You are on page 1of 20

DIFERENSIAL PARSIAL

Persamaan Diferensial Parsial adalah suatu persamaan yang melibatkan fungsi


dua peubah atau lebih dan turunan atau diferensialnya. Persamaan diferensial parsial
dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah fisik dan geometris. Bila fungsi yang
terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah bebas. Tidak berlebihan jika dikatakan
bahwa hanya sistem fisik yang paling sederhana yang dapat dimodelkan dengan
persamaan diferensial biasa mekanika fluida dan mekanika padat, transfer panas, teori
elektromagnetik dan berbagai bidang fisika lainnya penuh dengan masalah-masalah
yang harus dimodelkan dengan persamaan differensial parsial.
Umumnya, jika adalah fungsi dua variable dan , andaikan kita misalkan
hanya saja yang berubah-ubah sedangkan dibuat tetap, katakan dengan
konstanta. Baru sesudah itulah kita sebenarnya meninjau fungsi variable tunggal ,
yaitu () ( ) jika mempunyai turunan di , maka kita menamakannya
turunan parsial dari terhadap di ( ) dan menyatakannya dengan

( ). Jadi
1.

( )

() dengan () ( )
Menurut definisi turunan, kita mempunyai

()

( ) ( )


Sehingga persamaan nomor 1 menjadi

( )

( ) ( )


Dengan cara serupa, turunan parsial dari terhadap di ( ) dinyatakan dengan

( ), diperoleh dengan membuat tetap ( ) dan mencari turunan biasa di


dari fungsi () ( )

( )

( ) ( )


Jika adalah fungsi dua variable, turunan parsialnya adalah fungsi

dan

yang
didefinisikan oleh

( )

( ) ( )

( )

( ) ( )


Contoh 1.
Tentukan turunan parsial terhada x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang
dirumuskan dengan f(x,y)= x
2
y + 5x +4. Selanjutnya tentukan turunan parsial f
terhadap x dan turunan parsial f terhadap y di titik (2,3)

Penyelesaian
()

) (




()

() (

()




()



()

) (

( ) (



Sehingga turunan parsial f terhadap x di titik (2,3) adalah
()

()()
dan turunan f terhadap y dititik (2,3) adalah
()



Untuk memudahkan menentukan turunan parsial dari fungsi dua variabel f(x,y) maka
dapat dilakukan hal berikut. Apabila fungsi f diturunkan terhadap variabel x maka y
diperlakukan seperti konstanta dan apabila f diturunkan terhadap variabel y maka x
diperlakukan seperti konstanta.
Contoh 2.
Tentukan turunan parsial terhadap x dan turunan parsial terhadap y fungsi yang
dirumuskan dengan f (x,y) = 3x
4
y
2
+ xy
2
+4y
Penyelesaian :
()


()



A. Notasi Diferensial Parsial
Jika ( ) kita tuliskan

( )

( )

( )

( )


B. Deret Pangkat dengan 2 Variabel

Bentuk dasar persamaaan deret pangkat :

()



x adalah sebuah varibel dan a
o
,a
1
,a
2
. adalah konstanta-konstantanya. x
o

adalah sebuah konstanta yang disebut sebagai pusat dari deret. Jika x
o
= 0,
kitadapatkan deret pangkat x.

()


Ide dari metode deret pangkat

()

()
Kita asumsikan penyelesaian dalam bentuk deret pangkat sebagai
berikut

()

()


()

()


Diferensial Deret Pangkat
Deret pangkat dapat diturunkan bagian per bagian.
()


Konvergen untuk |

|<R dimana R>0, maka deret turunannya juga


konvergen.

()

(|

| )

() ()

(|

| )



C. Diferensial Total
Diferensial total adalah perubahan fungsi ( ) terhadap pertambahan salah
satu variabelnya atau . Misalkan fungsi ( ) mempunyai turunan parsial di
( ). Pertambahan fungsi ( ) jika ditambah menjadi dan y menjadi
adalah
( ) ( )

Jika ditambah dan dikurangi ( ) di ruas kanan, diperoleh

[( ) ( )] [( ) ( )]
pers (*)

pertambahan x dalam fungsi ( )
dengan mempertahankan tetap.
Teorema nilai rata-rata kalkulus
Jika () memiliki turunan () pada setiap titik dalam selang [x - x, x+ x] maka
:
[( ) ()] ()

