You are on page 1of 11

B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X

Volume 8, Nomor 2 April 2007


Halaman: 157-167
R E V I E W :
Keanekaragaman Jenis Buah-Buahan Asli Indonesia dan
Potensinya
TAHAN UJI
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Bogor, 16122
Diterima: 29 Desember 2006. Disetujui: 30 Maret 2007.
ABSTRACT

Indonesia is rich of species diversity of indigenous fruits. The results of study reported that there are 266 species of indigenous fruits
encountered in Indonesia and 62 species of them are cultivated. Four genera of indigenous fruits are recommended to developed in
Indonesia, i.e. Durio, Mangifera, Garcinia and Nephelium. This study also reported that duku (Lansium domesticum), salak (Salacca
zalacca), buah merah (Pandanus conoideus), and matoa (Pometia pinnata) have a good prospect also to be developed in Indonesia.
2007 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Key words: Species diversity, indigenous fruits, potential, conservation, Indonesia
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang beruntung
karena terletak di daerah katulistiwa yang mempunyai tipe
hutan hujan tropik cukup unik dengan keanekaragaman jenis
tertinggi di dunia (Whitmore, 1980). Kekayaan jenis tumbuhan
di hutan Indonesia sampai sekarang belum didapat angka
yang pasti. Sampai sekarang paling tidak terdapat 30.000 jenis
tumbuhan berbunga yang sebagian besar masih tumbuh liar di
hutan-hutan di berbagai kawasan di Indonesia. Saat ini baru
sekitar 4.000 jenis saja yang diketahui telah dimanfaatkan
langsung oleh penduduk dan hanya sekitar seperempatnya
yang telah dibudidayakan (Sastrapradja dan Rifai, 1972)
bahkan mungkin kurang dari 10 persennya (Williams, et al,
1975). Dengan demikian masih banyak jenis-jenis tumbuhan
yang belum diketahui pemanfaatannya dan jenis-jenis tersebut
masih tumbuh liar diberbagai kawasan hutan di Indonesia.
Kekayaan keanekaragaman jenis buah-buahan asli
Indonesia juga cukup tinggi dan masih banyak yang belum
dimanfaatkan secara baik. Hal ini terlihat antara lain dengan
masih banyaknya buah-buahan import yang dijual di pasar-
pasar ataupun di toko-toko swalayan di berbagai kota di
seluruh Indonesia. Sebagai contoh misalnya buah durian Mon
Thong yang didatangkan dari Thailand dan telah banyak dijual
diberbagai daerah di Indonesia. Pada hal Indonesia
merupakan pusat keanekaragaman jenis dan plasma nutfah
durian (Uji, 2005).
Sampai saat ini, hasil hutan di Indonesia yang paling
dikenal dan dianggap bernilai ekonomi tinggi adalah hasil-hasil
kayunya. Kelompok jenis tumbuhan sebagai penghasil buah-
buahan belum banyak dikenal. Hal ini disebabkan antara lain
karena dari sudut pandang kehutanan, buah-buahan hutan
masih dianggap sebagai hasil sampingan (minor product)
yang secara ekonomis dianggap kurang penting. Kekayaan
keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan asli
Indonesia yang cukup besar sangat penting terutama sebagai
modal dasar untuk pemuliaan tanaman buah-buahan.
Inventarisasi kekayaan jenis buah-buahan asli Indonesia perlu
dilakukan agar dapat dimanfaatkan terutama dalam usaha
meningkatkan kualitas dan kuantitas buah-buahan asli
Indonesia. dan dapat menambah dan meningkatkan usaha
penganekaragaman jenis buah-buahan yang dapat dimakan di
Indonesia.
BATASAN JENIS
Dalam tulisan ini batasan untuk jenis buah-buahan yang
dapat dimakan (edible fruits) adalah mencakup semua jenis
tumbuhan tahunan yang menghasilkan buah dan dapat
dimakan segar baik berupa buah masak ataupun masih
mentah. Buah-buahan ini juga mencakup baik sebagai fungsi
utama (major functions) ataupun sampingan (minor functions)
(Prosea, 1991 ; Prosea, 1993). Untuk istilah jenis buah-
buahan asli Indonesia adalah jenis buah-buahan lokal yang
tumbuh secara alami ataupun yang berasal dari kawasan
Indonesia (Uji, 2004). Jenis buah-buahan yang berkulit keras,
tidak pecah dan berbiji satu atau yang disebut nut tidak
termasuk dalam tulisan ini. Demikian pula untuk jenis-jenis
yang hanya berfungsi sebagai sumber plasma nutfah tetapi
tidak dapat dimakan buahnya maka jenis-jenis tersebut tidak
dimasukan dalam daftar jenis dalam tulisan ini namun dalam
diskusinya akan dibahas. Jenis-jenis yang berperan sebagai
sumber plasma nutfah tersebut umumnya dikenal sebagai



Alamat Korespondensi:
Jl. Ir. H. Juanda 22, Bogor 16122
Telp.: +62-251-322035, Fax. +62-251-336538
Email : herbogor@indo.net.id

