You are on page 1of 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR PARASETAMOL


DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE



Disusun Oleh:
Kelompok C-5
Nurul Dini Sepmawati K100120052
Sita Sofiana K100120053



LABORATORIUM ANALISIS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


I. TUJUAN
Mahasiswa mampu menganalisis penetapan kadar parasetamol
Mahasiswa mampu melakukan validasi metode analisis secara
spektrofotometri visible.

II. DASAR TEORI
Metode spektrofotometri adalah metode yang mengidentifikasi atau
menetapkan kadar suatu senyawa berdasarkan pada interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan materi. Bila radiasi elektromagnetik yang digunakan
berada pada daerah 400-750 nm maka metode ini disebut Spektrofotometri
Visible/ sinar tampak (Behera et al., 2012).
Jika suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut
akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi antara
molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan menigkatkan energi potensial
elektron pada tingkat keadaan tereksitasi. Untuk mengukur banyaknya radiasi
yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuansi radiasi digunakan
spektrum absorbsi. Spektrum absorbsi merupakan hubungan antara banyaknya
sinar yang diserap dengan panjang gelombang sinar. Transisi yang dibolehkan
untuk tiap senyawa adalah berbeda, hal ini menyebabkan perbedaan spektra
absorbsi. Dengan demikian, spektra dapat digunakan sebagai informasi untuk
analisis kulaitatif. Sementara, banyaknya sinar yang diabsorbsi pada panjang
gelombang tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi,
sehingga spektra absorbsi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Gandjar
dan Rohman, 2012).
Adanya gugus kromofor dan ausokrom pada suatu senyawa merupakan syarat
senyawa tersebut dapat ditetapkan dengan spektrofotometri. Paracetamol dapat
ditetapkan kadarnya menggunakan metode spektrofotometri karena mengandung
gugus kromofor yang terbentuk dari ikatan rangkap terkonjugasi pada benzen dan
gugus ausokrom yaitu gugus OH dan O. Pada pengukuran dengan panjang
gelombang di daerah sinar tampak, suatu senyawa harus berwarna. Senyawa yang
dasarnya tidak berwarna harus dipreparasi terlebih dahulu antara lain dengan
diderivatisasi atau direaksikan dengan reagen pengomplek.
Pada penetapan kadar Parasetamol dengan metode Spektrofotometri Vis dalam
Shihana et al. (2010) digunakan NaNO
2
sebagai reagen pengomplek yang
membentuk warna kuning dengan parasetamol. Reaksi yang terjadi yaitu :
(Shreshtha dan Pradhananga, 2009)


III. ALAT DAN BAHAN

Alat:
1. Spektrofotometer
Vis
2. Kuvet
3. Labu takar
4. Neraca analitik
5. Bekker glass
6. Mikro pipet
7. Pipet volume
8. Pipet tetes

Bahan:
1. Paracetamol
2. HCl 6N
3. NaOH 15%
4. Asam sulfamat 15%
5. Aquadest
6. Sodium nitrat


IV. PROSEDUR RESMI
Paracetamol powder was used to prepare 100 mg/L stock solution which
was prepared by dissolving powder in warm distilled water. The stock solution
was used to prepare eight series of (25 mg/L 500 mg/L) working standards, 25;
50; 100; 150; 200; 250; 300; 350; 450 g/dL.
1. The colorimetric assay 0,5 mL of plasma was pipette into a 15 mL
centrifuge tube containing 1.0 mL of 15% trichloroacetic acid. After
vortex mixing, it was centrifuged briefly for three minutes and the
clear supernatant was decanted into 10 mL test tube containing 0,5 mL
6N hydrochloric acid. Nitrous acid was generated, by adding 0.4 mL of
sodium nitrite to the resulted solution. After allowing the contents to
stand for two minutes, 1.0 mL of 15% sulphamic acid was added
carefully to neutralize excess nitrous acid. Finally 2.5 mL of 15%
sodium hydroxide was added and the absorbance of each sample was
measured at 430 nm, against a reagent blank of water.
2. The validation experiments A calibration curve was calculated using
this method to measure standard paracetamol concentrations (25, 50,
100, 150, 200, 250, 300, and 400 mg/L) using a UV-Visible
spectrophotometer (Unico 2802). Within run precision (CV) was
evaluated by 14 different assays of paracetamol standards. The stability
of the final coloured solution was also assessed up to 10 min by
measuring the absorbance (this was an end point measurement rather
than a kinetic one).
*Terjemahan
Serbuk paracetamol disiapkan untuk membuat larutan stok 100 mg/L dengan
cara melarutkan serbuk dalam akuades hangat. Larutan stok digunakan untuk
preparasi 8 seri (25 mg/L 500 mg/L) pembuatan standar 25; 50; 100; 150; 200;
250; 300; 350; 450 g/dL.
1. Kolorimetri 0,5 mL plasma dipipet dan dimasukkan dalam tabung
sentrifuge 15 mL yang berisi 1.0 mL TCA 15%. Setelah larutan divortex
kemudian disentrifugasi selama 3 menit dan supernatan yang bersih
dituang pada tabung 10 mL yang berisi 0,5 mL HCl 6N. Ditambahkan 0,4
mL NaNO
2
pada larutan untuk menghasilkan asam nitrat. Setelah 2 menit,
ditambahkan 1,0 mL NH
2
SO
3
H 15% dalam larutan untuk menetralkan
asam nitrat. Terakhir, ditambahkan 2,5 mL NaOH 15% dan dihitung
absorbansi masig-masing sampel pada panjang gelombang 430 nm dengan
blangko air.
2. Validasi Kurva kalibrasi dihitung dengan metode ini untuk mengukur
paracetamol standar dengan kadar (25, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 400
mg/L) menggunakan spektrofotometri UV-Visible (Unico 2802). CV
dievaluasi dengan pengujian parasetamol standar sebanyak 14. Stabilitas
warna akhir dihasilkan selama 10 menit dengan mengukur absorbansi
(inilah titik akhir pengukuran).


