You are on page 1of 9

TRIGGER 4 ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)/ IUD

Seorang ibu p4 sudah pasang IUD, 4 tahun yang lalu ingin ganti. Saat ini sedang haid.
Si ibu datang sehingga buka pasang IUD. Alat indikasi masa kerja habis, namun waktu
membuka spiral, tidak berhasil/tidak dapat diidentifikasi
STEP I CLARYFY UNFAMILIAR TERMS
1. P4 : partua ke 4
2. IUD : uatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat
efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktip
3. Spiral : salah satu jenis alat akdr
STEP II DEFINE PROBLEM
1. Kenapa IUD yang dipasang 4 tahun yang lalu pada saatdiperiksa tidak dapat
diidentifikasi?
2. Bagaimana cara pemasangan spiral?
3. Bagaimana mekanisme dari IUD sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi?
4. Apa efek dan bolehkah dilakukan pemasangan IUD digunakan sebagai alat
kontrasepsi?
5. Apakah ada jangka waktu dan pemasangan IUD?
6. Apa kelebihan dan kekurangan penggunaan IUD?
7. Waktu pemasangan IUD yang tepat?
8. Efek samping IUD?
9. Indikasi pemasangan IUD?
STEP III HYPOTESIS
1. A. Terjadi akibat pemasangan IUD tidak pada tempatnya atau teknik yang salah?
b. Kemungkinan IUD yang dipasang patah yang dapat terjadi akibat trauma
2. Ada 2 cara :
a. VT : alat kontrasepsi tersebut lengannya di lipat dan dimasukkan ke inserter atau
inserter dimasukkan ke rahim
3. A. Terjadi karena sperma dihalangi masuk ke tuba fallopi sehinggga sperma dan
ovum tidak bertemu dan kualitas sperma turun.
b. Akibat reaksi peradangan lokal akibat benda asing yang masuk kedalam tubuh
sehingga leukosit + berinvasi yang dapat menghalangi penanaman ovum yang
sudah dibuahi sperma pada rahim
4. Tidak boleh karena pemasangan IUD saat haid akan meningkatkan resiko infeksi\
5. Kemungkinan jangka waktu 10 tahun
6. Keuntungan
a. Tidak mengganggu hubungan suami istri
b. Kerjanya efektif setelah pemanjangan
c. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
d. Efektif dalam proteksi jangka panjang
e. Dapat dipasang setelah melahirkan
f. Dapat sampai fase menopause

Kekurangan
1. Perubahan siklus haid dimana siklus haid lebih banyak
2. Posisi benangnya harus diperiksa dari waktu kewaktu

7. a. 10 menit setelah melahirkan pervaginaam
b. dapat dilakukan pemasangan setelah SC
c. dapat dilakukan pada saat mulut serviks membuka terjadi saar 40 hari fase nifas
dan sesudah haid.
8. sama dengan no 6
9. a. Multipara
b.. Usia produktif
c. diminta oleh pasien
d. pasien tidak ingin obat oral/pil

STEP IV ARRANGE EXPLANATION INTO TENTATIVE SOLUTION









\

STEP V LEARNING OBJEKTIV
Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan menjelaskan tentang :
Ibu, p4

anamnesa

Pasang 4 tahun yang lalu, setelah haid
Ganti IUD

1. Masa kerja haibis
2. Pada saat membuka spiral tidak
berhasil, atau tidak di identifikasi

1. IUD
A. Defenisi
B. Jenis-jenis IUD
C. Indikasi IUD
D. Kontraindikasi IUD
E. Teknik pemasangan IUD
F. Cara kerja IUD
G. Kekurangan dan kelebihan

STEP VI PRIVATE STUDY
STEP VII
1. DEFENISI
Suatu alat atau benda yang dimasukaan kedalam rahim yang sangat efektif, reversible dan
berjangka panjang dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif.