Species diversity of indigenous fruits in Indonesia and its potential
BI ODI VERSI TAS Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 157-165
158
kerabat dekat dari kelompok buah-buahan yang biasa
dimakan, misalnya kerabat dekat dari kelompok durian (Durio
spp.), manggis (Garcinia spp.), rambutan (Nephelium spp,)
mangga (Mangifera spp.), rambai (Baccaurea spp.), dan lain-
lainnya.
KEKAYAAN KEANEKARAGAMAN JENIS
Tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan (terdiri dari 61
suku dan 148 marga) baik yang merupakan jenis asli
Indonesia maupun pendatang (introduksi) dapat ditemukan di
Indonesia (Rifai, 1986). Di kawasan Asia Tenggara dilaporkan
terdapat sekitar 400 jenis buah-buahan yang dapat dimakan
(Prosea, 1991). Dengan demikian lebih dari tiga perempatnya
jenis-jenis buah-buahan yang dilaporkan terdapat di kawasan
Asia Tenggara tersebut telah ditemukan di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan tercatat
266 jenis (termasuk 4 anak jenis dan 2 varietas) buah-buahan
asli Indonesia telah ditemukan yang sebagian besar masih
tumbuh liar di hutan-hutan dan hanya sebagian kecil yang
telah dibudidayakan. Dari 226 jenis buah-buahan tersebut
sebagian besar berupa pohon (203 jenis), liana (26 jenis),
perdu (17 jenis), herba (14 jenis) dan semak (4 jenis). Dengan
adanya persentase jumlah jenis pohon yang paling besar
(76%) hal ini menunjukkan bahwa untuk usaha pemuliaan
tanaman buah-buahan diperlukan waktu yang cukup lama
karena jenis pohon daur hidupnya panjang. Disamping itu juga
tercatat 62 jenis telah dibudidayakan, 18 jenis merupakan jenis
endemik dan 4 jenis termasuk tumbuhan langka. Keempat
jenis tumbuhan langka adalah kerantungan (Durio oxleyanus),
lahong (Durio dulcis), lai (Durio kutejensis) dan burahol
(Stelechocarpus burahol) (Mogea, dkk., 2001) (Tabel 1).
Apabila dilihat berdasarkan lokasi maka jumlah jenis yang
paling banyak ditemukan adalah di Sumatra (148 jenis)
kemudian Kalimantan (144 jenis), selanjutnya adalah Jawa (96
jenis), Sulawesi (43 jenis), Maluku (30 jenis), Nusa Tenggara
(21 jenis), Papua (16 jenis) dan 34 jenis lainnya tersebar
diseluruh Indonesia. Kawasan Papua tercatat paling sedikit
apabila dibandingkan dengan keenam kawasan lainnya. Hal ini
antara lain disebabkan data tentang kekayaan flora Papua
khususnya data tentang flora buah-buahannya masih belum
banyak yang diketahui dan dilaporkan. Uji (2004) juga telah
melaporkan terdapat 226 jenis buah-buahan asli Kalimantan
yang dapat dimakan baik secara langsung maupun setelah
melalui proses pengolahan serta yang bermanfaat sebagai
sumber plasma nutfah buah-buahan.. Siregar (2006) juga
melaporkan bahwa di Kalimantan terdapat 130 jenis pohon
buah-buahan lokal (baik jenis asli maupun pendatang) yang
telah dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Dari tabel 1 dapat
dilaporkan bahwa ada beberapa suku yang jumlah jenisnya
cukup besar, antara lain suku Euphorbiaceae (31 jenis),
Anacardiaceae (29 jenis), Moraceae (28 jenis) dan Clusiaceae
(22 jenis). Keempat suku yang mempunyai keanekaragaman
jenis buah-buahannya yang tinggi ini berpotensi untuk diteliti
dan dikembangkan, karena keanekaragaman jenis yang tinggi
merupakan modal utama dalam melakukan usaha pemuliaan
tanaman.
JENIS-JENIS YANG BERPOTENSI UNTUK
DIKEMBANGKAN
Kekayaan keanekaragaman jenis dan sumber plasma
nutfah buah-buahan asli Indonesia yang melimpah sampai
sekarang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat
dilihat antara lain dengan banyaknya buah-buahan import
yang beredar diberbagai kota di Indonesia. Oleh karena itu
kekayaan sumber daya hayati yang melimpah di Indonesia
ini perlu didayagunakan semaksimal mungkin untuk
memenuhi kebutuhan pangan khususnya buah-
buahan.Tercatat paling sedikit ada 4 marga dari 4 suku
buah-buahan asli Indonesia yang bernilai ekonomi cukup
tinggi dan juga mempunyai keanekaragaman jenis yang
tinggi. Masing-masing adalah suku Anacardiaceae (marga
Mangifera), Clusiaceae (marga Garcinia), Sapindaceae
(marga Nephelium) dan suku Bombacaceae (marga Durio).
Empat jenis komoditas buah-buahan dari keempat marga
tersebut telah ditetapkan sebagai buah-buahan unggulan
nasional, masing-masing adalah buah mangga, manggis,
rambutan dan durian(Winarno, 2000). Berikut ini diuraikan
empat marga dari empat suku buah-buahan asli Indonesia
yang bernilai ekonomi dan berpotensi untuk
dikembangkan.
Durian dan kerabatnya (Durio spp.)
Sebagai bagian dari kawasan Indo-Malaya, Indonesia
merupakan salah satu dari delapan pusat keanekaragaman
genetika tanaman di dunia khususnya untuk buah-buahan
tropis seperti durian, bacang (mangga) dan rambutan
(Sastrapradja dan Rifai, 1989). Di Indonesia terdapat 20
jenis Durio dan Kalimantan merupakan pusat persebaran
jenis-jenis Durio (Durio spp.). Dari 27 jenis Durio yang ada
di seluruh dunia, 18 jenis diantaranya terdapat di
Kalimantan dan 14 jenis merupakan jenis-jenis yang
endemik (Uji, 2005). Tercatat ada sembilan jenis Durio di
Indonesia yang dapat dimakan, masing-masing adalah
Durio dulcis (lahong), D. excelsus (apun), D. grandiflorus
(sukang), D. graveolens (tuwala), D. kutejensis (lai), D.
lowianus (teruntung), D. oxleyanus (kerantungan), D.
testudinarum (durian sekura) dan D. zibethinus (durian).
Lima jenis diantaranya telah dibudidayakan, yaitu D. dulcis,
D. grandiflorus, D. kutejensis, D. oxleyanus dan D.
zibethinus (Tabel 1.). Di Indonesia juga dapat ditemukan
puluhan bahkan bisa mencapai ratusan kultivar (varietas)
durian (Durio zibethinus) lokal. Kultivar-kultivar durian lokal
tersebut sangat beragam baik dalam rasa, bau, tekstur dan
warna daging buahnya, juga variasi dalam bentuk dan
ukuran buah, duri-duri pada kulit buah dan bijinya.
Ditemukan juga durian yang berbiji kempes atau tidak
berbiji. Selain itu juga dapat ditemukan berbagai jenis Durio
mulai dari yang ukuran buahnya sebesar bola tennis
sampai sebesar buah kelapa ataupun yang arilusnya
berwarna keputihan atau kekuningan sampai merah tua,
juga yang rasanya manis sampai sangat manis serta yang
tidak berbau sampai berbau tajam. Penulis juga mencatat
bahwa selain durian (D. zibethinus), lai (D. kutejensis) di
Kalimantan juga mempunyai beberapa kultivar lokal.
Kultivar-kultivar lokal lai tersebut antara lain lai putih, lai
kuning dan lai merah atau lai leko. Besarnya
keanekaragaman jenis dan plasma nutfah pada durian dan
kerabat dekatnya merupakan modal dasar untuk melakukan
usaha pemulian durian di Indonesia khususnya di
Kalimantan. Harapannya dapat diperoleh bibit-bibit durian
yang unggul baik kualitas maupun produksi buahnya.
Mangga dan kerabatnya (Mangifera spp.)
Diseluruh dunia dilaporkan terdapat sekitar 40 jenis
Mangifera (Gruezo, 1991). Di Kalimantan saja terdapat 31
jenis Mangifera dan 3 jenis diantaranya endemik
(Kostermans dan Bompard, 1993). Uji (2004) telah
melaporkan bahwa di Kalimantan ditemukan 23 jenis
Mangifera yang merupakan tumbuhan asli dan 4 jenis