V. CARA KERJA
1. Pembuatan Kurva Baku
Pembuatan larutan stock (0,1%)
Ditimbang 100 mg paracetamol

Dimasukkan ke dalam labu takar

Ditambahkan aquadest ad 100 mL
Mencari OT
Sebanyak 500 L larutan stok 0,1% dipipet, dimasukkan ke dalam labu takar
10 mL

Ditambah 0,5 mL HCl 6N

Ditambah 0,4 mL NaNO
2

Ditambah 1 mL asam sulfamat 15%

Ditambah 2,5 mL NaOH 15%, di-ad-kan aquadest 10 mL

Diukur absorbansinya dengan = 430 nm
Menentukan maks
Sebanyak 500 L larutan stok 0,1% dipipet, dimasukkan ke dalam labu takar
10 mL

Ditambah 0,5 mL HCl 6N

Ditambah 0,4 mL NaNO
2
, didiamkan 2 menit

Ditambah 1 mL asam sulfamat 15%

Ditambah 2,5 mL NaOH 15%, di-ad-kan aquadest 10 mL

Diukur absorbansinya dengan berbagai panjang 400-700 nm
Membuat kurva baku dari larutan senyawa standar
Dibuat beberapa pengambilan 25; 50; 100; 150; 200 mg/L

Ditambahkan dengan 0,5 mL HCl 6N, ditambahkan dengan sodium nitrit
0,4mL

Didiamkan 2 menit (masing-masing stock), ditambahkan asam sulfamat 15% 1
mL

Ditambahkan 2,5 mL NaOH 15%, ditambahkan aquadest ad 10 mL

Didiamkan selama OT lalu diukur absorbansinya

Dibuat persamaan regresi linear
Penentuan kadar sampel
Ditimbang seluruh tablet dan dihitung berat rata-rata

Digerus lalu diambil 100 mg sampel

Dilarutkan dengan aquadest ad 10 mL

Dipipet 50 L, dimasukkan ke dalam labu takar (pengenceran 200x)

Ditambah 0,5 mL HCl 6N, lalu ditambah 0,4 mL NaNO
2


Didiamkan 2 menit (masing-masing stock), ditambahkan asam sulfamat 15% 1
mL

Ditambahkan 2,5 mL NaOH 15%, lalu di-ad-kan 10 mL dengan aquadest

Didiamkan selama OT lalu diukur absorbansinya

Dibuat persamaan regresi linier

2. Ripitabilitas
Tablet paracetamol digerus, ditimbang 100 mg (sebanyak 7x)

Ditambah aquadest ad 10 mL

Dipipet 500 L, dimasukkan dalam labu takar 10 mL

Ditambahkan 0,5 mL HCl 6N, lalu 0,4 mL NaNO
2


Setelah 2 menit, ditambahkan asam sulfamat 15% 1 mL, lalu 2,5 mL NaOH
15%

Ditambahkan aquadest ad 10 mL

Dibaca pada OT terhadap blanko air pada 430 nm

Dihitung kadar sampel dan nilai RSDnya (RSD < 2%)

