You are on page 1of 36

6.

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK


Pada umumnya produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perlu dihitung
tarif BOP untuk tiap departemen produksi yang dilalui oleh proses pengolahan produk tersebut.
Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut
departemen atau pusat biaya yang dibebani dengan BOP. Dalam departementalisasi BOP, tarif
BOP dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin
berbeda diantara departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu
departementalisasi BOP memerlukan pembagian perusahaan kedalam departemen-
departemen untuk memudahkan pengumpulan BOP yang terjadi.
PENGERTIAN
Departementalisasi BOP adalah membagi pabrik ke dalam departemen-departemen atau pusat
biaya (cost center) untuk pembebanan BOP.
Departementalisasi BOP bermanfaat bagi perusahaan dalam
!. Penentuan harga pokok produk lebih teliti
Dapat menentukan harga pokok lebih teliti karena penentuan tarif pembebanan BOP pada
masing-masing departemen didasarkan pada dasar pembebanan yang rele"an dengan
departemen yang bersangkutan.
#. Pengendalian BOP dapat dipertanggungja$abkan
Pengendalian BOP dapat dipertanggungja$abkan, karena dengan departementalisasi
maka biaya-biaya suatu departemen secara langsung dan lengkap dapat diidenrifikasikan
dengan mandor atau penga$as yang harus bertanggung ja$ab di departemen yang
bersangkutan.
DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMBANTU
Pada umumnya perusahaan manufaktur memiliki dua jenis departemen, yaitu departemen
produksi (production department) dan departemen pembantu (ser"ice department). Departemen
produksi adalah suatu departemen yang mengolah suatu produk dengan mengubah bentuk
atau sifat suatu bahan atau merakit suku cadang menjadi produk selesai. %edangkan
departemen pembantu adalah suatu departemen yang menghasilkan jasa di mana jasa tersebut
diperlukan oleh departemen produksi untuk memperlancar proses produksi. Dalam
departementalisasi BOP umumnya tarif BOP diterapkan untuk semua departemen produksi,
sehingga tarif yang BOP yang dibebankan kepada tiap departemen produksi dapat berbeda
untuk setiap departemen (multi tarif)
BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN
Dalam hubungannya dengan departemen atau pusat biaya, BOP dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu BOP langsung departemen dan BOP tidak langsung departemen
!. BOP langsung departemen
BOP langsung departemen adalah BOP yang dapat diidentifikasikan secara langsung
sebagai BOP departemen tertentu. &ontoh BOP langsung departemen ini adalah biaya
bahan penolong, gaji mandor, lembur karya$an dan biaya penyusutan suatu departemen.
#. BOP tidak langsung departemen
BOP tidak langsung departemen adalah BOP yang' dinikmati secara bersama-sama oleh
dua departemen atau lebih. &ontoh BOP tidak langsung departemen antara lain gaji
penga$as departemen, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya perbaikan dan
pemeliharaan gedung.
PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN
Pada dasarnya penentuan tarif BOP per departemen adalah sama dengan penentuan tarif BOP
yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, tetapi masalah yang timbul dalam tiap langkah
adalah berbeda. (arif BOP tiap departemen dapat ditentukan dengan mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut
!. )enyusun anggaran BOP langsung dan BOP tidak langsung departemen untuk tiap-tiap
departemen pada tingkat "olume kegiatan yang ditentukan.
#. )elakukan sur"ei untuk menentukan dasar distribusi BOP tidak langsung kepada
departemen-departemen yang menikmatinya dan untuk menentukan dasar alokasi BOP
departemen pembantu ke departemen produksi.
*. )endistribusikan BOP tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang
menikmatinya.
+. )engalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen-departemen produksi.
,. )enghitung tarif BOP tiap departemen
PENYUSUNAN ANGGARAN BOP PER DEPARTEMEN
-ntuk keperluan penentuan tarif BOP tiap departemen perlu disusun anggaran BOP
untuk tiap departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu. Oleh karena
itu, dalam penyusunan anggaran BOP perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya
dengan pusat biaya atau departemen (BOP langsung dan tidak langsung departemen). BOP
tidak langsung departemen didistribusikan ke departemen-departemen yang menikmatinya
dengan menggunakan dasar Pembebanan yang rele"an.
Disamping perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan pusat biaya juga
perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan "olume kegiatan (biaya tetap dan
biaya "ariabel. Penggolongan biaya tetap dan biaya "ariabel diperlukan dalam rangka
memecah tarif BOP ke dalam tarif BOP tetap dan tarif BOP "ariabel. Pemecahan ini dilakukan
untuk kepentingan analisis penyebab terjadinya selisih antara BOP yang dibebankan dengan
BOP yang sesungguhnya. Pada langkah pertama penyusunan anggaran BOP tiap departemen
ini ada beberapa langkah yang perlu diperlakukan, yaitu
!. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk
tahun anggaran
#. Penaksiran BOP tidak langsung departemen
*. Distribusi BOP tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati
manfaatnya.
+. Penjumlahan BOP per departemen (baik BOP langsung maupun tidak langsung
departemen) untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen (baik departemen
produksi maupun departemen pembantu)
Penaksiran BOP Langsng De!ar"e#en a"as Das a" Ka!asi"as $ang Di"en%anakan
Dalam menyusun anggaran, BOP dibagi menjadi dua jenis, yaitu Biaya langsung
departemen (direct departemental e.pense/) dan biaya tidak langsung departemen (indirect
departemental e.penses). Dalam perhitungan tarif BOP per departemen produksi, BOP tidak
langsung departemen ini harus didistribusikan terlebih dahulu kepada departemen-departemen
yang menikmati manfaatnya.
Penaksiran BOP Ti&ak Langsng De!ar"e#en
%etelah BOP langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah berikutnya adalah menaksir
BOP tak langsung departemen yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran. Biaya tak
langsung departemen ini kemudian didistribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini
Bia$a Tak Langsng De!ar"e#en Dasar Dis"ri'si
Biaya depresiasi gedung )eter persegi luas lantai
Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung )eter persegi luas lantai
0aji penga$as departemen 1umlah karya$an
Biaya angkut bahan baku Biaya bahan baku
Pajak bumi dan bangunan Perbandingan harga pokok akti"a tetap
dalam tiap departemen atau perbandingan
meter persegi luas lantai
Dis"ri'si BOP "ak (angsng &e!ar"e#en ke &e!ar"e#en)&e!ar"e#en $ang #enik#a"in$a
-ntuk penentuan tarif, BOP tak langsung departemen harus didisjribusikan kepada
departemen-departemen yang menikmati manfaat berdasarkan salah satu dasar distribusi
diatas.
Pen*#(a+an BOP !er &e!ar"e#en
%etelah BOP tak langsung departemen didistribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaat jasa departemen pembantu, langkah berikutnya adalah menjumlahkan
taksiran BOP langsung dan tidak langsung departemen dalam tiap-tiap departemen. BOP per
departemen ini kemudian dipisahkan menurut perlakunya dalam hubungannya dengan
perubahan "olume kegiatan kedalam BOP tetap dan BOP "ariabel.
ALOKASI BOP DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI
%etelah anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalah mengalokasikan
BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaat jasa departemen
pembantu. 2lokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan
dengan salah satu dari dua cara berikut yaitu )etode 2lokasi 3angsung (direct allocation
methods) dan )etode 2lokasi Bertahap (step methods),
,. Me"-&e A(-kasi Langsng .&ire%" a((-%a"i-n #e"+-&s/
Dalam metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi
yang menikmatinya. )etode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh
departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Dalam metode ini
tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa departemen pembantu kin.
0. Me"-&e A(-kasi Ber"a+a! 1s"e! a((-%a"i-n #e"+-&s/
)etode bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu yang lain.
)isalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang tidak4 hanya untuk
departemen produksi saja, tetapi juga untuk departemen pembantu lain. Begitu juga
sebaliknya departemen listrik menerima jasa perbaikan dan pera$atan dari departemen
bengkel. Oleh karena itu pada metode ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu
tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu diadakan alokasi BOP antar
departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. %ehingga alokasi BOP dari
departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan terlebih
dahulu mengalokasikan BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian dilanjutkan
dengan mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi.
)etode alokasi bertahap dapat dibagi menjadi dua metode
a. )etode alokasi bertahap yang mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antar
departemen pembantu.
Dalam metode yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, yaitu )etode 2lokasi 5ontinyu (continous allocation
methods) dan )etode 2ljabar (algebraic methods)
b. )etode alokasi bertahap yang tidak mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antar
departemen pembantu.
Dalam metode yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini, metode alokasi
yang digunakan adalah )etode -rutan 2lokasi yang Diatur (specified order of closing)
METODE ALOKASI BERTAHAP YANG MEMPERHITUNGKAN 2ASA TIMBAL BALIK ANTAR
DEPARTEMEN PEMBANTU
Berbeda dengan metode alokasi langsung, dimana BOP departemen pembantu
dialokasikan ke departemen produksi secara langsung, tanpa memperhitungkan jasa yang
dinikmati oleh antar departemen pembantu sendiri )etode alokasi bertahap ini digunakan
apabila antar departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal balik dan di dalam
pembuatan tarif BOP transfer jasa timbal balik ini akan diperhitungkan, maka perlu dilakukan
alokasi BOP antar departemen pembantu, sebelum BOP departemen pembantu dialokasikan
seluruhnya ke departemen produksi.
-ntuk mengikuti uraian dalam pembahasan ini dengan baik, dalam pembahasan ini
perlu diadakan pembedaan istilah yang akan dipakai. 6stilah yang menggambarkan pembagian
BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya,
baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP.
%etelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokkan dalam masing-
masing departemen, langkah selanjutnya adalah membagikan BOP departemen-departemen
pembantu ke departemen-departemen produksi (metode langsung) atau kepada departemen
pembantu lain dan departemen produksi (metode bertahap). 6stilah yang digunakan untuk
menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari
departemen pembantu ke departemen pembantu kin dan departemen produksi adalah 2lokasi
BOP.
-ntuk keperluan penentuan tarif BOP, jumlah BOP departemen produksi setelah alokasi
BOP dari departemen pembantu kemudian dibagi dengan dasar pembebanan yang dipakai
pada masing-masing departemen produksi. 2tas dasar tarif ini BOP dibagikan kepada produk di
departemen produksi. 6stilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP
di departemen produksi kepada produk adalah Pembebanan BOP.
-ntuk menggambarkan perbedaan istilah distribusi, alokasi dan pembebanan BOP
digambarkan pada gambar 7.!.
)etode alokasi 5ontinyu (continuous allocation methods)
Dalam metode ini, BOP departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa
dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadi
habis atau sampai jumlah yang tak berarti.
)etode 2ljabar (algebraic methods)
Dalam meted ini, jumlah biaya tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar
METODE ALOKASI BERTAHAP YANG TIDAK MEMPERHITUNGKAN 2ASA TIMBAL BALIK
ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
Dalam praktek, metode alokasi kontinyu dan metode aljabar sering menimbulkan
kesulitan dalam perhitungan apabila perusahaan memiliki banyak departemen pembantu. Oleh
karena itu dua metode alokasi bertahap sebelumnya tidak banyak digunakan dan lebih banyak
menggunakan metode urutan alokasi yang diatur (specified order of closing). 5arakteristik
metode ini adalah
!. BOP departemen pembantu dialokasikan secara bertahap
#. 2lokasi BOP pembantu diatur urutannya sedemikian rupa sehingga arus alokasi biaya
menuju ke satu arah.
