You are on page 1of 18

KONSEP PADA KELOMPOK LANSIA

MAKALAH

disusun guna memenuhi tugas pemicu matakuliah Komunitas 3
Dosen Pembimbing: Ns. Latifa Aini S. M.Kep, Sp.Kep.Kom








oleh:

Ana Miftahul Jannah
NIM 112310101026









PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
KONSEP PADA KELOMPOK LANSIA

1. Definisi Lansia
Secara umum, seseorang dikatakan lansia (lanjut usia) apabila usianya 65
tahun ke atas (Setianto dalam Efendi & Makhudli, 2009). Menurut Pudjiastuti,
lansia bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia merupakan keadaan yang ditandai oleh kegagalan
individu untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup, serta
peningkatan kepekaan secara individual (Efendi & Makhudli, 2009: 243).

2. Batasan Umur Lansia
Berikut ini adalah batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur
lansia dari pendapat berbagai ahli yang dikutip dari Nugroho (2000).
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1
Ayat 2 yang berbunyi, Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 (enam puluh) tahun ke atas.
b. Menurut World Health Organization (WHO)
Lanjut usia (elderly) : 6074 tahun
Lanjut usia tua (old) : 7590 tahun
Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
c. Menurut Departemen Kesehatan RI, lanjut usia sebagai berikut:
Pralansia (prasenilis): seseorang yang berusia antara 4559 tahun.
Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
Lansia risiko tinggi: seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
Lansia potensial: lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.
Lansia tidak potensial: lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
d. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
Masa dewasa : 2040 tahun
Masa setengah umur (presenium) : 4065 tahun
Masa usia lanjut (senium) : 65 tahun ke atas
e. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI)
Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat
dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Pertama (fase inventus) : 2540 tahun
Kedua (fase virilitas) : 4055 tahun
Ketiga (fase presenium) : 5565 tahun
Keempat (fase senium) : 65 hingga tutup usia
f. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
Masa dewasa muda (elderly adulthood) : 18 atau 2025 tahun
Masa dewasa penuh atau maturitas (middle years) : 2560 atau 65 tahun
Masa lanjut usia (geriatric age) : > 65 atau 70 tahun
Masa lanjut usia (geriatric age) sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur,
yaitu young old (7075 tahun), old (7580 tahun), dan very old (> 80
tahun).

3. Tipe-Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000). Tipe
tersebut dapat dibagi sebagai berikut.
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
e. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe
putus asa (benci pada diri sendiri). Sedangkan bila dilihat dari tingkat
kemandiriannya yang dinilai berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi
beberapa tipe yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan
langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung,
lansia dengan bantuan badan sosial, lansia di panti werda, lansia yang dirawat di
rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.

4. Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua
tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa
disebut sebagai penyakit degeneratif.