3. Presisi Antara
(dilakukan pada hari yang berbeda)

Tablet parasetamol digerus dahulu, lalu ditimbang 100 mg (7x)

Ditambahkan aquadest ad 10 mL

Dipipet 100 L lalu dimasukkan dalam labu takar 10 mL

Ditambahkan 0,5 mL HCl 6N; 0,4 mL NaNO
2
kemudian didiamkan 2 menit

Ditambahkan 1 mL NH
2
SO
3
15% dan 2,5 mL NaOH 15%

Dilarutkan dengan aquadest ad 10 mL

Dibaca pada OT terhadap blanko air pada 430 nm

Kemudian dihitung RSD

4. Linieritas
Tablet paracetamol digerus kemudian ditimbang untuk kadar 70 130%

Ditambahkan aquadest ad 10 mL

Dipipet 100 L, dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL

Ditambah 0,5 mL HCl 6N; 0,4 mL NaNO
2
kemudian didiamkan 2 menit

Ditambah 1 mL NH
2
SO
3
15% dan 2,5 mL NaOH 15%

Ditambahkan aquadest ad 10 mL

Dibaca pada OT terhadap blanko air pada 430 nm

Dihitung harga absorbansi serta kadar sampel (keberterimaan jika r > 0,98)

5. Akurasi
Digerus tablet paracetamol, diambil 100 mg

(tanpa penambahan) (+ 80% z.a) (+ 100% z.a) (+ 120% z.a)

Dilarutkan ad 25 mL aquadest

Dipipet 100 L, dimasukkan ke dalam labu takar

Ditambah 0,5 mL HCl 6N dan 0,4 mL NaNO
2


Setelah 2 menit ditambah 1 mL NH
2
SO
3
15% dan 2,5 mL NaOH 15%

Ditambahkan aquadest ad 10 mL

Diukur absorbansinya pada 430 nm

Dihitung kadar paracetamol dalam 4 sampel, RSD, dan % recovery
(keberterimaan angka recovery 98-102% dan RSD < 1%
Keterangan:
- Diterima jika semua 10 tablet < (85% - 115%) dengan RSD 6%
- Jika ditolak dengan penimbangan dan penetapan kadar 10 tablet lagi
syarat keberterimaan 1 dari 10 tablet < (85% - 115%) / 10 tablet (75% -
125%)
- Jika memenuhi syarat tersebut maka ditimbang lagi 20 tablet dan
dilakukan penetapan kadar lagi , syarat keberterimaan 1 dari 30 tablet
< (85% - 115%) semua 30 tablet (75%, 125%) dengan RSD 7,8%

6. Keseragaman Kandungan
Dipilih 10 tablet paracetamol secara acak

Ditimbang masing-masing tablet

Digerus masing-masing tablet paracetamol tersebut

Ditimbang masing-masing 100 mg

Ditambahkan pelarut aquadest ad 100 mL dalam labu takar

Diambil sebanyak 500 L

Ditambahkan 0,5 mL HCl 6N; 0,5 mL NaNO
2


Didiamkan 2 menit kemudian ditambahkan 1 mL asam sulfamat

Ditambahkan 2,5 mL NaOH 15% ditambahkan aquadest ad 10 mL

Diukur absorbansinya pada 430 nm

Dihitung kadar masing-masing tablet

Dilakukan prosedur sesuai USP
- Data diterima bila kadar 10 tablet 85% dan 115% dengan RSD
6%
Data ditolak bila 1 dari 10 tablet 85% atau > 115% dan kadar 10
tablet 75% dan 125%
- Bila data ditolak, digunakan test adisi 20 tablet
Data diterima bila 1 dari 20 tablet < 85% atau > 115%
Kadar 30 tablet 75% dan 125% dengan RSD 7,8%
- Bila tidak memenuhi berarti data-data tersebut ditolak.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pembuatan stok dan kurva baku
Penimbangan tablet paracetamol untuk sampel
berat kertas kosong = 0,2651 gram
berat kertas + zat = 0,3704 gram
Berat kertas + sisa = 0,2704 gram
Berat zat = 0,1000 gram
Jumlah zat = 5,6438 gram
Berat rata-rata tablet =