*. Pedoman umum dalam mengatur urutan alokasi BOP departemen pembantu adalah
sebagai berikut
a. BOP departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh
departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama.
b. -rutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya BOP dalam masing-
masing departemen pembantu.
c. Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu
lain diletakkan paling akhir dalam proses alokasi BOP.
BOP tidak langsung
departemen
Departemen
Pembantu
Dept X
Dept Y
Dept Z
Departemen
Produksi
Dept A
Dept B
Produk
D
i
s
t
r
i
b
u
s
i
Alokasi
Pembebanan
+. %elama melakukan alokasi BOP hams diperhatikan pedoman berikut ini
a. (idak ada alokasi BOP ke dalam departemen yang BOPnya telah habis dialokasikan ke
departemen lain.
b. Departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, bila jumlahnya
tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi BOP kedalamnya.
3-n"-+ ,
P(. 8ifani memiliki * Departemen Produksi, yaitu departemen 2, departemen B dan departemen
& serta # departemen pembantu, yaitu departemen 9 dan Departemen :. (aksiran BOP dan
taksiran kapasitas dari tiap departemen adalah sebagai berikut
De!ar"e#en Fi4e& Varia'e( T-"a(
2 8p #.,;;.;;; 8p +.*<=.;;; 8p 7.=<=.;;;
B #.;;;.;;; +.7>#.;;; 7.7>#.;;;
& *.;;;.;;; *.>*=.;;; 7.>*=.;;;
9 - - *.;+7.;;;
: - - ,.;;;.;;;
(aksiran 5apasitas Dept 2 !;;.;;; 153
Dept B #,.;;; 1)
Dept & 8p *7.;;;.;;;
Perbandingan %er"ice atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu 9 dan : kepada
departemen produksi adalah sebagai berikut
Dept. 2 B & 9 :
9 +; #; #, - !,
: *; #; +; !; -
Dari soal diatas hitunglah tarif BOP untuk tiap departemen produksi (2, B, &) dengan
menggunakan metode
a. )etode alokasi langsung
b. )etode alokasi yang diatur
c. )etode alokasi kontinyu
d. )etode aljabar
a. )etode 3angsung
De!" A De!" B De!" 3 De!" 5 De!" Y
BOP (etap #.,;;.;;; #.;;;.;;; *.;;;.;;; - -
BOP ?ariabel +.*<=.;;; +.7>#.;;; *.>*=.;;; - -
(otal 7.=<=.;;; 7.7>#.;;; 7.>*=.;;; *.;+7.;;; ,.;;;.;;;
2lokasi BOP Dept : (,.;;;.;;;
2@ *;A<; . ,.;;;.;;; !.777.77> - -
B@ #;A<; . ,.;;;.;;; - !.!!!.!!! -
&@ +;A<; . ,.;;;.;;; - - #.###.###
2lokasi BOP Dept 9 (*.;+,.;;;)
2@ +;A=, . *.;+7.;;; !.+**.+!# - -
B@ #;A=, . *.;+7.;;; AB >!7.>;7 -
&@ #,A=, . *.;+7.;;; - - =<,.==#
2lokasi Dept 9 dan : *.!;;.;>< !.=#>.=!> *.!!=.!;+ ; ;
%etelah alokasi 9 dan : (a) <.<<=.;>< =.+<<.=!> <.=,7.!;+
5apasitas (b) !;;.;;; 153 #,.;;; 1) *7.;;;.;;; -B3
(arif BOP (a b) 8p <<,<=A153 8p *<<,<<A1) #>,*= C
(arif BOP (etap 8p #,A153 8p =;A1). =,** C .
(arif BOP ?ariabel 8p >+,<=A153 8p *!<,<<A1) !<,;, C
b. )etode 2lokasi yang Diatur
De!" A De!" B De!" 3 De!" 5 De!" Y
BOP (etap #.,;;.;;; #.;;;.;;; *.;;;.;;; - -
BOP ?ariabel +.*<=.;;; +.7>#.;;; *.>*=.;;; - -
(otal 7.=<=.;;; 7.7>#.;;; 7.>*=.;;; *.;+7.;;; ,.;;;.;;;
2lokasi BOP Dept : !.,;;.;;; !.;;;.;;; #.;;;.;;; ,;;.;;; (,.;;;.;;;
2lokasi BOP Dept 9 (*.;+,.;;;)
2@ +;A=, . *.;+7.;;; !.+**.+!# - -
B@ #;A=, . *.;+7.;;; >!7.>;7 -
&@ #,A=, . *.;+7.;;; - - =<,.==#
2lokasi Dept 9 dan : #.<**.+!# !.>!7.>;7 #.=<,.==# ; ;
%etelah alokasi 9 dan : (a) <.=*!.+!# =.*==.>;7 <.7**.==#
5apasitas (b) !;;.;;; 153 #,.;;; 1) *7.;;;.;;; -B3
(arif BOP (a b) 8p <=,*!A153 8p **,,,,A1) #7,>7 C
(arif BOP (etap 8p #,A153 8p =;A1). =,** C
(arif BOP ?ariabel 8p >*,*!A153 8p #,,,,,A1) !=,+* C
c. Metode Alokasi Kontinyu
De!" A De!" B De!" 3 De!" 5 De!" Y
BOP (etap
BOP ?ariabel
#.,;;.;;;
+.*<,=.;;;
#.;;;.;;;
+.7>#.;;;
*.;;;.;;;
*.>*=.;;;
- -
Total
2lokasi BOP Dept :
7.=<=.;;;
!.,;;.;;;
7.7>#.;;;
!.;;;.;;;
7.>*=.;;;
#.;;;.;;;
*.;+7.;;;
,;;.;;;
,.;;;.;;;
(,.;;;.;;;
BOP setelah alk Dept :
2lokasi BOP Dept 9
=.*<=.;;;
!.+!=.+;;
>.7>#.;;;
>;<.#;;
=.>*=.;;;
==7.,;;
*.,+7.;;;
(*.,+7.;;;)
; ,*!.<;;
BOP setelah alk Dept 9
2lokasi BOP Dept :
<.=!7.+;;
!,<.,>;
=.*=!.#;;
!;7.*=;
<.7#+.,;;
#!#.>7;
; ,*.!<; ,*!.<;;
(,*!.<;;)
BOP setelah alk Dept :
2lokasi BOP Dept 9
<.<>,.<>;
#!.#>7
=.+=>.,=;
!;.7*=
<.=*>.#7;
!*.#<=
,*.!<;
(,*.!<;)
; >.<>=
BOP setelah alk Dept 9
2lokasi BOP Dept :
<.<<>.#+7
#.*<*
=.+<=.#!=
!.,<7
<.=,;.,,= *.!<! ; =; >.<>=
(>.<>=)
BOP setelah alk Dept :
2lokasi BOP Dept 9
<.<<<.7*< *# =.+<<.=!+ !7 <.=,*.>+< #; =; (=;) ; !#
BOP setelah alk Dept 9
2lokasi BOP Dept :
<.<<<.7>! , =.+<<.=*; * <.=,*.>7< * ; ! !# (!#)
%etelah alokasi 9 dan : (a) <.<<<.7>7 =.+<<.=** <.=,*.>># ; ;
5apasitas (b)
(arif BOP (ab)
(arif BOP (etap
!;;.;;; 153
8p <<,<A153
8p #,A153
#,.;;; 1)
8p **<,<<A1)
8p =;A1)
*7.;;;.;;; -B3
#>,*> C =,** C
(arif BOP ?ariabel 8p >+,<<A153 8p #,<,<<A1) !<,;+ C
d. )etode 2ljabar
Persamaan
9 @ 8p *.;+7.;;; D !; C :
: @ 8p ,.;;;.;;; D !, C 9
9 @ 8p *.;+7.;;; D !; C (,.;;;.;;; D !, C 9)
@ 8p *.;+7.;;; D ,;;.;;; D ;,;!, 9
@ 8p *.,+7.;;; D ;,;!, 9
9 - ;,;!, 9 @ 8p *.,+7.;;;
;.<=, 9 @ 8p *.,+7.;;;
9 @ 8p *.7;;.;;;
: @ 8p ,.;;;.;;; D !, C (*.7;;.;;;)
@ 8p ,.;;;.;;; D ,+;.;;;
: @ 8p ,.,+;.;;;
De!" A De!" B De!" 3 De!" 5 De!" Y
BOP (etap
BOP ?ariabel dan :
#.,;;.;;;
+.*<=.;;;
#.;;;.;;;
+.7>#.;;;
*.;;;.;;;
*.>*=.;;;
-
-
-
-
T-"a(
2lokasi BOP Dept :
7.=<=.;;;
B
!77#.;;;
7.7>#.;;;
!.!;=.;;;
7.>*=.;;;
#.#!7.;;;
*.;+7.;;;
,,+.;;;
,.;;;.;;;
(,.,+;.;;;)
2lokasi BOP Dept 9
=.,7;.;;;
!.++;.;;;
>.>=;.;;;
>#;.&&n
=.<,+.;;;
<;;.;;;
*.7;;.;;;
(*.7;;.;;;)
(,+;.;;;)
,+;.;;;
%etelah alokasi 9(a) !;.;;;.;;; =.,;;.;;; <.=,+.;;; ; ;
5apasitas (b)
(arif BOP (a b)
(arif BOP (etap
!;;.;;; 153
8p !;; A153
8p #,A15t
#,.;;; 1)
8p *+;A1)
8p =;A1)
*7.;;;.;;; -B3
#>,*> C
=,** C
(arif BOP ?ariabel 8p >,A153 8p #7;A1) !<,;+ C
%O23 32(6E2F
!. 1elaskan maksud dan manfaat dari departementalisasi BOP
#. %ebutkan dan jelaskan empat tahap utama penyusunan anggaran BOP per departemen
*. 1elaskan dua metode alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi
+. %ebutkan dan jelaskan dua kelompok metode yang termasuk dalam metode alokasi
bertahap
,. 1elaskan perbedaan antara metode alokasi langsung dengan metode alokasi bertahap
7. P(. %urya mempunyai * departemen produksi (2, B, &) dan # departemen pembantu (9,:),
taksiran BOP dan kapasitas tiap departemen adalah sebagai berikut
Departemen Gi.ed ?ariabel (otal
2 8p *.7+;.;;; 8p >.=*>.,;; 8p !!.+>>.,;;
B #.>,;.;;; +.>#,.;;; >.+>,.;;;
& +.,;;.;;; =.+>,.;;; !#.<>,.;;;
9 - - *.>!#.,;;
: - - >.#;;.;;;
(aksiran 5apasitas Dept 2 =;.;;; 153
Dept B #,.;;; 1)
Dept & 8p *;.;;;.;;; -B3
Perbandingan %er"ice atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu 9 dan : kepada
departemen produksi adalah sebagai berikut
Dari soal diatas/ hitunglah tarif BOP untuk tiap departemen produksi (2,B,&) dengan
menggunakan metode
a. )etode alokasi langsung
b. )etode alokasi yang diatur
c. )etode alokasi kontinyu
d. )etode aljabar
6 METODE HARGA POKOK PROSES
)etode harga pokok proses diterapkan untuk mengolah informasi biaya produksi dalam
perusahaan yang produksinya dilaksanakan secara massa. )etode harga pokok proses
berbeda dengan metode harga pokok pesanan dalam hal pengumpulan biaya produksi,
perhitungan harga pokok per satuan, klasifikasi biaya produksi dan pengelompokkan biaya
yang dimasukkan dalam unsur BOP. )asalah pokok yang terdapat dalam metode harga pokok
proses adalah bagaimana menentukan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen produksi berikutnya atau ke gudang dan bagaimana menentukan harga pokok
produk yang pada akhir periode masih dalam proses produksi. -ntuk menentukan harga pokok
produk yang masih dalam proses tersebut, diperlukan perhitungan biaya produksi per satuan
produk yang dihasilkan oleh suatu departemen . -ntuk menghitung biaya per satuan produk
yang dihasilkan oleh suatu departemen, perlu ditentukan ekui"alen unit. Hkui"alen unit ini
ditentukan oleh jumlah produk selesai yang ditransfer ke departemen selanjutnya atau ke
gudang, tingkat penyelesaian persediaan produk atau barang dalam proses pada akhir periode
dan ada tidaknya produk yang hilang dalam proses, baik di a$al maupun diakhir proses.