5. Karakteristik Lansia
a. Adanya perubahan fisik, yang meliputi:
1) pada sel: jumlah sel lebih sedikit dan ukurannya lebih besar;
2) pada sistem persarafan: hubungan persarafan cepat menurun, lambat
dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya
dengan stres, mengecilnya saraf pancaindera, serta menjadi kurang
sensitif terhadap sentuhan;
3) pada pendengaran: adanya gangguan pendengaran (presbiakusis),
membran timpani mengalami atrofi, terjadi pengumpulan dan
pengerasan serumen karena peningkatan keratin, pendengaran
menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres;
4) pada sistem penglihatan: timbul sklerosis pada sfingter pupil dan
hilangnya respons terhadap sinar, kornea lebih berbentuk seperti bola
(sferis), lensa lebih suram (keruh) dapat menyebabkan katarak,
meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap
kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan
gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang,
menurunnya daya untuk membedakan antara warna biru dengan warna
hijau pada skala pemeriksaan;
5) pada sistem kardiovaskular: elastisitas dinding aorta menurun, katup
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan
elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi, tekanan
darah meningkat, diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer;
6) pada sistem pengaturan suhu tubuh: hipotermia ( 35
0
C) akibat
metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil, dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktivitas otot;
7) pada sistem pernapasan: otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru-paru kehilangan
elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih
berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, kedalaman bernapas
menurun, ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya
berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg,
kemampuan untuk batuk berkurang, dan penurunan kekuatan otot
pernapasan;
8) pada sistem gastrointestinal: kehilangan gigi, indra pengecapan
mengalami penurunan, esofagus melebar, sensitivitas akan rasa lapar
menurun, produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung
menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi
absorbsi menurun, hati (liver) semakin mengecil dan menurunnya
tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah;
9) pada sistem genitourinaria: ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang
(berakibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, proteinuria
(biasanya +1), blood urea nitrogen (BUN) meningkat hingga 21 mg%,
nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, otot-otot kandung
kemih meningkat, kapasitas menurun hingga 200 ml dan menyebabkan
frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan
sehingga meningkatkan retensi urine, dapat terjadi pembesaran prostat
(pada pria usia 65 tahun ke atas) hingga 75% dari besar normalnya;
10) pada sistem endokrin: menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan
LH, aktivitas tiroid, basal metabolic rate (BMR), daya pertukaran gas,
produksi aldosteron, serta sekresi hormon kelamin seperti progesteron,
estrogen, dan testosteron;
11) pada sistem integumen: kulit menjadi keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya
respons terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit
kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam
hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat
menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat,
kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara
berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlahnya
dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya;
12) pada sistem muskuloskeletal: tulang kehilangan kepadatannya
(density) dan semakin merapuh, kifosis, persendian membesar dan
menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, atrofi
serabut otot sehingga gerak menjadi lambat, otot-otot kram dan
menjadi tremor.
b. Adanya perubahan mental, akibat perubahan fisik, kesehatan umum,
tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat kecerdasan
(intelligence quotient I.Q.), dan kenangan (memory), baik yang jangka
panjang (berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu), mencakup beberapa
perubahan dan kenangan jangka pendek atau seketika (010 menit)
biasanya dapat berupa kenangan buruk.
c. Adanya perubahan psikososial, terutama setelah seseorang mengalami
pensiun, karena hal-hal berikut: kehilangan sumber finansial atau
pemasukan (income) berkurang, kehilangan status karena dulu memiliki
jabatan posisi yang cukup tinggi lengkap dengan segala fasilitasnya,
kehilangan teman atau relasi, kehilangan pekerjaan atau kegiatan,
merasakan atau kesadaran akan kematian (sense of awareness of
mortality).

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penuaan
Siti Maryam, dkk (2008) menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi
penuaan adalah sebagai berikut:
a. hereditas (keturunan/genetik)
b. nutrisi (asupan makanan)
c. status kesehatan
d. pengalaman hidup
e. lingkungan
f. stress.

7. Teori-Teori Penuaan
7.1 Menurut Betty Neuman
Sebenarnya secara individual tahap proses penuaan terjadi pada orang
dengan usia berbeda, masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang
berbeda, tidak ada satu faktor pun ditemukan untuk mencegah proses penuaan.
a. Teori-Teori Biologi
1) Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatic Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Contohnya adalah mutasi dari sel-sel
kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
2) Pemakaian dan Rusak (Wear and Tear)
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori
akumulasi dari produk sisa. Contohnya adanya pigmen Lipofuchine di
sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia
yang mengakibatkan mengganggu sel itu sendiri. Peningkatan jumlah
kolagen dalam jaringan menyebabkan tidak ada perlindungan terhadap
radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi.
3) Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Contohnya
ialah tambahan kelenjar timus yang ada pada usia dewasa berinvolusi
dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun (menurut Goldteris dan
Brocklehurst).
4) Teori Immunology Slow Virus (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
5) Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
6) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di dalam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan proton. Radikal ini menyebabkan sel-
sel tidak dapat regenerasi.
7) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen, ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
8) Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
b. Teori Kejiwaan Sosial
1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu
agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
2) Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya.
3) Teori Pembebasan (Didengagement Theory)
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan
kemunduran individu oleh Cummning dan Henry 1961. Teori ini
menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepasuikan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda
(Triple Loss), yakni kehilangan peran (Loss of Role), hambatan kontak
sosial (Restrastion of Contacts and Relation Ships), dan berkurangnya
komitmen (Reuced Commitment to Social Mores and Values).
7.2 Menurut Barbara Cole Donlon
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang
dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai
usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena
yang kompleks dan multi dimensional yang dapat di observasi di dalam satu
sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi
pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit,
proses tersebut tidak tertandingi.
Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi
oleh Barbara Cole Donlon di kelompokkan ke dalam dua kelompok besar,
yaitu teori biologis dan psikososial (Tabel 1). Penelitian yang terlibat dengan
jalur biologi telah memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat
dengan jelas pada proses penuaan, banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli
teori psikososial mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses tersebut
dipandang dalam kaitan dengan kepribadian dan perilaku.
Tabel 1 Teori-Teori Penuaan
Teori Biologis Tingkat Perubahan
Genetika Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan
Dipakai dan rusak
(Wear and Tear)
Kerusakan oleh radikal bebas
Lingkungan Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang
berbahaya
Imunitas Integritas sistem tubuh untuk melawan kembali
Neuroendokrin Kelebihan atau kurangnya produksi hormon
Teori Psikologis Tingkat Proses
Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
Tugas
Perkembangan
Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Disengagment Antisipasi menarik diri
Aktivitas Membantu mengembangkan usaha
Kontinuitas Pengembangan individualitas

