Definisi suatu kelainan sistem kekebalan tubuh manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya sendiri Etiologi hilangnya myelin, material yang membungkus saraf penghantaran impuls oleh saraf tersebut menjadi lambat atau berhenti sama sekali Patofisiologi Infeksi , baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus, dan antigen lain memasuki sel Schwann dari saraf dan kemudian mereplikasi diri. Antigen tersebut mengaktivasi sel limfosit T. Sel limfosit T ini mengaktivasi proses pematangan limfosit B dan memproduksi autoantibodi spesifik Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insiden terjadinya GBS berkisar antara 0,4 2,0 per 100.000 penduduk.
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya kelemahan otot yang bersifat difus dan paralisis. Refleks tendon akan menurun atau bahkan menghilang. Batuk yang lemah dan aspirasi mengindikasikan adanya kelemahan pada otot otot intercostal. Tanda rangsang meningeal seperti perasat kernig dan kaku kuduk mungkin ditemukan. Refleks patologis seperti refleks Babinsky tidak ditemukan.
Pemeriksaan Penunjang pemeriksaan cairan cerebrospinal Elektromiografi MRI Pemeriksaan serum CK Kriteria diagnostik GBS menurut The National Institute of Neurological and Communicative Disorders and Stroke ( NINCDS) Gejala utama Kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih ekstremitas dengan atau tanpa disertai ataxia Arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general Gejala tambahan Progresivitas dalam waktu sekitar 4 minggu Biasanya simetris Adanya gejala sensoris yang ringan Terkenanya SSP, biasanya berupa kelemahan saraf facialis bilateral Disfungsi saraf otonom Tidak disertai demam Penyembuhan dimulai antara minggu ke 2 sampai ke 4
Penatalaksanaan Pasien pada stadium awal perlu dirawat di rumah sakit untuk terus dilakukan observasi tanda tanda vital Ventilator harus disiapkan disamping pasien sebab paralisa yang terjadi dapat mengenai otot otot pernapasan dalam waktu 24 jam Plasma exchange therapy (PE) telah dibuktikan dapat memperpendek lamanya paralisa dan mepercepat terjadinya penyembuhan Intravenous inffusion of human Immunoglobulin ( IVIg ) dapat menetralisasi autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto antibodi Fisiotherapy juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot setelah paralisa. Heparin dosis rendah dapat diberikan unutk mencegah terjadinya trombosis .
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien: Nama : Nn A Umur :23 tahun Jenis kelamin :Perempuan Alamat :Kecamatan padang timur Agama :Islam Suku pekerjaan :Mahasiswa Status perkawinan :Tidak kawin
Anamnesis Keluhan utama Lemah keempat anggota gerak
Riwayat penyakit sekarang Ujung jari-jari kaki terasa kebas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, kebas kemudian menjalar sampai telapak kaki, paha dan telapak tangan. sehari kemudian kaki dan tangan terasa lemas sehingga pasien hanya bisa berjalan dengan dipapah oleh keluarga. Wajah pasien terasa sakit dan lidah terasa kebas Pasien juga mengeluhkan nyeri punggung , mual dan muntah
Riwayat penyakit dahulu Demam dan batuk pilek 3 minggu yang lalu, batuk berdahak Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya Riwayat DM tidak ada Riwayat trauma tidak ada
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama dengan pasien
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : tampak sakit sedang Kesadaran : kompos mentis Tekanan Darah : 110/70 mmHg Pulse Rate : 92x/menit Respiration Rate : 24x/menit Temperature : 36,5 o C Status internus: Kepala : Kesan Normocephali Wajah : simetris Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut Mata : konj tidak anemis, sclera tidak ikterik Leher :tidak ada pembesaran KGB
Thorak : Paru : Inspeksi :simetris kiri dan kanan Palpasi : fremitus normal kiri sama dengan kanan Perkusi :sonor Auskultasi :vesikuler, ronchi (-), wheezing (-) Jantung: Inspeksi :iktus tidak terlihat Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Perkusi :batas-batas jantung dalam batas normal Auskultasi :irama teratur, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Tidak tampak membuncit Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, ballotement (-) Perkusi : Timpani Auskultasi: Bising usus (+) Normal Korpus Vertebrae : Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang (-) Palpasi : Nyeri tekan (-)
Status neurologikus GCS 15 : E4 M6 V5 Tanda rangsangan meningeal : - Kaku kuduk (-) - Brudzinsky I (-) - Brudzinsky II (-) - Kernig (-) Tanda peningkatan tekanan intrakranial : - muntah proyektil (-) - sakit kepala progresif (-)
Syaraf kranial - N I :penciuman baik - N II :reflek cahaya +/+ - N III, IV, VI :pupil bulat, diameter 2 mm, gerakan bola mata bebas ke segala arah - N V :Refleks kornea (+), sensibilitas , bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan - N VII :bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris, plika nasolabialis simetris, daya perasa - N VIII :fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada - N IX, X :arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks muntah (+), perasaan 1/3 lidah baik - N XI :bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan - N XII :lidah simetris.
Motorik : eutonus, eutrophi
Sensorik : eksteroseptif pada lengan dan kaki Proprioseptif pada lengan dan kaki Reflek fisiologis : Reflek biceps +/+, Reflek triceps +/+, Reflek KPR +/+, Reflek APR +/+ Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky Group -/- Fungsi otonom : BAK dan BAB normal Fungsi luhur : kesadaran baik, fungsi intelek baik, reaksi emosi baik
Dilaporkan seorang pasien perempuan umur 23 tahun di rawat di bangsal syaraf RSUP dr m Djamil padang dengan diagnosa : Sindrom Guillian Barre Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan keluhan kebas pada ujung jari kaki sejak 4 hari yang lalu, kebas dirasakan menjalar sampai ke paha. Sehari kemudian kaki terasa lemah sehingga pasien berjalan dengan dipapah oleh keluarga. Wajah pasien terasa sakit dan lidah terasa kebas. 3 minggu sebelumnya mengalami demam dan batuk pilek
DISKUSI Dari pemriksaan fisik di temukan Keadaan Umum tampak sakit sedang, Kesadaran kompos mentis, Tekanan Darah 110/70 mmHg, nadi : 92x/menit, nafas: 24x/menit: 36,5 o C. Motorik pada tungkai dan lengan , Sensorik pada kedua tungkai dan lengan, refleks fisiologis menurun, refleks patologis negatif Pemeriksaan anjuran adalah lumbal pungsi dan EEG. Penatalaksanaan pada pasien ini adalah observasi tanda vital dan tanda kegawatan, atasi gejala penyerta (simtomatik), metihicobal 2x1 ampul, therapi plasma exchange untuk mempercepat penyembuhan parese, Serta fisiotherapi.