= 0,5644 g
Penentuan OT
Konsentrasi larutan stok murni = 500 L =
0,005%
V
1
. C
1
= V
2
. C
2

x. 0,1% = 10 mL . 0,005%
x = 500 L ad 10 mL
teoritis = 430 nm


Waktu Absorbansi
5 0,214
6 0,218
7 0,224
8 0,228
9 0,230
OT = 6 menit

Pencarian max
max = 368
Kurva Baku ad 10 mL
Volume Absorbansi konsentrasi
200 L 0,236 2x10
-3
300 L 0,386 3x10
-3

400 L 0,489 4x10
-3

500 L 0,648 5x10
-3

600 L 0,746 6x10
-3


V
1
. C
1
= V
2
. C
2

0,2 mL . 0,1% = 10 mL . x
x = 0,002%
= 2x10
-3
%
Regresi linier konsentrasi Vs absorbansi
a = -0,0118 y = bx + a
b = 128,2 y = 128,2x - 0,0118
c = 0,9973
Penetapan kadar sampel
Data orientasi
maks = 368 nm y = bx + a
abs. = 0,432 0,432 = 128,2x 0,0118
0,4438 = 128,2x
x = 3,46 x 10
-3

pengenceran =


= 200 x
kadar = x . fp
kadar = 3,46x10
-3
. 200
= 0,692%
b
/
v

%
b
/
b
=

x 0,5644
=

x 0,5644
= 0,692

= 0,390

= 390



2. Ripitabilitas
max = 368 nm
OT = 6 menit
RL = y = bx + a
= y = 128,2x 0,0118
FP = 200 x
Sampel = 100 mg (7 x)
Bobot penimbangan tablet
Tablet 1 Tablet 2 Tablet 3
Kertas kosong 0,2603 0,2515 0,2565
Kertas + zat 0,8571 0,8746 0,8475
Kertas + sisa 0,2603 0,2575 0,2565
zat 0,5968 0,6231 0,5892
Berat rata-rata tablet 603,033 mg

Bobot penimbangan serbuk
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
BKK 0,2594 0,2566 0,2557 0,2655 0,2658 0,2558 0,2545
BK + ZAT 0,3599 0,3536 0,3570 0,3660 0,3681 0,3880 0,3578
BK + sisa 0,2608 0,2517 0,2580 0,2660 0,2662 0,2558 0,2548
B zat 0,0991 0,1019 0,0990 0,1000 0,1019 0,1022 0,1030

Absorbansi
Sampel 1 1,329
Sampel 2 2,697
Sampel 3 1,648
Sampel 4 1,513
Sampel 5 0,526
Sampel 6 0,484
Sampel 7 0,470

50 L ad 10 mL FP = 200 x

S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
x 0,0104 0,0211 0,0130 0,0118 0,0041 0,0038 0,0037
Kadar 2,08 %
b
/
v
4,226 %
b
/
v
2,589 %
b
/
v
2,378 %
b
/
v
0,839 %
b
/
v
0,773 %
b
/
v
0,751 %
b
/
v

%
b
/
b
2,098 %
b
/
b
4,148 %
b
/
b
2,615 %
b
/
b
2,378 %
b
/
b
0,823 %
b
/
b
0,756 %
b
/
b
0,729 %
b
/
b

mg
/
tab
1265
mg
/
tab
2500
mg
/
tab
1577
mg
/
tab
1434,4
mg
/
tab
496,48
mg
/
tab
456,36
mg
/
tab
440,036
mg
/
tab

Kadar rata-rata = 1167,04
mg
/
tab

SD = 764,76
RSD = 65,53% RSD > 2% data tidak diterima
3. Presisi Antara
Bobot penimbangan tablet
Kertas kosong = 0,2624 gram
Kertas + zat = 6,1059 gram
Zat = 5,8435 gram
Rata-rata tablet =


Penimbangan serbuk (dalam gram)
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
BK 0,2693 0,2709 0,2792 0,2792 0,2660 0,2690 0,2630
K + zat 0,3649 0,3708 0,3793 0,3793 0,3665 0,3691 0,3630
K + sisa 0,2705 0,2712 0,2796 0,2796 0,2670 0,2695 0,2632
zat 0,0989 0,0997 0,0997 0,0997 0,0995 0,0996 0,0998

absorbansi
Sampel 1 0,364
Sampel 2 0,434
Sampel 3 0,571
Sampel 4 0,374
Sampel 5 0,725
Sampel 6 0,607
Sampel 7 0,575


50 L ad 10 mL FP = 200 x
S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7
x 2,931x10
-3
3,477x10
-3
4,546x10
-3
3,009x10
-3
5,747x10
-3
4,826x10
-3
4,577x10
-3