TAHAN UJI Keanekaragman buah-buahan Indonesia
159
merupakan tumbuhan yang endemic, sehingga dapat
dikatakan bahwa Kalimantan merupakan pusat persebaran
jenis-jenis mangga (Mangifera spp.). Kalimantan juga
merupakan pusat diversitas keanekaragaman genetika
mangga. Purwanto (2000) melaporkan bahwa di Kalimantan
banyak ditanam beberapa jenis mangga yang mempunyai
keanekaragaman plasma nutfah yang cukup tinggi. Jenis-
jenis mangga tersebut antara lain adalah M. pajang, M.
indica, M. odorata dan M. foetida. Di kawasan ini juga dapat
ditemukan berbagai macam buah-buahan mangga, mulai
yang buahnya berukuran mini (sebesar jari jempol manusia
dewasa) sampai yang berukuran besar (sebesar buah
kelapa). Selain itu juga yang berdaging buah rasa asam
sampai manis, tidak berserat sampai berserat kasar ataupun
yang sedikit beraroma sampai yang berbau tajam. Sebagai
contoh kasturi (Mangifera casturi), mangga ini ukuran
buahnya kecil tetapi mempunyai warna buah yang bervariasi
dari kuning orange sampai ungu kehitaman dan rasanya
manis serta baunya harum. Berbeda dengan asem payang
(M. pajang), jenis mangga ini mempunyai buah yang
berukuran paling besar (bergaris tengah sampai 20 cm)
dibandingkan buah mangga lainnya. Keistimewaan mangga
ini kulit buahnya dapat dikupas seperti halnya kalau
mengupas kulit buah pisang.
Dari tabel 1 tercatat ada 23 jenis mangga asli Indonesia
yang dapat dimakan, 14 jenis diantaranya telah
dibudidayakan dan 3 jenis merupakan tumbuhan yang
endemik. Ketiga jenis mangga yang endemik adalah M.
casturi, M. pajang dan M. havilandii. Khusus untuk M. casturi,
jenis mangga ini telah dijadikan sebagai mascot flora
identitas Provinsi Kalimantan Selatan (Anonim, 1995).
Besarnya keanekaragaman jenis dan plasma nutfah
Mangifera spp. di Indonesia khususnya di Kalimantan akan
memberikan harapan dalam pengembangannya melalui
usaha pemuliaan mangga.
Manggis dan kerabatnya (Garcinia spp.)
Di kawasan Asia Tenggara dilaporkan terdapat sekitar 30
jenis Garcinia yang dapat dimakan, tetapi kebanyakan rasa
buahnya agak asam karena kandungan asam sitratnya
(Jansen, 1991). Tercatat ada 21 jenis Garcinia asli Indonesia
yang dapat dimakan, 5 jenis diantaranya telah dibudidayakan
(Tabel 1). Uji (2004) telah melaporkan bahwa di Kalimantan
terdapat 20 jenis Garcinia asli Indonesia, 4 jenis diantaranya
telah dibudidayakan sedangkan jenis lainnya masih tumbuh
liar di hutan-hutan. . Keanekaragaman jenis Garcinia
(Garcinia spp.) yang tinggi di Indonesia sangat
mengutungkan dalam usaha pemuliaan tanaman manggis.
Oleh karena itu kekayaan keanekaragaman jenis Garcinia
perlu didayagunakan untuk meningkatkan kualitas dan
produksi buah-buahan khususnya buah manggis.
Manggis (Garcinia mangostana) dari Indonesia
merupakan salah satu buah tropika terbaik yang paling
disukai di dunia, bahkan karena kelezatan rasanya buah ini
mendapat julukan Queen of fruits. Banyak kendala dalam
budidaya manggis, antara lain lambatnya laju pertumbuhan,
panjangnya dormansi mata tunas serta adanya getah kuning
pada buahnya. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
budi daya manggis harus dapat diminimalisasi. Purnomo,
dkk., (2002) melaporkan bahwa jenis-jenis buah-buahan
yang tumbuh liar di hutan-hutan mempunyai kontribusi besar
untuk batang bawah atau interstem terhadap penampilan
agronomi jenis tanaman budi daya. Sebagai contoh adalah
kandis (Garcinia parvifolia) mempunyai perawakan pohon
yang pendek yaitu antara 2 5 meter tingginya sehingga
jenis ini berpotensi sebagai material batang bawah. Demikian
pula pada baros (G. celebica) berpotensi sama sebagai
material batang bawah karena jenis ini mempunyai laju
pertumbuhan yang cepat (Syah, dkk., 2002). Manggis
(G.mangostana) yang tumbuh liar di hutan-hutan di Sumatra
dan Kalimantan juga dapat dimanfaatkan sebagai pohon
induk (sebagai sumber plasma nutfah) karena tahan
terhadap serangan hama dan penyakit.
Rambutan dan kerabatnya (Nephelium spp.)
Siebert (1991) melaporkan bahwa di seluruh dunia
terdapat 22 jenis Nephelium, 16 jenis diantaranya terdapat di
Kalimantan dan 8 jenis termasuk tumbuhan endemik. Dari
table 1 telah tercatat ada 9 jenis Nephelium asli Indonesia
yang dapat dimakan buahnya, 5 jenis diantaranya telah
dibudidayakan dan 2 jenis lainnya merupakan tumbuhan
endemik. Kesembilan jenis Nephelium yang dapat dimakan
tersebut semuanya dapat ditemukan di Kalimantan.
Kalimantan selain merupakan pusat persebaran Nephelium
juga sebagai pusat keanekaragaman genetika rambutan.
Sebagai contoh tidak kurang dari 15 kultivar rambutan (N.
lappaceum) dapat ditemukan di desa Mekarjaya, kabupaten
Sambas di Kalimantan Barat. Dilaporkan juga bahwa N.
maingayi dan N. ramboutan-ake diperkirakan juga
mempunyai banyak variasinya. Hal ini disebabkan karena
kedua jenis Nephelium ini banyak ditanam oleh penduduk di
sekitar halaman rumah dan di kebun-kebun di Kalimantan
Barat. (Siregar, 2006).
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan produksi
buah rambutan maka dapat dilakukan dengan cara
memadukan antara sifat-sifat baik yang dimiliki oleh setiap
kelompok populasi jenis. Harapannya dapat dihasilkan buah
rambutan yang rasanya manis, tidak berair, ngelotok dan
produksi buahnya lebat.
BUAH-BUAHAN LAINNYA
Beberapa jenis buah-buahan asli Indonesia lainnya
yang juga bernilai ekonomi dan berpotensi untuk
dikembangkan masih cukup banyak, antara lain salak
(Salacca zalacca), duku (Lansium domesticum), buah
merah (Pandanus conoideus) dan matoa (Pometia pinnata).
Salak (Salacca zalacca)
Salak dapat ditemukan tumbuh liar hanya di Jawa Barat
dan Sumatra bagian Selatan, tetapi asal tanaman salak
tepatnya tidak diketahui (Uji, dkk., 1998). Di Indonesia
terdapat cukup banyak kultivar salak dan paling sedikit ada
20 kultivar yang umumnya diberi nama berdasarkan lokasi
dimana salak tersebut dibudidayakan (Schuiling & Mogea,
1991). Beberapa contoh kultivar salak yang cukup dikenal
antara lain salak Condet, Bali, Pondoh dan salak
Suwaru. Bahkan salak Condet telah dipergunakan
sebagai mascot flora identitas Provinsi di DKI Jakarta
(Anonim, 1995). Selain itu tanaman salak juga termasuk
dalam salah satu buah-buahan unggulan nasional
(Winarno, 2000). Salah satu dari keempat kultivar yaitu
salak Pondoh mempunyai keistimewaan apabila
dibandingkan dengan kultivar lainnya. Karena buah yang
masih muda dari salak Pondoh rasanya sudah cukup
manis dan enak dimakan.
Duku (Lansium domesticum)
Di Indonesia terdapat cukup banyak kultivar duku. Salah
satu kultivar yang paling terkenal adalah duku Palembang.
Oleh karena itu pemerintah daerah Provinsi Sumatra
Selatan telah memilih duku Palembang sebagai flora