8. Kondisi Lansia di Indonesia
Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat
sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 19902025. Jumlah lansia
yang kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau
sebesar 11.37 % dari jumlah penduduk. Itu berarti jumlah lansia di Indonesia akan
berada di peringkat empat dunia, di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Menurut data demografi internasional dari Bureau of the Census USA (1993),
kenaikan jumlah lansia Indonesia antara tahun 19902025 mencapai 414%,
tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkaitan dengan usia harapan hidup
penduduk Indonesia. Dalam sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan
hidup penduduk Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67
tahun. Tetapi menurut kajian WHO (1999) harapan penduduk Indonesia rata-rata
59.7 tahun, menempati peringkat ke-103 di dunia. Nomor satu adalah Jepang
(74.5 tahun).
Perhatian pemerintah terhadap keberadaan lansia sudah meningkat. GBHN
1993 mengamanatkan agar lansia yang masih produktif dan mandiri diberi
kesempatan berperan aktif dalam pembangunan. Pemerintah juga menetapkan
tanggal 29 Mei sebagai Hari Lansia Nasional, sedang DPR menerbitkan UU no 13
tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Keberhasilan pembangunan di bidang
kesehatan diduga telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi,
dan angka kelahiran, yang juga berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup
bangsa Indonesia dan meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.
Dengan makin bertambahnya penduduk usia lanjut, bertambah pula penderita
golongan ini yang memerlukan pelayanan kesehatan. Berbeda dengan segmen
populasi lain, populasi lanjut usia di manapun selalu menunjukkan morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi dibanding populasi lain. Di samping itu, karena aspek
disabilitas yang tinggi, pada segmen populasi ini selalu membutuhkan derajat
keperawatan yang tinggi pula.
Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur
usia lanjut (aging structures population) karena memiliki jumlah penduduk
dengan usia 60 tahun ke atas sekitar 7.18%. Pulau yang mempunyai jumlah
penduduk lansia terbanyak (7%) adalah pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah
penduduk lansia ini antara lain disebabkan oleh tingkat sosial ekonomi yang
meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan
masyarakat yang meningkat (Efendi & Makhudli, 2009).
Tabel 2. Jumlah Penduduk Lanjut Usia di Indonesia
Tahun Usia Harapan Hidup Jumlah Penduduk %
1980 52,2 tahun 7.998.543 5,45
1990 59,8 tahun 11.277.557 6,29
2000 64,5 tahun 14.439.967 7,18
2006 66,2 tahun 19 Juta 8,90
2010 67,4 tahun 23.9 Juta 9,77
2020 71,1 tahun 28.8 Juta 11,34
Sumber: Menko Kesra 2008; dalam Efendi & Makhudli, 2009
Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar 19 juta jiwa dengan
usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 22010, diprediksi jumlah lansia sebesar
23.9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan pada tahun
2020 diprediksi jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan
usia hidup 71,1 tahun. Usia harapan hidup yang semakin meningkat juga
membawa konsekuensi tersendiri bagi semua sektor yang terkait dengan
pembangunan. Tidak hanya sektor kesehatan tetapi juga sektor ekonomi, sosial-
budaya, serta sektor lainnya. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah penduduk lansia
perlu diantisipasi mulai saat ini, yang dapat dimulai dari sektor kesehatan dengan
mempersiapkan layanan keperawatan yang komprehensif bagi lansia.

