You are on page 1of 68

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja
bagi masyarakat pedesaan dan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya (Bappenas,
2008). Dalam renana Pembangunan !ima "ahun #I dan Pembangunan $asional
de%asa ini, pembangunan Indonesia masih dititikberatkan pada sektor
pertanian. &enana Pembangunan 'angka (enengah $asional (&P'($) 200) *
200+ menetapkan kebijakan pembangunan pedesaan diarahkan pada
pengembangan di,ersi-ikasi usaha ekonomi untuk meniptakan lapangan pekerjaan
nonpertanian primer berupa industri yang mengolah produk pertanian maupun jasa.
.rah kebijakan ini sejalan dengan arah kebijakan peningkatan produkti,itas,
produksi, daya saing, dan nilai tambah produk pertanian (Bappenas, 2008). .rtinya,
diharapkan perkembangan sektor pertanian tidak hanya pada subsistem usahatani
1
atau primer namun lebih mengarah pada perkembangan sektor agribisnis seara
keseluruhan mulai dari hulu sampai hilir dalam rangka peningkatan nilai tambah
produk/produk pertanian.
0alah satu alasan yang menyebabkan pentingnya pengembangan sistem
agribisnis adalah karena keberhasilan dari suatu produksi pertanian didukung oleh
suatu sistem agribisnis. 0istem agribisnis merupakan sistem yang terdiri dari
beberapa subsistem. 0istem agribisnis terdiri dari subsistem input, subsistem
pertanian primer, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran, dan subsistem
pendukung. 1leh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan
pertanian, pergerakan kelima subsistem agribisnis seara simultan, serentak, dan
harmonis perlu untuk dilakukan. Pergerakan sistem agribisnis tersebut memerlukan
dukungan semua pihak seperti petani, koperasi, B2($, s%asta, dan pihak lainnya
sehingga terdapat koordinasi yang baik dalam suatu sistem agribisnis.
3elengkapan sistem agribisnis merupakan salah satu indikator keberhasilan
di sektor pertanian karena dapat menggambarkan besarnya nilai tambah produk.
Dengan kata lain, pengembangan sistem agribisnis komoditas merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk.
0alah satu produk pertanian yang prospekti- untuk dikembangkan di
Indonesia adalah brokoli. Brokoli (Brassica oleracea) adalah sayuran oriental -amili
kubis/kubisan yang memiliki kandungan ,itamin . dan ,itamin D tinggi. Bagian
yang dikonsumsi dari tanaman brokoli adalah berupa bongkahan bunga yang mirip
bunga kol namun ber%arna hijau. 3epala dari brokoli ini merupakan kumpulan dari
ratusan bunga/bunga keil (beet) yang membentuk rumpun yang rapat dan kompak.
0ebagai salah satu sayuran oriental, komoditas brokoli belum terlalu memasyarakat
akan tetapi memiliki nilai jual tinggi. 0aat ini, permintaan global terhadap komoditas
brokoli terus meningkat. 0alah satu indikator peningkatan ini adalah meningkatnya
pendapatan negara/negara pengekspor brokoli melalui akti-itas perdagangan brokoli.
4al ini ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel 1. Pendapatan Negara-negara Pengekspor brokoli sejak tahun 2000-
2002 (ribu dollar)
$o $egara 2000 2005 2002
2
5
2
6
)
7
8
9
2nited 0tate
:2
(eksiko
3anada
Indonesia
Polandia
;hina
586.085
5+.86+
).+70
52.887
7.028
2.7+8
50.2+8
56).827
25.8+2
8.800
5).908
8.067
).+60
9.098
5)8.698
68.750
57.777
5).28)
8.080
8.665
522
0umber < Pasaribu, 2009
Dalam beberapa tahun terakhir, brokoli dan kubis bunga termasuk kelompok
enam besar sayuran segar yang diekspor Indonesia, yakni bersama/sama ba%ang
merah, tomat, kentang, abai, dan kubis krop. $egara yang memiliki permintaan
terhadap brokoli antara lain (alaysia, 0ingapura, "ai%an, dan 'epang. Di dalam
negeri, permintaan produksi brokoli semakin meningkat terutama di daerah/daerah
pari%isata seperti 'akarta, ;ipanas (Punak), Bandung, (alang, dan Denpasar
(&ukmana < 5++)). 0ebagai salah satu negara pengekspor brokoli, pendapatan
Indonesia melalui ekspor brokoli juga mengalami peningkatan. 4al ini dapat menjadi
indikator bah%a permintaan dunia terhadap tanaman brokoli mengalami peningkatan.