BI ODI VERSI TAS Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 157-165
160
identitasnya (Anonim, 1995). Duku juga termasuk dalam
salah satu buah-buahan unggulan daerah (Winarno, 2000).
Duku Palembang terkenal di dunia perdagangan karena
rasanya sangat manis dan berkulit tipis.
Buah merah (Pandanus conoideus)
Buah merah merupakan salah satu tumbuhan asli
Indonesia yang terdapat di Maluku dan Irian Jaya.
Sebagian dari masyarakat Irian Jaya tidak dapat dipisahkan
dengan keberadaan buah merah. Hal ini disebabkan
buahnya sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pangannya dan sangat disukai penduduk sebagai makanan
tambahan di samping sagu. Buah merah juga sangat
bermanfaat sebagai tanaman obat karena kandungan
gizinya kaya zat antioksidan seperti karoten, betakaroten
dan tokoferol. Buah merah dilaporkan dapat meningkatkan
daya tahan tubuh seorang penderita HIV positif
(Rovihandono, 2005).
Matoa (Pometia pinnata)
Meskipun matoa penyebarannya di Indonesia cukup
luas namun yang paling terkenal adalah matoa yang
berasal dari Irian Jaya, karena mempunyai rasa buah yang
manis dan harum. Penduduk lokal mengenal adanya 3
varietas lokal, yaitu matoapapeda, kenari dan matoa
kelapa. Matoa kelapa dan kenari mempunyai kualitas
buah yang lebih baik dari pada matoa papeda. Ketiga
matoa varietas lokal ini termasuk dalam Pometia pinnata f.
glabra (Kuswara dan Sumiasri, 1997). Pemerintah daerah
propinsi Papua juga telah memilih dan menetapkan matoa
sebagai flora identitas daerahnya (Winarno, 2000).
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan.
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
ANACARDIACEAE
1. Bouea macrophylla Griffith Gandaria (J, Sd) J, Sm Ph x, +
2. B. oppositifolia (Roxb.) MeisNer Raman, kunangan (Sm) Sm Ph x
3. Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe Dau (J); singkuang (K); dar
(P)
J, Mal, Sl Ph x
4. Mangifera altissima Blanco Embacang (I) Sl, Mal, NT Ph x, +
5. M. applanata Kosterm. Asem depah, asem kepeng,
pelipisan (K)
K Ph x
6. M. caesia Jack Binjai (I); wani, Palong (K) Sm, K Ph x, +
7. M. casturi Kosterm. Kasturi (I, K) K Ph +, *
8. M. decandra Ding Hou Kemang badak (Sm); konyot,
palong besi (K)
Sm, K Ph x, +
9. M. foetida Lour. Bacang (I); limus (Sd); asem
hambawang (K)
Sm, K Ph x, +
10. M. gedebe Miq. Kedepir (J); gedepe (Sd); kepi
(K)
J, Sm, K Ph x, +
11. M. griffithii Hook.f. Rawah (K) Sm, K Ph x
12. M. havilandii Ridley Asam bulitisan, bajan lian K Ph x, *
13. M. kemanga Blume Kemang (Sd, J, Sm); palong (K) Sm, K Ph x, +
14. M. lagenifera Griffith Lanjut (Sm) Sm Ph x
15. M. laurina Blume Mangga pari (Sd); pelem
kecik (J); empelem (K)
I Ph x, +
16. M. leschennaultii Marchant Limus tepung (Sd, J) J, Sm, K Ph x
17. M. macrocarpa Blume Gompor (J); asem busur (K) J, Sm, K Ph x, +
18. M. magnifica Kochumman Putaran, gurbus (Sm); asem
putar (K)
Sm, K Ph x
19. M. minor Blume Upusuplia (NT);fo karuku (Sl);
koai (P)
Sl, P, NT Ph x, +
20. M. pajang Kosterm. Asem payang, alim,
hambawang (K)
K Ph x, +, *
21.M. parvifolia Boerl. & Koords. Kiwa (Sm); nyabung (K) Sm, K Ph x, +
22. M. quadrifida Jack Asem rawa, asem kumbang
(Sm, K)
Sm, K, NT, Sl,
Mal
Ph x, +
23. M. rufocostata Kosterm. Asem kiat (Sm); asem tanduy
(K)
Sm, K Ph x
24. M. similis Blume Tajasi tayas, asem rawa
(Sm); pipit, asem putaran (K)
J, Sm, K Ph x, +
25. M. swintonioides Kosterm. Asem kelat (Sm); asem kelau
dammar (K)
Sm, K Ph x
26. M. timorensis Blume Upun fui , pauh paur , pelem
poh (NT)
NT, Mal Ph x
27. Semecarpus cassuvium Roxb. Lewer (Mal) Mal, NT, P Ph x
28. S. longifolius Blume - Mal, Sl Ph x
29. Spondias acida Blume Dondongan (J) J, K Ph x
30. S. philippinensis (Elmer) Airy
Shaw & Forman
- Sl Ph x
ANNONACEAE
31. Anominthus dulcis (Dunal) J.
Sinclair
Kalak asu, kalak
ucet, kalak matang (J)
J L x


TAHAN UJI Keanekaragman buah-buahan Indonesia
161
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan (lanjutan)
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
32.Stelechocarpus burahol
(Blume) Hook.f. & Thomson
Kepel, kecindul (J); burahol
(Sd)
I Ph x, +, #
33. Uvaria grandiflora Roxb. Pisang akar (I); tali pisang
(Mal)
I L x
34. U. littoralis (Blume)Blume Oyod kalak (J); kalak (Sd);
pepisangan (Sm)
I L x
35. U. cordata (Dunal) Alston - I L x
ARECACEAE
36. Calamus ornatus Blume Rotan kesup (Sm); rotan
buku, rotan lambing (Sl)
J, Sm, K, Sl L x
37. Caryota mitis Lour. Genduru (J), sarai (Sd);
bulung talang (K)
Sl, Mal, P Ph x, +
38. C. rumphiana Mart. Nibung besar, palun, walai
(Mal); suwangkung (Sd)
Sl, Mal, P Ph x, +
39. Corypha utan Lamk Gebang, gewang (I) I Ph x, +
40. Daemonorops didymophylla Becc. Uwi jernang kecil (Sm) Sm, K L x
41. D. hystrix (Griff.) Mart. Rotan sepet, uwi kalang,
sintang (Sd)
J, Sm, K L x
42.Eleiodoxa conferta (Griff.) Burret Kelubi, asam paya (Sm) Sm, K Smk x
43. Eugeissona insignis Becc. Jato, kajatao (K) K Ph x
44. E. utilis Becc. Kajatao (K) K Ph x
45. Salacca affinis Griffith Linsum (Sm) Sm, K Smk x
46. S. sumatrana Becc. Salak (Sm) Sm Smk x
47. S. zalacca (Gaertner) Voss Salak (I) J, Sm, K Smk x, +
BOMBACACEAE
48. Durio dulcis Becc. Lahong, lajung,
lajang (K)
K Ph x, +, *, #
49. D. excelsus (Korth.) Bakh. Apun, begurah (K) K Ph x, *
50. D. grandiflorus (Mast.) Kosterm. & Soegeng Sukang, durian munyit (K) K Ph x, +, *
51. D. graveolens Becc. Tuwala, tabelak (K); durian
ajan, tinambela (Sm)
K, Sm Ph x
52. D. kutejensis (Hassk.) Becc. Lai, sekawi, pembaken (K) K Ph x, +, *, #
53. D. lowianus Scort. ex King Teruntung (Sm) Sm Ph x
54. D. oxleyanus Griff. Kerantungan, kartungan (K) Sm, K Ph x, +, #
55. D. testudinarum Becc. Durian sekura, durian kura
(K)
K Ph x, *
56. D. zibethinus Murray Durian (I), duren (J) J, Sm, K, Sl,
Mal
Ph x, +
BORAGINACEAE
57. Ehretia acuminata R.Br. Kendal kebo, Kendal maesa
(J)
J, Sm Ph x
CAPPARIDACEAE

58. Capparis zeylanica L. Melada (I) J, Sl, NT Pd x
CELASTRACEAE
59. Bhesa paniculata Arn. Pimpuh, kawang
(S)
Sm, K Ph x
60. B. robusta (Roxb.) Ding Hou Bengkiwang, balam buju (Sm) Sm, K Ph x
61. Salacia chinensis L. Akar pelanduk (Sm); mata
kancil (J)
Sm, J, Mal L x
62. S. grandiflora Kurz Andor solpu (Sm) Sm, K L x
63. S. korthalsiana Miq. Aroy kuluk (Sd);
cantel wesi (J)
J, Sm, P L x
64. S. macrophylla Blume Kaciput (I); areuy kiganga
(Sd)
J L x
65. S. oblongifolia Blume Areuy langari (Sd); manggong
(J)
J L x
66. S. ovalis Korth Akar pelanduk, gurah batu
(Sm)
Sm L x

67. S. viminea Wallich ex Lawson - Sm L x
CLUSIACEAE
68. Garcinia bancana (Miq.)Miq. Pandeti (K); gurah batu (Sm) Sm, K, Sl Ph x
69. G. beccari Pierre Adiu nenja (K); burita (Sl) K, Sl Ph x, +
70. G. celebica L. Baros (J), kirasa (Sl); ai ulete
(Mal)
J, Sm, K, Sl,
Mal, NT
Ph x


