Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Maternitas dengan dosen pengampu Wiwi Kustio Priliana,A.Kep.,Spd.MPH
DISUSUN OLEH : 1. IRA KARTIKA SARI (2220111911) 2. JEANE STEAN CRISTY (2220111912) 3. NOERMAIDA R.B (2220111919) 4. NURHIDAYATI S 5. RICARDA PUTRA P (2220111928) 6. VERA ENDRIYANA 7. PUTRI IDAYANTI ( 2220111964 )
TINGKAT II B
AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA MARET, 2013
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Post partum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Post Partum Blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu. Perubahan hormon dan perubahan hidup ibu pasca melahirkan juga dapat dianggap pemicu depresi ini. Diperikiran sekitar 50-70% ibu melahirkan menunjukkan gejala-gejala awal kemunculan depresi post partum blues, walau demikian gejala tersebut dapat hilang secara perlahan karena proses adaptasi dan dukungan keluarga yang tepat. II. TUJUAN Dapat mempelajari asuhan yang akan di berikan pada ibu dengan post partum blues. III. MANFAAT Dengan di susunnya makalah ini di harapkan dapat : a. Mengetahui definisi Post Partum Blues. b. Megetahui tanda-tanda ibu yang beresiko mengalami Post Partum Blues c. Mengetahui gejala umum pada Post Partum Blues d. Mengetahui gejala klinis pada Post Partum Blues e. Mampu memberikan treatment / pengobatan pada ibu Post Partum Blues f. Dapat memberikan pelayanan asuhan pada ibu post partum blues.
BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Post Partum Blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu. Seorang ibu yang berada pada periode pasca partum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase: Taking In , Taking Hold , Fase Letting-Go. Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu : a. Post partum blues atau kesedihan pasca partum b. Depresi pasca partum nonpsikosis, dan c. Psikosis pasca partum. Post partum blues dapat terjadi sejak hari pertama pasca persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pasca persalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus- menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Dewasa ini, post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan, dan ditandai dengan gejala-gejala seperti : reaksi depresi /sedih/disforia, menangis , mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Gejala-gejala ini mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun pada beberapa minggu atau bulan kemudian, bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat B. INDIVIDU YANG BERESIKO Secara global diperkirakan terdapat 20% wanita melahirkan menderita post partum blues, di Belanda diperkirakan sekitar 2-10% ibu melahirkan mengidap gangguan ini. Beberapa kondisi yang dapat memunculkan depresi post partum blues : a) Ibu yang pernah mengalami gangguan kecemasaan, depresi sebelum hamil b) Kejadian-kejadian sebagai stressor yang terjadi pada ibu hamil, seperti kehilangan suaminya. c) Kondisi bayi yang cacat, atau memerlukan perawatan khusus pasca melahirkan yang tidak pernah dibayangkan oleh sang ibu sebelumnya. d) Melahirkan di bawah usia 20 tahun. e) Ketergantungan pada alkohol atau narkoba f) Kurangnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami, dan teman g) Kurangnya komunikasi, perhatian, dan kasih sayang dari suami, atau pacar, atau orang yang bersangkutan dengan sang ibu. h) Mempunyai permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi. i) Kurangnya kasih sayang dimasa kanak-kanak j) Adanya keinginan untuk bunuh diri pada masa seblum kehamilan.
C. PENYEBAB POST PARTUM BLUES Faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya post partum blues, antara lain: a. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi. b. Faktor demografi yaitu umur dan paritas. c. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan. d. Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman). Apakah suami menginginkan juga kehamilan ini, apakah suami, keluarga, dan teman memberi dukungan moril (misalnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga, atau berperan sebagai tempat ibu mengadu/berkeluh-kesah) selama ibu menjalani masa kehamilannya. e. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya. f. Stress g. ASI tidak keluar h. Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh i. Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi. j. Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami. k. Problem dengan Orangtua dan Mertua. l. Takut kehilangan bayi. m. Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu. n. Takut untuk memulai hubungan suami istri (ML), anak akan terganggu. o. Bayi sakit (Kuning, dll). p. Rasa bosan si Ibu. q. Problem dengan si Sulung. D. GEJALA Gejala-gejala post partum blues hampir sama gejala yang muncul pada depresi berat. Beberapa gejala yang tampak adalah : a. Perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya (termasuk adanya keinginan untuk membunuh bayi tersebut) b. Kesulitan untuk tidur c. Perubahan drastis berat badan d. Kelelahan dan lesu e. Adanya perasaan untuk membenci pada diri sendiri, perasaan bersalah, individu merasa dirinya tidak berguna untuk orang lain f. Sama sekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap masalah kecil sekali pun g. Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat sosial h. Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam i. Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas) j. Kehilangan harapan, pesimistik k. Merencanakan dan percobaan untuk bunuh diri l. Cemas tanpa sebab m. Menangis tanpa sebab n. Tidak sabar o. Tidak percaya diri p. Sensitive q. Mudah tersinggung r. Merasa kurang menyayangi bayinya E. GEJALA MEDIS Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