1leh karena itu, tanaman brokoli sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia.
Di Indonesia, pusat produksi brokoli masih terkonsentrasi di beberapa daerah,
seperti !embang, ;isarua, dan ;ibodas 3abupaten Bandung, 'a%a Barat. 0aat ini,
tanaman tersebut kini mulai berkembang di daerah sentra sayuran lain seperti di
Bukit tinggi, Pangalengan, (ajalengka, =arut, dan dataran rendah lain seperti
0leman dan 3ulonprogo (Pasaribu, 2009).
Berdasarkan tabel 2, Propinsi 'a%a Barat merupakan propinsi yang paling
unggul dalam luas panen, produksi, dan produkti,itas kubis dibandingkan dengan
beberapa propinsi lainnya di Indonesia. Di propinsi 'a%a Barat, 3eamatan !embang
merupakan keamatan dengan luas tanam, luas panen, dan luas produksi yang
menempati urutan keempat setelah keamatan Pangalengan, 3ertasari, dan
;ilengkrang. 4al ini menunjukkan bah%a keamatan !embang sangat potensial
untuk dikembangkan menjadi sentra sayuran khususnya brokoli.
Tabel 2. Luas Panen Produksi dan Produkti!itas "ubis di #ndonesia tahun
2002-200$
$
o
Propinsi "ahun 2002 "ahun 2006 "ahun 200)
!P Prod Prt, !P Prod Prt, !P Prod Prt,
5 $.D 78 802 5),6 797 50.8)0 58,+ 805 52.60+ 20,)
3
2
6
)
7
8
9
8
+
5
0
5
5
5
2
5
6
5
)
5
7
5
8
5
9
5
8
5
+
2
0
2
5
2
2
2
6
2
)
2
7
0umut
0umbar
'ambi
0umsel
Bengkulu
!ampung
'abar
'ateng
DI>
'atim
Bali
$"B
$""
3albar
3altim
0ulut
0ulteg
0ulsel
0ulteng
=orontalo
(aluku
(alut
Papua
Irja Barat
8.8++
5.868
5.288
578
6.278
6))
59.92+
55.769
89
+.299
5.676
6+5
258
22
80
627
225
2.86+
2)6
7
58
28
)8)
/
2)2.899
25.767
20.728
5.)86
77.8+8
7.978
)65.208
587.888
2.62)
588.775
70.)88
2.888
5.9++
99
689
2.)79
5.209
7).68)
5.88+
5+
557
8)
2.)8+
/
29,+
55,9
58,2
+,7
59,2
58,9
2),6
5),)
6),9
58,0
69,6
9,6
8,6
6,7
),8
9,8
7,7
20,8
8,+
6,8
8,)
6,0
7,6
/
50.029
5.862
2.060
278
5.882
809
58.)06
5).680
)0
+.088
5.282
685
222
59+
)8
662
578
2.925
+9
6
559
68
608
/
2)+.958
68.086
6+.80+
2.902
27.098
+.886
)68.0+5
2)0.56)
5.027
579.)55
75.588
6.088
5.208
888
587
8.)78
2.860
89.+90
705
7
)86
7)0
2.9)5
/
2),+
22,5
5+,8
50,8
57,5
58,6
26,8
58,9
27,8
59,)
6+,+
8,7
7,)
6,8
),0
5+,)
58,8
27,0
7,2
5,9
),5
57,0
+,0
/
+.+68
2.)68
2.)05
2)7
5.88)
+))
59.866
57.856
2+
8.+76
5.)07
)28
608
67)
67
72)
209
2.929
5+7
0
)6
)0
86)
2)9
209.898
85.887
6+.786
2.208
27.570
57.805
)7).857
60+.008
765
570.606
7).87)
6.867
2.5)0
5.9+0
272
50.)80
6.967
89.920
5.268
0
257
800
).689
2.29)
20,+
27,6
58,7
+,0
57,5
58,9
27,7
5+,7
58,6
58,8
6+,0
+,0
8,+
),+
9,2
20,0
58,0
2),8
8,6
0
7,0
57,0
8,+
+,2
"otal 80.267 5.262.8)
6
20,7 8).720 5.6)8.)66 20,+ 88.02+ 5.)62.85) 25,5
0umber < Badan Pusat 0tatistik 2005
3et < !P ? luas panen (ha)
Prod ? Produksi ("on)
Prt, ? Produkti,itas ("on per ha)
Desa ;ibodas merupakan salah satu desa di 3eamatan !embang yang
merupakan pusat produksi yang menyediakan pasokan brokoli untuk supermarket,
pasar induk, dan pasar eeran terutama yang berlokasi di 'akarta dan Bandung.