BI ODI VERSI TAS Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 157-165
162
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan (lanjutan)
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
71. G. diospyriifolia Pierre Tising buing (K) K Ph x
72. G. dives Pierre - Sl Ph x
73. G. dulcis Pierre Mundu (J) J, K Ph x, +
74. G. fusiformis P.F. Stevens - P Ph x
75. G. grisea P.F. Stevens Beriejee (P) P Ph x
76. G. latissima Miq. Omaliorata, manauru (Mal) Mal, P Ph x
77. G. macrophylla Miq. Lenggugur, ma-
nggis burung, gelugur babi,
sibangor (Sm)
Sm Ph x
78. G. maingayi Hook.f Tevakun (K);
langsamahangsa (Sl)
Sm, K, Sl Ph x
79. G. mangostana L. Manggis (I); I Ph x, +
80. G. minutiflora Ridl. Nyeu pulut (K) K Ph x
81. G. morella (Gaertn.) Desr. Bantang lete, empilang (K) J, K Ph x
82. G. nervosa Miq. Malempang (K); selapan (Sm) Sm, K, Sl, P Ph x
83. G. nigrolineata Planch. ex Anderson Bue babi, mala (K) Sm, K Ph x, +
84. G. parvifolia (Miq.) Miq. Juri konis, kemenjing, kandis
(K)
J, Sm, K, Sl,
Mal
Ph x, +
85. G. prainiana King Bonah (K) K Ph x
86. G. rostrata Hassk. ex Hook.f. Merepentis, mekayan potu
(K)
J, Sm, K, Mal

Ph x
87. G. trianii Pierre Tepusang (K) K Ph X
88. G. xanthochymus Hook.f. ex Anderson Buron (K) Sm, K Ph x
CORNACEAE
89. Nyssa javanica (Blume)Wangerin Hirung, kapi dengkung (Sd);
waru gading (J)
J, Sm K Ph x
DILLENIACEAE
90. Dillenia celebica Hoogl. Nyeher, rerer (Sl) Sl Ph x, *
91. D. serrata Thumb. Dongi, dengko, menampa (Sl) Sl Ph x, *
92. D. sumatrana Miq. Sumurak delok,
sipang-sipang (Sm)
Sm, K Ph x
EBENACEAE
93. Diospyros diepenhorstii Miq. Jambu dipo (Sm) Sm, K Ph x
94. D. hasseltii Zoll. Semak, kasemak (I) I Ph x
95. D. lolin Bakh. Loin, lorin, kayu arang (Mal) Mal Ph x
96. D. macrophylla Blume Ki calung (Sd); siamang (Sm) J, Sm, K, Sl Ph x
97. D. malabarica (Desr.) Kostel. Culiket (sd); kle-
dung (J); klakur (NT)
J, Sm, Sl, NT Ph x
98. D. montana Roxb. Bidara gunung (J);
morotomba (Sl); morotoalah
(NT)
J, Sm, Sl, NT Ph x
99. D. pyrrhocarpa Miq. - Sm, K Ph x
ELAEAGNACEAE
100. Elaeagnus conferta Roxb. Areuj dudurenan, kakaduan
(Sd)
J, Sm L x
101. E. triflora Roxb. Hail-hail (Sm);
areuj dudurenan (Sd)
J, Sm L x
ELAEOCARPACEAE
102. Aceratum oppositifolium DC. Belimbing hutan, kariala (Mal) Mal Pd x
103. Elaeocarpus angustifolius Blume Ganitu (J); sima (Sl) J, Sl Ph x
104. E. cumingii Turcz. - Sl Ph x
105. E. ferrugineus (Jack) Steudel - K Ph x
106. E. floribundus Blume Kemesu (J); hahauwan (Sd) J, K Ph x
107. E. glaber Blume Katulampak (Sd)
katilampak (J)
J, Sm, K, NT Ph x
108. E. robustus Roxb. Medang datah (Sm) Sm, K Ph x
109. E. stipularis Blume - J, Sm, K Ph x
110. E. submonoceras Miq. Katulampak (Sd) J, Sm, K Ph x
ERICACEAE

111.Vaccinium bracteatum Thumb. Rangkas, perai (Sm) Sm Pd x
112. V. littoreum Miq. Mempadang (Sm) J, Sm Pd x
113. V. myrtoides (Blume) Miq. Kalupapa, tentein talon (Sl) Sl, Mal Pd x
114. V. varingiaefolium (Blume) Miq. Kicak-kicak (K) K Pd x
EUPHORBIACEAE
115.Antidesma coriaceum Tulasne Papar buwuk (K) Sm, K Ph x

TAHAN UJI Keanekaragman buah-buahan Indonesia
163
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan (lanjutan)
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
116. A. ghaesembilla Gaertner Ande-ande (J); on-
yam (Sd); lonang(K)
J, K Ph x
117. A. montanum Blume Konyam pasir (Sd) J, Sm, K Pd x
118. A. stipulare Blume Sulaketan (J); katakuti
kambing (Mal)
J, Sm, K, Mal Ph x
119. A. tetradum Blume Ande-andean (J); ki seuehur,
wuni peucang (Sd)
J, Sm, Sl Ph x
120. A. tomentosum Blume Tampir kidang (Sd) J, Sl Ph x
121. A. velutinosum Blume Ki sukur, wuni kebo (Sd) J Ph x
122. Aporosa prainiana King ex Gage Jentirana, keliwan (K) Sm, K Ph x
123. Baccaurea angulata Merr. Belimbing darah (K) K Ph x, *
124. B. bracteata Muell. Arg. Pangal (K) Sm, K Ph x, +
125. B. brevipes Hook.f. Rambai ayam,
rambai bukit (Sm)
Sm, K Ph x
126. B. dasystachya (Miq.) Muell. Arg. Rukis, rubis (Sm) Sm Ph x, *
127. B. dulcis (Jack) Muell. Arg. Cupa, tupa, ketupa (I) J, Sm Ph +
128. B. edulis Merr. Ruiq, tampoi kuning (K) K Ph x, *
129. B. kunstleri King ex Gage Rambai bulan(K) Sm, K Ph x
130. B. lanceolata (Miq.) Muell. Arg. Lengsu (Sd); kempayang (K) J, Sm, K Ph x, +
131. B. macrocarpa (Miq.) Muell. Arg. Kapul (K); tampoi bulan (Sm) Sm, K Ph x, +
132. B. macrophylla Muell. Arg. Tampoi bunga (Sm), rambai
keli (K)
Sm, K Ph x
133. B. minor Hook.f. - Sm, K Ph x
134. B. motleyana (Muell.Arg.) Muell. Arg. Rambai (I) J, Sm, K Ph x, +
135. B. multiflora Burck ex J.J. Smith Jintek merah Sm Ph x, *
136. B. parviflora (Muell.Arg.) Muell. Arg. Setambun (Sm) Sm, K Ph x, +
137. B. polyneura Hook.f. - Sm, K Ph x
138. B. puberula (Miq.) Muell.Arg. - Sm, K Ph x, +
139. B. racemosa (Reinw. ex Blume) Muell.
Arg.
Menteng,kepundung, bencoy
(I)
J, Sm, K Ph x, +
140. B. reticulata Hook.f - Sm, K Ph x
141. B. trigonocarpa Merr. - K Ph x
142. Blumeodendron tokbrai (Blume) J.J.Smith Rian (K); keterung, ki
kukuran, tokbrai (Sd)
I Ph x
143. Glochidion obscurum (Roxb. ex Willd.)
Blume var. macrocalyx J.J.Smith
Uris-urisan (J);
ki pare lalari (Sd)
I Ph x
144. Phyllanthus emblica L. Kimalaka(I); kemloko (J);
malaka (Sd)
J, Sm, K, Mal,
NT
Ph x,
145. Sapium baccatum Roxb. Banai, ludahi, budi (Sm) Sm, K Ph x
FABACEAE
146. Cynometra cauliflora L. Kopi anjing (J), namu-namu
(Sl), puki (Sd)
J, Sl Ph x, +
147. Dialium indicum L. Keranji (K) J, Sm, K Ph x
148. D. platysepalum Baker Keranji kuning, keranji bulu
(K)
Sm, K Ph x
LILIACEAE
149. Smilax macrocarpa Blume Canar bokor (Sd) J L x
MELASTOMATACEAE
150. Macrolenes muscosa (Blume) Bakh.f Akar senduduk (I);
harendongareuy(Sd)
J L x
151. Melastoma malabathricum L. Senduduk (I) I Pd x
152. Memecylon careuleum Jack. - J, Sm, P Ph x
153. M. campanulatum C.B.Clarke Liuh fatuh, temberas nasi
(Sm)
Sm, K Ph x
154. M. edule Roxb. - J, Sm, K Ph x
MELIACEAE
155. Aglaia argentea Blume Tanglar, selang (J) I Ph x
156. A. edulis (Roxb.) Wallich Langsatan (J); balik-balik (S) J, Sm, K, Mal Ph x
157. A. elaeagnoides (A.H.L. Juss) Benth. Kemubang, pecal kidang (J) I Ph x
158. A. elliptica Blume Tanglar (J); ba- jing talang
(Sm); langsat-langsat (K);
pisek (Sl)
J, Sm, K, Sl,
NT
Ph x
159. A. exstipulata Blume - K Ph x
160. A. forbesii King Langsat burung (K) Sm, K Ph x
161. A. leptantha Miq. Bumberang (Sm) kayu lilin (K) J, Sm, K, NT Ph x
162. A. oligophylla Miq. Balangkas hutan, pasak
lingga (Sm)
Sm Ph x
163.A.rufinervis (Blume) Bentvelzen Kawauk (J) J, Sm, K Ph x

