You are on page 1of 11

PENDAHULUAN

Anestetik umum merupakan obat yang bekerja pada system saraf pusat ( SSP )
atau system saraf otonom ( SSO ) . Anestetik umum memiliki sifat memberikan efek
yang sangat luas dan bersifat menghambat aktivitas SSP secara spesifik. Obat anestetik
umum digunakan pada operasi besar dan juga pada operasi-operasi yang bersifat invasif
dimana efek anestesi umum diperlukan.
Pemberian anestetik umum harus dilakukan oleh seorang ahli atau profesional
dalam anestesi karena pada anestetik umum banyak melibatkan factor-faktor kesehatan
secara luas dan terdapat beberapa stadium yang dimana di dalamnya terdapat keadaan
yang dapat mengancam jia penerima anestetik umum.
Anestetik umum dapat memberikan efek-efek sebagai berikut! keadaan di baah
sadar" analgesia ( kehilangan rasa nyeri )" amnesia atau kehilangan ingatan terhadap
prosedur" hypnosis" melemahkan respon otonom.
Anestesi sudah dikenal sejak lama yang bertujuan untuk menghilangkan rasa
sakit. #imana di $esir digunakan narkotik untuk menghilangkan rasa sakit" dan di %ina
digunakan %andida indica. &emudian ditemukannya anestesi gas pada tahun '(()"
anestesi inhalasi pada '(*+" dan penggunaan dietil eter sebagai obat anestetik oleh
,illiam $orton dan kloroform oleh -ames Simpsons pada tahun './). #an pada tahun
'*01 ditemukan anestesi modern dengan menggunakan barbiturate thiopental 23" dan
penggunaan halotan pada tahun '*+).
4erdapat / stadium dalam anestesi umum menggunakan eter yaitu! stadium 2
( analgesia)" stadium 22 ( eksitasi5delirium )" stadium 222 ( pembedahan 5 operasi )" dan
satadium 23 ( patalisis medulla oblongata ) yang bebeda dalam dalamnya depresi SSP
dan tanda yang diberikan. #an untuk mengetahui gejala-gejala yang terdapat dalam ke /
stadium tersebut maka perlu dilakukan percobaan mengenai anestetik umum.
TINJAUAN PUSTAKA
2stilah anestesi ditemukan pertama kali oleh O.,. 6olmes yang artinya tidak ada
rasa sakit dan tingkat kesadaran ditekan sehingga penderita tidak dapat dibangunkan
dengan rangsangan dari luar. Anestesi umum memiliki efek terhadap saraf berupa!
'. 4idak ada perubahan pada potensial istirahat.
7. Anestetik meningkatkan potensial ambang dan menghambat peningkatan yang
cepat dari permeabilitas terhadap 8a yang merupakan dasar timbulnya
potensial aksi.
Anestesi dibagi menjadi 0 golongan yaitu!
'. Anestesi lokal ! hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran.
7. Anestesi umum ! hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran.
0. Anestesi sirurgis! hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran dan
relaksasi otot.
Sampai sekarang mekanisme terjadinya anestesi belum jelas" namun telah muncul
beberapa teori mengenai anestesi. 4eori 9teori tersebut yaitu!
'. 4eori koloid! pemberian :at anestetik terjadi penggumpalan koloid yang
menimbulkan anesthesia yang bersifat reversible diikuti dengan proses
pemulihan.
7. 4eori lipid! ada hubungan antara kelarutan :at anesteteik dalam lemak dan
timbulnya anesthesia. $akin larut :at anestetik dalam lemak" makin kuat sifat
anestetiknya.
0. 4eori adsorpsi dan tegangan permukaan! ada hubungan antara potesial :at
anestetik dengan kemampuan menurunkan tegangan permukaan.
Pemgumpulan :at anestetik pada permukaan sel menyebabkan proses
metabolisme dan transimisi neural terganggu sehingga timbul anesthesia.
/. 4eori biokimia! pemberian :at anestetik in vitro menghambat system
fosforilasi oksidatif.
+. 4eori fisika! anestesi terjadi karena molekul yang inert dari :at anestetik akan
menempati ruang dalam sel yang tidak mengadung air" dan pengisian ini akan
menimbulkan gangguan permeabilitas membrane terhadap molekul dan ion
yang penting untuk fungsi sel.
