Professional Documents
Culture Documents
Sungguh luar biasa bahwa radiasi dari matahari (dan dari banyak rangkaian bintang) harus
termampatkan dalam pita spektrum elektromagnetik yang sangat sempit sehingga memancarkan
radiasi yang tepat bagi kesinambungan seluruh kehidupan di bumi.
(Ian Campbell, Fisikawan dari Inggris) 65
Matahari mungkin sesuatu yang paling sering kita lihat sepanjang hidup
kita. Kapan pun kita menengadahkan muka ke langit di siang hari, kita
bisa melihat sinarnya yang menyilaukan. Jika seseorang bertanya, "Apa
manfaat matahari?" mungkin kita akan menjawab tanpa berpikir sama
sekali bahwa matahari memberi kita cahaya dan panas. Jawaban tersebut,
meskipun dangkal, sesungguhnya benar.
Akan tetapi, apakah matahari hanya "kebetulan saja" memancarkan cahaya
dan panas bagi kita? Apakah ini ketidaksengajaan dan tanpa terencana?
Atau apakah matahari khusus dirancang bagi kita? Mungkinkah bola api
yang dahsyat di langit ini menjadi "lampu" raksasa yang diciptakan untuk memenuhi dengan
tepat kebutuhan kita?
Penelitian terkini menunjukkan bahwa jawaban untuk dua pertanyaan terakhir adalah "ya". "Ya",
karena pada sinar matahari ada rancangan yang memicu ketakjuban.
Secara singkat, yang dikatakan Greenstein adalah: Tidak ada tumbuhan yang mampu melakukan
fotosintesis kecuali dalam batas yang sangat sempit dari panjang gelombang cahaya. Dan batasan
tersebut persis dengan cahaya yang diberikan oleh matahari.
Keharmonisan antara sifat fisika bintang dan molekul klorofil yang dimaksud Greenstein adalah
sebuah keharmonisan yang terlalu luar biasa untuk dijelaskan sebagai kebetulan. Hanya terdapat
satu peluang dari 1025 kemungkinan bahwa matahari akan menyediakan jenis cahaya yang
penting bagi kita, dan harus terdapat molekul dalam dunia kita yang mampu memanfaatkan
cahaya itu. Keharmonisan sempurna ini merupakan bukti nyata rancangan yang disengaja dan
direncanakan.
Dengan kata lain, terdapat Pencipta tunggal, Pengatur cahaya matahari dan molekul tumbuh-
tumbuhan, yang telah menciptakan keduanya dalam keharmonisan, sesuai dengan yang
diungkapkan di dalam Al Quran:
"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya yang ada di langit dan yang
ada di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al Hasyr, 59: 24)
Merancang mata organik yang dapat melihat bagian lain spektrum elektromagnetik ternyata tidak
mungkin di dalam dunia yang didominasi oleh kehidupan yang berbasis karbon. Dalam Nature's
Destiny, Michael Denton membahas hal ini secara terperinci dan menyetujui bahwa mata
organik hanya dapat melihat dalam kisaran spektrum cahaya tampak. Sementara model mata lain
yang, secara teoritis, dapat dirancang, tidak ada satu pun yang dapat melihat kisaran spektrum
lain. Denton mengungkapkan alasannya:
Sinar UV, X, dan sinar Gamma terlalu berenergi dan sangat merusak, sedangkan inframerah dan
gelombang radio terlalu lemah untuk dideteksi karena energi mereka untuk berinteraksi dengan
materi terlalu kecil.... Jadi akan jelas bahwa untuk beberapa alasan berbeda, bagian tampak
spektrum elektromagnetik merupakan bagian yang sangat sesuai untuk penglihatan biologis, dan
terutama untuk mata-kamera vertebrata yang beresolusi tinggi dan yang memiliki rancangan dan
bentuk sangat mendekati mata manusia.73
Setelah jeda untuk memikirkan apa yang telah dijelaskan sejauh ini, kita sampai pada kesimpulan
ini: Matahari memancarkan energi dalam pita sempit (begitu sempit, hanya selebar 1/1025 saja
dari keseluruhan spektrum elektromagnetik) yang telah dipilih secara hati-hati. Begitu tepat pita
ini disesuaikan sehingga menjaga dunia tetap hangat, mendukung fungsi biologis bentuk-bentuk
kehidupan yang kompleks, memungkinkan fotosintesis, dan memungkinkan makhluk hidup di
dunia ini untuk melihat.