Dengan ( ) sebuah titik dalam selang [
].
Dengan demikian,
[ ( ) ( )] ( )
dengan 0 <
1
< 1
Dengan cara yang sama, untuk suku kedua pers.(*), menghasilkan
[( ) ( )] ( )
dengan 0 <
2
< 1
Jika turunan parsial ( ) dan ( ) kontinu di ( ), maka
( ) ( )
( ) ( )
dengan lim
1
= 0 dan lim
2
= 0 , bila x dan y menuju nol. Pers.(*) teralihkan
menjadi :
( ) ( )
Dengan mengambil limit x 0 dan y0, diperoleh turunan total fungsi f(x,y) :


Untuk ( ) , turunan totalnya


Contoh 3
Hitunglah diferensial total fungsi ( ) ()
Penyelesaian :
() dan ()
Sehingga turunan totalnya :
( () ) ( ()

D. Aturan Rantai
Aturan Rantai untuk fungsi-fungsi komposisi satu peubah sekarang sudah dikenal
oleh semua pembaca. Jika y = f(x(t)), dengan f dan x keduanya fungsi yang dapat
didiferensialkan, maka


() dan (x)
(()], composite fungsi
2 fungsi :


3 fungsi :



Rumus 1
(Aturan Rantai). Andaikan () dan () dapat didiferensialkan di t
dan andaikan
( ) dapat didiferensialkan di (() ()) Maka (()) dapat
didiferensialkan di t, maka :



Rumus 2
(Aturan Rantai). Misalkan ( ) dan ( ) mempunyai turunan
peetama di ( ) dan misalkan ( ) dapat didiferensialkan di
(( ) ( )). Maka (( ) ( )) mempunyai turunan parsial
pertama yang diberikan oleh,
Jika, ( ) ( ) ( ), maka
(1)


(2)


Rumus 3
Jika, ( ) ( ) ( ) ( ) maka
(1)


(2)


(3)


ATURAN RANTAI UNTUK FUNGSI KOMPOSISI

1. Misal u dan v fungsi-fungsi yang didefinisikan u = u(x,y) dan v = v(x,y) dengan
u dan v kontinu, mempunyai turunan parsial pertama di (x,y). F fungsi dari u
dan v yang mempunyai turunan pertama yang kontinu dalam daerah terbuka D
yang memuat (u,v), maka:

dan



2. Misal F fungsi dari u, v dan w dengan u, v dan w fungsi-fungsi kontinu dua
variable u = u(x,y), v = v(x,y) dan w = w(x,y) yang mempunyai turunan parsial
pertama dan semua turunan parsial pertama fungsi F kontinu, maka:

dan



Contoh 4.
1.


Mengingat,


Jawab :


( )( ) ( )( )
(

) (

)

2.



Mengingat,



Jawab :

( ) ( )

( )( ) ( )( )

E. Diferensial Implisit
Aturan hubungan sebuah fungsi mungki tidak eksplisit. Sebagai contoh,
aturan () adalh implisit terhadap persamaan

Lebih
lanjut, tidak ada alasan untuk percaya bahwa persamaan ini dapat diselesaikan untuk
y dalam bentuk x. Akan tetapi, dengan mengasumsukan domain yang sama (yang
dijelaskan oleh variabel bebas x) angggota persamaan dari ruas kiri dapat diartikan
sebagai komposisi fungsi-fungsi dan didiferensiasi dengan benar. (aturan diferensiasi
berikut ini ditulis untuk untuk anda cek kebenarannya).
Dalam contoh ini, diferensiasi terhadap x menghasilakan
(

) (

)
Perhatikanlah bahwa persamaan ini dapat diselesaikan untuk

sebagai fungsi dari


dan (tetapi tidak untuk x semata).
Diberikan, ( ) maka


()
()


()
()

Hitung

dari


Misalkan, ( )=

, maka :

= 6xy +


Demikian pula, jika ( ) , maka


()
()


()
()

Misal z = F(x,y) dan y = g(x), maka z = F(x, g(x)) menyatakan fungsi satu variable,
sehingga berdasarkan aturan rantai diperoleh:


Jika z = 0 maka F(x,y) = 0 mendefinisikan y secara implisit sebagai fungsi x dan (*)
menjadi

asalkan


Analog dengan hal tersebut, jika z fungsi implisit variabel x dan y yang didefinisikan oleh
persamaan F(x,y,z) = 0 maka :

dan

asalkan



F. Aplikasi Diferensial Parsial
Hubungan Maxwell dalam Termodinamika
Termodinamika merupakan cabang Fisika yang paling banyak menggunakan
perumusan turunan dan diferensial parsial. Misalnya, hukum I Termodinamika dapat
dituliskan dalam bentuk diferensial berikut:

