IMPLEMENTASI MOODLE SEBAGAI MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAUFIQ QUROCHMAN Alumni 2009, Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Sekarang Bekerja Di Staf Adminisrtasi Kemdikbud
HAMIDILLAH AJIE Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UNJ
MUHAMMAD YUSRO Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UNJ
AGIL SEPTIAN A. ( 5215122637 ) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, UNJ
ABSTRACT The purpose of this research is to develop a Moodle implementation modes as web based learning system with LMS (Learning Management System). This research took place in computer laboratory in electrical Engineering State University of Jakarta. Moodle implementation was held in November 2008 to June 2009. By using somme methods such as: on field observation. On Moodle implementation preparation, then literature study of Moodle implementation. Such as LMS, and then the last step was Moodle implementation based on learning system characteristic in Electrical Engineering, engineering faculty, State University of Jakarta. Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) are web based learning application system of LMS (Learning Management System) which be able to manage learning activity. Kata kunci : Pembelajaran Berbasis Web, LMS (learning management system), dan Sistem Moodle.
PROSES BELAJAR MENGAJAR DENGAN DUKUNGAN TIK Penggunaan sarana TIK pada proses belajar mengajar yaitu salah satunya dengan memanfaatkan teknologi internet. Aplikasi search engine (mesin pencari) dapat digunakan dengan mudah untuk mencari berbagai informasi dan bahan untuk belajar . Bentuk aplikasi TIK lainya yaitu E-mail (Elektronik mail), fasilitas E-mail dapat dimanfaatkan untuk mengirim bahan ajar dari dosen ke mahasiswa atau sebalikya, sehingga mempermudah dosen dengan mahasiswa untuk berkomunikasi secara tidak langsung untuk membahas masalah yang berkaitan dengan perkuliahan. Pemanfaatan TIK dalam pendidikan telah melahirkan konsep online learning, dimana proporsi tatapmuka dikurangi dan lebih mengandalkan pada sistem perkuliahan online atau pembelajaran jarak jauh (distance learning). Namun sistem pembelajaran online masih belum dapat menggantikan sistem pembelajaran tatap muka. Karena interaksi pembelajaran secara langsung masih dianggap lebih efektif dan interaktif serta menghasilkan kualitas yang lebih dapat diandalkan. Pada metode konvensional kelebihannya adalah adanya tatap muka yang menyebabkan dosen dapat mengawasi secara langsung kegiatan mahasiswa dalam proses pembealajaran sedangkan kekurangannya adalah proses pembelajaran hanya dapat berlangsung jika dosen dan mahasiswa bertemu secara langsung. Menggunakan metode pembelajaran berbasis TIK keunggulannya sudah menggunakan teknologi yang modern seperti komputer dan LCD projector, sehingga dapat menambahkan file multimedia dan menampilkan ilustrasi yang lebih menarik. Dengan menggunakan Moodle keunggulannya dapat diakses kapan dan dimana saja tetapi kekuranganya dosen tidak mengetahui apa yang mahasiswa kerjakan saat proses pembelajaran berlangsung. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran pada dasarnya tidak mengurangi atau menggantikan tanggung jawab seorang dosen. Dosen masih berperan sebagai penanggung jawab jalannya proses pembelajaran. Sumber-sumber bahan ajar yang didapat mahasiswa dari internet harus dalam pengawasan dosen. Pada kesempatan tatap muka, dosen tetap dapat menyampaikan materi pelajaran dengan metode pembelajaran konvensional yang dikuasianya. MEDIA KONVENSIONAL Proses belajar didalam perguruan tinggi didukung oleh sarana konvensional antara lain white board yang digunakan untuk menulis juga sarana lain seperti over haead projector (OHP) yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan bahan