Satu hal lagi yang membuat radiasi elektromagnetik ini bahkan lebih menarik adalah, seperti
halnya udara, air juga memiliki keter-tembusan yang sangat khusus: Satu-satunya radiasi yang
mampu menyebar melalui air adalah bagian cahaya tampak. Bahkan radiasi infra-merah-dekat,
yang menembus atmosfer (dan yang menyediakan panas), menembus hanya beberapa milimeter
ke dalam air. Karena itulah, hanya beberapa milimeter permukaan lautan yang dipanaskan oleh
radiasi dari matahari. Panas ini secara bertahap dibawa ke kedalaman dan sebagai hasilnya, pada
kedalaman tertentu, temperatur air laut hampir sama di seluruh dunia. Tentu saja ini menciptakan
lingkungan yang sangat sesuai bagi kehidupan.
Hal lain yang menarik tentang air adalah bahwa warna yang berbeda dari cahaya tampak mampu
menembus jarak yang berbeda dalam air. Lebih dari delapan belas meter, misalnya, cahaya
merah tidak mampu menembus, sedangkan cahaya kuning mampu mencapai kedalaman seratus
meter. Di lain pihak, cahaya biru dan hijau menembus sampai 240 meter. Ini merupakan
rancangan yang sangat penting karena cahaya yang justru sangat penting bagi proses fotosintesis
adalah cahaya biru dan hijau. Karena air memungkinkan warna-warna ini menembus lebih dalam
daripada cahaya lain, tumbuh-tumbuhan yang berfotosintesis dapat hidup sampai 240 meter di
bawah permukaan.
Ini semua merupakan fakta yang paling penting. Hukum fisika apa pun yang berhubungan
dengan cahaya yang kita amati, kita mendapati bahwa segala sesuatunya telah diatur dengan
tepat agar kehidupan dapat terwujud. Mengomentari situasi ini, Encyclopedia Britannica
mengakui betapa luar biasanya semua itu:
Ketika memikirkan pentingnya cahaya-tampak dari matahari bagi semua aspek kehidupan di
bumi, tak pelak seseorang akan dicengangkan oleh celah yang begitu sempit pada penyerapan
atmosfer dan pada spektrum penyerapan air.75
Kesimpulan
Filosofi materialis dan Darwinisme, yang bersumber pada materialisme, keduanya menganggap
bahwa kehidupan manusia muncul di alam semesta hanya kebetulan dan bahwa "kebetulan"
tersebut tanpa disertai tujuan apa pun. Namun pengetahuan yang dicapai melalui kemajuan ilmu
alam menunjukkan bahwa dalam setiap detail alam semesta, terdapat rancangan dan perencanaan
dengan tujuan akhir kehidupan manusia. Rancangan yang demikian "tepat", sehingga bahkan
satu unsur seperti cahaya, yang mungkin tidak pernah kita pikirkan sebelumnya, pasti akan
menimbulkan ketakjuban.
Menyatakan dan menjelaskan rancangan seteliti itu sebagai suatu kebetulan tidaklah masuk akal.
Kenyataan bahwa semua radiasi matahari termampatkan pada pita spektrum sempit, hanya 1/1025
dari total spektrum elektromagnetik, kenyataan bahwa cahaya yang penting bagi kehidupan tepat
berada dalam pita spektrum sempit tersebut, kenyataan bahwa atmosfer menghalangi panjang
gelombang radiasi yang lain dan melewatkan hanya panjang gelombang pada bagian tersebut,
kenyataan bahwa air juga menghalangi semua bentuk radiasi yang mematikan lainnya dan hanya
melewatkan cahaya-tampak: Mungkinkah semua itu benar-benar kebetulan? Kesesuaian luar
biasa seperti ini dapat dijelaskan bukan dengan kebetulan, namun dengan rancangan yang
disengaja. Ini pada gilirannya menunjukkan kepada kita bahwa seluruh alam semesta beserta
seluruh detailnya-termasuk sinar matahari yang memungkinkan kita melihat dan menjaga kita
tetap hangat secara khusus telah diciptakan dan diperuntukkan bagi kita untuk hidup.
Kesimpulan yang dicapai oleh sains merupakan sebuah kebenaran yang telah diajarkan dalam Al
Quran selama empat belas abad kepada umat manusia. Ilmu alam menunjukkan bahwa cahaya
matahari telah diciptakan untuk kita, dengan kata lain, cahaya matahari telah diciptakan untuk
"melayani kita". Dalam Al Quran difirmankan bahwa: "Matahari dan bulan (beredar)
menurut perhitungan." (QS. Ar-Rahmaan, 55: 5). Dalam ayat lain disebutkan:
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki
untukmu.... Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah
memberimu (keperluanmu) dari segala yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu,
sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS Ibrahim, 14: 32-34)