You are on page 1of 4

Audit Investigatif dengan Teknik Audit

A. Pengantar
Teknik Audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan
keuangan.
Hasil dari penerapan teknik audit adalah bukti audit.
Ada 7 teknik audit, diantaranya sebagai berikut:
1. Memeriksa fisik (physiqal examination)
2. Meminta konfirmasi (confirmation)
3. Memeriksa dokumen (documentation)
4. Review analitikal (analytic review atau analytical review)
5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee (inquiries of the auditee)
6. Menghitung kembali (reperformance)
7. Mengamati (observation)
Kalau teknik audit diatas diterapkan dalam audit umum, maka bukti audit yang berhasil
dihimpun akan mendukung pendapat auditor independen, namun dalam audit investigatif
teknik audit diatas adalah bersifat eksploratif atau mencari wilayah garapan (dalam review
analitikal) maupun pendalaman ( misalnya dalam confirmation dan documentation).
B. Kunci Keberhasilan
Kunci keberhasilan dari pelaksanakan semua teknik audit investigatif adalah sebagai berikut:
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan diaudit
investigatif.
2. Kuasai dengan baik teknik-teknik audit investigatif. Penguasaan teknik-teknik investigatif
yang baik memungkinkan investigator menerapkan teknik yang tepat untuk
menyelesaikan persoalan yang kita identifikasi.
3. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih. Biarpun tekniknya tepat, apabila
pelaksanaannya tidak cermat, hasilnya tidak akan seperti yang diharapkan. Dalam audit
investigatif, kecermatan dapat diketahui antara lain dengan cara kta mengajukan
pertanyaan, menentukan kapan pertanyaan tertentu harus diajukan, menindaklanjuti
jawaban dan mempertanyakan sesuatu.
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang kita pilih. Temuan
yang kelihatannya sepele, ditangan penyelidik yang mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang luas, merupakan bukti yang kuat dalam proses pengadilan.
C. Teknik-Teknik Audit
1. Memeriksa Fisik dan Mengamati
Dalam audit investigasi, auditor menggunakan inderanya, untuk mengetahui atau
memahami sesuatu.
2. Meminta Informasi dan Konfirmasi
Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif, permintaan informasi harus
dibarengi, diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari sumber lain atau diperkuat
dengan cara lain.
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (pihak yang diaudit) untuk menegaskan
kebenaran atau ketidakbenaran suatu informasi.
Dalam audit investigasi kita harus memperhatikan apakah pihak ketiga mempunyai
kepentingan dalam audit yang sedang dilaukan atau tidak.
3. Memeriksa Dokumen
Definisi dokumen mempunyai arti yang luas termasuk sebuah informasi yang diolah,
disimpan dan dipindahkan secara elektronis
4. Review Analitikal
Dalam review analitikal yang penting bukannya perangkat lunaknya, tetapi
semangatnya.
Ada bermacam-macam variasi dari teknik review analitikal, namun semuanya didasarkan
atas perbandingan antara apa yang dihadapi dengan apa yang layaknya harus terjadi,
dan berusaha menjawab sebab terjadinya kesenjangan.
Di bawah ini beberapa teknik review analitikal
a. Betriebs Vergleich dan Zeit Vergleich
Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan perusahaan yang kita audit investigatif
pada saat sekarang dengan hal yang sama di masa lalu. Dalam Zeit Vergleich kita
mencoba memahami bagaimana perusahaan yang kita audit investigatif ini berbeda
dengan masa lalunya, dan mengapa. Investigator menggunakan teknik yang sama
untuk melihat indikasi fraud, karena fraud mengancam kesenambungan laba tadi.
Dari pembahasan diatas, kita melihat bahwa pentingnya menentukan patokan atau
benchmark. Patokan ini harus seukuran dan sejenis, ia harus comparable.
Perbandingan
Perbandingan tidak otomatisberarti bahwa patokan atau benchmark-nya yang
benar, atau kalau ada penyimpangan yang signifikan pastolah penyimpangan itu
merupakan kesalahan data yang kita audit investigatif.
Itulah sebabnya judgement sabgat penting, sangat mutlak.
b. Membandingkan Anggaran dengan Realisasi
Membandingkan data anggaran dan realisasi dapat mengindikasikan adanya fraud.
Hal yang perlu dipahami adalah mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi atas
pelaksanaan anggaran, dan insentif yang terkandung dalam sistem anggarannya.
Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center, pejabat tentu
akan mendapat sebuah insentif atau bonus terhadap keberhasilan kinerjanya.
Investigator perlu mengantisipasi kecenderungan realisasi penjualannya dibuat
tinggi. Penjualan kredit dan engiriman barang secara besar-besaran pada akhir
tahun merupakan indikasi mengenai hal itu. Pengambilan barang sesudah akhir
tahun memperkuat indikasi adanya fraud.
Insentif tidak perlu berupa insentif keuangan seperti bonus. Mempertahankan
sesorang atau sebaliknya akan menjadi sebuah insentif. Investigator harus
memahami kepentingan ini.
c. Analisis Vertikal dan Horizontal
Analisis Vertikal dan Horizontal merupakan analisis rasio keuangan.
Analisis vertikal menunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainnya dalam
laporan keuangan untuk tahun yang sama.
Analisis vertikal dapat dilakukan untuk neraca dengan cara akun-akun yang yang
ada dapat dibandingkan misalnya adalah dengan jumlah aset.
Dengan analisis vertikal, kita dapat mengubah angka-angka laporan keuangan dari
nilai rupiah atau mata uang lainnya dengan menjadikan angka-angka tersebut
menjadi sebuah presentase. Laporan keuangan dalam presentase ini disebut laporan
keuangan berukuran sama.
Manfaat dari laporan keuangan yang berukuran sama adalah dalam
membandingkan perusahaan sejenis yang mempunyai ukuran yang berbeda.
Analisi horizontal menunjukkan perubahan kenaikan atau penurunan suatu akun
untuk suatu tahun periode dibandingkan tahun periode sebelumnya atau tahun
periode berikutnya.
Angka-angka untuk akun yang sama dari tahun periode sebelumnya atau tahun
periode berikutnya, dalam penyajian laporan keuangan, disajikan bedampingan.
d. Hubungan antara Satu Data Keuangan dengan Data Keuangan Lain
Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuangan, bisa
mempunyai keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk review analitikal.
e. Menggunakan data nonkeuangan
Dalam bisnis perkebunan ada hubungan antara jumlah pupuk yang digunakan
dengan hasil produksi atau panen. Angka masukan maupun keluaran dinyatakan
dalam satuan non keuangan, seperti ton, untuk pupuk sawit.
f. Regresi atau Analisis Trend
Dengan data historikal yang memadai, review analitical dapat mengungkapkan
trend. Berbagai perangkat lunak mempengaruhi hitungan dan grafiknya misalnya
adalah STAR.
g. Menggunakan Indikator Ekonomi Makro
Ada hubungan antara besarnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun
dengan indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, tingkat pengangguran, cadangan
devisa, indikator ekonomi negara-negara yang menjadi partner perdagangan
Indonesia, harga minyak mentah dan komoditi lain, dan lain-lain
Keandalan perumusan ekonometrika akan membantu auditor atau investigator
melalui agregat, tanpa harus memasuki pemeriksaan SPT sebagai langkah pertama.
Kalau ada indikasi kuat, baru kita ke pemeriksaan SPT dengan Net Worth Method
atau Expenditure Method.
5. Menghitung Kembali
Menghitung kembalu atau reform tidak lain dari mengecek kebenaran perhitungan(kali,
tambah, kurang, dll).
Di dalam audit investigatif, perhitungan yang dihadapi umumnya sangat kompleks,
didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit, mungkin sudah terjadi perubahan
dan renegoisasi berkali-kali dengan pejabat yang berbeda.
D. Penutup
Dalam audit atas laporan keuangan, tujuannya adalah memberikan pendapat (independent
auditors opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang
bukti sesuai dengan hukum acara atau hukum pembuktian yang berlaku.
Lingkup atau intensitasnya juga beerbeda. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor
mengumpulkan bukti-bukti audit untuk memberikan keyakinan yang memadai.
Audit investigatif lebih dalamdan lebih luas dari audit atas laporan keuangan, karena bukti
hukum dan barang bukti yang dikumpulkan akuntan forensik, akan diuji dalam persidangan.
Auditor dalam audit investigatif memanfaatkan teknik observasi perhitungan perseiaan
barang untuk menentukan apakah persediaan barang tidak terlalu banyak, dibandingkan
dengan kebutuhan normal atau jumlah pesanan yang ekonomis maka disitulah diyakini ada
potensi fraud.
Professional skepticism harus dianut untuk audit atas laporan keuangan maupun audit
investigativ.

You might also like