....(1)
dengan

menyatakan sejumlah kecil kalor yang keluar/masuk sistem, dU


menyatakan selisih infinitesimal energi dalam sistem dan

menyatakan sejumlah
kecil kerja yang diterima/dilakukan sistem. Perlu dicatat bahwa

dan

bukan
menyatakan selisih, sehingga operator diferensialnya dituliskan sebagai

. Untuk
sistem yang bersifat reversibel atau prosesnya dapat dibalik arahnya, maka berlaku
hubungan:

(2)
Dengan T adalah temperatur dan adalah selisih infinitesimal entropi ( ) sistem.
Sementara itu, sejumlah kecil usaha dapat dituliskan sebagai:

(3)
dengan P adalah tekanan dan dV adalah selisih infinitesimal volume ( ) sistem.
Berdasarkan hubungan pada persamaan (2) dan (3), maka persamaan (1) dapat
dituliskan kembali sebagai:
(4)
Dari perumusan ini jelas terlihat bahwa energi dalam merupakan fungsi dari entropi
dan volume, ( ).
Tinjau kembali definisi diferensial total yang telah dijelaskan sebelumnya yang
ditulis ulang sebagai berikut :
(

(5)
Dengan (

menyatakan turunan parsial f terhadap x dengan y konstan dan


(

menyatakan turunan parsial f terhadap y dengan x konstan. Selanjutnya kita


asumsikan bahwa kita berhubungan dengan fungsi f yang bersifat konservatif
sehingga memenuhi kondisi berikut:

()
Maka dari sini kita dapatkan diferensial total dari fungsi ( ) adalah :
(


Bandingkan dengan persamaan 4 yang kita peroleh :
(

)
Selanjutnya berdasarkan kondisi 6 dan turnan parsial berikut :


Diperoleh hubungan berikut :
(


yang dikenal sebagai salah satu dari empat buah Hubungan Maxwell (Maxwell
Relations) dalam Termodinamika. Pada hubungan ini diperlihatkan bahwa pada
proses reversibel, perubahan temperatur terhadap volume pada entropi tetap sama
dengan negatif perubahan tekanan terhadap entropi pada volume tetap.

G. Peubah Variabel
Hampir semua fenomena-fenomena di dalam Fisika harus digambarkan
melalui persamaan diferensial. Jika fenomena tersebut melibatkan beberapa variabel,
baik berupa besaran pokok ataupun besaran turunan, maka persamaan diferensial
yang terkait akan berbentuk persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial
terkait tersebut kadang kadan akan lebih mudah dicari solusinya jika kita
menyatakan dalam bentuk variable variable baru yang merupakan fungsi dari
variabel lama. Untuk jelasnya, tinjau sebagai contoh persamaan gelombang berikut:

.(7)
Dengan menyatakan fungsi gelombang dan v merupakan laju perambatan
gelombang. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering menjumpai gundukan air yang
merambat di dalam kolam atau perambatan gelombang air laut di pantai. Secara ideal,
kesemuanya dapat dihampiri oleh persamaan (1) di atas. Persamaan gelombang (1)
memiliki solusi yang dapat menggambarkan perambatan dua gelombang yang saling
berlawanan arah, oleh karena itu untuk menggambarkannya kita dapat
mendefinisikan variabel baru berikut:
..(8a)
.(8b)
Sekarag kita misalkan = ( ), dengan ( ) dan ( ) seperti
yang diberikan oleh persamaan (8). Diferensial total , r dan s adalah:

.,(9a)

.. (9b)

.(9c)
Dari ketiga diferensial total kita dapatkan:
(

) (

) (10)
yang sekarang merupakan diferensial total terhadap x dan t , sehingga dengan
demikian kita peroleh:

..(11a)

(11b)
Berdasarkan persamaan (8):

. (12)
sehingga persamaan (11) memiliki bentuk sebagai berikut:

) ...............................................................................(13a)

) (13b)
Akan berguna jika kita menyatakan operator pada persamaan (13) sebagai berikut:

..(14a)

)..(14b)
Untuk mencari turunan parsial kedua dari fungsi terhadap x dan t , kita dapat
menggunakan penulisan operator pada persamaan (14) sebagai berikut:

) (

) (

....(15a)

) (

).(15b)
Selanjutnya substitusikan persamaan (15) ke dalam persamaan gelombang (7)
diperoleh bentuk persamaan diferensial untuk gelombang dalam variabel r dan s
sebagai berikut:

(16)
Persamaan gelombang (16) jelas lebih sederhana dari persamaan (7). Pemecahan dari
persamaan (64) tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
( )

( )..(17)
yang tidak lain menggambarkan gelombang yang merambat ke arah x negatif
(diwakili oleh fungsi

) dan gelombang yang merambat ke arah x positif (diwakili


oleh fungsi

).