F. PENANGANAN POSTPARTUM BLUES Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sbb : 1. Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya. 2. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri. 3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu : 1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi Dapat memahami dirinya Dapat mendukung tindakan konstruktif. Dengan cara peningkatan support mental Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga: Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir Memperbanyak dukungan dari suami Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu mengganti suasana, dengan bersosialisasi Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya 2. Melalui diri klien sendiri, diantaranya dengan cara : Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi Tidurlah ketika bayi tidur Berolahraga ringan Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan Bersikap fleksibel Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x Bergabung dengan kelompok ibu
G. PENCEGAHAN POST PARTUM BLUES a. Pelajari diri sendiri b. Tidur dan makan yang cukup c. Olahraga d. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan e. Beritahukan perasaan f. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan g. Persiapkan diri dengan baik h. Senam Hamil i. Lakukan pekerjaan rumah tangga j. Dukungan emosional k. Dukungan kelompok Postpartum Blues
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM BLUES
Asuhan dan dukungan yang lebih awal dari perawat sangat penting dalam membantu orang tua memahami bahwa kondisi postpartum blues hanya bersifat sementara. Asuhan Keperawatan yang diberikan kpada ibu yang mengalami postpartum blues bersifat holistik meliputi perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami, keluarga dan juga teman dekat si ibu. 1. Pengkajian : 1) Identitas klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain lain 2) Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan dahulu : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta. Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual. Riwayat kesehatan keluarga : Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular. Riwayat obstetrik Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu : Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi Riwayat Kehamilan sekarang : Hamil muda, keluhan selama hamil muda. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat 3) Pola aktifitas sehari-hari Makan dan minum : komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah buahan. Eliminasi : pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi. Istirahat atau tidur : gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan. Personal hygiene : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk.
2. Diagnosa keperawatan : a. Resiko tinggi ketidakefektifan koping individu berkaitan perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu. Implementasi : Berikan lingkungan yang mendukung Berikan kesempatan yang adekuat kepada ibu untuk istirahat dan tidur. Berikan ibu keringanan dalam merawat bayi Berikan pendidikan kesehatan bagi pasangan klien atau orang yang sangat penting tentang perilaku yang diharapkan. b. Resiko tinggi terganggunya psikologi ibu berkaitan dengan kegagalan dalam pendekatan antara ibu dan bayi. Implementasi: Berikan kebutuhan ibu pada fase taking in; berikan kesempatan pada ibu untuk mengekspresikan perasaan yang sedang dialaminya. Libatkan ibu untuk berpartisipasi dalam merawat bayinya; tempatkan bayi dan ibu dalamruangan yang sama jika kondisinya memungkinkan. Berikan asuhan keperawatan pada bayi jika ibu sangat kelelahan untuk berpartisipasi. Berikanpendidikan pada ibu berhubungan dengan cara perawatan fisik, teknik menyusui bayi, awasiaktivitas fisik ibu, diskusikan keadaan bayi yang normal dan cara berkomunikasi dengan bayi. Lakukan follow-up kesehatan komunitas untuk mengidentifikasi risiko seperti sudah berusiatua, dukungan sosial yang tidak adekuat, kegagalan dalam merawat bayi. c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan penyebab, perjalanan dan penanganan postpartum blues. Implementasi : Berikan pendidikan kesehatan tentang post partum blues pada ibu dan keluarga d. Perubahan peran sebagai orang tua berhubungan dengan pengaruh komplikasi fisik dan emosional Implementasi : Berikan waktu untuk berinteraksi antara ibu dan bayi segera setelah proses kelahiran dan kondisi bayi mengijinkan. Berikan lingkungan yang mendukung untuk bertanya dan mengekspresikan perasaan. Anjurkan lebih cepat dan sering kontak skin-to-skin dan eye-to eye antara ibu dan bayi . Sediakan waktu yang cukup untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang kondisi bayi mereka dan membantu mereka dalam perawatan. Anjurkan orang tua untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi. Kembangkan pendekatan tim untuk mendukung dan memberikan semangat yang positif terhadap interaksi ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku Ajar: Keperawatan Maternitas (ed 4). Jakarta: EGC. Cunningham, F.G. dkk.(2005). Obstetri Williams (edisi 21). Jakarta: EGC Matson, S. & Smith, J.E. (2004). Core Curriculum Maternal Newborn Nursing (3rd edition). USA: Eilsevier Saunders. Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak- Griffin, D. (1997). Maternity Nursing: Family, Newborn, and Womens Health Care (18th ed). Philadelphia: Lippincott. Erikania, J. 1999. Mengenal Post Partum Blues. Nakita. 8 Mei 199. No. 05/1. Halaman 6. Jakarta : PT Kinasih Satya Sejati. Susono. 2013. Cara mengatasi Baby Blues? (Online), http://www.bayisehat.com/child- consultation/cara-mengatasi-baby-blues.html diunduh pada tanggal 24 Februari 2013. Zania. 2013. Apa itu Post Partum Blues? (Online), http://zietraelmart.multiply.com/journal/item/8/POST_PARTUM_BLUES.html diunduh pada tanggal 24 Februari 2013.