ajar dosen atau presentasi oleh mahasiswa sehingga bahan yang disampaikan dapat disiapkan sebelum tatap muka dan dapat digunakan berulang kali. Penggunaan media konvensional di perguruan tinggi mempunyai banyak kelemahan, antara lain : banyak waktu yang tersita untuk menulis dipapan tulis dan keterbatasan dalam menampilkan gambar, dosen juga seringkali mempertahankan materi ajar yang telah lalu dan tidak melakukan perbaikan atau pembaharuan sesuai dengan perkembangan yang ada. Sistem pembelajaran konvensional hanya mengandalkan sumber bahan ajar berupa buku, modul dan catatan dari dosen sehingga peran dosen masih sebagai sumber utama dan mahasiswa terbata dalam pengembangan ilmu dari sumber-sumber lain. Selain pemanfaatan media konvensional, umumnya perguruan tinggi telah memanfaatkan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai bagian dari sistem pembelajaran. Pemanfaatan TIK dapat ditemui dalam bentuk laporan tugas mahasiswa ataupun bahan kuliah dosen yang telah dibuat dengan bantuan aplikasi pengolah kata atau pun aplikasi presentasi. Internet sebagai media komunikasi dan informasi dalam jumlah banyak dan terbaru telah menjadi alternatif baru sebagai sumber bahan ajar. Pemanfaatan internet dapat menjadikan mahasiswa lebih kreatif dan lebih mandiri dalam kegiatan pembelajaran dan mencari bahan belajar, pemanfaatan internet juga membuat dosen lebih mudah merevisi bahan perkuliahannya dari tahun ke tahun dengan tambahan informasi yang didapat dari internet, sehingga kualitas bahan perkuliahan dosen lebih meningkat . Moodle (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) adalah sebuah nama apikasi LMS (Learning Manajemen System) yaitu sistem pembelajaran yang mengelola kegiatan belajar mengajar. Moodle merupakan jenis aplikasi sistem pembelajran bebasis web, sehingga memungkinkan untuk dapat di akses dari komputer lain yang terhubung dalam satu jaringan. BLENDED LEARNING Pembelajaran secara online membuat orang mengubah cara pandangnya terhadap cara/arti belajar. Dengan menggunakan koneksi internet dan protokol jaringan, browser internet telah berhasil menjembatani manusi untuk dapat saling berbagi dan bertukar informasi yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Konsep belajar online, kenyataannya senantiasa mengalami perubahan bentuk mnyesuaikan dengan kondisi yang ada, dengan tujuan sitem pembelajaran online harus memanfaatkan jaringan komunikasi sosial (social collaborative network for learning). Terdapat perbedaan besar antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional. Chambers (1997) mengidentifikasikan tujuh karakteristik perbedaan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional. Salah satu konsep yang saat ini berkembang adalah konsep blended learning atau juga yang sering dikenal dengan istilah hybrid learning. Graham, et.al merangkum tiga definisi blended learning sebagai berikut ; Combining instructional modalities (or delivery media) (Bersin & Associates,2003; Orey, 2002a, 2002b; Singh & Reed,2001; Thomson, 2002) Combining instructional methods (Driscoll, 2002; House, 2002; Rossett,2002). Combining online and face-to-face instruction (Reay, 2001; Rooney, 2003; Sands, 2002; Ward & LaBranche, 2003; Young,2002), Ketiga definisi di atas, mengisyaratkan makna yang berbeda, definisi pertama menekankan pada unsur kombinasi media yang digunakan, definisi kedua menekannkan pada metode instruksional, sedangkan definisi ketiga pada kombinasi pembelajaran online dan tatap muka. Definisi diatas menunjukan bahwa konsep blended learning, merupakan konsep yang terbuka. Perkembangan pemanfaatan TIK dalam bidang pembelajaran yang senantiasa mengalami perubahan menjadikan konsep blended learning menjadi sebuah istilah yang banyak dipilih oleh para praktisi pendidikan.
