You are on page 1of 23

Oleh : Candra

Preseptor : dr. Hj. Meiti Frida, SpS (K)


Definisi
suatu kelainan sistem kekebalan tubuh manusia yang
menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya
sendiri
Etiologi
hilangnya myelin, material yang membungkus saraf
penghantaran impuls oleh saraf tersebut menjadi
lambat atau berhenti sama sekali
Patofisiologi
Infeksi , baik yang disebabkan oleh bakteri maupun
virus, dan antigen lain memasuki sel Schwann dari
saraf dan kemudian mereplikasi diri. Antigen tersebut
mengaktivasi sel limfosit T. Sel limfosit T ini
mengaktivasi proses pematangan limfosit B dan
memproduksi autoantibodi spesifik
Epidemiologi

Di Amerika Serikat, insiden terjadinya GBS berkisar
antara 0,4 2,0 per 100.000 penduduk.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya
kelemahan otot yang bersifat difus dan paralisis.
Refleks tendon akan menurun atau bahkan
menghilang. Batuk yang lemah dan aspirasi
mengindikasikan adanya kelemahan pada otot otot
intercostal.
Tanda rangsang meningeal seperti perasat kernig dan
kaku kuduk mungkin ditemukan. Refleks patologis
seperti refleks Babinsky tidak ditemukan.

Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan cairan cerebrospinal
Elektromiografi
MRI
Pemeriksaan serum CK
Kriteria diagnostik GBS menurut The National Institute of
Neurological and Communicative Disorders and Stroke ( NINCDS)
Gejala utama
Kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih
ekstremitas dengan atau tanpa disertai ataxia
Arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general
Gejala tambahan
Progresivitas dalam waktu sekitar 4 minggu
Biasanya simetris
Adanya gejala sensoris yang ringan
Terkenanya SSP, biasanya berupa kelemahan saraf facialis
bilateral
Disfungsi saraf otonom
Tidak disertai demam
Penyembuhan dimulai antara minggu ke 2 sampai ke 4

Penatalaksanaan
Pasien pada stadium awal perlu dirawat di rumah sakit
untuk terus dilakukan observasi tanda tanda vital
Ventilator harus disiapkan disamping pasien sebab
paralisa yang terjadi dapat mengenai otot otot
pernapasan dalam waktu 24 jam
Plasma exchange therapy (PE) telah dibuktikan dapat
memperpendek lamanya paralisa dan mepercepat
terjadinya penyembuhan
Intravenous inffusion of human Immunoglobulin ( IVIg
) dapat menetralisasi autoantibodi patologis yang ada
atau menekan produksi auto antibodi
Fisiotherapy juga dapat dilakukan untuk
meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot setelah
paralisa.
Heparin dosis rendah dapat diberikan unutk
mencegah terjadinya trombosis .

ILUSTRASI KASUS

Identitas pasien:
Nama : Nn A
Umur :23 tahun
Jenis kelamin :Perempuan
Alamat :Kecamatan padang timur
Agama :Islam
Suku pekerjaan :Mahasiswa
Status perkawinan :Tidak kawin

Anamnesis
Keluhan utama
Lemah keempat anggota gerak

Riwayat penyakit sekarang
Ujung jari-jari kaki terasa kebas sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit, kebas kemudian menjalar sampai
telapak kaki, paha dan telapak tangan. sehari kemudian
kaki dan tangan terasa lemas sehingga pasien hanya bisa
berjalan dengan dipapah oleh keluarga.
Wajah pasien terasa sakit dan lidah terasa kebas
Pasien juga mengeluhkan nyeri punggung , mual dan
muntah

Riwayat penyakit dahulu
Demam dan batuk pilek 3 minggu yang lalu, batuk
berdahak
Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama
sebelumnya
Riwayat DM tidak ada
Riwayat trauma tidak ada

Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama
dengan pasien

Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pulse Rate : 92x/menit
Respiration Rate : 24x/menit
Temperature : 36,5
o
C
Status internus:
Kepala : Kesan Normocephali
Wajah : simetris
Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut
Mata : konj tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher :tidak ada pembesaran KGB


Thorak :
Paru : Inspeksi :simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus normal kiri sama dengan
kanan
Perkusi :sonor
Auskultasi :vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Jantung: Inspeksi :iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC
V
Perkusi :batas-batas jantung dalam batas normal
Auskultasi :irama teratur, bising (-)

Abdomen :
Inspeksi : Tidak tampak membuncit
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, ballotement
(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Bising usus (+) Normal
Korpus Vertebrae :
Inspeksi : Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang
(-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)


Status neurologikus
GCS 15 : E4 M6 V5
Tanda rangsangan meningeal :
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinsky I (-)
- Brudzinsky II (-)
- Kernig (-)
Tanda peningkatan tekanan intrakranial :
- muntah proyektil (-)
- sakit kepala progresif (-)

Syaraf kranial
- N I :penciuman baik
- N II :reflek cahaya +/+
- N III, IV, VI :pupil bulat, diameter 2 mm, gerakan bola mata
bebas ke segala arah
- N V :Refleks kornea (+), sensibilitas , bisa membuka mulut,
menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan
- N VII :bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris, plika
nasolabialis simetris, daya perasa
- N VIII :fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada
- N IX, X :arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks muntah
(+), perasaan 1/3 lidah baik
- N XI :bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan
- N XII :lidah simetris.

Motorik : eutonus, eutrophi

Sensorik : eksteroseptif pada lengan dan kaki
Proprioseptif pada lengan dan kaki
Reflek fisiologis : Reflek biceps +/+,
Reflek triceps +/+,
Reflek KPR +/+,
Reflek APR +/+
Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-,
Reflek Babinsky Group -/-
Fungsi otonom : BAK dan BAB normal
Fungsi luhur : kesadaran baik, fungsi intelek baik, reaksi emosi
baik

Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 13.3 gr%
Ht : 39.3
Leukosit : 9.400/mm
Trombosit : 237.000/mm

Diagnosa klinik : Tetra parese + Stock and gloves
phenomen
Diagnosa topik : Radiks N spinalis
Diagnosa etiologi : Auto imun (susp sindrom guillian
barre

Pemeriksaan penunjang :
Lumbal Pungsi
EMG

Tatalaksana
Observasi tanda vital dan tanda-tanda kegawatan
IVFD RL 16 tts/menit
Methicobal 2x1 amp
Plasma Exchange therapy
Fisiotherapi

Dilaporkan seorang pasien perempuan umur 23 tahun di
rawat di bangsal syaraf RSUP dr m Djamil padang dengan
diagnosa :
Sindrom Guillian Barre
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan keluhan kebas
pada ujung jari kaki sejak 4 hari yang lalu, kebas dirasakan
menjalar sampai ke paha. Sehari kemudian kaki terasa lemah
sehingga pasien berjalan dengan dipapah oleh keluarga.
Wajah pasien terasa sakit dan lidah terasa kebas. 3 minggu
sebelumnya mengalami demam dan batuk pilek

DISKUSI
Dari pemriksaan fisik di temukan Keadaan Umum
tampak sakit sedang, Kesadaran kompos mentis, Tekanan
Darah 110/70 mmHg, nadi : 92x/menit, nafas: 24x/menit:
36,5
o
C. Motorik pada tungkai dan lengan
, Sensorik pada kedua tungkai dan lengan, refleks
fisiologis menurun, refleks patologis negatif
Pemeriksaan anjuran adalah lumbal pungsi dan EEG.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah observasi tanda vital
dan tanda kegawatan, atasi gejala penyerta (simtomatik),
metihicobal 2x1 ampul, therapi plasma exchange untuk
mempercepat penyembuhan parese, Serta fisiotherapi.

You might also like