PENGERTIAN
)etode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan harga pokok produk yang
diterapkan pada perusahaan manufaktur yang berproduksi secara massa. Perusahaan
manufaktur yang berproduksi secara massa memiliki karakteristik sebagai berikut
!. %ifat produksinya terus menerus
#. (ujuan produksi untuk mengisi persediaan di gudangB
*. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
+. Produk yang dihasilkan dari $aktu ke $aktu adalah sama
%ebagai contoh perusahaan yang berproduksi massa adalah perusahaan semen,
perusahaan pupuk dan perusahaan tekstil.
PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK
PESANAN
-ntuk memahami karakteristik metode harga pokok proses, berikut ini disajikan
perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan
diantara dua metode pengumpulan biaya produksi ini terletak pada
!. Pengumpulan biaya produksi
#. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
*. Penggolongan biaya produksi
+. -nsur biaya yang dikelompokkan dalam BOP
Peng#!(an Bia$a Pr-&ksi
)etode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi berdasarkan pesanan,
sedangkan B metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen dan
per periode akuntansi.
Per+i"ngan Harga P-k-k Pr-&ksi Per Sa"an
)etode harga pokok pesanan menghitung harga pokok per satuan dengan cara
membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan pesanan
yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setelah proses produksi dari pesanan tersebut
selesai diproduksi. )etode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan
dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan untuk suatu periode dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan dan perhitungannya
dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
Pengg-(-ngan Bia$a Pr-&ksi
Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dibedakan menjadi biaya produksi
langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada
produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak
langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Dalam metode harga pokok proses pembedaan biaya produksi menjadi yang langsung dan
tidak langsung tidak diperlukan, terutama pada perusahaan yang hanya menghasilkan satu
jenis produk. 5arena harga pokok per satuan dihitung setiap akhir periode, maka umumnya
BOP dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.
Unsr Bia$a Yang Dike(-#!-kkan Da(a# BOP
Pada metode harga pokok pesanan, BOP terdiri dari bahan penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Dalam metode ini BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan
dimuka. %edangkan dalam metode harga pokok proses, BOP terdiri dari biaya produksi selain
bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik langsung maupun tidak
langsung). Dalam metode ini BOP dibebankan kepada produk sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi selama periode tertentu.
MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang
dihitung secara periodik bermanfaat bagi manajemen dalam hal
!. )enentukan harga jual produk
#. )emantau realisasi biaya produksi
*. )enghitung laba atau rugi periodik
+. )enentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan
disajikan dalam neraca
Menen"kan Harga 2a( Pr-&k
Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan.
Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka $aktu tertentu untuk menghasilkan
informasi biaya produksi per satuan produk.
)emantau realisasi biaya produksi
1ika rencana produksi untuk periode tertentu telah ditetapkan, manajemen memerlukan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana
produksi tersebut. Oleh karena itu akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi
biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka $aktu tertentu untuk memantau apakah proses
produksi yang dikeluarkan telah sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Meng+i"ng (a'a a"a rgi !eri-&ik
-ntuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan pada periode tertentu
mampu menghasilkan laba atau rugi, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang
telah dikeluarkan untuk memproduksi produk pada periode tertentu. Oleh karena itu, metode
harga pokok proses digunakan perusahaan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi
yang sesungguhnya terjadi untuk periode tertentu untuk menghasilkan informasi laba atau rugi
tiap periode.
Menen"kan Harga P-k-k Perse&iaan Pr-&k 2a&i Dan Pr-&k Da(a# Pr-ses Yang Akan
Disa*ikan Da(a# Nera%a
5etika manajemen dituntut untuk membuat pertanggungja$aban keuangan periodik,
manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Dalam
neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok
produk dalam proses. -ntuk tujuan itu, manajemen memerlukan catatan biaya produksi dap
periode. Berdasarkan catatan biaya produksi periodik tersebut manajemen dapat menentukan
biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum terjual dan dapat menentukan harga
pokok yang melekat pada produk dalam proses. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi
yang belum laku dijual dilaporkan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi,
sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal masih dalam
pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
-ntuk selanjutnya untuk menggambarkan penggunaan metode harga pokok proses
dalam pengumpulan biaya produksi pembahasannya akan dibagi menjadi
a. )etode harga pokok proses yang diterapkan pada perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui satu departemen produksi.
b. )etode harga pokok proses yang diterapkan pada perusahaan yang produknya diolah oleh
lebih dari satu departemen produksi.
c. Bagaimana pengaruh apabila dalam proses produksi terdapat produk yang hilang terhadap
perhitungan harga pokok produksi per satuan. Produk yang hilang dalam proses produksi
dapat terjadi pada a$al proses dan akhir proses
d. Penggunaan metode harga pokok proses yang memperhitungkan dampak persediaan
produk dalam proses a$al.
METODE HARGA POKOK PROSES ) PRODUK DIOLAH MELALUI SATU
DEPARTEMEN PRODUKSI
-ntuk memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses,
berikut diuraikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya
persediaan produk dalam proses a$al periode.
&ontoh !
P(. 8ifani mengolah produknya secara massa melalui I Departemen Produksi, jumlah biaya
yang dikeluarkan selama bulan %eptember #;;#, adalah sebagai berikut
Biaya Bahan Baku 8p. #,.;;;.;;;
Biaya (enaga 5erja !=.;;;.;;;
Biaya O"erhead Pabrik (BOP) *7.;;;.;;;
(otal biaya produksi 8p. ><.;;;.;;;
Produk yang diolah pada bulan %eptember #;;# sebanyak !;.;;; unit, yang selesai =.;;; unit
dan sisanya masih dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian, Bahan Baku @ !;;
C, (enaga 5erja =; C dan BOP @ ,; C.
Buat 3aporan Earga Pokok Produksi (&ost Production 8eport), berikut catatan akuntansinya.
Berdasarkan contoh diatas, penyelesaian berikut langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
La!-ran Harga P-k-k Pr-&ksi
3aporan biaya produksi memuat tiga bagian pokok, yaitu
!. Data Produksi
Pada bagian ini dilaporkan mengenai perincian jumlah produk yang dimasukkan dalam
proses, jumlah produk selesai dan jumlah produk dalam proses a$al dan akhir dari suatu
periode
#. Biaya yang dibebankan
Bagian ini melaporkan perincian biaya per satuan yang dibebankan, meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan BOP
*. Perhitungan harga pokok atau pertanggungja$aban biaya
Pada bagian ini dilaporkan mengenai perincian harga pokok produk selesai yang di transfer
ke gudang atau departemen berikutnya dan harga pokok produk masih dalam proses pada
akhir periode.
:ang menjadi masalah di sini adalah bagaimana menghitung harga pokok barang jadi
yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir
periode belum selesai diproduksi. -ntuk tujuan tersebut perlu dilakukan perhitungan biaya
produksi per satuan yang dikeluarkan pada periode tersebut. Easil perhitungan itu kemudian
dikalikan dengan kuantitas produk jadi yang akan menghasilkan informasi harga pokok barang
jadi yang ditransfer ke gudang. -ntuk menghitung harga pokok persediaan produk dalam
proses, biaya produksi per satuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam
proses, dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses.
-ntuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan oleh perusahaan, perlu dihitung
Hkui"alen unit Bulan %eptember #;;#, dengan cara sebagai berikut
!. Biaya bahan baku yang dibebankan pada bulan %eptember #;;# menghasilkan =.;;; unit
produk selesai dan #.;;; unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan
baku !;; C. Eal ini berarti biaya bahan baku sebesar 8p #,.;;;.;;; tersebut telah
digunakan untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak =.;;; unit dan #.;;; unit barang
dalam proses (!;;C . #.;;; unit). Dengan demikian ekui"alen unit biaya bahan baku
adalah !;.;;; unit dengan perhitungan =.;;; D (!;; C . #.;;;) @ !;.;;; unit
#. Biaya tenaga kerja yang dibebankan sebesar 8p !=.;;;.;;; tersebut dapat menghasilkan
=.;;; barang jadi dan #.;;; unit barang dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya
tenaga kerja sebesar =; C. Eal ini berarti biaya tenaga kerja sebesar 8p !=.;;;.;;;
tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak =.;;; unit dan !.7;;
unit barang dalam proses (=;C . #.;;; unit). Dengan demikian ekui"alen unit biaya tenaga
kerja adalah <.7;; unit dengan perhitungan =.;;; D (=; C . #.;;;) @ <.7;; unit
*. BOP yang dibebankan sebesar 8p *>.;;;.;;; tersebut dapat menghasilkan =.;;; barang
jadi dan #.;;; unit barang dalam proses dengan tingkat penyelesaian BOP sebesar ,; C.
Eal ini berarti BOP sebesar 8p *7.;;;.;;; tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan
barang jadi sebanyak =.;;; unit dan !.;;; unit barang dalam proses (,;C . #.;;; unit).
Dengan demikian ekui"alen unit BOP adalah <.;;; unit dengan perhitungan =.;;; D (,;
C . #.;;;) @ <.;;; unit
Perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang diproduksi dalam bulan
%eptember #;;# dilakukan dengan cara membagi tiap unsur biaya produksi dengan ekui"alen
unitnya. %etelah harga pokok produksi per satuan dihitung, harga pokok barang jadi yang
ditransfer ke gudang dan harga pokok barang dalam prose dapat dihitung.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang
dalam proses disajikan pada tabel diba$ah ini
Bia$a Pr-&ksi T-"a( Bia$a Eki7a(en Uni"
Harga !-k-k !er
sa"an
(!) (#) (*) (+) @ (#) (*)
Bahan baku 8p. #,.;;;.;;; !;.;;; 8p. #.,;;
(enaga kerja !=.;;;.;;; <.7;; !.=>,
BOP *7.;;;.;;; <.;;; +.;;;
(otal 8p. ><.;;;.;;; 8p. =.*>,
Earga pokok barang jadi =.;;; . 8p =.*>, 8p. 7>.;;;.;;;
Earga pokok barang dalam proses
Biaya bahan baku (!;; C . #.;;; . 8p #.,;;) 8p. ,.;;;.;;
Biaya tenaga kerja ( =; C . #.;;; . 8p !.=>,) *.;;;.;;
Biaya o"erhead pabrik ( ,; C . #.;;; . 8p +.;;;) +.;;;.;;
8p. !#.;;;.;;;
1umlah biaya produksi bulan %eptember #;;# 8p. ><.;;;.;;;
Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi (cost
production reportJ seperti yang disajikan pada gambar >.!.