Tabel 1. Perbedaan antara pembelajaran konvensional dengan Online Pembelajaran Konvensional Pembelejaran Online a. Sumber terbatas a. Sumber tidak terbatas b. Real time b. Bergantian: langsung dan tidak langusng c. Terpusat pada satu pengajar c. Banyak pengajar (tidak terpusat) d. Monoton pada suatu media d. Menggunakan banyak media e. Terdapat penyaringan sumber belajar e. Sumber belajar bebas f. Sumber informasi bersifat statis f. Sumber informasi bersifat dinamis (aktual) g. Teknologi konvensional g. Memanfaatkan teknologi yangberkembang
LMS (Learning Management System) Learning management system adalah aplikasi teknologi TIK yang mampu mengelola serta memproses kegiatan pembelajaran seperti menyimpan, mengelola, dan medistribusikan berbagai informasi pendidikan seperti materi pekuliahan, jadwal kuliah, pengumuman dan ujian/tes secara online . LMS mengelola seluruh data dalam bentuk digital. Penggunaan data digital ini memberi kemudahan LMS dalam melakukan pengelolaan kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran dapat dikelola secara lebih efektif dan efisien. LMS dilengkapi dengan sejumlah tools untuk membantu para operator dalam pengontrolan dan mengembangkan suatu web portal pada suatu lembaga/institusi pendidikan. Selain tools untuk pengontrolan web, LMS juga menyediakan tools yang membantu pada penyelenggaraan pembelajaran, misalnya sarana untuk upload tugas, forum diskusi online, chatting, penyelenggaraan kuis/ujian online dan berbagi materi pelajaran. MOODLE a. Konsep Dasar dan Perkembangan Moodle Moodle (Modular object oriented Dynamic Learning Environment) merupakan salah satu jenis LMS, LMS yang bersifat open source. Moodle saat ini merupakan LMS yang sangat populer, yang telah digunakan oleh universitas, lembaga pendidikan, bisnis dan instruktur individual yang ingin menggunakan teknologi web untuk pengelolaan kursusnya (Jason Cole, 2005). Moodle telah teruji dibanyak negara, dan telah digunakan oleh 150.000 institusi/ lembaga pendidikan didunia. Moodle pertama kali dirintis oleh Martin Dougiamas yang selanjutnya menjadi pemimpin tim pengembang Moodle. Sekitar tahun 90-an Martin mengembangkan Moodle karena Martin mengalami kesulitan menggunakan WebCT. WebCT merupakan salah satu jenis LMS yang bersifat komersial (berbayar). Martin berkomitmen untuk terus mengembangkan Moodle dan tetap menjaganya bersifat open source. Salah satu alasan Martin tetap menjaga Moodle bersifat open source karena tidak semua lembaga/institusi pendidikan mampu untuk membeli software yang sejenis dengan Moodle. Moodle merupakan paket aplikasi yang berguna untuk membuat dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan yang berbasis web. Moodle termasuk software yang berlisensi GPL (General Public License) atau yang lebih dikenal open source. Artinya meskipun Moodle memiliki hak cipta, Moodle tetap memberikan kebebasan bagi para penggunanya untuk menyalin, menggunakan, dan memodifikasinya. Moodle tetap menjaga keamanannya, agar dapat memanfaatkan fasilitas Moodle, peserta didik harus mempunya akun lalu masuk (login) sebagai situs pembelajaran berbasis Moodle. Fitur-fitur pada Moodle 1) Modul Bahan Ajar Modul bahan ajar berfungsi sebagai sarana untuk memberikan bahan-bahan ajar yang berkaitan dengan perkuliahan dari pengajar kepada mahasiswa. Moodle tealh mendukung berbagai bentuk file multimedia, format dokumen misalnya: Ms Word, Ms PowerPoint, Ms Exel dan PDF. File multimedia yang dapat didukung Moodle misalnya: flv, wmf, mpg, mov, mp3, dan avi. Pengajar dapat memberikan link agar peserta didik dapat membuka halaman website yang terkait dengan perkuliahan. 2) Modul kuis Berfungsi untuk meberikan pertanyaan-pertanyaan kepada mahasiswa sehingga pengajar dapat mengetahui kemampuan mahasiswanya. Pengajar dapat membuat database pertanyaan agar dapat dikelompokan dalam satu folder yang bertujuan untuk memudahkan akses. Kuis pada Moodle dapat melakukan penilaian secara otomatis. Pertanyaan serta jawaban kuis dapat diacak. Modul kuis dapat mendukung beberapa bentuk pertanyaan seperti pilihan ganda dan isian dengan jawaban singkat. 3) Modul penugasan Modul penugasan memiliki fungsi sebagai sarana mnegumpulkan tugas dalam bentuk file. Peserta didik dapat meng-upload penugasan yang tealah dikerjakan kedalam server Moodle. 4) Modul forum Modul forum berfungsi sebagai sarana diskusi yang biasanya membahas tentang suatu topik. Forum diskusi dapat dikelompokan sesuai dengan tema apapun berdasarkan waktu dari awal hingga terakhir perkuliahan, sesuai dengan konfigurasi yang diterapkan. Moodle dapat bekerja bila didukung oleh beberapa aplikasi tambahan yaitu, Apache berfungsi sebagai web server, MySQL sebagai pengelola databasenya serta PHP sebagai bahasa pemograman webnya. Seperti pada jaringan komputer pada umumnya, pada web juga terdapat istilah web server dan web client. Web server mempunyai fungsi sebagai penyedia layanan dalam bentuk data yang dimilikinya, kemudian dikirimkan kepada web client atas permintaan sendiri. Gambar arsitektur web serverditunjukan pada gambar 1.
