You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN 1
HIDROKARBON










NAMA : MUHAMMAD FAZRUL RAHMAN
NIM : J1C113041
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : ISRA HIDAYANI





PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
PERCOBAAN I
HIDROKARBON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat senyawa
hidrokarbon dan mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang
hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa
yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling
sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan
baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon
yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu
ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom
karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon
tidak jenuh (Fessenden & Fessenden, 1997).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun
siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau
hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C
2
H
6
(etana) CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
3
(pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon
yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan
ikatan rangkap bersilihganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari
hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas
(Syukri, 1999).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai
empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron
terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut
juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai
atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu
rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu
rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih
dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit
sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain.
Alkana rantai lurus:
CH
3
CH
2
- CH
3

Alkana rantai cabang :
CH
3
CH CH
2
CH
3

CH
3
(Fessenden & Fessenden, 1997).
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang
berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat
yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain
alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap dua karbonkarbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak
mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap
karbon (Pettruci, 1987).
Hidrokarbon aromatik terdapat dalam konsentrasi runut pada fraksi lipid
dari organisme hidup dalam deposit sedimen. Sebagian besar senyawa aromatik
ditemukan dalam sedimen laut tidak diturunkan langsung dari sumber biologis.
Jumlah minor dari hidrokarbon aromatik dihubungkan terhadap algae, bakteri, dan
tumbuhan tingkat tinggi. Hidrokarbon aromatik dalam air laut dan sedimen laut
juga disebabkan produksi in situ dari prekursor yang mungkin seperti isoprenoid
dan sterol dan juga dihubungkan dengan pirolisis temperatur tinggi dari
bermacammacam bahan bakar serta kontaminasi petroleum (Melawaty, 2002).
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya mengandung atom
karbon dan hidrogen. Berdasarkan strukturnya hidrokarbon dibagi menjadi 2 yaitu
:
1. Senyawa Hidrokarbon alifatik
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa yang rantai C-nya terbuka.
Senyawa karbon alifatik dibagi 2 :
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya terdiri
atas ikatan-ikatan tunggal. Contoh :
CH3
CH3- CH2 - CH3 atau CH3- CH - CH3
( rantai lurus ) ( rantai bercabang )
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya
terdapat ikatan-ikatan tak jenuh ( ikatan rangkap 2 atau rangkap 3 ).
Contoh :

H-CH=CH- CH3 atau H-C = C- CH3
( Ikatan Rangkap 2 ) ( Ikatan Rangkap 3 )

2. Senyawa Hidrokarbon Siklik
Senyawa Siklik adalah senyawa karbon yang rantai C-nya tertutup atau
melingkar. Senyawa siklik dibagi menjadi 2. Yaitu :
1. Senyawa karbosiklik = - Senyawa aromatik
- Senyawa alisiklik
2. Senyawa heterosiklik = Oksigen, sulfur, nitrogen
(Fessenden & Fessenden, 1986).
Hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna dan Benzena mempunyai sifat
fisik yaitu: semua berupa senyawa yang tak berwarna, tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut nonpolar. Hidrokarbon dengan hanya atom karbon sp
3
disebut
alkana atau sikloalkana seperti metana, etana, propana, dan butana. Alkana-alkana
ini berbentuk gas dan terdapat dalam minyak bumi. Gas-gas ini digunakan sebagai
bahan bakar (Fessenden & Fessenden, 1986).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai rantai atau
suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai
lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai
lurus berarti bahwa tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari
dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit
sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain.
Hidrokarbon jenuh dengan atom-atom karbonnya membentuk sebuah cincin
disebut sikloalkana. Sikloalkana sering kali disebut sebagai suatu subkelas dari
alkana (Fessenden & Fessenden, 1997).
Alkana adalah senyawa nonpolar. Akibatnya, gaya tarik antara molekul
lemah, rantai lurus sampai dengan butana, larut dalam senyawa non polar, dan
titik didih suatu senyawa sebagian bergantung pada banyaknya energi yang
diperlukan oleh molekul-molekulnya untuk lolos dari fase cair menuju fase gas
(Fessenden & Fessenden, 1986).
Sikloalkana adalah hidrokarbon jenuh dengan atom karbon terikat
bersama-sama membentuk sebuah atau lebih cincin. Biasanya terdiri dari 5 atau 6
karbon, ada juga yang lebih banyak. Beberapa alkana mempunyai ujung rantai
yang bersambungan, sehingga dinamakan sikloalkana dan struktur yang
dibentuknya dinamakan cincin. Sikloalkana induk dinamai seperti alkana rantai
lurus, tetapi dalam hal ini diperlukan awalan siklo- untuk nama hidrokarbon
(Fessenden & Fessenden, 1997).

