You are on page 1of 8

1.

Jelaskan tentang fungsi pengawasan yang dilakukan oleh direksi,


komisaris, dps sebagaimana pedoman GCG (good corporate goverment)
2. Uraikan tentang fungsi SKAI (Satuan Kerja Audit internal)?
3. Uraikan secara rinci tentang sistem internal control

Direksi
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012 termasuk Laporan tahunan Direksi dan
Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan serta
mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Deloitte) dengan pendapat
wajar dalam semua hal yang material, dengan demikian membebaskan
anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dari tanggung jawab
dan segala tanggungan (voelidig acquit et de charge) atas tindakan pengurusan
dan pengawasan yang mereka jalankan selama tahun buku 2012 sepanjang
tindakan-tindakan mereka tercantum dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012;

Dewan Komisaris
melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Dewan Komisaris juga bertugas memastikan
implementasi tata kelola perusahaan yang baik di perusahaan.
Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dilakukan secara independen.
Melakukan pengawasan atas terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam
setiap kegiatan usaha BMI pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
Pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan
BMI termasuk pelaksanaan Corporate Plan, Business Plan serta ketentuan
ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk melaporkan perubahan
susunan Dewan Komisaris kepada Menteri terkait untuk dicatat dalam daftar
perseroan, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak keputusan RUPS.
Melakukan pengawasan terhadap Direksi untuk memastikan Direksi mematuhi
tata urutan peraturan internal BMI, Memberi nasihat kepada Direksi dalam
melaksanakan pengurusan BMI.
Laporan Pengawasan Komisaris mengenai rencana bisnis telah disampaikan
kepada Bank Indonesia setiap semester (per 6 bulan). Laporan Pengawasan
Rencana Bisnis Semester I Tahun 2013 periode 31 Juni 2013, telah dilaporkan
kepada Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia melalui surat
No.022/BMI/KOM/VIII/2013 tanggal 27 Agustus 2013. Laporan Pengawasan
Rencana Bisnis Semester II Tahun 2013 periode 31 Desember 2013, telah
dilaporkan kepada Departement Perbankan Syariah Otoritas Jasa Perbankan
melalui surat
No.06/BMI/KOM/II/2014 tanggal 10 Februari 2014. Dalam laporan
pengawasan tersebut telah disampaikan antara lain mengenai :
1) Penilaian komisaris tentang pelaksanaan Rencana Bisnis berupa penilaian
aspek kuantitatif maupun kualitatif terhadap realisasi Rencana Bisnis, termasuk
penerapan kepatuhan terhadap prinsip syariah.
2) Penilaian Komisaris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bank,
seperti kinerja keuangan khususnya terkait faktor permodalan (capital),
rentabilitas (earnings), profil risiko terutama risiko kredit, risiko pasar dan risiko
likuiditas.
3) Penilaian Komisaris mengenai upaya perbaikan kinerja Bank, apabila
menurut penilaian yang bersangkutan kinerja Bank sebagaimana dimana pada
angka 2) di atas terdapat penurunan kinerja.
Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah (DPS) merupakan badan independen yang bertugas
melakukan pengarahan (directing), pemberian konsultasi (consulting)/nasihat
dan atau saran, melakukan evaluasi (evaluating) dan pengawasan (supervising)
kegiatan bank syariah dalam rangka memastikan bahwa kegiatan usaha bank
syariah mematuhi (compliance) prinsip-prinsip syariah sebagaimana telah
ditentukan oleh fatwa dan syariah Islam.
1) DPS mempunyai wewenang melakukan pengawasan terhadap semua
kegiatan pelaksanaan tugas BMI agar tidak menyimpang dari ketentuan dan
prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN MUI.
2) Pengawasan yang dilakukan oleh DPS mengandung pengertian pengawasan
dan pembinaan terhadap kegiatan operasional BMI.
3) Kegiatan pengarahan, konsultasi, evaluasi, dan pengawasan kegiatan usaha
BMI oleh DPS dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan.
4) Kegiatan pengarahan, evaluasi, dan pengawasan kegiatan usaha BMI oleh
DPS sekurangkurangnya mencakup transaksi-transaksi utama BMI, alokasi bagi
hasil antara BMI dengan nasabah pemilik dana, sumber-sumber pendapatan
BMI yang sesuai dengan prinsip syariah, termasuk pendapatan non-syariah serta
sumber dan penggunaan dana Zakat,Infak dan Shadaqah (ZIS).
5) Manajemen BMI wajib memberikan kesempatan kepada DPS untuk
mengakses seluruh dokumen, data, dan informasi kegiatan usaha Bank termasuk
dari konsultan dan pegawai BMI.
6) Laporan DPS berisikan pendapat kepatuhan (compliance opinion) dan atau
adanya pelanggaran (violations opinion) kegiatan usaha BMI dalam
pelaksanaan akad, transaksi, alokasi bagi hasil atau sumber pendapatan atau
sumber dan penggunaan dana ZIS terhadap prinsip syariah.
7) Laporan DPS harus ditandatangani oleh seluruh anggota DPS, diterbitkan
secara tahunan serta harus dipublikasikan bersamaan dengan penerbitan
Laporan tahunan BMI.
8) Pengawasan Terhadap Proses Pengembangan Produk Bank
9) Pengawasan Terhadap Kegiatan Bank
- Pengawasan Terhadap Penghimpunan Dana
- Pengawasan Terhadap Penyaluran Dana
- Pengawasan Terhadap Layanan