2URNAL PEN3ATATAN BIAYA PRODUKSI
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi, biaya produksi
yang terjadi pada bulan %eptember #;;#, dibuat jurnal sebagai berikut
0ambar >.! 3aporan Earga Pokok Produksi
,. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Ba+an Bak
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku 8p #,.;;;.;;;
Persediaan Bahan Baku 8p #,.;;;.;;;
0. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a "enaga Ker*a
Da"a Pr-&ksi 1ni"/
Dimasukkan dalam proses !;.;;;
%elesai dan ditransfer ke gudang =.;;;
)asih dalam proses akhir bulan #.;;;
!;.;;;
Bia$a $ang &i'e'ankan !a&a '(an ini
(otal Per unit
Biaya bahan baku 8p #,.;;;.;;; 8p #.,;;
Biaya tenaga kerja !=.;;;.;;; !.=>,
Biaya o"erhead pabrik (BOP) *7.;;;.;;; +.;;;
2#(a+ R! 68.999.999 R! :.;6<
Per+i"ngan Bia$a
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang =.;;; unit K 8p =.*>, 8p 7>.;;;.;;;
Earga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan
Biaya bahan baku (!;; C . #.;;; . 8p #.,;;) 8p ,.;;;.;;;
Biaya tenaga kerja ( =; C . #.;;; . 8p !.=>,) *.;;;.;;;
Biaya o"erhead pabrik ( ,; C . #.;;; . 8p +.;;;) +.;;;.;;;
8p !#.;;;.;;;
2#(a+ 'ia$a !r-&ksi '(an Ok"-'er 0990 R! 68.999.999
PT. RIFANI
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
Bulan September 2002
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja 8p !=.;;;.;;;
0aji dan -pah 8p !=.;;;.;;;
;. 2rna( Pen%a"a"an BOP
Barang Dalam Proses - BOP 8p *7.;;;.;;;
BOP Dibebankan 8p *7.;;;.;;;
=. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Barang 2a&i $ang &i Trans>er ke G&ang
Persediaan Barang 1adi 8p 7>.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku 8p #;.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja !,.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP *#.;;;.;;;
<. 2rna( Pen%a"a"an +arga P-k-k Perse&iaan Barang Da(a# Pr-ses
Persediaan Barang Dalam Proses 8p !#.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku 8p ,.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja *.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP +.;;;.;;;
METODE HARGA POKOK PROSES ) PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU
DEPARTEMEN PRODUKSI
1ika suatu produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, perhitungan harga
pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama
dengan yang telah dibahas pada contoh ! sebelumnya.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama merupakan Lperhitungan yang bersifat kumulatif, karena produk
yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan barang jadi dari
departemen sebelumnya yang memba$a harga pokok produksi dari departemen sebelumnya
tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan setelah departemen pertama terdiri dari
!. Biaya produksi yang terba$a dari departemen sebelumnya
#. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama
3-n"-+ 0.
P(. 8iMki memiliki # departemen produksi (dept 2 dan B) untuk menghasilkan produknya.
Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Oktober #;;#, adalah
sebagai berikut
De!" A De!" B
Dimasukkan dalam proses produksi
%elesai dan di transfer ke Departemen B
%elesai dan di transfer ke 0udang
Produk dalam proses akhir bulan (BDP )
BiayaA cost yang dibebankan
Biaya Bahan Baku
Biaya (enaga 5erja
Biaya O"erhead Pabrik
(ingkat Penyelesaian BDP
Biaya Bahan Baku
Biaya 5on"ersi ((53 dan BOP)
,;.;;; unit
+,.;;; unit
-
,.;;; unit
8p. =.;;;.;;;
8p. !!.+;;.;;;
8p. #*.>,;.;;;
!;; C
,; C
-
-
+#.,;; unit
#.,;; unit
8p. ;
8p. !#.#*>.,;;
8p. #*.*7#.,;;
-
=; C
Buat 3aporan Earga Pokok Produksi (&ost Production 8eport), berikut catatan akuntansinya.
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN A
-ntuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan pada departemen 2 perlu
dihitung ekui"alen unit tiap unsur biaya produksi departemen 2 dalam bulan Oktober #;;#,
dengan cara sebagai berikut
!. Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh departemen 2 dalam bulan Oktober #;;# tersebut
dapat menghasilkan +,.;;; satuan produk selesai dan ,.;;; satuan produk yang masih
dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku !;; C. Eal ini berarti bah$a
biaya bahan baku sebesar 8p =.;;;.;;; tersebut telah digunakan sepenuhnya untuk
menyelesaikan barang jadi sebanyak +,.;;; satuan dan ,.;;; satuan (!;;C . ,.;;;)
persediaan barang dalam proses. Dengan demikian ekui"alen unit biaya bahan baku adalah
,;.;;; satuan, dengan perhitungan +,.;;; D (!;;C . ,.;;;) @ ,;.;;; satuan.
#. Biaya kon"ersi, "ang terdiri dari biaya tenaga kerja dan BOP yang dikeluarkan oleh
departemen 2 pada bukn Oktober #;;# sebesar 8p *,.!,;.;;; tersebut dapat menghasilkan
+,.;;; satuan produk selesai dan ,.;;; satuan produk yang masih dalam proses, dengan
tingkat penyelesaian biaya kon"ersi ,; C. Eal ini berarti bah$a biaya kon"ersi telah
digunakan sepenuhnya untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak +,.;;; satuan dan #.,;;
satuan (,;C . ,.;;;) persediaan barang dalam proses. Dengan demikian ekui"alen unit
biaya kon"ersi adalah +>.,;; satuan, dengan perhitungan +,.;;; D (,;C . ,.;;;) @ +>.,;;
satuan.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang
dalam proses di departemen 2 disajikan pada tabel diba$ah ini
Biaya Produksi (otal Biaya Hkui"alen unit
Earga Pokok
Persatuan
(!) (#) (*) (+) @ (#) (*)
Bahan Baku 8p =.;;;.;;; ,;.;;; 8p !7;
(enaga 5erja !!.+;;.;;; +>.,;; #+;
BOP #*.>,;.;;; +>.,;; ,;;
(otal 8p +*.!,;.;;; 8p <;;
Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi (cost
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke Dept B +,.;;; . 8p <;; 8p. +;.,;;.;;;
Earga pokok barang dalam proses
Biaya bahan baku (!;; C . ,.;;; . 8p !7;) 8p =;;.;;
Biaya teaaga kerja (,; C . ,.;;; . 8p #+;) 7;;.;;
Biaya o"erhead pabrik (,; C . ,.;;; . 8p ,;;) !.#,;.;;
8p. #.7,;.;;;
1umlah biaya produksi bulan Oktober #;;# 8p. +*.!,;.;;;
production report) seperti yang disajikan pada gambar >.#.
2URNAL PEN3ATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi, biaya produksi
yang terjadi pada bulan Oktober #;;#, dicatat dengan jurnal berikut
PT. RI?KI
DEPARTEEN A
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
B(an Ok"-'er 0990
Data Produksi (unit)
Dimasukkan dalam proses
%elesai dan ditransfer ke gudang
)asih dalam proses akhir bulan
Biaya yang dibebankan pada bulan ini
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya o"erhead pabrik (BOP)
1umlah
Perhitungan Biaya
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke Dept B +,.;;;
Earga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan
Biaya bahan baku (! ;; C . ,.;;; . 8p ! 7;)
B Biaya tenaga kerja ( ,; C . ,.;;; . 8p #+;)
Biaya o"erhead pabrik ( ,; C . ,.;;; . 8p ,;;)
1umlah biaya produksi bulan Oktober #;;#
(otal
8p =.;;;.;;;
!!.+;;.;;;
#*.>,;.;;;
8p +*.!,;.;;;
unit K 8p <;;
8p =;;.;;;
7;;.;;;
!.#,;.;;;
,;.;;;
+,.;;;
,.;;;
,;.;;;
Per unit
8p !7;
#+;
,;;
8p <;;
8p +;.,;;.;;;
8p #.7,;.;;;
8p +*.!,;.;;;
0ambar >.# 3aporan Earga Pokok Produksi Departemen 2
,. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Ba+an Bak
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p %.;;;.;;;
Persediaan Bahan Baku 8p =.;;;.;;;
0. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Tenaga Ker*a
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 8p !!.+;;.;;;
0aji dan -pah 8p !!.+;;.;;;
;. 2rna( Pen%a"a"an BOP
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 8p #*.>,;.;;;
Berbagai rekening yang di kredit 8p #*.>,;.;;;
=. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Barang 2a&i $ang &i Trans>er ke De!ar"e#en B
Persediaan Barang 1adi 8p +;.,;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p >.#;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 !;.=;;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 ##.,;;.;;;
<. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Perse&iaan Barang Da(a# Pr-ses
Persediaan Barang Dalam Proses - Departemen 2 8p #.7,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p. =;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 7;;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 !.#,;.;;;
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN B
-ntuk mengolah produk selesai yang diterima dari departemen 2 tersebut, departemen
B mengeluarkan biaya tenaga kerja dan BOP dalam bulan Oktober #;;# berturut-turut sebesar
8p !#.#*>.,;; dan 8p #*.*7#.,;;. Dari +,.;;; satuan produk yang diolah departemen B
tersebut dihasilkan barang jadi yang di transfer ke gudang sebanyak +#.,;; satuan dan
persediaan barang dalam proses sebanyak #.,;; satuan dengan tingkat penyelesaian =; C
biaya kon"ersi.
-ntuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan oleh departemen B,
perlu dihitung ekui"alen unit tiap unsur harga pokok yang ditambahkan oleh departemen B
dalam bulan Oktober #;;#, dengan cara berikut
Biaya kon"ersi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan BOP yang ditambahkan oleh
departemen B untuk memproses +,.;;; satuan produk yang diterima dari departemen 2
sebesar 8p *#.;;;.;;; tersebut dapat menghasilkan +#.,;; satuan produk selesai dan #;;;
satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya kon"ersi =; C.
Eal ini berarti bah$a biaya kon"ersi telah digunakan sepenuhnya untuk menyelesaikan barang
jadi sebanyak +#.,;; satuan dan #.;;; satuan (=;C . #.,;;) persediaan barang dalam proses.
Dengan demikian ekui"alen unit biaya kon"ersi adalah ++.,;; satuan, dengan perhitungan
+#.,;; D (=;C . #.,;;) @ ++.,;; satuan. Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan
harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses di departemen B disajikan pada tabel di
ba$ah ini
Biaya Produksi (otal Biaya Hkui"alen unit
Earga Pokok
Persatuan
(!) (#) (*) (+) @ (#) (*)
(enaga 5erja 8p !#.#*>.,;; ++.,;; #>,
BOP #*.>,;.;;; ++.,;; ,#,
(otal 8p *,.*7#.,;; 8p =;;
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang
Earga pokok dari departemen 2 +#.,;; . 8p <;; 8p *=.#,;.;;
Biaya yang ditambahkan oleh Dept B +#.,;; . 8p =;; *+.;;;.;;
(otal harga pokok barang jadi yang di transfer ke gudang 8p. >#.#,;.;;;
Earga pokok barang dalam proses
Earga pokok dari departemen 2 #.,;; . 8p <;; 8p #.#,;.;;
Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B
Biaya tenaga kerja ( =; C . #.,;; . 8p #>,) 8p ,,;.;;
Biaya o"erhead pabrik ( =; C . #.,;; . 8p ,#,) !.;,;.;;
8p. *.=,;.;;;
1umlah biaya produksi bulan Oktober #;;# 8p. >7.!;;.;;;
Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi (cost
production report) seperti yang disajikan pada gambar >.*.