). 4eori neurofisiologi! pemberian :at anestetik akan menurunkan transmisi
sinaps di ganglion cervicalis superior dan menhambat formation reticularis
ascenden untuk fungsi mempertahankan kesadaran.
;uedel membagi anestesi umum menjadi / bagian yaitu!
'. Stadium 2 (Analgesia)
Stadium analgesia dimulai dari pemberian :at anestetik sampai hilang
kesadaran. Pada stadium ini penderita masih dapat mengikuti perintah dan
rasa sakit hilang (analgesia). Pada stadium ini dapat dilakukan pembedahan
ringan seperti mencabut gigi" biopsy kelenjar.
7. Stadium 22 (<ksitasi atau delirium)
Stadium ini dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan stadium
pembedahan. Pada stadium ini terlihat jelas adanya eksitasi dan gerakan yang
tidak menurut kehendak" penderita tertaa" berteriak" menangis" menyanyi"
pernafasan tidak teratur" kadang 9 kadang apnea dan hiperapnea" tonus otot
rangka meninggi" inkontinensia urin et alvi" muntah" midriasis" hipertensi.
Semua hal tersebut terjadi karena terjadi hambatan pada pusat pusat
penghambatan. Pada stadium ini dapat terjadi kematian" karena itu harus cepat
dileati.
0. Stadium 222 (Pembedahan)
Stadium 222 dimulai dengan teraturnya pernafasan sampai pernafasan
spontan hilang. 4anda yang harus dikenali ialah!
a. Pernafasan yang tidak teratur pada stadium 22 menghilang= pernafasan
menjadi spontan dan teratur oleh karena tidak ada pengaruh psikis"
sedangkan pengontrolan kehendak hilang.
b. >efle? kelopak mata dan konjungtiva hilang" bila kelopak mata atas
diangkat dengan perlahan dan dilepaskan tidak akan menutup lagi"
kelopak mata tidak berkedip bila bulu mata disentuh
c. &epala dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri. @ila lengan diangkat
lalu dijatuhkan akan jatuh bebas tanpa tahanan
d. ;erakan bola mata yang tidak menurut kehendak merupakan tanda
spesifik untuk permulaan stadium 222.
Stadium ini dibagi menjadi / plane yaitu!
a. Plane '!
Pernafasan teratur" spontan.
terjadi gerakan mata yang tidak menurut kehendak" miosis.
pernafasan dada dan perut seimbang.
belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna.
b. Plane 7!
Pernafasan teratur tapi kurang dalam dibandingkan plane '.
@ola mata tidak bergerak" pupil mulai melebar.
>elasasi otot sedang.
>efle? laring hilang sehingga dapat dikerjakan intubasi.
c. Plane 0!
Pernafasan perut lebih nyata daripada pernafasan dada karena
otot intercostals mulai mengalami paralysis.
>elaksasi otot lurik sempurna.
Pupil lebih lebar tetapi belum maksimal.
d. Plane /!
Pernafasan perut sempurna karena kelumpuhan otot
intercostals sempurna.
4ekanan darah mulai turun.
Pupil sangat lebar dan refle? cahaya hilang.
/. Stadium 23 (Paralisis $edulla Oblongata atau Asfiksia)
Stadium 23 ini dimalai dengan melemahnya pernafasan perut dibanding
stadium 222 plane /" tekanan darah tidak dapat diukur karena kolaps pembuluh
darah" berhentinya denyut jantung dan dapat disusul kematian. Pada stadium
ini kelumpuhan pernafasan tidak dapat diatasi dengan pernafasan buatan.
#alamnya anesthesia ditentukan berdasarkan!
a. -enis rangsangan sakit.
b. #erajat kesadaran.
c. >elaksasi otot.
Syarat 9 syarat obat anestesik yang ideal!
a. 4oksisitas rendah dan luas terapeutiknya besar.
b. $engalir pada tubuh dan keluarnya cepat.
c. &hasiat analgetik dan narkotiknya baik.
d. 4idak mempengaruhi pernafasan dan siklulasi kecil.
e. 4idak mengiritasi kulit dan mukosa.
f. 4idak dibiotranformasi menjadi metabolit yang merusak jaringan tubuh.
g. Stabil" tidak mudah terbakar" tidak mudah meledak.
Obat anestetik dapat dibagi berdasarkan bentuk fisik dan cara pemakaiannya!
@erdasarkan bentuk dan sifat fisik" obat anestetik dibagi menjadi!