Gambar 1. Arsitektur Web Server.
b. Penggunaan Moodle Pada Jaringan Lan (Local Area Network). Computer network atau jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang saling berhubungan sehingga memnungkinkan untuk terjadinya komunikasi antara komputer-komputer tersebut. Dengan terjadinya komunikasi maka memungkinkan pula untuk terjadinya pertukaran data atau file. Agar komputer satu dengan komputer lainnya dapat terhubung memerlukan kartu jaringan atau yang lebih dikenal sebagai LAN card/NIC (Network Interface Card). Makin berkembangnya teknologi jaringan komputer, menjadikan keberadaan NIC telah menjadi standar wajib pada komputer, baik komputer server, komputer dekstop, maupun laptop. LAN (Local Area Network) adalah sekumpulan jaringan komputer dengan ruang lingkup yang kecil, misalnya raung kantor atau laboratorium komputer. Penggunaan LAN bertujuan agar komputer dapat saling berbagi sumber-sumber hardware maupun software. LAN mempunyaibeberapa sifat umum, yaitu : 1. Memiliki kecepatan transfer data yang tinggi. Dengan kecepatan transfer data yang tinggi ini cocok untuk memindahkan data dengan ukuran file yang paling besar. 2. Dapat berbagi sumber daya Berbagi sumber daya (share hardware and software) maksud nya adalah dengan media jaringan komputer memungkinkan untuk saling berbagi sumber daya baik yang berbentuk hardware maupun software dari komputer satu dengan komputer yag lainnya. 3. Dapat mengakses ke LAN lain atau WAN LAN merupakan jaringan komputer dalam skala kecil, sedangkan WAN (Wide Area Network) adalah jaringan kompter dalam skala yang lebih besar dan WAN merupakan kumpulan dari beberapa LAN. 4. Dapat dikelola secara terpusat. Dengan menggunakan LAN pada pengoperasian komputer dapat dikontrol secara terpusat, hal ini dilakukan melalui komputer server dengan menggunkan metode client-server.