PT. RI?KI
DEPARTEMEN B
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
B(an Ok"-'er 0990
Da"a Pr-&ksi 1ni"/
Diterima dari Departemen 2 +,.;;;
%elesai dan ditransfer ke gudang +#.,;;
)asih dalam proses akhir bulan #.,;;
+,.;;;
Bia$a $ang &i'e'ankan !a&a '(an ini @
T-"a( Per Uni"
Earga Pokok dari departemen 2 8p. +;.,;;.;;; 8p. <;;
Bia$a $ang &i'e'ankan &e!ar"e#en B
Biaya tenaga kerja !!.#*>.,;; #>,
Biaya O"erhead Pabrik (BOP) #*.*7#.,;; ,#,
1umlah biaya yang ditambahkan departemen B 8p. *,.7;;.;;; 8p. =;;
2#(a+ R!. 66.,99.999 R!. ,.699
Per+i"ngan Bia$a
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang +#.,;; unit K 8p !.>;; 8p >#.#,;.;;;
Earga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan
Earga pokok departemen 2 (#.,;; . 8p <;;) 8p #.#,;.;;;
Biaya tenaga kerja ( =; C . #.,;; . 8p #>,) ,,;.;;;
Biaya o"erhead pabrik ( =; C . #.,;; . ftp ,#,) !.;,;.;;;
8p *.=,;.;;;
2#(a+ 'ia$a !r-&ksi '(an Ok"-'er 0990 R!. 66.,99.999
0ambar >.* 3aporan Earga Pokok Produksi Departemen B
2URNAL PEN3ATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi, biaya produksi
yang terjadi pada bulan Oktober #;;#, dicatat dengan jurnal sebagai berikut
,. 2rna( Pen%a"a"an Peneri#aan Pr-&k &ari De!ar"e#en A
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B 8p. +;.,;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p. >.#;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 !;.=;;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 ##.,;;.;;;
0. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Tenaga Ker*a
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen B8p !!.#*>.,;;
0aji dan -pah 8p !!.#*>.,;;
;. 2rna( Pen%a"a"an BOP
Barang Dalam Proses - BOP Departemen B 8p #*.*7#.,;;
Berbagai rekening yang di kredit 8p #*.*7#.,;;
=. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Barang 2a&i $ang &i Trans>er ke G&ang
Persediaan Barang 1adi 8p >#.#,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B 8p *=.#,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen B !!.7=>.,;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen B ##.*!#.,;;
<. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Perse&iaan Barang Da(a# Pr-ses
Persediaan Barang Dalam Proses - Departemen B 8p *.=,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B 8p #.#,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen B ,,;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen B !.;,;.;;;
PENGARUH ADANYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN
Dalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah akan menghasilkan produk
yang baik yang memenuhi standar mutu yang ditentukan. 1ika bahan baku yang diolah selama
periode tertentu !;; liter, yang banyaknya dinyatakan dalam ekui"alen unit sebanyak ,; satuan
produk jadi, belum tentu hasil produksi pada periode tersebut akan menghasilkan ,; satuan
produk tersebut.
Dilihat dari saat terjadinya, produk dapat hilang pada a$al proses, sepanjang proses
atau pada akhir proses. -ntuk kepentingan penyederhanaan perhitungan harga pokok produksi
per satuan, produk yang hilang sepanjang proses dapat diperlakukan sebagai produk yang
hilang a$al atau akhir proses.
PENGARUH TER2ADINYA PRODUK YANG HILANG PADA AAAL PROSES DAN AKHIR
PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN
Produk yang hilang pada a$al proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan-perhitungan ekui"alen unit produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut.
Dalam departemen pertama, produk yang hilang a$al proses mengakibatkan adanya kenaikan
harga pokok pada harga pokok produksi per satuan. Dalam departemen berikutnya, produk
yang hilang a$al proses mempunyai dua akibat yaitu
!. )enaikkan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen
sebelumnya
#. )enaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan pada departemen produksi
setelah departemen produksi yang pertama tersebut.
%edangkan produk yang hilang akhir proses, karena telah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam
penentuan ekui"alen unit produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut kepada masing-
masing unsur harga pokok sejumlah unit yang hilang pada akhir proses. Baik pada departemen
pertama maupun pada departemen-departemen berikutnya, harga pokok produk yang hilang
akhir proses harus diperhitungkan dan harga pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga
pokok produk selesai yang di transfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Eal
ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang di transfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.
-ntuk menggambarkan pengaruh terjadinya produk yang hikng a$al atau akhir proses terhadap
perhitungan harga pokok per satuan, dapat digambarkan pada contoh berikut ini.
3-n"-+ ;
P(. 2melia memiliki # departemen produksi (dept 2 dan B) untuk menghasilkan produknya. Data
produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bukn Fopember #;;#, adalah sebagai
berikut
Dept. 2 Dept. B
Dimasukkan dalam proses produksi
%elesai dan di transfer ke Departemen B
%elesai dan di transfer ke 0udang
Produk dalam proses akhir bulan (BDP)
Eilang a$al proses
Eilang akhir proses
BiayaAcost yang dibebankan
Biaya Bahan Baku
Biaya (enaga 5erja
Biaya O"erhead Pabrik
(ingkat Penyelesaian BDP
Biaya Bahan Baku
Biaya 5on"ersi ((53 dan BOP)
#;;.;;; unit
!=;.;;; unit
-
!,.;;; unit
#.;;; unit
*.;;; unit
8p. *<.7;;.;;;
7#.+;;.;;;
=!.7;;.;;;
!;; C
7; C
-
-
!>#.,;; unit
,.;;; unit
#.,;; unit
-
8p. ><.=>,.;;;
8p.
!;7.,;;.;;;
-
,; C
Buat 3aporan Earga Pokok Produksinya (&ost Production 8eport)
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN A
5arena pada departemen 2 pada contoh soal * diatas terdapat produk yang hilang pada a$al
maupun akhir proses, maka perlu dibedakan antara produk yang hilang a$al proses dengan
akhir proses. Pada produk yang hilang a$al proses, tidak diperhitungkan dalam perhitungan
harga pokok produksi karena belum menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh
departemen 2. %ebaliknya untuk produk yang hilang akhir proses perlu diperhitungkan harga
pokok produksi per satuannya karena telah menyerap biaya produksi, akibatnya biaya produksi
per satuan yang dihasilkan oleh departemen 2 menjadi lebih tinggi dibandingkan kalau ridak
ada produk yang hilang pada a$al maupun akhir proses.
-ntuk perhitungan ekui"alen unit yang lain sama halnya dengan pembahasan sebelumnya
mengenai perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang diolah oleh satu atau lebih
departemen produksi.
-ntuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan pada departemen 2 perlu
dihitung ekui"alen unit tiap unsur biaya produksi departemen 2 dalam bulan Fopember #;;#,
dengan cara sebagai berikut
!. Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh departemen 2 dalam bulan Fopember #;;#
tersebut dapat menghasilkan !=;.;;; satuan produk selesai dan !,.;;; satuan produk
yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku !;; C. Eal ini
berarti bah$a biaya bahan baku sebesar 8p *<.7;;.;;; tersebut telah digunakan
sepenuhnya untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak !=;.;;; satuan dan !,.;;;
satuan (!;;C . !,.;;;) persediaan barang dalam proses. 5arena dalam proses produksi
pada departemen ini terdapat produk yang hilang a$al proses dan akhir proses, maka
harus diperhitungkan adanya produk yang hilang tersebut. -ntuk produk yang hilang a$al
proses tidak diperhitungkan dalam ekui"alen unitnya, sebaliknya pada produk yang hilang
akhir proses harus diperhitungkan ekui"alen unitnya, dimana pada departemen ini produk
yang hilang akhir proses sebanyak *;;; unit. Dengan demikian ekui"alen unit biaya bahan
baku adalah !<=.;;; satuan, dengan perhitungan !=;.;;; D (!;;C . !,.;;;) D *.;;; @
!<=.;;; satuan.
#. Biaya kon"ersi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan BOP yang dikeluarkan oleh
departemen 2 pada bulan Fopember #;;# sebesar 8p !++.;;;.;;; tersebut dapat
menghasilkan !=;.;;; satuan produk selesai dan !,.;;; satuan produk yang masih dalam
proses, dengan tingkat penyelesaian biaya kon"ersi 7; C. Eal ini berarti bah$a biaya
kon"ersi telah digunakan sepenuhnya untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak !=;.;;;
satuan dan <.;;; satuan (7;C . !,.;;;) persediaan barang dalam proses juga atas
produk yang hilang pada a$al maupun akhir proses. %ama halnya dengan biaya bahan
baku untuk biaya kon"ersi ini juga perlu diperhitungkan ekui"alen unit untuk produk yang
hikng akhir proses. Dengan demikian ekui"alen unit biaya kon"ersi adalah !<#.;;; satuan,
dengan perhitungan !=;.;;; D <.;;; (7;C . !,.;;;) D *.;;; @ !<#.;;; satuan.
Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang
dalam proses di departemen 2 disajikan pada tabel diba$ah ini
Biaya Produksi (otal Biaya Hkui"alen -nit Earga Pokok Persatuan
(!) (#) (*) (+) @ (#) (*)
Bahan Baku 8p *<.7;;.;;; !<=.;;; 8p #;;
(enaga 5erja 7#.+;;.;;; !<#.;;; *#,
BOP =!.7;;.;;; !<#.;;; +#,
(otal 8p !=*.7;;.;;; 8p <,;
Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi (cost
production reportJ seperti yang disajikan pada gambar >.+.