DAFTAR PUSTAKA


Darmojo & Martono. 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: KUI.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Maryam, Siti; dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

SOAL

1. Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
ke atas. Pernyataan berikut adalah batasan usia lansia menurut...
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2
b. WHO (World Health Organization)
c. Departemen Kesehatan RI
d. Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
e. Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
2. Berdasarkan batasan usianya, lansia dapat dibedakan menjadi tiga
kategori, yaitu lanjut usia (elderly) (6074 tahun, lanjut usia tua (very old)
(7590 tahun), dan usia sangat tua (very old) . pernyataan tersebut adalah
batasan usia lansia menurut...
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2
b. WHO (World Health Organization)
c. Departemen Kesehatan RI
d. Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
e. Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro
3. Tipe-tipe pada lansia dapat dibagi menjadi lima tipe, yaitu tipe arif
bijaksana, tipe mandiri, tipe tidak puas, tipe pasrah, tipe bingung.
Pembagian tersebut didasarkan pada...
a. Pendidikan
b. Lingkungan
c. Karakter dan pengalaman hidup
d. Tingkat kemandirian berdasarkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-
hari (indeks kemandirian Katz)
e. Kondisi ekonomi
4. Lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri
sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya, lansia
mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan
badan sosial, lansia di panti werda, lansia yang dirawat di rumah sakit, dan
lansia dengan gangguan mental. Pembagian tersebut didasarkan pada...
a. Pendidikan
b. Lingkungan
c. Karakter dan pengalaman hidup
d. Tingkat kemandirian berdasarkan kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari (indeks kemandirian Katz)
e. Kondisi ekonomi
5. Berikut adalah pernyataan yang benar tentang karakteristik lansia adalah
sebagai berikut.
1) Adanya perubahan fisik, misalnya kulit yang keriput
2) Adanya perubahan mental, misalnya kehilangan memori atau ingatan
3) Adanya perubahan psikososial, misalnya kehilangan status atau jabatan
kehilangan teman atau relasi, kehilangan pekerjaan atau kegiatan
4) Adanya perubahan fisik, misalnya kulit yang muda dan kencang
Jawab: A. 1), 2), dan 3) Benar
6. Berikut yang benar merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan
pada lansia adalah...
1) hereditas (keturunan/genetik)
2) status kesehatan
3) pengalaman hidup
4) stress
Jawab: E. Benar Semua
7. Salah satu teori proses penuaan yang dikemukakan oleh Betty Neuman
meliputi teori biologi dan teori kejiwaan sosial. Berikut yang bukan
termasuk dalam teori biologi proses penuaan menurut Betty Neuman
adalah...
a. Teori-Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatic Theory)
b. Teori aktivitas (Activity Theory)
c. Teori Pakai dan Rusak (Wear and Tear)
d. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)
e. Teori Rantai Silang
8. Menurut teori pembebasan (Didengagement Theory), bertambahnya usia
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loss).
Berikut yang benar dalam kehilangan yang terjadi pada lansia adalah...
1) kehilangan peran (Loss of Role)
2) hambatan kontak sosial (Restrastion of Contacts and Relation Ships)
3) berkurangnya komitmen (Reuced Commitment to Social Mores and
Values)
4) Kehilangan finansial/keuangan
Jawab: A. 1), 2), dan 3) Benar
9. Menurut Barbara Cole Donlon, teori penuaan pada lansia dikelompokkan
ke dalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan psikososial. Berikut
adalah pernyataan yang benar terkait teori penuaan menurut Barbara Cole
Donlon adalah...
1) Teori jalur biologi memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat
dengan jelas pada proses penuaan, banyak pada tingkat seluler
2) Teori jalur biologi memusatkan perhatian pada indikator yang dapat dilihat
dengan jelas pada kepribadian dan perilaku
3) Teori psikososial mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses tersebut
dipandang dalam kaitan dengan kepribadian dan perilaku
4) Teori psikososial mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses tersebut
dipandang dalam kaitan dengan proses penuaan pada tingkat seluler
Jawab: B. 1) dan 3) Benar
10. Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat
sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 19902025.
Jumlah lansia yang kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada
tahun 2020, atau sebesar 11.37 % dari jumlah penduduk yang
menyebabkan Indonesia berada di peringkat empat dunia. Salah satu hal
ayng menyebabkan masalah ledakan populasi lansia tersebut adalah karena
peningkatan pembangunan, terutama dalam sektor kesehatan. Indikator
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah...
a. Meningkatnya angka kematian umum
b. Meningkatnya angka kematian bayi
c. Meningkatnya angka kelahiran
d. Meningkatnya usia harapan hidup
e. Menurunnya jumlah penduduk golongan lanjut usia

You might also like