You are on page 1of 26

BST SORE

Oleh:
Candra 0810312098
Graffita Bakti 0810312129

DEFINISI
Karsinoma nasofaring
diklasifikasikan sebagai neoplasma
ganas atau kanker, yang timbul dari
epitel mukosa nasofaring, paling
sering dalam resesus nasofaring
lateral atau fosa Rosenmuller
EPIDEMIOLOGI
pada segala
usia, tapi
umumnya
menyerang
usia 30-60
tahun
Proporsi
pria dan
wanita
adalah 2-3
Cina bagian
selatan masih
menduduki
tempat
tertinggi
Di Indonesia
frekuensi pasien
ini hampir merata
di setiap daerah,
4,7% kasus baru
per tahun per
100.000
penduduk
ETIOLOGI
Ikan asin yang diawetkan dan nitrosamin.
Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan
hidup.
Sering kontak dengan zat-zat yang dianggap karsinogen, seperti:
Benzopyrenen, Benzoanthracene, Gas kimia, Asap industri, Asap kayu,
Beberapa ekstrak tumbuhan
Ras dan keturunan
Radang kronis daerah nasofaring
ANATOMI
Anterior : koane / nares posterior
Posterior : retro faring setinggi columna vertebralis
C1-2
Inferior : dinding atas palatum molle
Superior : basis cranii (os occipital & sphenoid)
Lateral : fossa Rosenmulleri kanan dan kiri
(dibentuk os maxillaris & sphenoidalis)
KELENJAR LIMFE LEHER
PATOFISIOLOGI
Infeksi virus
Epstein Barr
Protein laten
(EBNA-1, LMP-1,
LMP- 2A dan LMP-
2B
Menginduksi dan
mempengaruhi
pengontrolan
pertumbuhan
seluler
Menginduksi
reseptor faktor
pertumbuhan
epidermis
menghentikan
apopotosis pada
sel epitel
Tingkat infiltrasi
yang tinggi
Gejala hidung
Epistaksis
Dinding tumor biasanya
rapuh perdarahan.
Sumbatan
hidung
pertumbuhan tumor
kedalam rongga nasofaring
menutupi koana
Gejala Telinga
Kataralis / oklusi tuba eustakhius
fosa Rosenmuller
muara tuba.
Pasien mengeluh
rasa penuh
ditelinga,
Rasa berdengung
kadang-kadang
disertai dengan
gangguan
pendengaran
Otitis media
serosa
sampai
perforasi
gangguan
keseimbangan
Gejala telinga
dan hidung ini
bukan
merupakan
gejala yang khas
untuk penyakit
ini
infeksi biasa,
misalnya rinitis
kronis, sinusitis
dan lain-lainnya
keluhan ini timbul
berulang kali,
tanpa penyebab
yang jelas atau
menetap
walaupun telah
diberikan
pengobatan
waspada dan
segera
melakukan
pemeriksaan
yang lebih
tinggi terhadap
rongga
nasofaring
SINDROM RETROPAROTIDIAN
Kelumpuhan atau atropi
otot-otot trapezius,
sternokleidomastoideus,
serta hemiparesis
palatum mole.
Hemiparalisis
dan atropi
sebelah lidah
Hiper/hipo/anastesi
mukosa palatum
mole, faring dan laring
& gangguan respirasi
Kesulitan menelan
hemiparesis otot
konstriktor superior
& gangguan
pengecap pada 1/3
belakang lidah
n.IX n.X
n.XI n.XII
Infiltrasi
Tumor
Limfadenopati Servikal
Metastase
Tumor
penjalaran petrosfenoid :
meluas ke intra kranial
menjalar sepanjang fosa
medialis :
melalui foramen laserum dan
mengenai grup anterior saraf otak yaitu
n.II s/d n.VI
Penjalaran retroparotidian
: Perluasan ke belakang
secara ekstra kranial
sepanjang fosa posterior
Sindrom
Retroparotidian
KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI
WHO:
1. keratinizing squamous cell carcinoma
2. non-keratinizing carcinoma
3. undifferentiated carcinoma
WHO (2005)
1. keratinizing squamous cell carcinoma
2. non-keratinizing carcinoma
undifferentiated carcinoma
differentiated carcinoma

Staging TNM menurut UICC 2009
T1 : tumor terdapat di nasofaring, orofaring, atau
rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring
T2 : tumor meluas ke parafaring
T3 : tumor menginvasi struktur tulang dasar otak
dan/atau sinus paranasal
T4 : tumor denga perluasan intrakranial, nervus
kranial, hipofaring, orbita, fossa infratemporal,
dan ruang mastikator
N1 : metastasis ke kelenjar getah bening leher
unilateral, nodus limfatikus retrofaringeal
unilateral atau bilateral, di atas fossa
supraklavikula; < 6cm
N2 : metastasis kelenjar getah bening leher bilateral di
atas fossa supraklavikula; < 6cm
N3a : metastasis kelenjar getah bening leher bilateral di
atas fossa supraklavikula; > 6cm
N3b : pada fossa supraklavikula

M1 : terdapat metastasis jauh
Stadium I
T1 N0
Stadium II
T1 N1
T2 N0, N1
Stadium III
T1, T2 N2
T3 N0, N1, N2
Stadium IV A
T4 N0, N1, N2
Stadium IV B
Semua T N3
Stadium IV C
Semua T Semua N, M1
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Massa
dileher
Otitis
Media
unilateral
Neurologi
Dan
metastasis
Perdarahan/
sumbatan
hidung
unilateral
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung Nasofaring
Telinga N.cranial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BIOPSY
CT SCAN DAN MRI
SEROLOGI
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
Radioterapi
Kemoterapi Pembedahan
PROTOKOL PENATALAKSANAAN KNF
Stadium I
Radioterapi dosis
tinggi pada tumor
dan radiasi
profilaktik di
daerah leher
Stadium II
Kemo-radioterapi
Radioterapi dosis
tinggi pada tumor
primer dan
radiasi profilaktik
di leher
Stadium III
Kemo-radioterapi
Radioterapi dosis pada
tumor primer di
nasofaring dan kelenjar
leher bilateral
Diseksi leher mungkin
dapat dikerjakan
misalnya pada tumor
leher persisten atau
rekuren asalkan tumor
primer di nasofaring
sudah terkontrol.


Stadium IV
Kemo-radioterapi
Radioterapi dosis tinggi
pada tumor primer dan
kelenjar leher bilateral
Diseksi leher bila tumor
leher persisten atau
rekuren asalkan tumor
primer di nasofaring
sudah terkontrol.
Kemoterapi untuk KNF
stadium IV C
PROGNOSIS
Angka
Kekambu
han
<5 tahun 19-65%
5-10 tahun 5-15%
KGB
N0 tidak menunjukkan kekambuhan
<3 cm 4,3%
3-6 cm 35,1%
>6 cm 55,5%
Follow
Up
Tumor yang residif biasanya lebih resisten
sehingga diperlukan evaluasi setidaknya
10 tahun setelah terapi

You might also like