Earga pokok barang jadi yang di transfer ke Dept B !=;.;;; . 8p <,; 8p. !>!.;;;.;;;
Penyesuaian produk yang hilang akhir proses *.;;; . 8p <,; #.=,;.;;;
Earga pokok produk selesai yang di transfer ke dept B !=;.;;; . 8p <7,,=* 8p. !>*.=,;.;;;
Earga pokok barang dalam proses
Biaya bahan baku (!;; C . !,.;;; . 8p #;;) 8p *.;;;.;;
Biaya tenaga kerja ( 7; C . !,.;;; . 8p *#,) #.<#,.;;
Biaya o"erhead pabrik ( 7; C . !,.;;; . 8p +#,) *.=#,.;;
8p. <.>,;.;;;
2#(a+ 'ia$a !r-&ksi '(an N-!e#'er 0990 R!. ,:;.699.999
PT. AMELIA
DEPARTEMEN A
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
B(an N-7e#'er 0990
Da"a Pr-&ksi 1ni"/
Dimasukkan dalam proses #;;.;;;
%elesai dan ditransfer ke Departemen B !=;.;;;
)asih dalam proses akhir bulan !,.;;;
Eilang a$al Proses #.;;;
Eilang akhir Proses *.;;;
#;;.;;;
Bia$a $ang &i'e'ankan !a&a '(an ini @
T-"a( Per Uni"
Biaya Bahan Baku 8p. *<.7;;.;;; 8p. #;;
Biaya tenaga kerja 7#.+;;.;;; *#,
Biaya O"erhead Pabrik (BOP) =!.7;;.;;; +#,
2#(a+ R!.,:;.699.999 R!. 8<9
Per+i"ngan Bia$a
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke Dept. B !=;.;;; . p. <,; 8p. !>!.;;;.;;;
Penyesuaian produk yang hilang akhir proses *.;;; . 8p <,; 8p #.=,;.;;;
8p. !>*.=,;.;;;
Earga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan
Biaya Bahan Baku ( !;;C . !,.;;; . 8p #;; ) 8p *.;;;.;;
Biaya tenaga kerja ( 7; C . !,.;;; . 8p *#, ) #.<#,.;;
Biaya o"erhead pabrik ( 7; C . !,.;;; . 8p. +#,) *.=#,.;;
8p <.>,;.;;;
2#(a+ 'ia$a !r-&ksi '(an N-7e#'er 0990 R!. ,:;.699.999
0ambar >.+ 3aporan Earga Pokok Produksi Departemen 2. 2danya produk yang hilang a$al
dan akhir proses pada departemen pertama
2URNAL PEN3ATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi, biaya produksi
yang terjadi pada bulan Fopember #;;#, dicatat dengan jurnal berikut
,. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Ba+an Bak
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p *<.7;;.;;;
Persediaan Bahan Baku 8p *<.7;;.;;;
0. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Tenaga Ker*a
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 8p 7#.+;;.;;;
0aji dan -pah 8p. 7#.+;;.;;;
;. 2rna( Pen%a"a"an BOP
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 8p =!.7;;.;;;
Berbagai rekening yang di kredit 8p =!.7;;.;;;
=. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Barang 2a&i $ang &i Trans>er ke De!ar"e#en
Persediaan Barang 1adi 8p !>*.=,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p. *7.7;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 ,<.+>,.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 >>.>>,.;;;
<. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Perse&iaan Barang Da(a# Pr-ses
Persediaan Barang Dalam Proses - Departemen 2 8p <.>,;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen 2 8p. *.;;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 #.<#,.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 *.=#,.;;;
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN B
-ntuk mengolah produk selesai yang diterima dari departemen 2 tersebut, departemen B
mengeluarkan biaya tenaga kerja dan BOP dalam bulan Fopember #;;# berturut-turut sebesar
8p ><.=>,.;;; dan 8p !;7.,;;.;;;. Dari !=;.;;; satuan produk yang diolah departemen B
tersebut dihasilkan barang jadi yang ditransfer ke gudang sebanyak !>#.,;; satuan dan
persediaan barang dalam proses sebanyak ,.;;; satuan dengan tingkat penyelesaian ,; C
biaya kon"ersi dan #.,;; unit produk yang hilang pada akhir proses. -ntuk menghitung harga
pokok produksi per satuan yang ditambahkan oleh departemen B, perlu dihitung ekui"alen unit
tiap unsur harga pokok yang ditambahkan oleh departemen B dalam bulan Fopember #;;#,
dengan cara berikut
Biaya kon"ersi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan BOP yang ditambahkan oleh
departemen B untuk memproses !=;.;;; satuan produk yang diterima dari departemen 2
sebesar 8p !>*.=,;.;;; tersebut dapat menghasilkan !>#.,;; satuan produk selesai, ,;;;
satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya kon"ersi ,; C dan
produk yang hilang akhir proses sebanyak #.,;; satuan. Eal ini berarti bah$a biaya kon"ersi
telah digunakan untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak !>#.,;; satuan, #.,;; satuan
(,;C . ,.;;;) persediaan barang dalam proses dan #.,;; produk hilang akhir proses. Dengan
demikian ekui"alen unit biaya kon"ersi adalah !>>.,;; satuan, dengan perhitungan !>#.,;; D
#.,;; (,;C . ,.;;;) D #.,;; @ !>>.,;; satuan. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
dan harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses di departemen B disajikan pada
tabel diba$ah ini
Biaya Produksi (otal Biaya Hkui"alen -nit Earga Pokok Persatuan
(!) (#) (*) (+) @ (#) (*)
(enaga 5erja ><.=>,.;;; !>>.,;; 8p. +,;
BOP !;7.,;;.;;; !>>.,;; 7;;
(otal 8p !=7.*>,.;;; 8p !.;,;
Earga pokok barang jadi yang di transfer ke gudang
Earga pokok dari departemen 2 (!>#.,;; .8p <7,,=*) 8p !77.7;,.7>,
Biaya yang ditambahkan oleh Dept B (!>#.,;; . 8p !.;,;) !=!.!#,.;;;
Produk yang hilang akhir proses #,;; (8p <7,,=* D 8p !.;,;) ,.;*<.,>,
(otal Earga pokok barang jadi yang di transfer ke gudang 8p. *,#.>>;.#,;
Earga pokok barang dalam proses (,;;;)
Earga pokok dari departemen 2 (,.;;; . 8p <7,,=*) 8p +.=#<.>,;
Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B
Biaya tenaga kerja ( ,; C . ,.;;; . 8p +,;) 8p. !.!#,.;;;
Biaya o"erhead pabrik ( ,; C . ,.;;; . 8p 7;;) !.,;;.;;;
8p. >.+,+.>,;
2#(a+ 'ia$a !r-&ksi '(an N-!e#'er 0990 R!. ;69.00<.999
Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi
(costproduction report) seperti yang disajikan pada gambar >.,.
2URNAL PEN3ATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B
Berdasarkan informasi yang disajikan dalam 3aporan Earga Pokok Produksi, biaya produksi
yang terjadi pada bulan Fopember #;;#, dicatat dengan jurnal sebagai berikut
,. 2rna( Pen%a"a"an Peneri#aan Pr-&k &ari De!ar"e#en A
Barang Dalam Proses - Departemen B 8p !>*.=,;.;;;
Barang Dalam Proses - Earga Pokok Departemen 2 8p *7.7;;.;;;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen 2 ,<.+>,.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen 2 >>.>>,.;;;
0. 2rna( Pen%a"a"an Bia$a Tenaga Ker*a
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen B 8p ><.=>,.;;;
0ajidan-pah 8p ><.=>,.;;;
;. 2rna( Pen%a"a"an ;3P
Barang Dalam Pro"es - BOP Departemen B 8p !;7.,;;.;;;
Berbagai rekening yang di kredit 8p !;7.,;;.;;;
=. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Barang 2a&i $ang &i Trans>er ke G&ang
Persediaan Barang 1adi 8p *,#.>>;.#,;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B 8p !7<.;#;.#,;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen B >=.>,;.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen B !;,.;;;.;;;
<. 2rna( Pen%a"a"an Harga P-k-k Perse&iaan Barang Da(a# Pr-ses
Persediaan Barang Dalam Proses - Departemen B 8p >.+,+.>,;
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B 8p +.=#<.>,;
Barang Dalam Proses - Biaya (enaga 5erja Departemen B !.!#,.;;;
Barang Dalam Proses - BOP Departemen B !.,;;.;;;
PT. AMELIA
DEPARTEMEN B
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
B(an N-7e#'er 0990
Da"a Pr-&ksi 1ni"/
Diterima dari Departemen 2 !=;.;;;
%elesai dan ditransfer ke gudang !>#.,;;
)asih dalam proses akhir bulan ,.;;;
Eilang akhir proses #.,;;
!=;.;;;
Bia$a $ang &i'e'ankan !a&a '(an ini @
T-"a( Per Uni"
Earga Pokok dari departemen 2 8p.!>*.=,;.;;; 8p.<7,,=*
Bia$a $ang &i'e'ankan &e!ar"e#en B
Biaya tenaga kerja ><.=>,.;;; +,;
Biaya O"erhead Pabrik (BOP) !;7.,;;.;;; 7;;
1umlah biaya yang ditambahkan departemen B 8p. *,.7;;.;;; 8p !;,;
2#(a+ R!. 66.,99.999 R!09,<B:;
Per+i"ngan Bia$a
Earga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang
Earga pokok dari departemen 2 (!>#.,;; . 8p <7,,=*) 8p !77.7;,.7>,
Earga Pokok yang ditambahkan pada departemen B (!>#.,;; . 8p!;,;) !=!.!#,.;;;
Penyesuaian produk yang hilang akhir proses #,;; . (<7,,=* . 8p <7,,=*) ,.;*<.,>,
8p *,#.>>;.#,;
Earga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan
Earga pokok departemen 2 ( !;;C . ,;;; . 8p<7,,>* ) 8p >.=#<.>,
Biaya tenaga kerja ( ,; C . ,.;;; . 8p +,; ) !.!#,.;;
Biaya o"erhead pabrik ( ,; C . ,.;;; . 8p 7;; ) !.,;;.;;
8p >.+,+.>,;
2#(a+ 'ia$a !r-&ksi '(an N-7e#'er 0990 R!. ;69.00<.999
0ambar >., 3aporan Earga Pokok Produksi Departemen B. 2danya produk yang hilang akhir
proses pada departemen terakhir
SOAL LATIHAN
!. 1elaskan beberapa karakteritik produksi dari petusahaan yang menggunakan metode harga
pokok proses.
#. 1elaskan perbedaan antura metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses
dilihat dari segi pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per satuan,
klasifikasi biaya produksi dan unsur yang digolongkan dalam biaya o"erhead.
*. %ebutkan dan jekskan manfaat informasi harga pokok produksi dalam perusahaan yang
berproduksi secara massa.
+. 1elaskan perlakuan akuntansi untuk produk yang hilang a$al dan akhir proses pada
perusahaan yang berproduksi secara massa.
,. Data produksi dan biaya dua departemen (9 dan :) dari P(. 8iMki adalah sebagai berikut
Dept 9 Dept :
Dimasukkan dalam proses !,;.;;; unit -
%elesai dan ditransfer ke dept B !#,.;;; unit -
%elesai dan ditransfer ke gudang - !#;.;;; unit
)asih dalam proses akhir bulan (BDP akhir) #,.;;; unit ,.;;; unit
BiayaAcost yang dikeluarkan
Bahan baku 8p <>.,;;.;;;
(enaga kerja langsung =;.,;;.;;; <<.;;;.;;;
Biaya o"erhead pabrik !;,.;;;.;;; !#*.>,;.;;;
(ingkat penyelesaian BDP akhk
Bahan baku !;;C -
Biaya kon"ersi 7; C >, C
Dari soal diatas buatlah
a. 3aporan harga pokok produksi (costproduction report) pada dua departemen dari P(. 8iMki
b. Buatlah jurnal yang diperlukan
7. Dari soal , diatas, hitunglah
a. Hkui"alen unit dari biaya kon"ersi pada departemen 9
b. Berapa total harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh dept 9 ke dept :
c. Berapa total harga pokok dari produk yang belum selesai (BDP akhir) pada dept :
:
PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN
Dalam proses produksi perusahaan tertentu, seringkali terdapat pengolahan satu atau
beberapa macam bahan baku dalam satu proses produksi dapat menghasilkan dua jenis
produk atau lebih. Perusahaan pengeboran minyak misalnya mengolah minyak mentah menjadi
bensin, minyak tanah, oli dan produk dari minyak yang lain. Dalam perusahaan semacam ini,
karena berbagai produk yang dihasilkan tersebut berasal dari proses pengolahan bahan baku
yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk
yang dihasilkan tersebut.
PRODUK BERSAMA DAN BIAYA BERSAMA
Produk bersama (joint product) adalah dua macam produk atau lebih yang dihasilkan melalui
proses yang sama secara serentak atau melalui proses yang berututan, dimana masing-masing
produk memiliki nilai yang relatif berimbang. Produk bersama berasal dari bahan baku yang
sama, apabila produk yang satu jumlah produksinya ditambah maka produk yang lain juga
bertambah, $alaupun jumlah kenaikannya tidak sama. &ontoh produk bersama misalnya
perusahaan pemotongan he$an yang dapat menghasilkan daging, kulit, dan jeroan. &ontoh lain
misalnya perusahaan minyak yang mengolah minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah, oli
dan produk dari minyak yang lain.
Biaya yang terjadi untuk memproduksi produk bersama melipuri biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan BOP. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah produk bersama ini dikenal
dengan biaya produk bersama (joint product cost), Biaya produk bersama (joint product cost)
dapat diberikan pengertian sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku
diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dioisahkan idenritasnya. %aat suatu
proses produksi dapat mengidentifikasikan produk-produk yang dihasilkan dikenal dengan
istilah (itik Pisah atau (itik Pencar (split off pointJ. Pada titik pisah perusahaan sudah dapat
mengidentifikasi atau menentukan suatu produknya apakah produk 2, produk B atau produk &.