"anaman brokoli merupakan salah satu tanaman sayuran yang paling banyak
4
diproduksi di Desa ;ibodas. 4al ini dapat dilihat dari besarnya jumlah lahan
pertanian brokoli dibandigkan dengan komoditas pertanian lainnya seperti jagung,
kedelai, dan kembang kol.
Tabel %. Luas Tana& Panen Produksi dan 'ata-rata Produksi "ubis
(enurut "eca&atan Tahun 200)
$o 3eamatan !uas
"anam
(ha)
!uas Panen
(ha)
Produksi
("on)
&ata/rata
Produksi ("on
per ha)
5
2
6
)
7
8
9
8
+
50
55
52
56
5)
57
58
59
58
5+
20
25
;i%idey
&anabali
Pasirjambu
;imaung
Pangalengan
3ertasari
Paet
Ibun
Paseh
;ikanung
;ililin
0indangkerta
=ununghalu
&ongga
;ileunyi
;ilengkrang
;imenyan
!embang
Parongpong
;isarua
$gamprah
80
85
582
)0
7.7))
5.8)+
88
20
)9
20
59
9)
29
)
2
)05
580
299
+0
506
2+
85
89
579
69
8.27+
5.8)6
77
26
77
58
57
86
28
6
2
685
580
202
89
505
2)
22.802
62.)8)
79.)95
56.)77
2.2+7.86)
7+2.0+)
5+.)85
8.)58
5+.696
).)88
).7+0
28.598
8.287
5.56+
879
528.)52
88.827
96.800
62.760
69.597
9.200
696,8
696,57
688,08
686,87
688,99
680,00
676,8)
687,8)
672,2)
2)+,22
608,00
657,)0
659,88
69+,89
628,70
670,59
690,5)
686,68
696,+5
688,08
600,00
Total 8.915 9.543 3.467.880 363
0umber < Dinas Pertanian "anaman Pangan 3abupaten Bandung
!uasnya lahan pertanian brokoli di Desa ;ibodas menunjukkan bah%a
pertanian komoditas brokoli lebih disukai oleh petani setempat dan merupakan salah
satu produk unggulan daerah.
Tabel $. Luas lahan tana&an pertanian *ibodas
$o "anaman !uas (ha)
5
2
6
Padi
'agung
3edelai
/
)
0,7
5
)
7
Brokoli
3embang kol
50
+,8
0umber < Badan Pemberdayaan (asyarakat Desa 3abupaten Bandung Barat 2009
Beberapa alasan produk brokoli banyak ditanam di daerah ;ibodas dan
menjadi salah satu produk unggulan daerah adalah sebagai berikut<
Permintaan "inggi
Permintaan global yang tinggi terhadap produk brokoli ditunjukkan dengan
semakin meningkatnya pendapatan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor
brokoli. 2ntuk pasar domestik sendiri, pasokan dari para petani di Desa ;ibodas
belum bisa menukupi permintaan yang ada. Permintaan produk sayuran dan brokoli
Desa ;ibodas datang dari 28 supermarket di Bandung, 'akarta, 0urabaya, dan
Denpasar. $amun pihak perusahaan pengemasan sayuran di Desa ;ibodas baru bisa
memasok 5+ supermarket. 3etimpangan ini salah satunya disebabkan kurangnya
pasokan sayuran dan brokoli yang memenuhi standar supermarket. Dari 2000 kg
produksi per hari brokoli Desa ;ibodas, hanya )00/700 kg yang bisa memasuki pasar
supermarket. 3urangnya pasokan ini salah satunya disebabkan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran petani tentang keamanan pangan (sayuran) dan
kurangnya kemauan petani untuk melakukan kemitraaan dengan perusahaan
pengemasan sayuran. 0ebagian petani brokoli di Desa ;ibodas tidak mau terikat
dengan perusahaan pengemasan karena petani tersebut tidak mau banyak diatur
dalam melakukan kegiatan budidaya.