2. Jenis jenis IUD
Yang sering digunakan dalam pogram KB di indonesia adalah AKDR jenis lippes loop. AKDR
dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linier dan bentuk tertutup sebagai cincin.
a. Yang termasuk dalam golongan bentuk terbuka dan linier antara lain.
1. Lippes loop
2. Saf T coil
3. Multi load 250
4. Cu 7
5. Cu T
6. Cu T 380 A
7. Sping coil
8. Margulies spiral
b. Yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin adalah
1. Ota ring
2. Antigon f
3. Ragab ring
4. Cincin gravenberg
5. Cincin hall stone
6. Birnberg bow

1) Lippes loop
Diperkenalkan pada awal tahun 1460 an dan dianggap sebagai IUD standar
tebuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah barium sulfat.
Ada 4 macam IUD lippes loop :
Lippes loop A: panjang 26,2 mm dan lebar 22,2, benang biru, satu titik pada
pangkal IUD dekat benang ekor.
Lippes loop B: panjang 25,2 mm, lebar 23,4, 2 benang hitam bertitik 4.
Lippes loop C: panjang 22,5, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning bertitik 3.
Lippes loop D: panjang 27,5, lebar 30,0, 2 benang putih bertitik 2.

Cara insersi = push-out
Lippes loop dapat diberikan in utero untuk selama- lamanya sampai
menopause, sepanjang tidak ada keluhan atau persoalan bagi akseptornya.
2) Cooper T
IUD berbentuk T terbuat dari bahan polyethelene dimana pada bagian vertikalnya
kiri lilitan kawat tembaga halus, lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek anti
fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD ini melepaskan lenovoraegestrel
dengan konsentrasi yang rendah selama minimal 5 tahun.
Dari hasil penelitian menunjukan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan
yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah
tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorea.
3) Copper 7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk kemudahan pemasangan, jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm, fungsinya sama seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis copper T.
4) Multi load
IUD ini terbuat dari plastik dengan 2 tangan kiri dan kanan berbentuk sayat yang
fleksibel panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya golongan kawat
tembaga. Dengan luas permukaan 250 mm atau 375 mm untuk menambah efektivitas.
5) IUD nova T
Terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD berbentuk
agak melengkung tanpa ada tembaga. Tembaga ada pada batang IUD.
6) IUD mirena
Terbentuk dari rangka plastik yang di kelilingi oleh silinder pelepasan hormon
ledonolgeskel (hormon progesteron), sehingga IUD ini dapat di pakai ibu menyusui
karena dapat menghambat.

3. Indikasi
telah mempunyai satu atau lebih anak hidup
ingin menjarangkan kehamilan.
Sudah memiliki cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, tetapi takut atau menolak cara
permanen (kontrasepsi mantap), biasanya dipasang IUD yang dapat bertahan lama
(lippes loop, nova-T, untuk 5 tahun dsb ).
Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap penyakit
jantung, hipertensi, hati)
Berusia diatas 35 tahun, pada umur tersebut kontrasepsi hormonal dapat kurang
menguntungkan.