Kadar 0,586%
b
/
v
0,695%
b
/
v
0,909%
b
/
v
0,601%
b
/
v
1,149%
b
/
v
0,965%
b
/
v
0,915%
b
/
v

%
b
/
b
59,2%
b
/
b
69,7%
b
/
b
91,17%
b
/
b
60,28%
b
/
b
114,5%
b
/
b
96,89%
b
/
b
91,68%
b
/
b

mg
/
tab
3459
mg
/
tab
4073
mg
/
tab
5328
mg
/
tab
3522
mg
/
tab
6691
mg
/
tab
5662
mg
/
tab
5358
mg
/
tab


x = 4870,4
mg
/
tab
SD = 1213,4
RSD =

x 100%
= 24,91% RSD > 2% data tidak diterima

4. Linieritas
Persamaan kadar terhitung Vs kadar yang diperoleh
Misal zat aktif = 500 mg
Konsentrasi zat aktif x bobot zat aktif
70% = 350 mg
80% = 400 mg
90% = 450 mg
100% = 500 mg
110% = 550 mg
120% = 600 mg
130% = 650 mg
Penimbangan tablet
Bobot kertas = 0,2402
Tablet 1 = 0,8416 gram 0,6014 gram
Tablet 2 = 0,8502 gram 0,6100 gram
Tablet 3 = 0,8612 gram 0,6210 gram
Tablet 4 = 0,8753 gram 0,6351 gram
Tablet 5 = 0,8400 gram 0,5998 gram
Tablet 6 = 0,8293 gram 0,5891 gram
Bobot total tablet = 3,6564 gram
Bobot rata-rata tablet

= 0,6094 gram = 564,4 mg


Perhitungan bobot sampel
70% =


80% =


90% =

x 564,4 mg = 507,96 mg
100% =

x 564,4 mg = 564,4 mg
120% =


130% =

x 564,4 mg = 733,72 mg
Bobot sampel yang ditimbang
70% 80% 90% 100% 110% 120% 130%
BKK 0,2578 g 0,2528 g 0,2564 g 0,2375 g 0,2505 g 0,2527 g 0,2479 g
K + zat 0,6545 g 0,7043 g 0,7645 g 0,8020 g 0,8714 g 0,9304 g 0,9825 g
K + sisa 0,2588 g 0,2543 g 0,2579 g 0,2393 g 0,2523 g 0,2553 g 0,2554 g
Zat 0,3957 g 0,450 g 0,5066 g 0, 5627 g 0,6191 g 0,6751 g 0,7271 g
395,7 mg 450 mg 506,6 mg 562,7 mg 619,1 mg 675,1 mg 727,1 mg

Persamaan kadar terhitung Vs kadar yang diperoleh
max = 368 nm
Sampel absorbansi
70% 0,441
80% 0,471
90% 0,547
100% 0,604
110% 0,675
120% 0,797
130% 0,832

FP = 400 x
a = -0,081
b = 1,254x10
-3

r = 0,9902

5. Akurasi
Penimbangan zat aktif dalam sampel secara teoritis (100 mg)
Bobot rata-rata tablet = 598,3 mg
Diperkirakan

x 500 = 83,57 mg
% z.a penambahan 80 % 83,57 x 0,8 = 66,85 mg
% z.a penambahan 100% 83,57 x 1 = 83,57 mg
% z.a penambahan 120% 83,57 x 1,2 = 100,28
Zat dalam
b
/
v

80% = 0,267%
b
/
v

100% = 0,334%
b
/
v

120% = 0,401%
b
/
v
Larutan stok zat aktif 2%
b
/
v
=



Penambahan z.a 80% =


= 3,34 mL
Penambahan z.a 100% =


= 4,17 mL
Penambahan z.a 120% =


= 5,01 mL
Atau
Hasil analisis =

x 100%
% zat teoritis
80% =


100% =


120% =


% recovery
% recovery 80% =



x 100%
% recovery 100% =



x 100%
% recovery 120% =



x 100%

Data bobot sampel yang ditimbang
penambahan + z.a 80% + z.a 100% + z.a 120%
Orientasi 0,1003 gram 0,1003 gram 0,1001 gram
Replikasi 1 0,1008 gram 0,1003 gram 0,1005 gram
Replikasi 2 0,1004 gram 0,1002 gram 0,1006 gram
Replikasi 3 0,1002 gram 0,1004 gram 0,1004 gram