3esesuaian 3ondisi .lam
Brokoli adalah salah satu tanaman dataran tinggi yang hidup pada ketinggian
870/2000 dpl dengan suhu 58/26@; (http+,,---.&inggupagi.co&). 3arakteristik
tersebut sangat sesuai dengan kondisi alam Desa ;ibodas yang memiliki ketinggian
5280 mdpl, suhu rata/rata harian 5+/22 @;.
(asa Panen &elati- 0ingkat
(asa panen brokoli yang relati- singkat yaitu hanya A6 bulan sejak
penyemaian juga merupakan salah satu alasan banyaknya petani di Desa ;ibodas
yang menanam brokoli (http+,,---.&inggupagi.co&). 4al ini juga terkait dengan
6
karakteristik petani keil yang membutuhkan uang tunai dalam %aktu yang relati-
singkat.
Budidaya 0ederhana
Berdasarkan hasil %a%anara, budidaya brokoli relati- lebih mudah daripada
komoditas lain yang biasanya di budidayakan di daerah tersebut seperti abe,
stroberi, horinso, dan tomat. Pemeliharaan brokoli lebih sederhana dalam hal
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pera%atan selama budidaya, dan
penggunaan obat/obatan kimia. Pera%atan berupa pemotongan tunas daun muda
ukup dilakukan dua kali dalam satu musim tanam. Penyemprotan hama dan
penyakit hanya dilakukan apabila munul gangguan hama dan penyakit tanaman.
Dalam satu musim tanam, maksimal penyemprotan dilakukan satu kali. 0edikitnya
serangan hama dan penyakit ini salah satunya disebabkan oleh sayuran brokoli yang
tergolong baru dikembangkan di Desa ;ibodas.
Bluktuasi 4arga &elati- 3eil
Berdasarkan hasil %a%anara dengan petani, tengkulak, pengemas, dan
pedagang eeran, harga jual komoditas brokoli relati- stabil. 4al ini disebabkan
karena brokoli adalah sayuran yang belum terlalu memasyarakat sehingga produksi
dari daerah lain juga masih terbatas. 4arga brokoli di tingkat petani berkisar antara
&p. 5700,00 sampai dengan &p. )000,00.
(odal &elati- 3eil
Budidaya komoditas brokoli tidak membutuhkan teknologi khusus sehingga
tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Permodalan hanya dibutuhkan untuk
pembelian plastik mulsa, benih, pupuk, dan obat/obatan. Penggunaan obat/obatan
yang relati- sedikit daripada komoditas lainnya merupakan salah satu -aktor yang
menyebabkan penggunaan modal untuk produksi brokoli relati- keil. Dalam satu
kali musim tanam, penyemprotan hama dan penyakit dilakukan maksimal satu kali.
0elain beberapa keunggulan penanaman komoditas brokoli di atas,
keharmonisan hubungan setiap subsistem agribisnis dari petani hingga subsistem
pendukung juga merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk dapat menapai
7
keberhasilan produk brokoli sebagai produk unggulan Desa ;ibodas. 1leh karena
itu, untuk mengetahui kelengkapan dan keharmonisan sistem agribisnis di Desa
;ibodas, maka perlu dilakukan analisis sistem agribisnis tanaman brokoli di Desa
;ibodas sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada dalam sistem agribisnis
brokoli.
Peruu!an "a!ala#
Desa ;ibodas merupakan salah satu desa di keamatan !embang yang
menjadi sentra produksi sayuran khususnya brokoli. Desa ;ibodas telah memasok
brokoli terutama ke supermarket yang berlokasi di 'akarta dan Bandung. Permintaan
akan brokoli yang terus meningkat tidak hanya berasal dari 'akarta dan Bandung
tetapi juga di kota/kota lain di Indonesia seperti ;ipanas, (alang, dan Denpasar.
.danya peluang pasar brokoli yang terus bertambah menjadikan usahatani brokoli di
Desa ;ibodas ukup berpotensi untuk dikembangkan.