PENERAPAN MOODLE Proses penerapan LMS Moodle dilakukan di jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta dilakukan melalui sejumlah tahapan. Tahapan pertama adalah pengamatan lapangan terhadap kesiapan implementasi Moodle, meliputi kesiapan infrastruktur dan kesiapan komptensi TIK. Tahapan selanjutnya adalah tahapan studi literatur tentang karakteristik Moodle sebagai sebuah LMS. Tahapan terakhir adalah tahapan implementasi Moodle berdasarkan karakteristik sistem pembelajaran di jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Lebih rinci tahapan proses penerapan LMS Moodle dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Persyaratan daya dukung infrastruktur TIK dan persayaratan kompetensi dosen dan mahasiswa. Moodle dapat diimplementasi dengan menggunakan sebuah komputer yang dapat dijadikan sebagai server, beberapa komputer client dan jaringan komputer LAN sederhana. Moodle tidak memerlukan komputer berspesifikasi perangkat keras yang tinggi, sehingga Moodle dapat diimplementasi pada laboratorium komputer yang sederhana. Karakteristik Moodle yang bersifat user friendly, menjadikan Moodle tidak menuntut kompetensi TIK yang tinggi bagi penggunanya, dalam hal ini dosen dan mahasiswa. Pengamatan dilakukan terhadap kemampuan dasar TIK pada dosen dan mahaiswa seperti kemampuan menggunakan perangkat lunak aplikasi perkantoran, ataupun penggunaan layanan internet untuk mencari informasi. 2. Studi karakteristik dan fitur-fitur Moodle. Implementasi sebuah learning management system disebuah lembaga pendidikan tinggi yang telah berjalan lama, harus menyesuiakan dengan kondisi yang ada. Moodle sebagai sebuah learning management system memeliki sebuah karakterisitik dan menawarkan sejumlah fitur. Study karakteristik dan fitur-fitur Moodle, dilakukan dalam rangka menghasilkan beberapa langkah- langkah implementasi Moodle agar dapat berjalan efektif. Karakteristik Moodle yang perlu dipahami diperlukan dalam rangka keberlangsungan implementasi Moodle dan penyesuain terhadap metodologi pembelajaran yang ada. Fitur-fitur Moodle perlu dipahami untuk dapat disesuiakan dengan dukungan kemampuan pengguna Moodle serta mengatur langkah-langkah persiapan peningkatan kemampuan pengguna Moodle. 3. Implementasi Moodle pada sebuah server. Moodle akan diinstal pada server IBM System x3400 yang berada pada laboratorium Komputer jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Agar dapat bekerja dengan baik IBM System x3400 perlu dilengkapi dengan paket sistem web server. Paket tersebut terdiri dari sebuah perangkat lunak web server, perangkat lunak database server dan perangkat lunak pemrograman skrip web . Saat ini ketiga jenis perangkat lunak tersebut yang populer dan dapat mendukung sistem Moodle masing- masing adalah ; Apache web server, database server MySQL dan pemrograman PHP. Ketiga perangkat lunak yang besifat free, open source ini dikemas dalam sejumlah paket. Salah satu yang terpopuler adalah Xampp versi 1.7.0 Setelah paket Xampp terinstal maka sistem Moodle akan diinstal. Setelah sistem Moodle terinstal dilakukan pengujian untuk melihat keberhasilan instalasi Moodle. Pengujian yang dilakukan diantaranya adalah pendaftaran sejumlah user dan matakuliah, akses sistem Moodle dari kompuetr client. 4. Penempatan Matakuliah Pada Sistem Moodle. Implementasi mata kuliah pada sistem Moodle dilakukan pada sejumlah mata kuliah yang pada prakteknya telah memiliki sejumlah bahan ajar dan bahan evaluasi dalam bentuk digital. Mata kuliah yang akan diujicobakan pada Moodle yaitu Sistem Mikrokontroller, Pemrograman Komputer dan Rangkaian Logika. Implementasi dilakukan dengan menerapkan sejumlah fitur-fitur seperti; modul bahan ajar, penugasan dan kuis. Setiap fitur yang digunakan diujicoba dengan cara menjalankannya secara bersamaan dari sejumlah komputer client . Adapun perancangan dan implementasi Moodle : 1. Menentukan kebutuhan hardware yang dibutuhkan aplikasi Moodle. Tahapan pertama untuk mencari informasi tentang kebutuhan hardware, proses penentuan kebutuhan hardware dilaksanakan untuk memastikan aplikasi Moodle dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan sarana infrastruktur yang telah dimiliki oleh Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. 2. Instalasi Xampp Menginstalasi Xampp, agar pada komputer server terinstalasi Apache, PHP dan MySQL, sehingga web server dapat memenuhi permintaan dari client nya . 3. Instalasi Moodle Setelah instalasi Xampp maka langkah selanjutnya instalasi Moodle serta sinkronisasi dengan Apache dan MySQL. Agar kedua aplikasi tersebut dapat berjalan sesuai fungsinya masing-masing. 4. Perancangan dan konfigurasi serta desain website. Rancangan dibuat agar dapat mempermudah konfigurasi website sesuai dengan keinginan. Pengaturan hak akses user serta penambahan pengaturan mata kuliah pada web, Moodle didesain untuk dapat dikelola bersama-sama.