Tanpa penambahan zat aktif
Orientasi
(0,231)
Replikasi 1
(0,279)
Replikasi 2
(0,319)
Replikasi 3
(0,245)
x 2,42x10
-4
6,10x10
-4
9,17x10
-4
3,5x10
-4

kadar 0,121%
b
/
v
0,305%
b
/
v
0,4584%
b
/
v
0,175%
b
/
v


Zat aktif 80%
Orientasi
(0,413)
Replikasi 1
(0,379)
Replikasi 2
(0,353)
Replikasi 3
(0,367)
x 1,63x10
-3
1,37x10
-3
1,17x10
-3
1,28x10
-3

Kadar 0,815%
b
/
v
0,688%
b
/
v
0,589%
b
/
v
0,642%
b
/
v


Zat aktif 100%
Orientasi
(0,298)
Replikasi 1
(0,323)
Replikasi 2
(0,315)
Replikasi 3
(0,245)
x 7,56x10
-4
9,48x10
-4
8,86x10
-4
3,5x10
-4

kadar 0,540%
b
/
v
0,677%
b
/
v
0,633%
b
/
v
0,250%
b
/
v


Zat aktif 120%
Orientasi
(0,319)
Replikasi 1
(0,296)
Replikasi 2

Replikasi 3
x 9,17x10
-4
7,41x10
-4

kadar 0,654%
b
/
v
0,529%
b
/
v
0,578%
b
/
v
0,622%
b
/
v


% Recovery
+ z.a 80% + z.a 100% + z.a 120%
Orientasi 259,92% 125,44% 132,92%
Replikasi 1 143,44% 111,38% 55,86%
Replikasi 2 490,63% 52,39% 29,92%
Replikasi 3 174,90% 22,45% 111,47%



SD x RSD
+ z.a 80% 87,07 156,83 55,52
+ z.a 100% 48,67 77,91 62,46
+ z.a 120% 47,80 82,54 57,90


6. Keseragaman kandungan
Penimbangan paracetamol
Tablet 1 Tablet 2 Tablet 3 Tablet 4 Tablet 5
BKK 0,2617 0,2584 0,2628 0,2608 0,2526
K + zat 0,3618 0,3584 0,3627 0,3607 0,3527
K + sisa 0,2623 0,2590 0,2634 0,2609 0,2527
Zat 99,5 mg 99,4 mg 99,3 mg 99,8 mg 99 mg

Tablet 6 Tablet 7 Tablet 8 Tablet 9 Tablet 10
BKK 0,2605 0,2596 0,2638 0,2543 0,2580
K + zat 0,3605 0,3597 0,3638 0,3544 0,3580
K + sisa 0,2605 0,2601 0,2643 0,2535 0,2588
Zat 100 mg 99,6 mg 99,5 mg 100,5 mg 99,2 mg

Berat per tablet
Tablet 1 = 0,8547 0,5966 g
Tablet 2 = 0,8627 0,6072 g
Tablet 3 = 0,8527 0,5908 g
Tablet 4 = 0,8322 0,5743 g
Tablet 5 = 0,8574 0,6028 g
Tablet 6 = 0,8692 0,6124 g
Tablet 7 = 0,8634 0,6108 g
Tablet 8 = 0,8485 0,5871 g
Tablet 9 = 0,8713 0,6031 g
Tablet 10 = 0,8301 0,5765 g
Berat rata-rata tablet =







Data kurva baku
absorbansi
200 L 0,444
300 L 0,653
400 L 0,866
500 L 1,302
600 L 1,206

Regresi linier (konsentrasi Vs absorbansi)
a = 0,19927
b = 130,47
r = 0,9947
y = bx + a
y = 130,47x + 0,199
Pengukuran absorbansi
Absorbansi
Tablet 1 0,762
Tablet 2 0,754
Tablet 3 0,749
Tablet 4 0,773
Tablet 5 0,793
Tablet 6 0,798
Tablet 7 0,779
Tablet 8 0,763
Tablet 9 0,764
Tablet 10 0,749

FP =


Perhitungan kadar
orientasi Tablet 1 Tablet 2 Tablet 3 Tablet 4 Tablet 5
x 0,00431 0,00378 0,00425 0,00421 0,00439 0,00454
%
b
/
v
0,086 %
b
/
v
0,074 %
b
/
v
0,085 %
b
/
v
0,084 %
b
/
v
0,087 %
b
/
v
0,090 %
b
/
v

%
b
/
b
86,43 %
b
/
b
75,17 %
b
/
b
85,51 %
b
/
b
84,59 %
b
/
b
87,17 %
b
/
b
90,90%
b
/
b

mg
/
tab
515,25
mg
/
tab
448,13
mg
/
tab
509,76
mg
/
tab
504,28
mg
/
tab
519,66
mg
/
tab
541,90
mg
/
tab