III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,
gelas ukur, pipet tetes, glass beaker, alat pemanas, dan botol semprot.

B. Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asetaldehid,
H2SO4 pekat, heksana, sikloheksana, benzena, KMnO4 0,5 %, Na2CO3 5 %,
logam Zn, dan akuades.

IV. PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
1. 1 ml asetaldehid dimasukkan ke dalam tabung reaksi , lalu
ditambahkan 1,04 gram logam Zn dan 4 ml H
2
SO
4
pekat.
2. Diamati perubahan yang terjadi.

B. Uji Bayers
1. 0,5 ml senyawa hidrokarbon (heksana, sikloheksana, benzena)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing.
2. Pada tiap sampel ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO
4
5 %
dan Na
2
CO
3
5 %.
3. Jumlah tetes yang diperlukan dicatat sampai larutan berwarna ungu
dicatat.
4. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

C. Uji Asam Sulfat
1. 1 ml asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-
masing.
2. 0,5 ml alkana ditambahkan pada tabung 1 dan pada tabung 2
ditambahkan 0,5 ml sikloheksana.
3. Masing-masing tabung reaksi dikocok dengan baik dan diamati
perubahan yang terjadi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1 1 ml asetaldehid + 1,04 gr logam Zn
+ 4 ml asam sulfat pekat

Tabung reaksi menjadi panas, Zn
meleleh menjadi larutan, terjadi
endapan, warna larutan berubah dari
bening menjadi hitam

2. Uji Bayers
No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1

2


3
Heksana + KMnO
4
5% + Na
2
CO
3

5%
Sikloheksana + KMnO
4
5% +
Na
2
CO
3
5%

Benzena + KMnO
4
5% + Na
2
CO
3

5%


Dari bening menjadi ungu, endapan
warna ungu lapisan putih.
Dari bening menjadi ungu larut dan
terdapat tiga endapan, ungu pekat
diatas dan dibawah putih.
Dari bening menjadi ungu, terdapat
dua lapisan mengendap, lapisan
diatasnya berwarna bening keruh dan
dibawahnya ungu pekat.

3. Uji Asam Sulfat
No Langkah Percobaan Hasil pengamatan
1




2



3
1 ml H
2
SO
4
pekat + 0,5 ml heksana




1 ml H
2
SO
4
pekat + 0,5 ml
sikloheksana


1 ml H
2
SO
4
pekat + 0,5 ml benzena
Terjadi gelembung, terbentuk 3
lapisan, lapisan 1 berwarna emas
(kuning kecoklatan), lapisan 2
berwarna bening, dan lapisan 3
berwarna emas (kuning kecoklatan).
Terjadi gelembung, terbentuk 3
lapisan, warna menjadi emas ( kuning
kecoklatan) dengan bagian tengah
berwarna bening.
Warna larutan yang mulanya bening
berubah menjadi kuning kemerahan,
tidak terjadi endapan dan suhu
meningkat.