-ntuk menggambarkan hubungan biaya bersama dan titik pisah dapat dilihat pada gambar
=.! 0ambar =.!. (itik Pisah A Pencar (split off point)
2OINT 3OST 1BIAYA BERSAMA/
1oint cost adalah Biaya - biaya yang timbul dari pemrosesan atau pengolahan produk yang
diproduksi dari bahan mentah yang sama.
1oint cost terjadi sebelum dua produk atau lebih yang diolah secara bersama-sama dan
serentak dapat dipisahkan (split off point), %edangkan biaya-biaya yang terjadi untuk
Pr!"e" Pr!#u$"%
Pr!#u$ A
Pr!#u$ B
Pr!#u$ &
Biaya Baan baku
Biaya Tenaga Ker!a "angsung
BOP # $O%
memproses lebih lanjut setelah split off point bukan lagi cost, tetapi %eparable &ost atau &ost
2fter %plit off Point Biaya bersama tidak dapat diikuti jejaknya atau tidak mudah untuk
diidentifikasikan kepada setiap jenis produk yang dihasilkan, sehingga joint product sampai
pada titik pisah sulit untuk ditentukan harga pokoknya.
Biaya bersama disebut juga sebagai biaya bergabung (common cost), yaitu biaya-biaya yang
terjadi untuk memproduksi dua macam produk atau lebih dengan menggunakan fasilitas yang
sama, tetapi $aktu pengolahannya tidak bersamaan atau serentak, contoh perusahaan susu
yang memproduksi susu coklat, susu bayi, dan jenis susu lainnya. Produk tersebut diokh secara
bergantian dengan menggunakan fasilitas pabrik yang sama. Biaya bahan dan biaya tenaga
kerja dalam pengolahan tersebut dapat diidentifikasi secara langsung pada setiap jenis produk,
sedangkan BOP tidak dapat diidentifikasi pada setiap produk.
2pabila dua macam produk atau lebih dikerjakan dalam $aktu yang bersamaan, tetapi berasal
dari bahan baku yang berbeda dan menggunakan fasilitas yang berbeda kecuali bangunan,
maka produk itu disebut Produk %ekutu (co-product). Bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas
pabrik selain bangunan dapat diidentifikasikan pada tiap produk sekutu. Dengan demikian
hanya biaya penyusutan bangunan, biaya pemeliharaan bangunan, biaya asuransi bangunan
dan biaya kin yang berhubungan dengan bangunan merupakan biaya bersama.
PRODUK SAMPINGAN 1BYPRODU3T/
Produk sampingan (by product) merupakan Easil proses produksi yang tidak dapat dihindari,
laku dijual dan biasanya bernilai rektif rendah dan bukan tujuan utama dari proses produksi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bah$a syarat dari produk sampingan, adalah
a. (idak dapat dihindari
b. 3aku dijual (saleable)
c. Earganya rektif rendah
d. Bukan tujuan utama
&ontoh Proses produksi tahu, akan menghasilkan ampas dan ampas ini merupakan hasil
sampingan.
Produk sampingan ini mempunyai nilai total rektif lebih kecil dibandingkan dengan produk
utamanya. Produk yang mempunyai nilai total rektif lebih besar disebut sebagai Produk -tama
(main product).
By product dapat dibedakan menjadi #, berdasarkan kyak tidaknya byproduct untuk dijual pada
saat pemisahan dari produk utama (main product)
!. By product yang tanpa diproses lebih lanjut sebelum dijual
#. By product yang harus diproses lebih lanjut sebelum dijual.
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERSAMA 12OINT PRODU3T/
%eperti telah diuraikan sebelumnya bah$a biaya produk bersama tidak dapat diidentifikasikan
dengan mudah, sehingga harga pokok produk bersama ini sulit ditentukan. )eskipun demikian
manajemen berkepentingan untuk menentukan harga pokok tiap-tiap jenis produk bersama,
yaitu
!. -ntuk penilaian persediaan dalam neraca
#. -ntuk penentuan pendapatan
*. -ntuk mengetahui kontribusi masing-masing jenis produk terhadap laba perusahaan secara
keseluruhan
-ntuk memenuhi tujuan diatas, manajemen berupaya untuk mengalokasikan biaya bersama
kepada masing-masing jenis produk, sehingga harga pokok masing-masing produk bersama
dapat ditentukan. 2lokasi biaya bersama dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu
metode berikut
!. )etode biaya rata-rata per satuan (thiBa"erage unit cost method/)
#. )etode rata-rata tertimbang (the $eighted a"erage methods)
*. )etode nilai pasar atau nilai jual (market or sales "alue methodsJ
+. )etode satuan fisik (physical unit cost methods)
Me"-&e 'ia$a ra"a)ra"a !er sa"an 1a7erage ni" %-s" #e"+-&s/
)etode ini hanya dapat dipakai bik produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang
sama. -mumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam
produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga
pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuanritas yang diproduksi. Biaya
rata-rata per satuan adalah jumlah biaya bersama dibagi jutnlah satuan seluruh produk
bersama. Eal ini berarti biaya bersama dialokasikan kepada masing-masing jenis produk
menurut perbandingan kuantitasnya. :ang mendasari metode ini adalah suatu pendapat bah$a
semua jenis produk diolah melalui proses yang sama, sehingga tidak mungkin didalam proses
yang sama memiliki biaya per satuan yang berbeda.
Me"-&e ra"a)ra"a "er"i#'ang 1Ceig+"e& a7erage #e"+-&s/
1ika dalam metode rata-rata per satuan dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya
bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode ini kuantitas produksi ini dikalikan
terlebih dahulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi.
Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk dapat didasarkan pada jumlah bahan yang
dipakai, sulitnya pembuatan produk, $aktu yang dikonsumsi dan pembedaan jenis tenaga kerja
yang dipakai untuk tiap jenis produk yang dihasilkan. 1ika yang dipakai sebagai angka
penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif
Me"-&e ni(ai *a( re(a"i> 1sa(es 7a(e #e"+-&s/
)etode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama.
Dasar pemikiran metode ini adalah bah$a harga jual suatu produk merupakan per$ujudan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. 1ika salah satu produk terjual
lebih tinggi dari produk yang kin, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya tersebut
lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini,
cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual rektif
masing-masing produk bersama yang dihasilkan.
Pemakaian metode nilai jual relatif dalam mengalokasikan biaya bersama ini akan
menghasilkan persentase laba kotor dari hasil penjualan yang besarnya sama untuk setiap jenis
produk bersama tersebut.
?ariasi penggunaan metode nilai jual relatif kita dapati bila satu atau beberapa produk bersama
memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut (separable cost) setelah titik pisah. Filai jual produk
bersama dapat diketahui setelah produk bersama tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut.
Dengan demikian pada saat terpisah produk bersama tersebut belum memiliki nilai jual. -ntuk
mengalokasikan biaya bersama perlu dihitung nilai jual hipotesis yang dihitung dengan cara
mengurangi nilai jual produk bersama setelah diproses lebih lanjut dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk pengolahan sejak saat terpisah sampai dengan produk tersebut siap untuk
dijual.
Me"-&e sa"an >isik 1!+$si%a( ni" %-s" #e"+-&s/
)etode ini mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang
ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan
kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam
masing-masing produk. 5oefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, "olume atau ukuran
yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bah$a produk bersama yang dihasilkan
harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. 1ika produk bersama memiliki
satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan koefisien ekui"alen yang digunakan untuk
&''.'''
' &''.'''.''
mengubah berbagai satuan tersebut menjadi ukuran yang sama.
&ontoh !
P(. 8ifani memproduksi produk bersama 2, B, & dan D dengan jumlah biaya bersama sebesar
8p #;;.;;;.;;;. 5uantitas yang diproduksi 2 #,.;;; unit, B +;.;;; unit, & 7;.;;; unit dan D
>,.;;; unit. )asing-masing produk (2,B,& dan D) dijual pada saat titik pisah dengan harga per
unit masing-masing 8p #.#,;, 8p !.>,;, 8p !.,;; dan 8p =;;. 6nformasi dan alokasi biaya
bersama P(. 8ifani digambarkan pada tabel diba$ah ini
2-in" 3-s" Pr-&%" Uni"
Harga !en*a(an
!erni" !a&a "i"ik !isa+
T-"a( +arga *a(
#;;.;;;.;;;
2 #,.;;; 8p. #.#,; 8p. ,7.#,;.;;;
B +;.;;; !.>,; >;.;;;.;;;
& 7;.;;; !.,;; <;.;;;.;;;
D >,.;;; =;; 7;.;;;.;;;
2#(a+ 099.999 R!. 066.0<9.999
)etode biaya rata-rata pet satuan (a"erage unit cost methods)
2lokasi 1oint cost ke joint product @ @ 8p !;;;
2lokasi
5e produk 2 @ !;;; . #,.;;; @ 8p #,.;;;.;;;
B @ !;;; . +;.;;; @ +;.;;;.;;;
& @ !;;; . 7,.;;; @ 7;.;;;.;;;
D @ !;;; . >,.;;; @ >,.;;;.;;;
1umlah8p #;;.;;;.;;;
5esimpulan
Produk 2 @ 3aba !.#,; (#.#,; - !;;;) Produk B @ 3aba >,; (!.>,; -!;;;) Produk & @ 3aba ,;;
(!.,;; - !;;;) Produk D @ 8ugi #;; ( =;;-!;;;)
)etode biaya rata-rata tertimbang ($eighted a"erage methods)
Penimbang
2 @ !; 5e produk 2 @ !;.#,.;;;@ 8p #,;.;;;
B @ NO> & ''''P B @>.,.+;.;;;@ *;;.;;;
& @ , AA P & @ , . #,.;;; @ *;;.;;;
D @ # D @ # . >,.;;; @ !,;.;;;
1umlah 8p !.;;;.;;;
r Q Q u #;;.;;;.;;; '. -RR
&ost rata-rata per unit penimbang @ S S @ 8p #;-
2lokasinya 5e produk 2 @ #,;.;;; . 8p #;; @ 8p ,;.;;;.;;;
B @ *#P;;; . 8p #;; @ 7+.;;;.;;;
& @ *;;.;;; . 8p #;; @ 7;.;;;.;;;
D @ !,;.;;; . 8p #;; @ *;.;;;.;;;
1umlah8p #;;.;;;.;;;
5esimpulan %emua produk laba O tergantung pada penimbangO
! )etode nilai jual relatif (sales "alue methods)
-ntuk setiap 8p. ! peniuakn alokasi joint cost @ #;;.;;;.;;; ' ># *<= ;A;
" #>7.#,;.;;;
2lcTr.inya
5e produk 2 @ >#,*<= C . ,7.#,;.;;; @ 8p +;.>#*.=>,
B @ >#,*<= C . >;.;;;.;;; @ ,;.7>=.7;;
& - >#,*<= C . <;.;;;.;;; @ 7,.!,=.>#,
D@ >#,*<= C. 7;.;;;.;;; @ +*.+1=.=;;
1umlah8p #;;.;;;.;;;
5esimpulan (iap jenis produk memperoleh laba sebesar #>,7;# C
Bukti
Produk 2 @ #.#,; - (>#,*<= C . #.#,;) . !;;C
#.#,;
@ #>,7;#C
Produk & @ !.,;; - (>#,*<= C. !.,;;) . !;;C
!.,;; @ #>,7;#C
Earga jual Eipotesis @
2 @ 7<,<* C . 7#.,;;.;;; @ B @ 7<,<* C . >7.;;;.;;; @ & @ 7<,<* C . <,.;;;.;;; @ D @ 7<,<*
C . ,#.,;;.;;; @ 1umlah

,7.#;7.#,; 7<.!+>.;;; <!.+**.,;;
'''''''' '''''''' ,<.#!*.#,; #;;.;;;.;;; D >7.;;;.;;; @ #>7.;;;.;;;
&ost per unit
2 @ ,7.#;7.#,;A#,.;;; @ ##+=,#, B @ 7<.!+>.;;;A+;.;;; @ !>#=,7>,
& @ <!.+**.,;;A 7;.;;; @ !,#*,=< D @ ,<.#!*.#,;A >,.;;; @ >=<,,!