%klaim 103,05% 89,63% 101,95% 100,85% 103,93% 108,38%

Tablet 6 Tablet 7 Tablet 8 Tablet 9 Tablet 10
x 0,00458 0,00444 0,00432 0,00432 0,00421
%
b
/
v
0,091 %
b
/
v
0,089 %
b
/
v
0,086 %
b
/
v
0,086 %
b
/
v
0,084 %
b
/
v

%
b
/
b
91,7 %
b
/
b
89,35 %
b
/
b
86,83 %
b
/
b
86,07 %
b
/
b
84,98 %
b
/
b

mg
/
tab
546,67
mg
/
tab
532,70
mg
/
tab
517,64
mg
/
tab
513,11
mg
/
tab
506,61
mg
/
tab

%klaim 109,33% 106,54% 103,53% 103,62% 101,32%
SD = 5,480
x = 102,908
RSD = 5,32%


VII. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum validasi metode penetapan kadar parasetamol dalam
tablet dengan spektrofotometri visible yaitu menentukan validitas metode
spektrofotometri visible untuk menetapkan parasetamol dalam tablet dilihat dari
parameter-parameter yang berkaitan, meliputi ripitabilitas, linieritas, presisi
antara, akurasi, dan keseragaman kandungan.
Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik dan
antipiretik yang disebabkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol mempunyai
gugus kromofor dan ausokrom yang dapat menyerap sinar radiasi, selain itu
Parasetamol dapat diderivatisasi membentuk senyawa kompleks berwarna dengan
reagen pengompleks (diantaranya FeCl
3
dan NaNO
2
), dua hal ini menjadi syarat
senyawa untuk dapat ditentukan kadarnya dengan metode Spektrofotometri
dengan sinar tampak.
Hasil yang diperoleh pada kurva baku praktikum yaitu y = 128,2x - 0,0118
dengan r = 0,9973. Sementara pada Shihana et al (2011) diperoleh kurva baku
dengan r = 0,998. Hal ini berarti bahwa kedua hasil tidak jauh berbeda sehingga
kurva baku hasil praktikum dapat diterima.
Parameter pertama yang masuk dalam validasi metode yaitu ripitabilitas.
Ripitabilitas dilakukan dengan menguji 7 sampel sesuai prosedur yang digunakan
kemudian dihitung nilai RSD. Syarat keberterimaan yaitu nilai RSD < 2%. Pada
uji yang dilakukan Al-Shwaiyat (2013) diperoleh RSD = 0,9% sedangkan pada
hasil praktikum diperoleh RSD = 65,53% dengan kadar rata-rata = 1167,04
mg/tab dari kadar teoritis 500 mg/tab. Data ripitabilitas pada jurnal memenuhi
syarat keberterimaan, sedangkan hasil praktikum tidak memenuhi karena nilai
RSD > 2%. Hal ini disebabkan karena dalam pengujian tidak diperhatikan rentang
waktu OT sehingga reaksi kimia yang terjadi sudah melewati batas optimal dan
menyebabkan pembacaan absorbansi bias dan berpengaruh pada nilai RSD.
Ripitabilitas dilakukan untuk memperoleh data keterulangan yang memenuhi
syarat sehingga bila uji ini dilakukan oleh analis yang sama dan pada hari yang
sama, maka akan didapatkan hasil yang juga memenuhi persyaratan.
Parameter kedua yaitu linieritas. Linieritas dilakukan dengan membuat range
kadar pada sampel antara 70% 130%. Masing-masing kadar kemudian
ditetapkan kadarnya dan dihitung nilai r menggunakan persamaan linier. Syarat
keberterimaan yaitu nilai r > 0,98. Hasil yang didapat yaitu r = 0,9992 oleh Al-
Shwaiyat (2013) dan r = 0,9902 pada hasil praktikum. Hal ini berarti bahwa kedua
data dapat diterima karena nilai r > 0,98. Parameter linieritas pada kedua uji
memberikan interpretasi bahwa perubahan kadar senyawa memberikan perubahan
pada respon berupa perbedaan absorbansi. Hal ini berarti bahwa metode yang
digunakan mempunyai sensitifitas tinggi terhadap perubahan kadar senyawa uji.
Parameter ketiga yaitu presisi antara. Presisi antara dilakukan dengan cara
yang sama dengan ripitabilitas namun pada hari yang berbeda. Hal ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh perbedaan hari terhadap data keterulangan. Pada uji
yang dilakukan olej Al-Shwaiyat diperoleh RSD = 1,4% sedangkan hasil yang
didapat dari praktikum yaitu RSD = 24,91%. Hal ini berarti bahwa metode yang
digunakan pada praktikum tidak valid karena tidak memenuhi parameter presisi
antara. Penyebabnya yaitu penimbangan bahan yang tidak tepat sehingga kadar
obat yang dilarutkan berbeda dan hal ini menyebabkan pembacaan absorbansi
menjadi tidak tepat dan berpengaruh pada nilai RSD.
Parameter keempat yaitu akurasi. Akurasi merupakan parameter kedekatan
hasil uji dengan nilai yang sebenarnya, tertera pada etiket. Uji parameter ini
dilakukan dengan membagi sampel menjadi 4 kelompok (kelompok tanpa
penambahan dan kelompok dengan penambahan zat aktif 80% - 120 %). Akurasi
dihitug sebagai perolehan kembali yang dinyatakan dalam %recovery dengan
rentang yang diterima antara 98% - 102%. Kemudian dihitung nilai RSD dan data
diterima bila RSD < 1%. Hasil yang diperoleh yaitu rentang kadar 98,9% -
100,4%. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang dilakukan oleh Al-Shwaiyat
akurat. Namun pada hasil praktikum, data yang diperoleh tidak menunjukkan
keakuratan metode yaitu angka % recovery = 77,91% 156,83% dengan RSD >
1%.
Parameter kelima yaitu keseragaman kandungan. Uji ini digunakan untuk
memastikan kadar yang homogen pada tiap sampel. Variasi hasil pada uji ini
disebabkan karena kurang homogennya sampel itu sendiri atau terjadinya
kesalahan pengukuran.keseragaman kandungan dilakukan sesuai prosedur USP
yaitu menguji 10 sampel dan ditetapkan kadar serta RSD dengan syarat
keberterimaan kadar kesepuluh tablet 85% dan 115% dan RSD 6%. Hasil
praktikum menunjukkan bahwa kadar kesepuluh tablet berada pada rentang
89,63% - 109,33% dengan RSD = 5,32%. Hal ini berarti bahwa semua sample
mempunyai kadar yang seragam dengan masuknya data hasil praktikum pada
syarat keberterimaan.
VIII. KESIMPULAN
Parasetamol dalam tablet ditetapkan kadarnya menggunakan metode
spektrofotometri visible berdasarkan reaksi pembentukan garam diazonium
dengan penambahan NaNO
2
sebagai pengomplek. Metode penetapan kadar
kemudian divalidasi berdasarkan parameter-parameter yang meliputi ripitabilitas,
linieritas, presisi antara, akurasi, dan keseragaman kandungan. Hanya linieritas
dan keseragaman kandungan yang memenuhi syarat keberterimaan sehingga
metode spektrofotometri visible tidak valid untuk menetapkan kadar parasetamol
dalam tablet.