B. Pembahasan
1. Pembuatan Alkana dari Aldehid (Reduksi Clemensen)
Alkana yang merupakan hidrokarbon jenuh dapat dibuat dengan
mereaksikan suatu aldehid (R CHO) yang ditambahkan logam Zn dalam
suasana asam dengan penambahan asam sulfat pekat. Reaksi ini kemudian dikenal
dengan sebutan reduksi Clemensen. 1 ml asetaldehid direaksikan dengan logam
Zn ditambahkan H
2
SO
4
pekat yang bening dan panas. Hasilnya berupa larutan
yang berwarna hitam. Reaksinya adalah :
O
CH
3
C H + H
2
SO
4
CH
3
CH
3
+ ZnSO
4
Asetaldehid merupakan golongan dari aldehid yang mudah tereduksi
menjadi senyawa dengan jumlah atom yang sama banyaknya. Logam Zn yang
ditambahkan berfungsi sebagai reduktor (mengalami oksidasi), sedangkan larutan
H
2
SO
4
pekat sebagai oksidator (mengalami reduksi). Hal inilah yang
menyebabkan perubahan warna larutan menjadi hitam, dan terjadinya endapan.

2. Uji Bayers
Uji Bayers dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan
kalium permanganat (KMnO
4
) dan natrium karbonat (Na
2
CO
3
). Reaksi ini
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan rangkap pada sampel
hidrokarbon yang digunakan. Selain itu, KMnO
4
juga umum digunakan sebagai
zat pengoksidasi, sehingga uji Bayers juga digunakan untuk mengetahui
kemudahan suatu hidrokarbon untuk dioksidasi.
Sampel hidrokarbon, ditambahkan Na
2
CO
3
5% dan KMnO
4
5% dan
menghasilkan larutan yang berwarna ungu. Untuk heksana dari bening menjadi
ungu , sikloheksana dari bening menjadi ungu, dan benzena dari bening menjadi
ungu. Padahal dari ketiga sampel hidrokarbon yang digunakan, yaitu heksana,
sikloheksana, dan benzena, uji ini seharusnya hanya memberikan hasil positif
untuk benzena, karena sampel ini adalah satu-satunya yang memiliki ikatan
rangkap. Sedangkan dari hasil percobaan, ketiga sampel ketika ditetesi dengan
KMnO
4
sebanyak 1 tetes ternyata ketiganya langsung berubah warna menjadi
ungu. Hasil yang semestinya adalah hilangnya warna ungu dari KMnO
4
dan
terbentuknya endapan MnO
2
.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
H
3
C(CH
2
)
4
CH
3
+ KMnO
4
+ H
2
O
Heksana


+ KMnO
4
+ H
2
O

sikloheksana O

+ KMnO
4
+ 3H
2
O + MnO
2
+ K
2
O + 6H
+


Benzena O

3. Uji Asam Sulfat
Uji asam sulfat dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan
asam sulfat pekat. Untuk heksana, setelah ditambah asam sulfat larutan dari warna
bening menjadi kuning kecoklatan. Sedangkan sikloheksana setelah ditambah
asam sulfat, warna larutan berubah dari bening menjadi kuning kecoklatan juga.
Sedangakn pada benzena warna larutan berubah dari bening menjadi orange
kemerahan.
Dari hasil percobaan, umumnya uji ini menghasilkan larutan bening yang
terpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya. Sedangkan bau yang ditimbulkannya
kurang menyengat. Hilangnya bau ini diakibatkan terjadinya reaksi sulfonasi (-
SO
3
H) pada senyawa itu.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
+ H
2
SO
4
C
6
H
11
SO
3
H + H
2
O
Sikloheksana
5C
6
H
12
+ H
2
SO
4
C
4
H
9
-CH-CH
2
-HOSO
3
H
Heksana Alkil hidrogen sulfat
VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang terdiri atas atom karbon
dan atom hidrogen sebagai penyusunnya.
2. Alkana dapat dibuat dari aldehid dengan cara memutus salah satu ikatan
rangkap, yaitu mereaksikannya dengan logam Zn dalam suasana asam
karena penambahan H
2
SO
4
pekat.
3. Uji Bayers digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan rangkap
(hidrokarbon tak jenuh).
4. Uji Asam Sulfat merupakan reaksi sulfonasi (subsitusi SO
3
H) pada
alkana dan senyawa aromatik.






DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Fessenden dan Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara,
Jakarta.
Melawaty,L dkk. 2002. Profil Hidrokarbon Aromatik Berdasarkan Kedalaman
Sedimen Pantai Pulau Lumu-Lumu, Kepulauan Spermonde. Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3. Erlangga,
Jakarta.
Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. ITB, Bandung.
Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.

You might also like