Anna Haroen Atmodirono, SH Dosen FK, FKG & S 2 (MARS) Unair Konsultan Hukum RS & Tenaga Kesehatan Cara Menghindari Tuntutan a. l. Memberikan yan-med sesuai strandard profesi dan Standard Prosedur Operasional Memahami aspek hukum nakes Memahami hak dan kewajiban pasien Memahami hak dan kewajiban dokter Bersikap etis terhadap penderita Tidak memberi komentar negatif terhadap TS Bersikap ramah terhadap pasien Hak Dokter Pasal 50 UU No. 29 th 2004 a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya d. menerima imbalan jasa. Kewajiban Dokter Pasal 51 UU No. 29 th 2004 (1) a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan Kewajiban Dokter Pasal 51 UU No. 29 th 2004 (2) c.merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia d. melakukan pertolongan darurat atas dasar peri-kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Hak Pasien Pasal 52 UU No. 29 th 2004 a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis d. menolak tindakan medis e. mendapatkan isi rekam medis. Kewajiban Pasien Pasal 53 UU No. 29 th 2004 a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. SIP maksimal 3 tempat
Pasal 36 UU No. 29 th 2004 Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik. Pasal 37 UU No. 29 th 2004 (1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan. (2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat. (3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik. Sanksi: Pasal 76 UU No. 29 th 2004: Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) Permenkes No. 1419 / 2005 Alasan pemaaf: DAYA PAKSA ( Pasal 48 KUHP) Pasal 40 UU No. 29 th 2004 (1) Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi pengganti. (2) Dokter atau dokter gigi pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dokter atau dokter gigi yang mempunyai surat izin praktik. dr. SpOG berhalangan
dr. SpOG pengganti yg punya SIP Wajib Pasang Papan Nama
Pasal 41 UU No. 29 th 2004 (1) Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 wajib memasang papan nama praktik kedokteran. (2) Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran.
Sanksi: Pasal 79 UU No. 29 th 2004 kurungan 1 tahun atau denda Rp 50.000.000,00 Aspek Legal Kelalaian MEDICAL MALPRACTICE Criminal: -Falsifies Certificates -Illegal Plastic Surgery -Illegal Abortion Civil: -Post Op: brg ketinggalan -Breast surgery: Salah -Circumcition: Salah Contoh Kelalaian Salah memberi obat Anestesi: Selang salah masuk Peralatan tidak steril Meletakkan lilin di pinggir box bayi Salah menyebut jenis kelamin bayi Gol darah salah
Sanksi Pidana (Ps. 359 KUHP)
Barang siapa karena kelalaiannya menyebabkan orang mati, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan max. 1 tahun
Luka Berat (Ps. 90 KUHP) Penyakit / luka yang tdk dapat embuh Tidak dapat bekerja seterusnya Tidak dapat memakai salah satu 5 indera Mendapat cacat besar Lumpuh Terganggu akal > 4 minggu Gugur / matinya kandungan seorang perempuan Instruksi Dokter: A
Perawat dll: B
Pasien Mati
Tanggung jawab Perawat
Dokter: A
Perawat dll: A
Pasien mati
Tanggung Jawab Dokter
Wajib memberikan yan med sesuai standard profesi dan standard prosedur operasional (Pasal 46 UU No. 29 th 2004)
Cara Membuktikan Dengan rekam medis: - sesuai standar - sesuai SPO Dengan Visum et Repertum Keterangan Ahli Hasil evaluasi Kadinkes Propinsi Hasil evaluasi MKEK / MKDKI Cara Penyelesaian - Pasien lapor ke polisi: Sesuai SPO SP3 - Dokter salah: Musyawarah Ganti rugi / Tali asih
Pengaduan Setiap orang boleh mengadu ke pihak yang berwenang (Pasal 66 UU No. 29 th 2004)
Upaya yg Ditempuh Laporan dokter
Kadinkes Propinsi / MKDKI
Keterangan ahli
IDI PDGI MKEK Organisasi Profesi
Hasil Evaluasi Sebagai Bukti
Pasal 66 UU No. 29 th 2004 (1) Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua MKDKI (2) Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat : a. identitas pengadu; b. nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan; dan c. alasan pengaduan. (2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan. Aspek Legal Rekam Medis Yang Berhak Membuat RM
dr umum, dr Spesialis, dr gigi, dr gigi spesialis Dr tamu di RS Residen / PPDS Paramedis perawtan dan non perawatan Dr dari luar negeri: yg membuat RM adalah dokter yg ditunjuk direktur Rekam Medis Harus dibuat segera setelah pasien mendapatkan yan-med (psl 46, 47 UU No. 29 th 2004) Tidak ada RM Tidak ada bukti yan-med RM dapat dijadikan alat bukti bila tdk ada Visum et Repertum REKAM MEDIS Tanda tangan nakes harus ada Catatan oleh mahasiswa: TT dokter Catatan Residen/PPDS: TT dokter pembimbing Pembetulan kelalaian: Oleh dokter saat itu juga Tulisan pada RM tidak boleh dihapus