5. Pengaturan content-content website. Didalam website dapat ditambahkan materi atau sumber belajar yang bertujuan agar pelajar dapat langsung men-download materi ajar yang berkaitan dengan mata kuliah yang sedang diikuti. Hasil Penelitian Fasilitas Tik Di Jurusan Teknik Elektro . 1. Hasil umum infrastruktur TIK Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Hampir semua ruang kelas pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta telah difasilitasi dengan sebuah komputer, LCD projector dan layar penampil gambar. Selain itu dilengkapi juga dengan wireless, sehingga setiap lantai telah dipasang hotspot yang berfungsi agar mahasiswa dapat mengakses internet. 2. Infrastruktur TIK Laboratorium Komputer. Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta memiliki 20-25 desktop computer yang digunakan untuk perkuliahan, juga memeliki satu komputer server dan jaringan komputer yang terkoneksi dengan intenet. Dengan dukungan sarana TIK yang memadai Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta telah siap mengimplementasi Sistem Moodle pada sistem jaringan lokal laboratorium komputer. Dengan dukungan terhadap konsep blended learning, kondisi sistem pembelajaran yang ada, serta kompetensi TIK di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta, implementasi Moodle dilakukan secara bertahap. Penyusunan strategi pengembangan Moodle perlu dilakukan secara seksama untuk menghasilkan sebuah sistem pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan keterbatasan ruang dan waktu yang ada. Moodle yang bersifat open source, menyebabkan kemungkinan pengembangan yang terbuka sebagai learning management system di Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Moodle, selain berfungsi sebagai alat bantu perkuliahan juga dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan penelitian bagi Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi dibidang pendidikan kejuruan. KESIMPULAN Moodle telah berhasil diterapkan pada Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Menggunakan komputer server IBM System x3400 sebagai server Moodle dan dapat diakses oleh 20-25 komputer client yang terdapat pada Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta Moodle mendukung konsep blended learning, sehingga mudah disesuaikan dengan kondisi Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Implementasi Moodle dapat dikembangkan untuk skala yang lebih besar, misalnya tingkat Fakultas maupun tingkat Universitas, atau dapat juga dikembangkan dalam rangka meningakatkan kemandirian mahasiswa dalam proses belajar. Untuk dapat membangun Moodle dalam skala besar, implementasi dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal implementasi Moodle sebagai penunjang perkuliahan tatap muka. Sistem pembelajaran Moodle dapat dikombinasikan dengan metode pembelajaran lainnya. Moodle dkombinasikan dengan metodekonvensional sehingga dapat menjadi panduan yang cocok untuk implementasi pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. Moodle dapat diimplementasi secara bertahap. Jika ingin diterapkan secara menyeluruh, sebaiknya sistem Moodle memiliki petugas khusus. Seorang administrator diperlukan sebagai penanggung jawab jalannya sistem Moodle dan seorang operator berfungsi untuk mengoperasikan dan memelihara sistem Moodle, sekaligus membantu dosen yang memilki keterbatasan kompetensi TIK. SARAN Pengembangan lebih lanjut melalui penelitian yang menyeluruh terhadap implementasi Sistem Moodle learning management system dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Bonk, C.J. and Graham C.R Handbook of Blended Learning. San Francisco, CA: Pfeiffer Publishing, 2003. Dabbagh, Nada and Brenda Bannan Ritland Online Learning: Concept, Stategies and Application. Pearson Education, Inc: New Jersey,2005.
Cole, Jason dan Helen foster, Using Moodle Second Edition. United State of America: OReally Media.2008.
Graham, C.R., Allen,S., dan ure, D.Benefits ang challenges of Blended Learning Environments. Encyclopedia of Information Science and Technology I-V. Hershey, PA: Idea Group Inc,2003.
Ibrahim, Ali. Cara Menbuat Website Dinamis Menggunakan Xampp.Yogyakarta: Noetekno,2008.
Setyo Prasetyo, Kukuh. Membangun E-Learning Dengan Moodle. Yogyakarta: Andi, 2005.