IX. DAFTAR PUSTAKA
Al-Shwaiyat,M.K.E.A., 2013, Spectrophotometric Determinatiion of Paracetamol
by Reduction of 18-Molybdo-2-Phosphate Heteropoly Anion, Jordan
Journal of Chemistry, 8 (2) pp.79-89.
Anonim, 1990, IARC Monograph on the Evaluation of Carcinogenic Risks to
Humans Volume 49, Lyon : World Health Organization International Agency
for Research on Cancer.
Anonim, 1999, IARC Monograph on the Evaluation of Carcinogenic Risks to
Humans Volume 74, Lyon : World Health Organization International Agency
for Research on Cancer.
Auterhoff, H. dan Kovar, K.A., 2002, Identifikasi Obat, Bandung : Penerbit ITB.
Behera, S., Ghanty, S., Ahmad, F., Santra, S., dan Banerjee, S., 2012, UV-Visible
Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of
Paracetamol Tablet Formulation, J.Anal Bioanal Techniques, 3 (6) pp.2-6.
Gandjar, I.G, dan Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Shihana, F., Dissanayake, D.M., Dargan, P.I., dan Dawson, A.H., 2010, A
Modified Low Cost Colourimetric Method for Paracetamol (Acetaminophen)
Measurement in Plasma, Clin Toxicol (Phila)., 48 (!) pp.1-11.
Shrestha, B.R. dan Pradhananga, R.R., 2009, Spectrophotometric Method for the
Determination of Paracetamol, J.Nepal Chem. Soc.,41 pp.39-44.

You might also like