Kepemilikan Rekam Medik Pasal 47 UU No. 29 th 2004 Berkasnya milik dr / sarana yankes Isinya milik pasien - pasien boleh melihat isi RM - Pasien boleh meminta copy RM Berkas RM milik dr. / Saryankes
Tidak boleh keluar dari saryankes Px. Tdk boleh membawa pulang Bila Px. butuh beri copynya Penyidik / jaksa beri copynya Saksi / saksi ahli bawa copynya ISI RM MILIK PASIEN Px. Berhak melihat/mengetahui RMnya Px. Boleh minta copy RM nya untuk : Second opinion Dasar pembayaran biaya yankes Catatan pribadi Alat bukti di pengadilan RM DAPAT DIPAKAI SEBAGAI Sumber informasi medis dari Px Alat komunikasi antar dr./perawat Bukti tertulis ttg. Yanmed Alat u/ analisa & evaluasi kualitas yanmed Alat melindungi hkm u/ Px & nakes Untuk penelitian & pendidikan
Pasal 47 UU No. 29 th 2004 (1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien. (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. (3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri. Sanksi tidak membuat RM Pasal 79 UU No. 29 th 2004 pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun denda paling banyak Rp 50.000.000,00 Pasal 79 UU No. 29 th 2004 Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang : a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1); b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1); atau c. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e. Rahasia Kedokteran Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia (pasal 51 ayat (c) UU No. 29 th 2004) Rahasia Dapat Dibuka Untuk kepentingan kesehatan penderita Atas permintaan penegak hukum Atas permintaan pasien Berdasarkan ketentuan perundang- undangan (pasal 48 UU No 29 th 2004 tentang Praktek Kedokteran) Yang Wajib Menyimpan Rahasia Tenaga kesehatan Mahasiswa Pegawai TU
Yang bekerja dalam bidang -Pemeriksaan -Pengobatan -Perawatan Persetujuan Tindakan Medik Pasal 45 UU No. 29 th 2004 Permenkes No. 585 / 1989 Persetujuan Tersirat Tersurat - Lisan - Tertulis INFORMASI DIAGNOSIS TERAPI / ALTERNATIFNYA CARA KERJA & PENGALAMAN RESIKO KEMUNGKINAN RASA SAKIT KEUNTUNGAN PROGNOSIS LENGKAP & JELAS Informasi Harus diberikan Jangan memakai istilah kedokteran Sesuai dengan tingkat pendidikan Lengkap & jujur, kecuali merugikan pasien Tindakan invasif info dari dokter ahli Tindakan bukan invasif info dari dokter lain / perawat Yang Berhak Menandatangani (1) 21 thn / sudah menikah (px sendiri) < 21 thn: - Ayah / Ibu kandung - Saudara kandung Yang Berhak Menandatangani (2) < 21 thn, tidak punya ortu - Ayah / Ibu adopsi - Saudarakandung - Induk semang Yang Berhak Menandatangani (3) Pasien dewasa dgn gg mental - Ayah / Ibu kandung - Wali yang sah - Saudara kandung Yang Berhak Menandatangani (4) Pasien di bawah pengampunan - Wali - Curator Urutan Persetujuan / Penolakan Suami / Istri Ayah / Ibu kandung Anak-anak kandung Saudara kandung Sanksi hukum Pidana Ps. 351 KUHP Perdata Ps.1365,1367,1370,1371 KUH Perdata Administratif Ps. 13 Permenkes No. 585 / 1989
Tanpa Persetujuan Px Permenkes No. 585 / 1989 Pasal 7 (1)Informasi juga harus diberikan jika ada kemungkinan perluasan operasi (2)Perluasan operasi yang tidak dapat diduga sebelumnya, dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien (3)Setelah perluasan operasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan, dokter harus memberikan infomasi kepada pasien atau keluarganya Pasal 11 Dalam hal pasien tidak sadar / pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya, tidak diperlukan persetujuan dari siapapun Pasal 14 Dalam hal tindakan medik yang harus dilaksanakan sesuai dengan program pemerintah dimana tindakan medik tersebut untuk kepentingan masyarakat banyak, maka persetujuan tindakan medik tidak diperlukan ASPEK HUKUM ANAPHILACTIC SHOCK Px Wanita 28 th Pharingitis Step Syok Cortison Delladril Adrenalin RSU 1979 Meninggal PN 3 JAN 79 SAKSI AHLI -Cortison dst. -History (-) -Skin test (-) -Oxigen + infus (-) Vonis: Sept 81 3 bln m.c 10 bln PT PN 19 5 82 S E MENKES JAGUNG Pasal 54 Kesalahan - Kelalaian PPNS MDTK Tindakan Disiplin S. E JAGUNG MAHKAMAH AGUNG Indikasi? History? Skin test? Usaha? Oxygen? Infus? Niat? Lalai? Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa (QS Al-Maidah 8)