You are on page 1of 25

ANALISIS ISI MEDIA

Ada banyak metode dan analisis isi dalam penelitian


komunikasi yang khususnya berkaitan dengan media.
Beberapa definisi dalam menganalisis isi media antara
lain, sebagai metode pembelajaran dan menganalisis
komunikasi secara sistematis, secara objektif, dan
bersifat kuantitatif maupun kualitatif.


ANALISIS ISI MEDIA
ANALISIS ISI KUANTITATIF
ANALISIS ISI KUALITATIF
ANALISIS FRAMING
ANALISIS WACANA
SEMIOTIK

ANALISIS ISI KUANTITATIF
Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan
menganalisis komunikasi secara sistematik, obyektif, dan
kuantitatif terhadap pesan yang tampak. (Berelson &
Kerlinger)

Analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis
isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi
yang terbuka dari komunikator yang dipilih. (Budd)
PRINSIP ANALISIS ISI
1. Prinsip sistematik ada perlakuan yg sama pada semua isi yg
dianalisis
2. Prinsip obyektif hasil analisis tergantung pada prosedur riset
bukan pada orangnya.
3. Prinsip Kuantitatif mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi
untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan (metode
deduktif).
4. Prinsip isi yang nyata yang diriset dan dianalisis adalah isi
yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset.
TAHAPAN ANALISIS ISI
KUANTITATIF
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun kerangka konseptual untuk riset deskriptif (satu
konsep) atau kerangka teori untuk riset eksplanasi (lebih
dari satu konsep)
3. Menyusun perangkat metodologi:
a. Menentukan metode pengukuran
b. Menetukan unit analisis, kategorisasi dan uji reliabilitas
c. Menentukan populasi & sampel
d. Menentukan metode pengumpulan data
e. Menentukan metode analisis
f. Analisis dan interpretasi data
ANALISIS ISI KUALITATIF
Analisis isi kualitatif digunakan untuk mengetahui isi
komunikasi yang bersifat latent (tersirat).

Analisis isi kualitatif disebut pula sebagai Ethnographic
Content Analysis (ECA), yaitu perpaduan analisis isi obyektif
dengan observasi partisipan. Artinya periset berinteraksi
dengan material-material dokumentasi atau bahkan
melakukan wawancara mendalam sehingga pernyataan-
pernyataan yang spesifik dapat diletakkan pada konteks yang
tepat untuk dianalisis. (Altheide)
PRINSIP ANALISIS ISI KUALITATIF
1. Isi (content) atau situasi sosial seputar dokumen
(pesan/teks) yang diriset.

2. Proses atau bagaimana suatu produk media/isi pesannya
dikreasi secara aktual dan diorganisasikan secara bersama

3. Emergence, yakni pembentukan secara gradual/bertahap
dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan
interpretasi. Disini periset menggunakan dokumen atau teks
untuk membantu memahami proses dan makna dari
aktivitas-aktivitas sosial dan mencoba mengetahui
bagaimana si pembuat pesan dipengaruhi lingkungan
sosialnya.

Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tapi tidak
kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif.
Kategorisasi dipakai hanya sebagai guide, diperbolehkan
konsep-konsep atau kategorisasi yang lain muncul
selama proses riset.
Periset dalam melakukan analisis bersikap kritis terhadap
realitas yang ada dalam teks yang dianalisis.
Pada dasarnya analisis isi kualitatif (kritis) memandang
bahwa segala macam produksi pesan adalah teks, spt
berita, iklan, sinetron, lagu, dan simbol-simbol lainnya tidak
bisa lepas dari kepentingan sang pembuat pesan.
TAHAPAN ANALISIS ISI
KUALITATIF
a. Identifikasi masalah
b. Mulai mengenal dan terlibat dengan proses dan konteks
dari sumber informasi.
c. Mulai terlibat dengan beberapa contoh dari dokumen yang
relevan.
d. Membuat coding form dan membuat daftar kategori untuk
mengguide pengumpulan data.
e. Melakukan pengujian dengan mengoleksi data beberapa
dokumen
f. Melakukan reduksi data dan menyeleksi beberapa kasus
tambahan.
g. Penentuan sampel. Biasanya bersifat theoretical sampling.
h. Koleksi data berupa pengumpulan informasi dan banyak
contoh deskriptif. Biarkan data dalam bentuk aslinya, tapi
masukkan juga dalam format computer-text-word
processing untuk memudahkan menemukan dan
mengkoding text.
i. Melakukan analisis data.
j. Melakukan komparasi dan kontras hal-hal yang ekstrim dan
pemilihan kunci-kunci perbedaan yang muncul dalam setiap
kategori atau item teks.
k. Melakukan kombinasi antar semua data yang ada. Dalam
presentasi data ini sangat dimungkinkan mencantumkan
kutipan-kutipan hasil interview atau narasi observasi serta
membuat ilustrasi dari informasi untuk setiap kasus.
l. Mengintegrasikan semua temuan data dengan interpretasi
periset.

