You are on page 1of 5

NO DX.

KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan
penjamu dan agens infeksi.

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
resiko infeksi
berkurang,
ditandai dengan:
a) Anak yang
rentan tidak
mengalami
penyakit.
b) Infeksi tidak
menyebar
c) Anak tidak
menunjukkan
bukti-bukti
komplikasi
seperti infeksi
dan dehidrasi.

a) Identifikasi
anak beresiko
tinggi
b) Lakukan
rujukan ke
perawat
kesehatan
masyarakat bila
perlu.
c) Pantau suhu
d) Pertahankan
higiene tubuh
yang baik.
e) Berikan
serapan air
sedikit tapi
sering atau
minuman
kesukaan anak
serta makanan
halus atau
lunak.

a) memastikan
anak menghindari
pemajanan
b)untuk
memastikan
prosedur yang
tepat di rumah.
c)peningkatan
suhu tubuh yang
tidak diperkirakan
dapat menandakan
adanya infeksi.
d)untuk
mengurangi resiko
infeksi sekunder
dari lesi.
e) - Untuk
menjamin hidrasi
yang adekuat
- Banyak anak-
anak yang
mengalami
anoreksia selama
sakit


2 Nyeri berhubungan dengan
lesi kulit, malaise

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
nyeri berkurang
ditandai dengan:
a) Kulit dan
membran
mukosa bersih
dan bebas dari
iritasi.
b) Anak
menunjukkan
bukti-bukti
ketidaknyamanan
minimum.

a) Gunakan
vaporiser
embun dingin,
kumur-kumur,
dan tablet isap.
b) Bersihkan
mata dengan
larutan salin
fisiologis
c) Jaga agar
anak tetap
dingin.
d) Berikan
mandi air dingin
dan berikan
lotion seperti
kalamin
e) Berikan
analgesik,
antipiretik, dan
antipruritus
a)untuk menjaga
agar membran
mukosa tetap
lembab.
b)untuk
menghilangkan
sekresi atau kusta
c)karena udara
yang terlalu panas
dapat
meningkatkan
rasa gatal.
d) untuk
menurunkan rasa
gatal. e)untuk
mengurangi nyeri,
menurunkan suhu
tubuh, dan
mengurangi rasa
gatal.

sesuai
kebutuhan dan
ketentuan.

3 Kerusakan interaksi sosial
berhubungan dengan
isolasi dari teman sebaya.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
Masalah
interaksi sosial
dapat teratasi
Ditandai dengan:
a) Anak
menunjukkan
pemahaman
tentang
pembatasan
b) Anak
melakukan
aktivitas yang
tepat dan
berinteraksi.

a) Jelaskan
alasan untuk
pengisolasian
dan penggunaan
kewaspadaan
khusus.
b) Biarkan anak
memainkan
sarung tangan
dan masker
c) Berikan
aktivitas
pengalihan
d) Anjurkan
orang tua untuk
tetap bersama
anak selama
hospitalisasi.
e) Siapkan
teman sebaya
anak untuk
perubahan
perampilan fisik


a)untuk
meningkatkan
pemahaman anak
tentang
pembahasan.
b)untuk
memfasilitasi
koping positif.
c)untuk
melakukan
aktivitas yang
tepat dan
berinteraksi.
d)untuk
menurunkan
perpisahan dan
memberikan
kedekatan.
e)untuk
mendorong
penerimaan teman
sebaya.

4 Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
penggarukan pruritus
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
kerusakan
integritas kulit
dapat teratasi
Ditandai dengan:
a)kulit tetap utuh

a) Jaga agar
kuku tetap
pendek dan
bersih
b) Pakailah
sarung tangan
atau restrein
siku
c) Berikan
pakaian yang
tipis, longgar,
dan tidak meng
mengiritasi.
d) Tutup area
yang sakit
(lengan
panjang, celana
panjang,
pakaian satu
lapis).
e) Berikan
a)untuk
meminimalkan
trauma dan infeksi
sekunder.
b)untuk mencegah
penggarukan
c)karena panas
yang berlebihan
dapat
meningkatkan
rasa gatal.
d)untuk mencegah
penggarukan
karena pada lesi
terbuka absorpsi
obat meningkat
d)untuk
menurunkan
pruritus.
e)menimbulkan
ruam.
losion yang
melembutkan
(sedikit saja
pada lesi
terbuka).
f) Hindari
pemajanan
panas atau sinar
matahari.