'. Anestetik gas! 8
7
O" Siklopropan.
7. 3olatile anestetik! <ter" <nfluran" 2sofluran" $etoksifluran" 6alotan.
0. Anestetik parentral! @arbiturat" 4iopental" &etamin" #ia:epam.
@erdasarkan cara pemakaiannya" obat anestetik dibagi menjadi!
'. 2nhalasi anestesi.
Open drop method.
Semi open drop method.
Semi closed method.
%losed method.
7. Parentral.
0. 2nsuflasi.
Sebelum dilakukan anestesi" dapat dilakukan pemberian obata 9 obatan.%ara
tersebut premediaksi" yaitu diberikan malam hari sebelumnya sampai satu jam sebelum
operasi.
4ujuannya diberikan premedikasi yaitu!
a. $engurangi kecemasan.
b. $engurangi hipresekresi kelenjar.
c. $enambah efek analgesic.
d. $empelancar induksi.
e. $engurangi gaat anestesi seperti bradikardi" muntah 9 muntah.
Pada percobaan ini dipakai eter sebagai obat anestesik yang merupakan volatile anestetik.
%iri 9 ciri eter!
'. 4itik didih 0+ %.
7. #aya ledaknya! sangat mudah terbakar.
0. #imetabolisme '1A - '+A dalam tubuh.
/. <liminasi! kebanyakan diseksresi utuh leat paru 9 paru.
+. Potensi! 0 -71 volumeA inhalasi untuk bius umum.
). Sistem nafas! menyebabkan iritasi sedang" mula 9 mula meningkatkan volume
nafas lalu menurunsejalan dengan makin dalamnya anestesi.
(. Sistem kardiovaskuler! mula 9 mula takikardi" lalu denyut normal" tekanan
darah turun juga resistensi perifer" aritmia jarang.
.. &erusakan organ! depresi temporer fungsi hati dan sekresi empedu.
*. >elaksasi otot! baik.
'1. Pemulihan dari anesthesia! mula and muntah bias terjadi.
Ada / dasar untuk volatile anestetik yaitu!
'. @erbentuk cair dalam suhu kamar.
7. 2nduksi lambat.
0. $empunyai sifat anestetik kuat pada kadar rendah.
/. >elatif mudah larut dalam lemak dan jaringan.
METODOLOGI
@ahan !
<ter
Amoniak
&loroform
Alat-alat !
%orong untuk eter
&ain kasa
6ean coba !
&elinci
&eterangan !
Anestesi umum ! hilangnya rasa nyeri" raba" tekan" suhu" dan kesadaran.
>encana kerja !
A. Pengamatan
Perhatikan hean coba dalam keadaan normal. Bsahakan setenang mungkin"
karena tindakan kasar atau kegaduhan akan menimbulkan kenaikan denyut
jantung dan pernafasan.
Sebelum pecobaan lakukan pengamatan sbb !
'. -umlah denyut jantung permenit
7. -umlah pernafasan permenit
0. Bkuran dan arna pembuluh darah telinga
/. >efleksi inhibisi dari pernafasan dengan mendekatkan kapas amoniak ke
hidung kelinci. Amati apa yang terjadi.
+. >efleksi inhibisi dari jantung dengan mengulaskan kaCas kloroform ke
hidung kelinci. Amati apa yang terjadi.
). >eflek mekanik dengan memberikan rangsangan mekanik pada hisung"
telinga" dan anus. Amati apa yang terjadi.
(. >eflek kornea dan bulu mata.
.. 4onus otot lengan" tungkai" dan leher.
%atatan ! ad /"+") hanya dilakukan pada keadaan normal" sebelum kelinci ditetesi
:at anestetik.
@. <terisasi
o 6ean coba diletakkan terlentang di atas papan lilin" fi?asi pangkal paha
kelinci dengan baik.
o @asahi corong dengan eter dan dipegang rapat pada hidung kelinci"
kemudian teteskan eter pada corong tersebut dengan kecepatan teratur (+
tetes5 menit)
o -ika perlu tetesan dapat ditambah sesudah berkonsultasi dengan asisten.
o Perhatikan semua kejadian dan catatlah saat mulai anestesi" lama
anesytesi" dan ssat sadar kembali.