BI ODI VERSI TAS Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 157-165
164
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan (lanjutan)
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
164. A. tomentosa Teijsm. & Binned Melasot (Sl) Sm, K, Sl Ph x
165. Lansium domesticum Correa Duku (I), koko-
San, langsat (J)
J, Sm, K Ph x, +
166.L. membranaceum (Kosterm.) Mabb. - Sm Ph x, *
167. Reinwardtiodendron humile (Hassk.)
Mabb.
_ I Ph x
168. R. kostermansii (Prijanto) Mabb. Kayu marah (NT) NT Ph x
169.Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Kecapi, sentul (I) I Ph x, +
MORACEAE
170. Artocarpus anisophyllus Miq. Bakil (Sm); mentawa, pupuan
(K)
Sm , K Ph x, +
171. A. dadah Miq. Dadah (I); tampang duduk,
tampang telor (Sm)
Sm, K Ph x
172. A. elasticus Reinw. ex Blume Benda (J); terteup (Sd) J, Sm K, NT Ph x, +
173. A. fulvicortex Jarrett Tampang (Sm) Sm Ph x
174. A. gomezianus Wallich ex Trecul

Penangkaan (J);
gajaman, sampang (Sm)
J, Sm Ph x
175. A. integer (Thunb) Merr. Cempedak (I) I Ph x, +
176. A. kemando Miq. Antarodan (Sm);
Puduk pereti (K)
Sm, K Ph x, +
177. A. nitidus Trecul ssp. borneensis (Merr.)
Jarrett
- K Ph x, +, *
178.A.nitidus Trecul ssp. griffithii (King) Jarrett - Sm, K Ph x
179. A. nitidus Trecul ssp. humilis(Becc.)
Jarrett
Betoh, tampang (K) K Ph x
180. A. odoratissimus Blanco Terap (I) K Ph x, +, *
181. A. rigidus Blume - J, Sm, K Ph x
182. A. scortechinii King - K Ph x
183. A. sericicarpus Jarrett - K, Sl, Mal Ph x
184. A. tamaran Becc. - K Ph x, +
185. A. tesymanii Miq. - K Ph x
186. A. vriesianus Miq. Taas, matuka (Sl) Sl, Mal, P Ph x
187. Ficus drupacea Thunb. Bulu timun (J);
kiara gambir (Sd)
I Ph x
188. F. lepicarpa Blume Iyubyub etem (J)
buku-buku (Sd)
J, Sm, K Ph x
189. F. montana Burm.f. Uyah-uyahan (J)
anis mata (Sd);
pariyeh (Sm)
J, Sm, K Pd x
190. F. racemosa L. Elo (J); loa (Sd) I Ph x
191. F. sinuate Thunb. Gagareman, peer
(Sd); sipedi (Sm)
J, Sm, K Pd x
192.Parartocarpusvenenosus (Zoll.& Moritzi)
Becc. ssp. venenosus
Purut (J), bulu ongko (Sd) J, Sm, K Ph x
193.P. venenosus (Zoll. & Moritzi) Becc. ssp.
papuanus (Becc.) Jarrett
- Sl, P Ph x
194.P. venenosus (Zoll. & Moritzi)
Becc. ssp. borneensis (Becc.)
Jarrett
- K Ph x
195.P. venenosus (Zoll. & Moritzi)
Becc. ssp. forbesii (King) Jar-
Rett
- Sm, K Ph x
196. Streblus asper Lour. Pelih, serut (J) J, Sm, Sl, NT Ph x
197. S. ilicifolia (S.Vidal) Corner Kosa-kosa (Sl);
lemo-lemo (Mal)
Sl, Mal, NT Ph x
MUSACEAE
198. Musa acuminata Colla Pisang hutan, pisang monyet
(I)
I Ph x
199. M. balbisiana Colla Pisang biji, pisang batu (I) P Ph x, +
200. M. salaccensis Zoll. Pisang kerot (Sm); cau kole
(Sd)
Sm, J Ph x
MYRSINACEAE
201. Ardisia crenata (Sims.) Litle Mata ayam, popinoh (Sm) Sm Pd x
202. A. lurida Blume Matah ketam gajah (Sm);
kilangit hejo (Sd)
J, Sm Pd x
MYRTACEAE
203. Rhodamnia cinerea Jack Andong (J); ki beusi (Sd);
mepih (Sm)
J, Sm, K, Mal Pd x

TAHAN UJI Keanekaragman buah-buahan Indonesia
165
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan (lanjutan)
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
204. Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. Kemunting (J); harendong
sabrang (Sd); musisin (K)
I Pd x
205. S. cumini (L.) Skeels Jamblang, duwet (J) I Ph x, +
206. S. malaccense (L) Merr. & Perry Jambu bol (I) J, Sm, K, Sl,
Mal
Ph x, +
207. S. nervosum DC. Salam banen (Sd); banje,
jambon (J)
I Ph x
208. S. polyanthum (Wight) Walpers Salam manting
(J); ubar serai, sarah (Sm)
J, Sm, K Ph x, +
209. S. polysephalum (Miq.) Merr. & Perry Gowok, kupa (J) J, K Ph x, +
210. S. zeylanicum (L.) DC. Gelam buut (Sd);
pancal kidang (J)
J, Sm, K, Sl Ph x
OLACACEAE

211. Anacolosa frutescens (Blu-
me) Blume
Kopi gunung (Sd); belian lan-
dak (K)
J, Sm, K, Sl,
Mal
Pd x
212. Olax imbricate Roxb. Kaya kil (J); leteng (Fl) I L x

