You are on page 1of 8

TUGAS MERINGKAS

TATA KOORDINAT BINTANG DAN PELUKISANNYA



Mata Kuliah : Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen : Drs. Basri, M.Pd











Disusun Oleh:
Tashwirul Fanny 1101135029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA VA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2013

Untuk menyatakan letak suatu benda langit diperlukan suatu tata koordinat
yang dapat menyatakan secara pasti kedudukan benda langit tersebut. Tata koordinat
tersebut terdiri dari tata koordinat horison, tata koordinat ekuator, tata koordinat
ekliptika dan tata koordinat galaktik. Namun dalam bidang astronomi yang paling
sering digunakan adalah tata kordinat horizon dan tata kordinat ekuator.
Tiap-tiap tata koordinat tentunya memiliki cara penggunaan sistem yang
berbeda serta terdapatnya berbagai macam keuntungan dan kelemahan dalam
penggunaan sistem tersebut. Dengan demikian penggunaan suatu sistem koordinat
bergantung pada hasil yang kita inginkan, apakah hasil yang didapat ingin digunakan
untuk waktu sesaat atau untuk waktu yang lama dan dapat dipakai secara universal.
Tata koordinat horizon ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan
paling mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat
menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda tata
koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi benda
langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu sangat
diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan hubungan
dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Azimut dan Tinggi Bintang
Azimut dan tinggi bintang dijadikan untuk menentukan letak suatu bintang
dalam lukisan bola langit. Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya
berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat
menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah
sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran
adsorbsi cahaya bintang.
Kordinat-kordinat dalam tata koordinat horizon adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur
dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti
pada gambar azimut bintang adalah 220. Namun ada pula azimut yang diukur
dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan
tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari
proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang
diukur 0 90 jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0 -90 jika arahnya ke
bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,
lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang
sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).
Tata koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar
terhadap mana posisi-posisi bintangbintang ditentukan. Untuk menyatakan posisi-
posisi bintang di bola langit itu, maka tata koordinat horizon menggunakan dua buah
unsur, yaitu:
a. Tinggi bintang
b. Azimuth bintang
Untuk menentukan tinggi sebuah bintang P, maka terlebih dahulu kita adakan
sebuah lingkaran vertikal yang melalui bintang P, lingkaran vertikal bintang P
tersebut Memotong horizon pada titik R. Dengan demikian maka tinggi d/p bintang P
= busur R-P.
Tinggi sebuah bintang dihitung mengikuti lingkaran vertikal bintang yang
bersangkutan, mulai dari horizon sampai pada bintang tersebut. Azimuth sebuah
bintang mengikuti lingkaran horizon mulai dari titik selatan, dengan arah SBUT,
sampai pada proyeksi di horizon bintang tersebut.
Berdasarkan ketentuan mengenai azimuth bintang saperti tersebut di atas,
maka nilai azimuth bintang P = busur SBUTR. Lihat pada gambar di bawah.
Dengan mengenal istilah tersebut akan memudahkan kita dalam memahami
tata koordinat horison dengan ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h).
Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat
lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison
(lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0
o
-90
o
.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.
Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada
astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur
UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari
zenith arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0
o
-360
o
.
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan
pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan
lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya
bintang.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,
lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang
sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).









Contoh tata kordinat Horison dalam menentukan letak bintang atau bulan

Posisi benda langit : (azimuth bintang (A) , tinggi bintang (t))
(azimuth bintang (A) , jarak zenith (z))
Azimuth bintang (A) : busur sepanjang horison diukur dari titik acuan sampai
lingkaran vertikal bintang.
Tinggi bintang (t) : busur pada lingkaran vertikal dari horison sampai bintang.
Jarak zenith (z) : busur pada lingkaran vertikal dari titik Zenith (Z) sampai
bintang, shg z = 90
0
t
Lingkaran vertikal : lingkaran besar yang melalui Zenith (Z) dan tegak lurus
horizon.















Gambar Posisi bintang R dalam tata koordinat horison
Keterangan :
Azimuth bintang R : Busur SBR
S
T
U

B
P
Z
N

R

A. R

t

z
Tinggi bintang R : Busur RR
Jarak zenith bintang R : Busur ZR

TATA KOORDINAT EKUATOR
Posisi benda langit : (Asensiorekta (), deklinasi ())
(Sudut jam bintang (h), deklinasi ())
Asensiorekta () bintang : busur sepanjang ekuator langit diukur dari titik acuan
(titik Aries) ke arah yang berlawanan dengan
peredaran semu harian benda-benda langit sampai
lingkaran jam bintang.
Titi Aries () : titik potong antara ekuator langit dan ekliptika.
Deklinasi () bintang : busur sepanjang lingkaran jam yang diukur dari ekuator
langit sampai kedudukan bintang.
Deklinasi () bintang bernilai (+) untuk bintang-bintang yang berada di belahan
utara bola langit (dari 0
0
s.d. +90
0
)
Deklinasi () bintang bernilai (-) untuk bintang-bintang yang berada di belahan
selatan bola langit (dari 0
0
s.d. -90
0
).
Sudut jam bintang (h): sudut antara meredian dan lingkaran jam bintang.
Waktu sideris : Sudut jam titik Aries () sehingga h = -

Gambar posisi bintang R dalam tata koordinat ekuator, diamati dari suatu
tempat pada
0
LS. Bintang tersebut mempunyai asensiorekta dan deklinasi pada
waktu t.




















Keterangan :

0
: sudut yang dibentuk oleh busur S KLS
t wb membentuk busur EBK
: busur KBR
: busur RR

Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada
penggunaannya yang praktis, Sistem koordinat yang sederhana dan secara langsung
dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga beberapa
kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda maka
horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian benda langit.
koordinat alt-azimuth hanya berlaku lokal (di sekitar pengamat) saja. Ketinggian dan
azimuth sebuah bintang pada saat yang sama akan memiliki nilai yang berbeda jika
KLU
S
T
KLS
K
E
U

B

R

R
P
Z
N
dilihat dari tempat yang jauh. Misalkan seorang pengamat di Semarang ingin
memberitahukan sebuah objek yang ditemukannya kepada pengamat lain di Bandung
dengan memberikan koordinat alt-azimuth objek tersebut, maka pengamat di
Bandung akan kesulitan menemukan objek yang dimaksud.



Daftar Pustaka:
http://abdulaziz002.blogspot.com/2013/03/tata-kordinat-horizon.html
staff.uny.ac.id/.../pembinaan-tim-olimpiade-astronomi...

You might also like