You are on page 1of 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki sumberdaya mineral yang melimpah. Kalimantan Timur
merupakan salah satu provinsi dengan potensi kekayaan tambang yang cukup
besar. Berbagai kandungan mineral seperti minyak bumi dan batubara tersimpan
dalam jumlah besar terkubur dalam perut buminya. Salah satu sumberdaya
mineral yang cukup potensial di Kalimantan Timur adalah batubara. Berdasarkan
penelitian Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, Kalimantan Timur
merupakan produsen batubara terbesar di Indonesia serta tercatat sebagai daerah
nomor dua terbesar dalam hal cadangan batubara. Banyaknya kawasan endapan
batubara di Kalimantan Timur dipengaruhi adanya beberapa formasi dan
cekungan yang ada di sekitarnya, salah satunya Cekungan Kutai. Provinsi ini
sampai saat ini merupakan daerah dengan produksi batubara terbesar di Indonesia
dan daerah nomor dua besar dalam hal potensi sumberdaya batubara (Ibrahim,
2005).
Cekungan Kutai merupakan suatu cekungan sedimentasi yang besar di Pulau
Kalimantan. Pengendapannya berlangsung sejak Eosen hingga Miosen Tengah.
Proses sedimentasi dalam cekungan Kutai berlangsung secara kontinu selama
tersier hingga sekarang. Secara litologi hampir semua pengisi cekungan Kutai
mengandung batuan sedimen yang terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung dan
batulanau serta sisipan batubara. Sedimen yang terendapkan di cekungan ini
relatif sangat tebal terutama di cekungan kutai bagian timur dengan fasies
pengendapan yang berbeda-beda (Lambert, 2002).
Dalam cekungan ini terdapat formasi pembawa endapan batuan terutama
batubara yang terletak pada bagian atas dari cekungan Kutai diantaranya Formasi
Kampung Baru, Formasi Balikpapan, dan Formasi Pulau Balang. Formasi tersebut
memiliki ciri litologi batuan yang sama. Pada Pulau Balang lebih resistan terhadap
pelapukan dibandingkan formasi-formasi yang lain (Lambert, 2002).
2

Sebagai seorang mahasiswa masyarakat Kalimantan Timur yang berperan
sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya akan meneruskan pembangunan
dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang
dimilikinya agar suatu saat dapat mengelola sendiri kekayaan alam yang dimiliki,
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu sarana untuk menambah dan
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
Sebagai seorang mahasiswa Fisika khususnya KBK Geofisika sangat
dituntut untuk mengetahui bagaimana penerapan ilmu geofisika dalam dunia
eksplorasi tambang. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini difokuskan pada
eksplorasi batubara. Tujuan dari eksplorasi adalah bagaimana menentukan seam
batubara yang potensial untuk ditambang. Permasalahan yang muncul adalah
mengenai bagaimana kedalaman lapisan batubara sehingga dapat ditentukan
ketebalan batubara yang prospek untuk ditambang.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lithologi batuan berdasarkan drill hole di daerah KP 2000
Central
2. Untuk menentukan ketebalan lapisan lithologi batuan berdasarkan drill hole di
daerah KP 2000 Central.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Dengan Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Dapat mengaplikasikan ilmu dari bangku perkuliahan kedalam dunia kerja
yaitu menentukan berbagai jenis batuan sedimen.
2. Dapat menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan batubara pada daerah
pengamatan.
3. Menambah wawasan pengetahuan tentang dunia kerja di lapangan secara
langsung.


3

1.4 Tempat dan Topik Praktek Kerja Lapangan
Tempat dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah di PT. Bukit
Baiduri Energi (BBE) .
Topik yang dipilih dalam PKL ini adalah Lithologi Batuan Sedimen
Berdasarkan Drill Hole pada KP 2000 Central.
1.5 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu
tanggal 11 Februari 2013 sampai dengan 11 April 2013.

You might also like