o Pada aktu pemulihan" hean coba harus tetap diaasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
Tabel Pengamatan Stai!m Anestesi Um!m mengg!na"an Eter engan He#an
$oba Kelinci
Sebelum
eterisasi
Stadium 2
Analgesia
Stadium 22
#elirium
Stadium 222
Plane '
Stadium
222
Plane 7
Stadium 222
Plane 0
,aktu 1..++ 1*.'1 1*.71 1*.01 1*.0+ 1*./1
#enyut
jantung
(?5menit)
'*7 '.1 7'7 '*1 '.7 '()
>espirasi
(?5menit)
() )1 .1 (. (+ (+
4ipe
pernafasan
4eratur 4eratur 6iperventilasi 4eratur"
nafas dalam
4eratur"
dangkal
4eratur
Bkuran dan
arna p.d.
telinga
$erah
1"7 mm
$erah
1"7 mm
$erah
1"7 mm
$erah
1"7 mm
$erah
1"7 mm
$erah
1"7 mm
>efleks
inhibisi
pernafasan
(amoniak)
D
>efleks
inhibisi
jantung
(kloroform)
D
>efleks
mekanik D
pada hidung"
telinga" anus
>efleks
kornea
D D D D D D
>efleks bulu
mata
D D D D D D
Eebar pupil 0 mm . mm . mm ) mm * mm * mm
8istagmus - - - - - -
4onus otot
lengan"
tungkai"
leher
D D
Pemba%asan
<ter adalah anestetik yang sangat kuat" dikatakan demikian karena penderita dapat
memasuki setiap tingkat anestesia. &elinci memasuki stadium 2 (analgesia) ketika
ditemui adanya penurunan kesadaran. &emudian kelinci memasuki stadium 22 (delirium)"
dengan ditemukan peningkatan nadi" takipnoe (hiperventilasi)" midriasis" dan
peningkatan tonus otot. 4anda-tanda tersebut muncul oleh karena adanya hambatan pada
pusat hambatan.
Ealu kelinci memasuki stadium 222 tingkat '" di mana menurut teori tanda utamanya
adalah terjadinya nistagmus. 8amun pada kelinci tidak ditemukan nistagmus" alau
demikian kelinci mengalami gejala lain stadium 222 tingkat '" yaitu pernafasan yang
teratur dan dalam" pupil mengecil" dan relaksasi otot tidak sempurna. &emudian kelinci
memasuki stadium 222 tingkat 7" menurut teori tanda utamanya adalah hilangnya
nistagmus" tetapi karena tidak terjadi nistagmus pada tingkat '" maka tanda ini tidak ada.
4anda lain yang terdapat pada kelinci yaitu pernafasan yang teratur dan dangkal"
pelebaran pupil" dan relaksasi otot yang lebih dibandingkan tingkat '.
Saat kelinci memasuki stadium 222 tingkat 0" yang ditandai dengan melebarnya pupil
dan relaksasi otot sempurna. >elaksasi otot yang bertahap dari tingkat ' hingga 0
disebabkan oleh eter kadar tinggi dan sedang akan menimbulkan efek sentral dan
hambatan neuromuskular.
Kesim&!lan
Pada percobaan anestesi umum dengan menggunakan eter ini" hean coba kelinci
memasuki setiap stadium anestesi" yaitu stadium 2 (analgesia)" stadium 22
(delirium5eksitasi)" stadium 222 (pembedahan) tingkat ' hingga 0. Setelah mencapai
stadium 222 tingkat 0 ini" percobaan dihentikan" karena bila kelinci mencapai stadium 222
tingkat 0 hingga stadium 23" maka dapat terjadi depresi nafas yang tidak dapat diatasi
dengan ventilasi buatan" dan diikuti dengan henti jantung.
DA'TA( PUSTAKA
6andoko" 4oni. '**+. Anestetik Bmum. Farmakologi dan Terapi FK UI. Sulistia ;.
;anisarna (<d.). ;aya @aru. -akarta. <disi /.
6alaman '1*-'70.
;oodman and ;ilman. '*.1. 6istory and Principles of Anesthesiology. The
Pharmacological Basis of Therapeutics. Alfred ;oodman (<d.).
$c$illian Publishing %o. 2nc. 8eFork. Si?th <dition.
6alaman 7)(.
@ustami" Gunilda S. '**1. Obat yang $empengaruhi Susunan Saraf Pusat 222. Anestetik
dan Penghambat 8euromuskuler. Praktis Dalam Farmakologi.
@inarupa Aksara. -akarta. <disi 7.
6alaman '+/" '+. 9 ')'.

You might also like