5 Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan anak
yang menderita penyakit
akut.

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
Hubungan
dengan keluarga
dapat teratasi
Ditandai dengan:
a) Keluarga
melanjutkan
untuk mencapai
tujuan.
b) Keluarga
mencari
dukungan yang
dibutuhkan.

a) Berikan
informasi pada
orang tua
tentang pilihan
pengobatan.
b) Tekankan
upaya keluarga
untuk
melakukan
rencana
perawatan.
c) Berikan
kesadaran
keluarga akan
kemajuan anak.
d) Tekankan
kecepatan
pemulihan pada
kebanyakan
kasus.


a)untuk mencari
dukungan yang
dibutuhkan.
b)untuk keluarga
melanjutkan
c)untuk mencapai
tujuan.
d)untuk
mendorong sikap
optimis. e)untuk
menurunkan
ansietas.

6 Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan
mencerna makanan atau
absorpsi nutrien yang
diperlukan.

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
kebutuhan nutrisi
dapat teratasi
Ditandai dengan:
a) Menunjukkan
peningkatan
berat badan atau
berat badan stabil
dengan nilai
laboratorium
normal.
b) Tidak
mengalami tanda
malnutrisi.
a) Kaji riwayat
nutrisi,
termasuk
makanan yang
disukai.
b) Observasi
dan catat
masukan
makanan
pasien.
c) Timbang
berat badan tiap
hari
d) Berikan
makanan sedikit
dari frekuensi
sering dan atau
makan diantara
a)mengidentifikasi
defisiensi,
menduga
kemungkinan
intervensi.
b)mengawasi
masukan kalori
atau kualitas
kekurangan
konsumsi
makanan.
c)mengevaluasi
penurunan berat
badan atau
efektivitas
intervensi nutrisi.
d)makan sedikit
dapat menurunkan
c) Menunjukkan
perilaku,
perubahan pola
hidup untuk
meningkatkan
dan atau
mempertahankan
berat badan yang
sesuai.

waktu makan.

e) Observasi
dan catat
kejadian mual
atau muntah,
flatus, dan
gejala lain yang
berhubungan.

kelemahan dan
meningkatkan
pemasukan juga
mencegah distensi
gaster.
e)gejala gastro
intestinal dapat
menunjukkan efek
anemia (hipoksia)
pada organ.



7 Tak efektif jalan nafas
berhubungan dengan
peningkatan produksi
sekret.

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jm
Ketidakefektifan
jalan napas dapat
teratasi
Ditandai dengan:
a)
Mempertahankan
jalan nafas
pasien dengan
bunyi nafas
bersih atau jelas.
b) Menunjukkan
perilaku untuk
memperbaiki
bersihan jalan
napas, misal :
batuk efektif dan
mengeluarkan
sekret.

a) Auskultasi
bunyi napas
b) Kaji atau
pantau frekuensi
pernapasan
c) Catat adanya
atau derajat
dipsnoe
d) Pertahankan
polusi
lingkungan
minimun, misal
; debu, asap,
dan bulu bantal
yang
berhubungan
dengan kondisi
individu.
e) Observasi
karakteristik
batuk
a)beberapa derajat
spasma bronkus
terjadi dengan
obstruksi jalan
nafas.
b)takipnea
biasanya ada pada
beberapa derajat
dan dapat
ditemukan pada
penerimaan atau
selama stress atau
adanya proses
infeksi akut.
c)disfungsi
pernapasan adalah
variabel yang
tergantung pada
tahap proses
kronis selain
proses akut yang
menimbulkan
perawatan di
rumah sakit.
d)pencetus tipe
reaksi alergi
pernapasan yang
dapat menjadi
episode akut.
e)batuk dapat
menetap tetapi
tidak efektif,
khususnya bila
pasien lansia,
sakit akut, atau
kelemahan. Batuk
paling efektif pada
posisi duduk
tinggi atau kepala
di bawah setelah
perkusi.

You might also like