OXALIDACEAE
213. Sarcotheca griffithii (Plan-
Chon ex Hook.f.) Hall.f.
Jintek-jintek (Sm) Sm Ph x
PANDANACEAE
214. Pandanus conoideus Lamk Pandan seran (Mal); buah
merah (P)
Mal, P Ph x, +
215. P. leram Jones ex Fortane Pandan wong (J) J, Sm Pd x
POLYGALACEAE
216. Xanthophyllum obscurum A. W. Benn. - Sm, K Pd x
RHAMNACEAE
217. Ziziphus calophylla Wallich Dawai-dawai (I) Sm L x
ROSACEAE
218. Potentilla indica (H.C.Andrews) Wolf Arben leuweng(Sd);
saladren (J)
J, Sm, NT H x, +
219. Rubus chrysophyllus Reinw. ex Miq. Kupi-kupi, pingat (Sm);
gunggung kapok (J)
J, Sm, NT L x
220. R. fraxinifolius Poiret Beberetean (Sd);
kecalingan (J);
jalanggara (Mal)
I L x
221. R. moluccanus L. Berete (J); hereueus (Sd) I L x
222. R. niveus Thunb. Kala kucet (J);
conco poco, sakanati nono
(NT)
J, Sm, Sl, NT L x
223. R. rosifolius J.E.Smith Bereretean (J); sabit (K) I L x
SABIACEAE
224. Meliosma sumatrana (Jack) Walp. Ki tiwu (Sd); si paturut (Sm);
tambalilin (K)
J, Sm, K, Sl Ph x
SAPINDACEAE
225. Allophyllus cobbe (L.) Raeuschel Cukilan (J); si jangi, si
cancang (Sm)
I Ph x
226. Dimocarpus longan Lour. ssp. malesianus
Leenh. var. malesianus
Medaru (Sm); ihau, buku (K) I Ph x, +
227. D. longan Lour. ssp. malesia nus Leenh.
var. echinatus Leenh.
- K Ph x
228. Lepisanthes alata (Blume) Leenh. Ki anger, cereme
landa (Sd); belimbing cina (J)
J, K Ph x
229. L. amoena (Hassk.) Leenh. Buah sobo (Sm); Langir (Sd) J, Sm, K, NT Ph x
230. L. rubiginosa (Roxb.) Leenh. Katilayu (J); ki layu (Sd) I Ph x
231. Mischocarpus pentapetalus
(Roxb.) Radlk.
Rambutan pucat
(I); bebak (J)

I Ph x
232. Nephelium cuspidatum Blu-
me var. eriopetalum
Rmbutan kabung, ranggung
(I)
I Ph x, +
233. N. junglandifolium Blume Lungsir, lengsar (J) J, Sm Ph x
234. N. lappaceum L. Rambutan (I) J, Sm, K, Sl Ph x, +
235. N. maingayi Hiern. Ridan, buah unjing (Sm) Sm, K Ph x, +
236. N. medusum Leenh. - K Ph x, *

BI ODI VERSI TAS Vol. 8, No. 2, April 2007, hal. 157-165
166
Tabel 1. Daftar jenis buah-buahan asli Indonesia yang dapat dimakan (lanjutan)
No. Nama suku dan jenis Nama daerah Daerah
persebaran
(@)
Habi-
tus
Status
237. N. melanomiscum Radlk. - K Ph X
238. N. ramboutan-ake (Labill)
Leenh.
Kapulasan (I);
tenggaring (K)
I Ph x, +
239. N. reticulatum Radlk. - K Ph x, *
240. N. uncinatum Radlk. ex Leenh. Namun, lomon (K) Sm, K Ph x, +
242. Pometia pinnata J.R. & G.
Foster
Matoa, kasai (I) I Ph x, +
243. Xerospermum laevigatum Radlk. - Sm, K Ph x
244. X. noronhianum (Blume) Blume Rambutan pacet
(I); corogol monyet (Sd)
J, Sm, K Ph x
SAPOTACEAE
245. Burckella obovata (Foster.f.) Pierre Koko (P) Mal, P Ph x
246. Palaquium macrocarpum Burck. Balam pintek, kayu putri (Sm) Sm, Sl, Mal Ph x
247. P. obovatum (Griffith) Engl. Balam tempuh, mayang kata-
pong (Sm)
Sm, K, Sl Ph x
248. Payena acuminata (Blume) Pierre Jengkol balam (J); balam
durian (Sm)
J, Sm, K Ph x
249. P. leerii (Tieysm. & Binnend) Kurz Balam beringin,
Balam inti (Sm)
J, Sm, K Ph x
250. P. lowiana Pierre Mayang rata (Sm); simpur (K) Sm, K Ph x
SOLANACEAE
251. Solanum ferox L. var. involu-
cratum (Blume) Miq.
Karundang (Sd);
rikontom (J)
J H x
THEACEAE
252. Tetramerista glabra Miq. Kayu malaka (Sm); carega
(K)
Sm, K Ph x
THYMELAEACEAE
253. Phaleria capitata Jack Kalapaan (J);
lawe-lawe (Sm)
J. Sm. K, Mal,
P
Ph x
TILIACEAE
254. Microcos hirsute Burret - K Ph x
255. M. stylocarpa (Warb.) Burret - K Ph x
VITACEAE
256. Ampelocissus arachnoidea
(Hassk.) Planchon
Oyod air, gunggurutu (J) J L x
ZINGIBERACEAE
257. Alpinia conchigera Griffith - Sm H x
258. Amomum aculeatum Roxb. Parahulu (Sd); J, Sm H x
259. A. blumeanum Valeton Kelembang sekala (Sm) I H x
260. A. dealbatum Roxb. Resah (J); hanggasa (Sd) J H x
261. A. pseudo-foeters Valeton Tepus sigung (Sd) J H x
262. A. stenocarpum Valeton Kaol haol (Sm) Sm H x
263. Eltingera elatior (Jack) R.M.Smith Honje (Sd); kecombrang (J) J, Sm H x
264. E. foetens (Blume) R.M. Smith Tepus sigung J H x
265. E. gracilis (Valeton) R.M. Smith Ketimbang gajah (Sm) Sm H x
266. E. hemisphaerica (Blume) R.M. Smith Honje leuweng (Sd) J H x
267. E. littoralis (Koenig) Giseke Tepus (Sd) J, Sm, K H x
268. E. punicea (Roxb.) R.M. Smith Tepus bener, rongod (Sd) J H x
269. E. rosea Burret & Smith Galoba papua, gitipi tana
(Mal)
Sl, Mal H x
270. E. solaris (Blume) R.M. Smith Honje warak (Sd) J H x
Keterangan : Nama daerah / daerah persebaran : I = Indonesia, J = Jawa, K = Kalimantan, Mal = Maluku, NT = Nusa Tenggara, P =
Papua, Sd = Sunda, Sl = Sulawesi, Sm = Sumatra, @ = di kawasan Indonesia. Habitus : Ph = pohon, Pd = perdu, Smk = semak, L =
liana, H = herba. Status : x = tumbuh di hutan, + = telah dibudidayakan, * = jenis endemik, # = jenis langka.