ANALISIS FRAMING
Framing secara sederhana diartikan sebagai membingkai suatu
peristiwa.

Analisis framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif
atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu
dan menulis berita. (Sobur)

Framing merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran
tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan
dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap
aspek-aspek tertentu dengan menggunakan istilah-istilah yang
punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan
alat ilustrasi lainnya (Sudibyo).
MODEL ANALISIS FRAMING
ROBERT ENTMAN
a. Definisi Masalah (Defining Problems)
Bagaimana suatu peristiwa
dilihat? Sebagai apa?
b. Memperkirakan sumber masalah
(Diagnose Causes)
Apa yang dianggap sebagai
penyebab masalah?
c. Membuat keputusan moral (Make
moral judgement)
Nilai moral apa yang disajikan
untuk menjelaskan masalah?
d. Menekankan penyelesaian (Treatment
recommendation/Suggest remedies)
Penyelesaian apa yang
ditawarkan media untuk
mengatasi masalah itu?
MODEL FRAMING GAMSON &
MODIGLIANI
Frame (Media Package) adalah seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media
memahami suatu isu.
Framing Devices (Perangkat framing):
pemakaian kata, kalimat, grafik/gambar, dan
metafora tertentu
Reasoning Devices (Perangkat penalaran): ada
dasar pembenar dan penalaran alasan
tertentu sehingga membuat gagasan yg
disampaikan media tampak benar.
Methapors : perumpamaan atau pengandaian Roots : Analisis kausal atau sebab akibat
Catchphrases : Frase yang menarik, kontras,
menonjol dalam suatu wacana. Umumnya
berupa jargon atau slogan.
Appeals to principle: Premis dasar, klaim-klaim
moral.
Exemplaar: mengaitkan bingkai dengan contoh
uraian yg memperjelas bingkai
Consequences: Efek atau konsekuensi yg didapat
dari bingkai
Depiction : penggambaran atau pelukisan suatu
isu yg bersifat konotatif (biasanya berupa
kosakata)

Visual Images: Gambar, grafik, citra yg
mendukung bingkai secara keseluruhan

ANALISIS WACANA
(DISCOURSE ANALYSYS)
Wacana sebagai bidang dari semua pernyataan (statement),
kadang sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan,
dan kadang sebagai praktek regulatif yang dilihat dari
sejumlah pernyataan. (Foucault)

Analisis wacana sebagai suatu upaya pengungkapan maksud
tersembunyi dari sang subyek yang mengemukakan suatu
pernyataan. Wacana merupakan praktek sosial
(mengkonstruksi realitas) yang menyebabkan sebuah
hubungan dialektis antara peristiwa yang diwacanakan
dengan konteks sosial, budaya, ideologi tertentu. Di sini
bahasa dipandang sebagai faktor penting untuk
merepresentasikan maksud si pembuat wacana. (Eriyanto)
MODEL ANALISIS WACANA
HALLIDAY
Medan wacana (field of discourse)
tindakan sosial yang sedang terjadi,
aktivitas dimana para pelaku terlibat di
dalamnya, serta praktek-praktek yg terlibat
dalam teks.
Pelibat wacana (tenor of discourse)
pihak-pihak yg terlibat dalam pembicaraan
serta kedudukan dan hubungan di antara
mereka. Siapa saja yg dikutip dan
bagaimana sumber itu digambarkan
sifatnya.
Mode wacana (mode of discourse)
pilihan bahasa masing-masing media,
termasuk gaya bahasa serta bagaimana
pengaruhnya.
MODEL ANALISIS WACANA
NORMAN FAIRCLOUGH
Teks
Teks bukan hanya menunjukkan
bagaimana suatu obyek digambarkan, tp
bagaimana hubungan antar obyek
didefinisikan
Praktik wacana
Merupakan dimensi yang berkaitan dengan
proses produksi dan konsumsi teks.
Praktik Sosial Budaya
Melihat bangunan wacana yang
berkembang dalam masyarakat.
SEMIOTIK
Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda

Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan
dengannya, cara berfungsinya, hubungan dgn tanda-tanda
lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang
menggunakannya

Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-
konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti.
TUJUAN ANALISIS SEMIOTIK
Berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal
yang tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan,
berita). Karena sistem tanda sifatnya amat kontekstual
dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.

Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh
dari berbagai konstruksi sosial dimana pengguna tanda
tersebut berada.
TANDA DALAM ANALISIS
SEMIOTIK
a. Lambang : Suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan
acuannya merupakan hubungan yang sudah terbentuk
secara konvensional. Lambang adalah tanda yang dibentuk
karena adanya konsensus dari pengguna tanda.

b. Ikon : Suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan
acuannya berupa hubungan berupa kemiripan.

c. Indeks : Suatu tanda dimana hubungan antara tanda dan
acuannya timbul karena adanya kedekatan eksistensi. Jadi
indeks adalah suatu tanda yang mempunyai hubungan
langsung (kausalitas) dengan obyeknya.
MODEL ANALISIS SEMIOTIK
CHARLES S. PEIRCE
Tanda (Sign)
Sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat
ditangkap oleh panca indera manusia dan
merupakan sesuatu yang merujuk hal lain
di luar tanda itu sendiri.
Acuan tanda (Objek)
Konteks sosial yang menjadi referensi dari
tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
Pengguna tanda (Interpretant)
Konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya
ke suatu makna tertentu.
TRIANGLE OF MEANING
SIGN
INTERPRETANT OBJECT
MODEL ANALISIS SEMIOTIK
FERDINAND SAUSSURE
Menurut Saussure, tanda terdiri dari :
Bunyi-bunyi dan gambar (Sound and images), disebut Signifier
Konsep dari bunyi-bunyian dan gambar (the concept these sound
and images, disebut Signified, yang berasal dari kesepakatan.

Tanda (Sign) adalah sesuatu yang berbentuk fisik (any sound-
image) yang dapat dilihat dan didengar yang biasanya merujuk
pada sebuah obyek atau aspek dari realitas yang ingin
dikomunikasikan. Objek tersebut dikenal dengan referent. Dalam
berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim
makna tentang obyek dan orang lain akan menginterpretasikan
tanda tersebut, syaratnya komunikator dan komunikan harus
mempunyai bahasa atau pengetahuan yang sama terhadap sistem
tanda.


MODEL SEMIOTIK SAUSSURE
SIGN
Composed of
Signifier
Signification
Signified
Referent
(External Reality)
Plus
TATANAN PERTANDAAN
MENURUT ROLAND BARTHES
a. Denotasi , makna kamus dari sebuah kata/terminologi/obyek
b. Konotasi , makna-makna kultural yang melekat pada sebuah
terminologi
c. Metafora , mengkomunikasikan dengan analogi
d. Simile , berdasarkan kesamaan
e. Metonomi , mengkomunikasikan dengan asosiasi
f. Synecdoche , subkategori metonimi yang memberikan makna
keseluruhan atau sebaliknya
g. Intertextual , hubungan antarteks (tanda) dan dipakai untuk
memperlihatkan bagaimana teks saling bertukar satu dengan
yang lain
MODEL ANALISIS SEMIOTIK
ROLLAND BARTHES
denotation
Signifier
Signified
Connota
tion
Myth
First order Second order
Reality
Signs
Culture
F
o
rm
C
o
n
t
e
n
t
SIGNIFIKASI DUA TAHAP BARTHES

You might also like