiafragma kanan

CT-scan
MRI
Ultrasonografi

PENATALAKSANAAN NON-
FARMAKOLOGIS
Drainase Perkutan
untuk mengangkat atau mengeluarkan kumpulan cairan
infeksi (abses)
Drainase Bedah
dilakukan pada kasus komplikasi termasuk ruptur
abses. Pembedahan diindikasikan untuk penanganan
abses yang tidak berhasil membaik dengan
pengobatan.
Juga diindikasikan untuk perdarahan yang mengancam
jiwa penderita, disertai atau tanpa ruptur
abses.Termasuk penderita dengan septikemia karena
abses amuba yang mengalami infeksi
sekunder,khususnya bila usaha dekompresi perkutan
tidak berhasil. Laparoskopi digunakan untuk
mengevaluasi terjadinya ruptur abses amuba
intraperitoneal

KOMPLIKASI
Septikemia
Ruptur abses hati
Pleuropulmonal
Gagal hati
Hemobilia
Empiema
Fistula hepatobronkial
Retroperitoneum
PENATALAKSANAAN
Penisilin dikombinasikan dengan amphisilin,
aminoglikosida atau sefalosporin generasi III
dan clyndamisin atau metronidazol (untuk
parasit)

ABSES ACTINOMYCES
MORFOLOGI
Actinomyces israelli tumbuh sebagai hifa halus
dengan garis tengah 0,5-1 mikron pada biakan
anaerob

Actinomyces ditemukan dalam gigi yang berlubang,
pada gigi dlm pocket ginggiva dan kripta tonsil
sbgai saprofit

EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi :
Setelah banyak obat antibiotika ditemukan dan
dipakai, maka penderita aktinomikosis jarang
ditemukan.
Faktor ini juga didukung dgn perbaikan keadaan
umum dan kebersihan trutama rongga mulut.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Dikenal 3 bentuk aktinomikosis :
1. Aktinomikosis servikofasialis
2. Aktinomikosis torakalis
3. Aktinomikosis abdominalis
jamur sal pencernaan krusakan mukosa dan
luka di usus vena porta hati abses
DIAGNOSIS
>Periksa bahan klinis (dahak, nanah, jaringan).
>Sediaan + KOH 10 % , jamur tampak :
- Sebagai granula aktinomikotik berwarna kuning
(granula sulfur)
>Dengan pulasan gram berwarna ungu
>Pada pemeriksaan histopatologik :
- Jamur tampak dlm jaringan sbgai granula
aktinomikotik di sarang radang / abses
>Pembiakan anaerob
Pengobatan :
Penicilin :18-24 mU/d IV
Erythromycin : 2-4 g/d IV
Tetracycline : 1-2 g/d PO
Doxycycline : 200 mg/d IV or PO
Minocycline : 200 mg/d IV or PO
Clindamycin :2.7 g/d IV
Prognosis :
Aktinomikosis servikofasialis paling baik
ABSES CHOLANGITIK
ABSES CHOLANGITIK

Abses ini biasanya terjadi sekunder akibat sebuah
batu dalam duktus choledocus
Hati biasanya membesar dan abses nya
mengandung nanah berwarna empedu, biasanya
lebih besar ukurannya daripada abses piogenik
atau abses amuba.
MANIFESTASI KLINIS
Demam
Berkeringat
Ikterus ringan
Mual, muntah, kembung, diare konstipasi
Hepatomegali
Penurunan BB
Nyeri abdomen difus
Abses Lobus ka hati warna coklat
AKTINOMIKOSIS ABSES
SUMBER : PARASITOLOGI KEDOKTERAN FKUI HAL
309-311
MORFOLOGI
Actinomyces israelli tumbuh sebagai hifa halus
dengan garis tengah 0,5-1 mikron pada biakan
anaerob

Actinomyces ditemukan dalam gigi yang berlubang,
pada gigi dlm pocket ginggiva dan kripta tonsil
sbgai saprofit

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Dikenal 3 bentuk aktinomikosis :
1. Aktinomikosis servikofasialis
2. Aktinomikosis torakalis
3. Aktinomikosis abdominalis
jamur sal pencernaan krusakan mukosa dan
luka di usus vena porta hati abses
DIAGNOSIS
>Periksa bahan klinis (dahak, nanah, jaringan).
>Sediaan + KOH 10 % , jamur tampak :
- Sebagai granula aktinomikotik berwarna kuning
(granula sulfur)
>Dengan pulasan gram berwarna ungu
>Pada pemeriksaan histopatologik :
- Jamur tampak dlm jaringan sbgai granula
aktinomikotik di sarang radang / abses
>Pembiakan anaerob
Pengobatan :
Penisilin
Prognosis :
Aktinomikosis servikofasialis paling baik
Epidemiologi :
Setelah banyak obat antibiotika ditemukan dan dipakai,
maka penderita aktinomikosis jarang ditemukan.
Faktor ini juga didukung dgn perbaikan keadaan umum dan
kebersihan trutama rongga mulut.
KISTA
Dasar kelainan : Kurangnya parenkim hati akibat desakan
kista yang membesar atau akibat kista ginjal
I.DIAGNOSIS
A.Keluhan pokok
Umumnya tanpa keluhan
Pembesaran perut
Nyeri perut pada epigastrium/perut kanan atas
Nyeri perut hebat, mungkin karena ruptur hepar
B.Tanda penting
Ikterus
Hepatomegali
Sering disertai kista ginjal
C.Pemeriksaan laboratorium
Alkali fosfatase dan bilirubin indirek naik
D.Pemeriksaan khusus
USG
CT Scan
MRI
Autopsi
II.KOMPLIKASI
1.Perdarahan intrakistik
2.Ikterus obstruktif
3.Keganasan : kolongaiokarsinoma
4.Keganasan saluran cerna bagian atas
5.Hepatolitiasis
6.Kolelitiasis
7.Abses hati-sepsis
8.Ruptur


III.PENATALAKSANAAN
A.Terapi umum
1. Istirahat
2. Diet
3. Medikamentosa
Obat pertama : -
Obat alternative : -

B.Terapi komplikasi
1. Ruptur : pembedahan
2. Kista terinfeksi : pasang drainase

C.Pembedahan
1. Pembedahan
2. Operasi pintas porto-caval
3. Aspirasi cairan (bila kista besar)
4. Skleroterapi (bila ada perdarahan varises)
5. Transplantasi hati

IV.PROGNOSIS
Tergantung dari beratnya kelainan ginjal
Dengan dialisis nasib penderita lebih baik

You might also like