3-n"-+ 0.
)etode satuan fisik (physical unit cost methods) )isalnya perusahaan penyulingan setiap
mengolah minyak mentah sebanyak #,.,;; barel menghasilkan beberapa macam produk.
-ntuk pengolahan minyak mentah tersebut dikeluarkan biaya bersama sebesar 8p
#;;.;;;.;;;, maka Perhitungan alokasi biaya bersama kepada masing-masing produk
dilakukan berdasarkan persentase kuantitas masing-masing produk tersebut disajikan pada
label berikut ini.
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN 1BYPRODU3T/
(elah diuraikan sebelumnya bah$a produk sampingan bukan merupakan tujuan utama dati
proses produksi, meskipun ikut menikmati biaya bersama. Filai jual produk sampingan relatif
rendah, sehingga mengalokasikan biaya bersama untuk untuk penentuan harga produk
sampingan menjadi tidak signifikan. )etode akuntansi produk sampingan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu
!. )etode-metode yang tidak mencoba menghitung harga pokok produk sampingan atau
persediaannya, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan sebagai
pendapatan atau pengurang biaya produksi. )etode ini biasa disebut )etode (anpa Earga
Pokok (non cost methods)
#. )etode-metode yang mencoba mengalokasikan sebagian biaya bersama kepada produk
sampingan dan menentukan harga pokok persediaan produk atas dasar biaya yang
dialokasikan tersebut. )etode ini dikenal dengan )etode Earga Pokok (cost methods)
metode tanpa harga pokok (non cost method)
Beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjuakn produk sampingan yang dapat
dipakai dalam metode ini antara lain
!. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha
(other income)
#. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan pendapatan
penjualan produk utama
*. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga pokok
penjualan
+. Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total harga
pokok produksi
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha
(other income)
Dalam metode ini pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi
dengan penjualan returnya dicatat dalam rekening OPendapatan Penjualan Produk %ampinganO
dan pada akhir periode akuntansi di tutup ke rekening 8ugi 3aba. 8ekening pendapatan
penjualan produk sampingan dicantumkan dalam laporan laba rugi dalam kelompok
penghasilan di luar usaha (other incomeU.
)etode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang
a. Filai produk sampingannya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
b. Penggunaan metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang yang tidak sebanding dengan
manfaat yang diperoleh.
c. %aat terpisahnya produk sampingan dengan produk utama tidak begitu jelas dan
pembebanan harga pokok produk sampingan kepada produk utama tidak mengakibatkan
perbedaan yang mencolok pada harga pokok produk utama.
%edangkan kelemahan metode ini adalah
a. 2pabila pada akhir periode terdapat persediaan produk sampingan, maka timbul masalah
penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan. Bila metode ini
digunakan maka nilai pasar persediaan produk sampingan tersebut harus dilaporkan dalam
neraca sebagai catatan kaki.
b. Dapat mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode "ang tepat. Pada
saat produk sampingan selesai diproduksi tidak dibuat jurnal pencatatan dan pencatatan baru
dilakukan pada saat dijual.
c. (idak adanya penga$asan terhadap persediaan produk sampingan, sehingga hal ini membuka
kesempatan untuk terjadinya penggelapan terhadap produk sampingan. d. )eskipun nilai jual
produk sampingan relatif rendah, tetapi kalau pendapatan penjualannya dilaporkan sebagai
penghasilan di luar usaha, hal ini akan mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha
perusahaan.
&ontoh perlakuan dari metode ini adalah
P(. O5B
6ncome %tatement
BulanDesember #;;#
%ales .......
&ost of 0ood %alesAEPP ....... -
0ross Profit .......
Operating e.pense
)arketing e.pense .......
0eneral V 2dministration e.pense .......
(otal operating e.pense .......
Fet operating e.pense .......
Other income and other e.pense
Other income
6ncome from sales of by product .......
Other e.pense
6nterest e.pense B .......
Other income (e.pense) .......
6ncome before e.tra ordinary .......
H.tra ordinary gain (loss) .......
Fet income before ta........
6ncome ta. (PPh) .......
Fet income .......
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan pendapatan
penjualan produk utama
)etode ini merupakan "ariasi metode pertama sebelumnya. %emua biaya produksi dikurangkan
dari pendapatan penjualan semua produk (produk utama maupun produk sampingan) untuk
menghitung laba kotor.
%ales .......
6ncome from sales of by product ....... D
(otal %ales .......
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang hatga pokok
penjualan
Dalam metode ini pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari harga pokok
penjualan sehingga menghasilkan laba kotor.
%ales .......
&ost of 0ood %alesAEPP .......
6ncome from sales of by product (.......)
....... -
0ross Profit .......
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total harga pokok
produksi
Bahan baku yang dipakai 8p. !.;;;.;;;
Biaya (enaga 5erja langsung,;;.;;;
Biaya O"erhead Pabrik ,;;.;;;
(otal Biaya Produksi 8p. #.;;;.;;;
Easil penjualan by product #,;.;;;
(otal biaya produksi setelah dikurangi by product 8p. !.>,;.;;;
Persediaan akhir barang jadi ''' !>,.;;;
&0%AEPP 8p. !.>,;.;;;
)etode Filai Pasar (re"ersal cost methods)
)etode perlakuan produk sampingan ini pada dascirnya sama dengan metode terakhir yang
telah dibicarakan diatas. (erdapat sedikit perbedaan dengan metode ini, yaitu bila pada metode
yang terakhir diatas yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan penjualan
sesungguhnya produk sampingan, sedangkan pada metode nilai pasar ini yang diknrangkan
adalah taksiran nilai pasar produk sampingan. )etode ini mencoba menaksir biaya produk
sampingan dengan titik tolak dari nilai pasarnya.
&ontoh *.
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk memproduksi ,;.;;; 5g produk utama dan ,.;;; kg
produk sampingan sejumlah 8p *#.;;;.;;;. %etelah terpisah dari produk sampingan, produk
utama dapat laku dijual tanpa harus melalui pengolahan lebih lanjut. Filai pasar produk
sampingan 8p #;; per 5g. Biaya pemasaran produk sampingan ditaksir , C dari harga jual dan
laba kotor ditaksir #; C dari harga jualnya. Biaya-biaya pengolahan produk sampingan yang
dikeluarkan setelah produk sampingan terpisah dari produk utama diperkirakan berjumlah 8p
,;;.;;;.
Penghitungan harga pokok produk utama dan produk sampingan adalah sebagai berikut
metode harga pokok (costmethodP)
)etode Biaya Pengganti (replacement cost methods)
)etode ini biasanya digunakan dalam perusahaan yang produk sampingannya dipakai dalam
pabrik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Earga pokok yang diperh1tungkan dalam
produk sampingan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganri (replacement cost) yang
berlaku di pasar. 1urnlah ini kemudian dikreditkan pada rekening Barang Dalam Proses - Biaya
Bahan Baku , sehingga mengurangi biaya prcduksi utama. Pengurangan biaya produksi utama
ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan persediaan produk utama menjadi lebili
rendah.
&ontoh +
)isalkan diketahui data berikut ini
1umlah biaya produksi untuk #>.;;; kg produk utama
1umlah pendapatan penjualan produk utama #,.;;; . 8p #;;
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan
produk utama
Biaya pemasaran dan administrasi umum
Persediaan akhir produk utama
Pendapatan penjualan mfcga LWokok penjualan
Biaya produksi
Dikutangi biaya pengganti ptoduk satnpingan
DVut ang3 Petsediaat" akkit #.;;; 3aba kotor3aporan laba rugi dari data perusahaan diatas
adalah sebagai berikut
Pendapatan penjualan produk utama 8p ,.;;;.;;;
Earga pokok penjualan
Biaya produksi 8p #.,;;.;;;
Dikurangi biaya pengganti produk sampingan ''''#,;.;;;
8p #.#,;.;;;
Dikurangi Persediaan akhir #.;;; 5g . kp <; X !=;.;;;
8p #.;>;.;;;
3abakotor 8p #.<*;.;;;
Biaya pemasaran dan administrasi umum ''''!=;.;;;
3aba bersih sebelum pajak " 8p #.>,;.;;;
X #.#,;.;;; #,.;;; @ 8p <;
1elaskan pengertian biaya bersama dan berikan contohnya
#. 1elaskan perbedaan antara produk bersama, produk sampingan dan produk sekutu Berikar d
contoh untuk masing-masing jenis tersebut.
*. %ebutkan dan 1elaskan beberapa metode untuk alokasi biaya bersama
+. 1elaskan perkkuan terhadap produk sampingan dalam metode tanpa harga pokok (non cost
methods)
,. %ebutkan dan 1elaskan berbagai perlakuan terhadap produk sampingan dalam metode harga
pokok (cost methods)
7. P(. 8iMki menghasilkan produk bersama 2, B, & dan D dengan jumlah biaya bersama
sebesar 8p !7;.;;;.;;;. 5uantitas yang diproduksi 2 *#.;;; unit, B #=.;;; unit, & +;.;;; unit
dan D !;;.;;; unit. )asing-masing produk (2,B,& dan D) dijual pada saat titik pisah dengan
harga per unit masing-masing 8p #.;;;, 8p t/,;;, 8p !.#,; dan 8p =;;. 6nformasi dan alokasi
biaya bersama P(.8iMki digambarkan pada label diba$ah iniDari data soal diatas, alokasikan
biaya bersama kepada produk bersama dengan menggunakan
metode
a. Biaya rata-rata per satuan
b. Biaya rata-rata tertimbang
c. Earga jual relatif
>. P(. 2melia memproduksi produk 9, : dan Y dalam suatu proses bersama, informasi yang
berkaitan dengan produk-produk tersebut disajikan pada tabel diba$ah iniDari tabel diatas,
hitunglah
a. 2lokasi Biaya bersama untuk produk 9 dengan menggunakan metode nilai jual relatif b.
2lokasi Biaya bersama untuk produk : dengan menggunakan metode unit fisik c. Filai jual
produk : pada saat titik pisah (split off point)
d. Biaya bersama yang dialokasikan kepada produk bersama atas dasar nilai jual hipotetis,
biaya bersama yang dialokasikan kepada produk Y adalah sebesar
)ulyadi, 2kuntansi Biaya, edisi ,, &etakan 5etiga, Penerbit Bagian Penerbitan %(6H :5PF,
:ogjakarta, !<<*
2kuntansi )anajemen, edisi *, Penerbit %alemba Hmpat, 1akarta, #;;!
6katan 2kuntan 6ndonesia, %tandar 2kuntansi 5euangan, Penerbit %alemba
Hmpat, 1akarta, !<<<
Ealim, 2bdul, %oal 1a$ab 2kuntansi Biaya, Hdisi Pertama, &etakan Pertama,
Penerbit BPGH 1ogyakarta, :ogyakarta, !<==
0arrison, 8ay., dan Hric Foreen, 2kuntansi )anajerial, Buku !, diterjemahkan oleh (otok
Budisantoso, Penerbit %alaemba Hmpat, 1akarta , #;;;
Eorngren, Goster, dan Datar, &ost 2ccounting 2 )anagerial Hmphasis, < P ed, Hngle$ood &lift,
Fe$ 1ersey Prentice Eall 6nternational, !<<>

You might also like