4. Kontrai nsikasi
kehamilan
peradangan panggul
perdarahan uterus abnormal
karsinoma organ-organ panggul
malformasi rahim
mioma uteri, terutama jenis submukosa
dismnorea berat
stenosis kanalis servikalis
anemia berat dan gangguan pembekuan darah
penyakit jantung reumatik.
5. Teknik pemasangan IUD
Alat dan bahan : - iud dan inserter,sarung tangan, kain steril lubang, spekulum,
tenakulum(cunam peluru), pinset, klem, sonde rahim, gunting.
Teknik pemasangan iud lippes loop(cara dorong):
akseptor diperiksa berbaring dengan posisi litotomi, tangan disamping badan
agarlebih santai
untuk mensterilkan daerah vulva dan sekitarnya, dilakukan pembersihan dengan
bahan-bahan desinfektan. Agar tidak mudah terkena kontaminasi dari kulit di sekitar
alat genital pada saat pemasangan iud, maka di pasang dus (kain steril yang
berlubang
spekulum yang ukurannya sesuai dipasang secara hati2 pada vagina sampai portio
dapat di lihat dengan jelas. Rongga vagina dan pemeriksaan portio di bersihkan
dengan bahan desinfektan
portio bagian dalam di jepit dengan tenakulum agar portio dapat terfiksasi.
Dilakukan sondase rongga rahim dengan sonde rahim, perhatikan kelegkungan
sonde terhadap posisi uterus
iud lippes loop yang berbentuk spiral, direndam dulu dalam bahan desinfektan
(larutan iodium), iud direnggangkan sehingga hampir lurus dan dimasukan ke dalam
inserter dari ujungyang menghadap pasien. Secara perlahan IUD dalam inserter di
dorong sehingga benang iud keseluruhannya masuk ke dalam inserter dan ujung iud
sampai sejajar dengan ujung inserter yang menghadap ke arah pasien.
Tangan kiri pemasang memegang pegangan tenakulum. Tabung inserter yang di
dalamnya sudah ada IUD dan pendorongan inserter secara halus dimasukan ke
dalam rongga rahim melalui orificium uteri eksterna dengan tangan kanan sampai
melalui canalis servicalis ( tidak sampai fundus). Dengan hati2 iud di dorong dengan
pendorong inserter dan secara bersamaan tabung inserter di tarik perlahan keluar
rongga rahim.
Tenakulum dilepaskan dan diperiksa apakah bekas jepitan pada portio mengeluarkan
darah. Darah yang keluar dari luka bekas jepitan dan keluar dari orificium ureri
eksterna di bersihkan dengan kasa kering. Benang Iud yang terlalu panjang di potong
dengan gunting sehingga benang yang tertinggal dari OUE sampai kira2 2-3 cm dari
introitus vagina . Dengan bahan desinfektan dilakukan desinfeksi pada daerah OUE
dan luka bekas tenakulum.
Spekulum dilepaskan sebelum mengakhiri pemasang, dilakukan pemeriksaan VT
untuk memastikan bahwa seluruh IUD sudah masuk ke dalam ronga rahim sehingga
ujung IUD tidak teraba lagi serta untuk menempatkan benang iud pada forniks
anterior agar tidak memberika keluhan pada suami saat koitus.


6. Cara kerja AKDR
Sampai sekarang belum ada yang pasti. Namun pendapat yang terbanyak adalah ,
bahwa AKDR dalam cavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang
disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.
Pada pemeriksaan cairan uterus pada AKDR sering kali di jumpai pula sel-sel makrofag
(fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Kar dan kawan2 selanjutnya menemukan sifat2 dan isi cairan uterus mengalami
perubahan2 pada pemakai AKDR , yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup
dalam uterus , wlalupun sebelumnya terjadi nidasi.
7. Keuntungan penggunaan IUD
Sangat sensitif
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Tidak ada efek samping hormonal
Tidak mempengaruhi kualitas dalam volume asi
Dapat dipasang segera setelah melahirkan /abortus
Dapat di gunakan sampai menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Kelemahan penggunaan IUD
Perubahan siklus haid , haidlebih lama dan banyak perdarahan antara
menstruasi, saat haid lebih sakit
Tidak mencxegah infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV/ aids
Tidak baik di guanakn pada wanita IMS yang suka bergonta ganti apsangan
Sedikit nyeri dan perdarah terjadi segera etelah pemasangn AKDR biasanya
menghilang dalam 1-2 hari
Pasien tidak dapat melepaskan AKDR sendiri , harus dengan dokter yang terlatih
Perempuan harus memeriksakan poisi benang AKDR dari waktu ke waktu.


Kesimpulan
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat,
keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari
penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain
dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi
pengguna oleh tenaga kesehatan.

You might also like