2. Wajib menyampaikan laporan kepada BI. Namun, karena posisi SKAI yang
berada di bawah direksi, tentunya SKAI akan menemui kesulitan dalam
melaksanakan fungsinya jika kecurangan dilakukan direksi. Viraguna Bagoes
Oka
Untuk mendukung terciptanya sistem pengendalian intern bank yang
baik, Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank menugaskan salah satu direksinya
sebagai direktur kepatuhan dengan tugas utamanya memantau dan menjaga agar
kegiatan bank tidak menyimpang dari ketentuan (ex ante).
Dalam menjalankan tugasnya, direktur kepatuhan wajib patuh kepada
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku, bukan patuh kepada
direktur utama, dewan komisaris atau pemegang saham.
BI juga mewajibkan bank memiliki satuan kerja audit intern (SKAI),
yang bertugas membantu direksi dan komisaris mengawasi keuangan,
akuntansi, operasional bank, dan kegiatan lain melalui kegiatan pemeriksaan
maupun pengawasan secara tidak langsung terhadap kegiatan yang telah
dilakukan (ex post).
SKAI juga wajib menyampaikan laporan kepada BI. Namun, karena
posisi SKAI yang berada di bawah direksi, tentunya SKAI akan menemui
kesulitan dalam melaksanakan fungsinya jika kecurangan dilakukan direksi.
Untuk mengatasinya, dewan komisaris menjadi benteng terakhir untuk
menjamin bahwa kebijakan manajemen telah sesuai dengan prinsip kehati-
hatian dan penegakan asas manajemen risiko serta sesuai dengan perundang-
undangan yang berkaitan dengan badan hukum dan undang-undang (UU)
perbankan.

3. INTERNAL CONTROL DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Pengendalian intern (internal Control)didefinisikan sebagai suatu proses, yang
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif
tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Pengendalian intern
berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak berwujud
.

Adanya sistem akuntansi yang memadai, dapat membantu akuntan internal
untuk menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para
pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan
keuangan (stakeholder)lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan
ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi,
kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk
mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat
serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut
Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri
atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk
menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya
hukum dan peraturan yang berlaku.


Elemen dalam Pengendalian InternCommittee of Sponsoring Organizations
of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen
pengendalian intern yang meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para
manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di
organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen dan gaya operasi
manajemen, struktur organisasi serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan
pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-
unsur pengendalian intern yang lain.
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya
risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan
dengan bisnis maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi
dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan
tindakan yang dapat meminimalkannya.
3. Prosedur Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja
sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau
mendeteksi terjadinya fraud dan kesalahan.
4. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan dapat menemukan
kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian, pengendalian
intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau
sejalan dengan usaha manajemen.
5. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
Informasi dan komunikasi merupakan elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan, informasi tentang lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring
diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan menjamin
ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku
pada perusahaan. Informasi ini juga diperlukan dari pihak luar
perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk
menilai standar eksternal.

Sistem Pengendalian Intern dibagi 2 yaitu:
1. Pengendalian Akuntansi
Tujuan utama dari pengendalian akuntansi adalah, menjaga keamanan
harta kekayaan milik perusahaan dan memeriksa ketepatan dan
kebenaran data akuntansi.
2. Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif memiliki tujuan utama, meningkatkan
efisiensi operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan-
kebijaksanaan perusahaan

http://www.infobanknews.com/2010/01/menyoal-satuan-kerja-audit-intern-
bank/
http://qualityolife.blogspot.com/2011/05/internal-control-dan-sistem-
informasi.html
http://www.lspperbankan.org/images/Lampiran%20Kepmen%20Audit.PDF
http://www.muamalatbank.com/assets/pdf/GCG_2013_Revisi_Gencom_BOD_
BOC_buat_media_lain.pdf

You might also like