KONSERVASI
Menurunnya areal kawasan hutan di Indonesia yang
semakin meluas ini tentunya sangat mengancam terhadap
kelestarian tumbuhan yang tumbuh di dalamnya. Bahkan
apabila keadaan ini terus berlangsung maka dapat
mengakibatkan musnahnya berbagai jenis tumbuhan hutan
termasuk pula jenis-jenis buah-buahan hutan yang
berfungsi sebagai sumber plasma nutfah buah-buahan asli
Indonesia. Pada hal jenis-jenis tersebut mungkin
mempunyai nilai ekonomi maupun ekologis yang tinggi (Uji,
1997). Oleh karena itu pemerintah bersama-sama dengan
masyarakat luas perlu segera melakukan tindakan-tindakan
nyata untuk berusaha menyelamatkan hutan dengan
segala isinya dari kehancuran. Oleh karena itu
pemerintahan daerah dengan kebijakan-kebijakannya telah
mengambil langkah-langkah untuk berusaha melestarian

TAHAN UJI Keanekaragman buah-buahan Indonesia
167
flora dan fauna penting di Indonesi-a, antara lain dengan
cara menetapkan flora dan fauna identitas daerah. Baik
flora/fauna identitas untuk daerah tingkat I (provinsi)
maupun daerah tingkat II (kota dan kabupaten) seluruh
Indonesia. Munculnya kebijakan-kebijakan pemerintah
daerah atas penetapan-penetapan flora dan fauna identitas
tersebut juga merupakan salah satu usaha pelestarian
sumber daya hayati Indonesia. Adapun salah satu contoh
partisipasi dari masyarakat dalam melakukan pelestarian
buah-buahan hutan adalah seperti yang dilakukan oleh
masyarakat lokal di Kalimantan. Masyarakat lokal
menanam berbagai jenis tumbuhan hutan yang berguna
termasuk buah-buahan hutan di kebun-kebun. Mereka
menyebutnya lokasi kebun ini sebagai lembo, munan,
simpukng, pulong bua, dalung bua, tundang kemurlan,
kanoka kemurlan, tembawang dan pedukuhan (Siregar,
2006). Kegiatan lainnya yang dapat mendukung terhadap
usaha pelestarian buah-buahan asli Indonesia antara lain
dengan mendirikan kebun plasma nutfah, kebun botani,
kebun arboretum, kebun raya dan lain-lainnya.
Kuswara, T. & N. Sumiasri. 1997. Variasi matoa (Pometia pinnata Forst.) dari
beberapa daerah di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Biologi XV.
Konservasi dan pendayagunaan sumber daya alam hayati di Indonesia
yang berwawasan lingkungan. Lampung. Perhimpunan Biologi Cabang
Lampung dan Universitas Lampung.
Mogea, J.P., D. Gandawidjaja, H. Wiriadinata, R.E.Nasution, dan Irawati.
2001. Tumbuhan langka Indonesia. LIPI-Seri Panduan Lapangan.
Bogor. Balai Penelitian Botani. Puslitbang Biologi, LIPI.
Prosea, 1991. Edible Fruits and Nuts. Bogor. Plant Resources of South-East
Asia.
Prosea, 1993. Basic List of Species and Commodity Grouping. Final version.
Bogor. Plant Resources of South-East Asia.
Purnomo, S., Suharto, Sudjito dan S. Hosni. 2002. Eksplorasi dan konservasi
sumber daya genetic. Buletin Plasma Nutfah 8 (1) : 6 15.
Purwanto, Y. 2000. Etnobotani dan Konservasi Plasma Nutfah Hortikultura :
Peran Sistem Pengetahuan Lokal pada Pengembangan dan
Pengelolaannya. Prosiding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa & Satwa
Nasional. Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman
Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Bogor. Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor, LIPI.
Rifai, M.A. 1986. Flora Buah-buahan Indonesia. Bogor. LBN LIPI.
Rovihandono, R. 2005. Buah Merah. Warta Kehati. Jakarta. Edisi Januari
Maret , No. 28 tahun IX : 17 18.
Sastrapradja, S. D. & M.A. Rifai. 1972. Exploration and conservation of the
undeveloped genetic resources in Indonesia forests. In report on the
LIPI-MAB Workshop on Natural Resources III-B, Jakarta.
Sastrapradja, S.D. & M.A.Rifai. 1989. Mengenal sumber pangan nabati dan
sumber plasma nutfahnya. Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional
dan Pulitbang Bioteknologi, LIPI, Bogor.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Indonesia kaya dengan
keanekaragaman jenis dan sumber plasma nutfah buah-
buahannya. Oleh karena itu merupakan peluang besar
untuk dapat meningkatkan kualitas dan produksi buah-
buahan asli Indonesia melalui usaha pemuliaan tanaman
buah-buahan. Usaha pemuliaan ini perlu waktu yang cukup
lama karena sekitar 76% buah-buahan asli Indonesia
tergolong jenis pepohonan yang mempunyai daur hidup
panjang. Ada empat marga dari jenis-jenis komoditas buah-
buahan asli Indonesia yang bernilai ekonomi dan
berpotensi untuk mendapatkan prioritas
pengembangannya di Indonesia, masing-masing adalah
Durio spp., Mangifera spp., Garcinia spp., dan Nephelium
spp.
Schuiling, D.L. & J.P. Mogea. 1991. Salacca zalacca (Gaertener) Voss. In :
Verheij, E.W.M. &.E. Coronel (eds.). Edible Fruits and Nuts. Nederlands,
Pudoc Wageningen. Plant Resources of South-Eas Asia (PROSEA).
Siebert, B. 1991. Nephelium L. In : Verheij, E.W.M. & E. Coronel (eds.).
Edible Fruits and Nuts. Nederlands, Pudoc Wageningen. Plant
Resources of South-East Asia (PROSEA).
Siregar, M. 2006. Species Diversity of Local Fruits Trees in Kalimantan :
Problems of Conservation and its Development. Biodiversitas 7 (1) : 94
99.
Syah, M.J.A., T. Purnama, dan F. Osman. 2002. Keragaman daun, buah dan
pertumbuhan beberapa spesies kerabat manggis. Buletin Plasma
Nutfah 8 (1) : 1 5.
Uji, T. 1997. Keanekaragaman jenis buah-buahan hutan dan usaha
pelestariannya di Propinsi Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Biologi
XV. Konservasi dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Hayati di
Indonesia yang Berwawasan Lingkungan. Lampung. Perhimpunan
Biologi Indonesia Cabang Lampung dan Universitas Lampung. 162
165.
Uji, T., M. Siregar, Sunaryo dan G. Somaatmadja. 1998. Buah-buahan
Bengkulu. Proyek Penelitian, Pengembangan dan Pendayagunaan
Potensi Wilayah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI,
Bogor.
Uji, T. 2004. Keanekaragaman Jenis, Plasma Nutfah, dan Potensi Buah-
buahan asli Kalimantan. BioSmart 6 (2) : 117 125.
DAFTAR PUSTAKA
Uji, T. 2005. Keanekaragaman Jenis dan Sumber Plasma Nutfah Durio
(Durio spp.) di Indonesia. Buletin Plasma Nutfah 11 (1) : 28 33.
Whitmore, T.C. 1980. Potentially economic species of South-East Asia
Forest. Bio Indonesia 7 : 65 74.
Anonim, 1995. Identitas flora dan fauna daerah Tk. I. Direktorat Jenderal
Pengembangan Daerah, Departemen Dalam Negeri.
Williams, J.T., C.H. Lamoureux, and W. N. Soetjipto (eds.). 1975. Proceeding
AHANof a Symposium on South-East Asia . Plant Genetic Resourches.
LBN LIPI, Bogor.
Gruezo, W.S. 1991. Mangifera L. In : Verheij, E.W.M. and E. Coronel (eds.).
Edible Fruits and Nuts. Nederlands , Pudoc Wageningen. Plant
Resources of South-East Asia (PROSEA).
Winarno, 2000. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan hortikultura
Indonesia. Prosiding Seminar Sehari. Hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional. Menggali potensi dan meningkatkan prospek tanaman
hortikultura menuju ketahanan pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan.
Kebun Raya Bogor : 9 15.
Jansen, P.C.M. 1991. Garcinia L. In : Verheij, E.W.M. and E. Coronel (eds.).
Edible Fruits and Nuts. Nederlands, Pudoc Wageningen. Plant
Resources of South-East Asia (PROSEA).
Kostermans, A.J.G.H. and J.M. Bompard. 1993. The Mangoes. Their Botany,
Nomenclature, Horticulture, and Utilization. London, IBPGR & Academic
Press.

You might also like