H. Diferensiasi Integral (aturan Leibniz)
Gottfried Wilhelm Leibniz adalah salah seorang dari dua penemu utama
kalkulus (yang lainnya adalah Isaac newton). Cara penulisannya (notasinya)
untuk turunan masih dipakai secara luas, khususnya dalam bidang terapan seperti
halnya Fisika, kimia, dan ekonomi. Daya tariknya terletak dalam bentuknya,
sebuah bentuk yang seringmengemukakan hasil-hasil yang benar dan kadang-
kadang menunjukkan bagaimana membuktikannya. Setelah kita menuasai notasi
Leibniz, kita akanmenggunakannya untuk menyatakan kembali Aturan rantai dan
kemudian benar-benar membuktikan aturan tersebut.
Pertambahan
Jika nilai sebuah variabel berganti dari

ke maka , perubahan
dalam disebut suatu pertambahan dari x dan biasanya dinyatakan oleh . Jika
dan maka

Jika x
1
= c dan x
2
= c+h, maka

Andaikan bahwa () menentukan sebuah fungsi. Jika x berubah dari
ke maka berubah dari () () . Jadi bersesuaian
dengan pertambahan dalam x, terdapat pertambahan dalam y yang
diberikan oleh
() ()
Contoh 5.
Jika y = f(x) = 2 x
2
. Carilah jika x berubah dari 0,4 ke 1,3

Penyelesaian :
() ()
[ ()] [ ()]



Lambang dy/dx turunan
Andaikan variabel bebas beralih dari ke . Perubahan yang terjadi
dalam variabel tak bebas y akan berupa
= f ( ) f(x)


()()




Soal dan Pembahasan
1. Carilah

() dan

() jika ( )

.
Penyelesaian:
Untuk mencari

( ) kita anggap sebagai konstanta dan kita diferensialkan


fungsi ini terhadap didapat

( )
Jadi,

()
Demikian pula,

( )


Sehingga,

()


Jika z = f(x,y), kita gunakan cara penulisan lain.

( )

()

( )

()

|
(

|
(

)

Lambang adalah lambang khas dalam matematika dan disebut tanda turunan
parsial.

2. Jika

) cari

dan


.
Penyelesaian :

[(

)] (

) (

) (

)

3. Cari keempat turunan parsial kedua dari
( )


Penyelesaian :

( )

( )

( )

( )

( )

( )



4. Jika ( ) , cari


Penyelesaian :
Untuk memperoleh

, kita pandang dan sebagai konstanta dan turunkan


terhadap peubah . Jadi,

( )
Untuk mencari

, kita anggap dan sebagai konstanta dan turunkan terhadap :

( )
Serupa halnya,

( )

5. Suatu tangki silinder berjari 0 jari 2,5 m dan tingginya 3 m mempunyai lubang
pada alasnya dengan jari jari 25 mm. Diketahui bahwa air akan mengalir ke luar
melalui lubang semacam ini dengan kecepatan mendekati , h
adalah dalamnya air dalam tangki. Carilah waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan tangki itu lewat lubang tersebut.
Penyelesaian :
Volume air yang mengalir ke luar per detik dapat dipikirkan sebagai volume
silinder yang berjari jari 25 mm dan tingginya v. dengan demikian volume yang
mengalir keluar pada saat dt detik adalah
()

()
Perubahan permukaan air di tangki dinyatakan dengan , volume air yang
mengalir ke luar dinyatakan oleh ()

Maka :
()

() ()

atau (


Integrasikan antara t=0, h=3 dan t=t, h=0,














TUGAS FISIKA MATEMATIKA I
DIFFERENSIAL PARSIAL










Kelompok :
1. Budhi Novyannisari ****
2. Hoerudin ****
3. Siti Fahada ****
4. Tashwirul Fanny ****

PENDIDIKAN FISIKA 3A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2013

You might also like