2ntuk mengembangkan pertanian brokoli di Desa ;ibodas tentunya tidak
terlepas dari sistem agribisnis yang melingkupi komoditas brokoli tersebut. 0istem
agribisnis komoditas brokoli terdiri dari beberapa subsistem mulai dari subsistem
input, subsistem usahatani, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran, dan
subsistem penunjang. Permasalahan dan kendala yang terjadi di salah satu subsistem
akan mempengaruhi keberlangsungan subsistem lainnya. 2ntuk mengembangkan
sistem agribisnis komoditas brokoli di Desa ;ibodas, perlu adanya identi-ikasi dan
analisis potensi, permasalahan, dan kendala dari masing/masing subsistem agribisnis
brokoli sehingga dapat diketahui permasalahan yang munul dari tiap subsistem.
Dengan mengetahui permasalahan, kendala, dan potensi yang ada dari tiap
subsistem, akan didapatkan alternati- pemeahan masalah tersebut berupa program
pengembangan agribisnis di Desa ;ibodas, khususnya untuk komoditas brokoli.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
diidenti-ikasi dan dianalisis adalah <
1. Bagaimana sistem agribisnis komoditas brokoli yang ada di Desa ;ibodasC
2. Permasalahan apa yang ada di dalam sistem agribisnis brokoli di Desa ;ibodasC
3. Program apa yang dapat dilakukan untuk membantu memeahkan permasalahan
dalam sistem agribisnis brokoli di Desa ;ibodasC
8
Tu$uan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk <
1. (engidenti-ikasi sistem agribisnis komoditas brokoli yang ada di Desa
;ibodas.
2. (engidenti-ikasi permasalahan yang ada dalam sistem agribisnis brokoli di
Desa ;ibodas.
3. (erumuskan program dan memaparkan pelaksanaan program pengembangan
sistem agribisnis brokoli di Desa ;ibodas.
"an%aat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat berman-aat bagi semua pihak,
diantaranya<
1. Dapat menjadi bahan in-ormasi dan masukan bagi pihak yang akan
melakukan pengembangan Desa ;ibodas, misalnya pihak !0(, akademisi,
dan pemerintah.
2. (ahasis%a dapat mengetahui permasalahan pertanian yang ada di Desa
;ibodas.
3. (emperkaya re-erensi mahasis%a tentang dunia pertanian.
4. Pelaksanaan program pengembangan agribisnis brokoli diharapkan mampu
membantu mengatasi permasalahan yang terdapat dalam sistem agribisnis
brokoli Desa ;ibodas dan membantu pelaksanaan pembangunan Desa
;ibodas seara umum.
5. (emberikan gambaran kepada masyarakat luas tentang sistem agribisnis
brokoli di Desa ;ibodas sehingga bisa dijadikan re-erensi pengembangan
sistem agribisnis brokoli khususnya dan komoditas sayuran umumnya di
daerah masing/masing.
9
"ET&DE PEN'U"PULAN DATA
(uang L)ngku* Penel)t)an
Penelitian yang dilaksanakan di lokasi sasana karya adalah terkait dengan
komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk dikembangkan. 3omoditas yang
menjadi topik bahasan dalam makalah ini adalah brokoli. &uang lingkup penelitian
meliputi analisis sistem agribisnis brokoli mulai dari subsistem input, budidaya,
pengolahan, pemasaran, dan subsistem penunjang. Dari hasil analisis ini akan
diperoleh berbagai in-omasi terkait dengan peluang maupun kendala dalam
pengembangan sistem agribisnis brokoli. Diharapkan melalui berbagai program yang
dilaksanakan dapat membantu mengatasi masalah yang ada sehingga dapat
menghasilkan suatu sistem agribisnis brokoli yang lengkap dan harmonis.
Loka!) +an ,aktu 'la+)kar-a
3egiatan gladikarya ini dilaksanakan di Desa ;ibodas, 3eamatan !embang,
3abupaten Bandung Barat. Daktu pelaksanaan gladikarya adalah tanggal 2 'uli 2008
sampai dengan tanggal 58 .gustus 2008.
Data +an .u/er Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan %a%anara langsung (inter!ie-) dengan
pelaku agribisnis dan masyarakat setempat. Pihak/pihak yang menjadi narasumber
kami diantaranya perangkat desa, petani di Desa ;ibodas, tengkulak sayuran, pemilik
10
dan karya%an perusahaan pengemasan sayuran, ketua dan anggota 3elompok "ani
(ekar "ani 'aya, dan Petugas Penyuluh !apang (PP!) Desa ;ibodas dan PP!
3eamatan !embang. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang diperoleh
dari buku, skripsi, serta artikel koran dan internet. 0umber/sumber data sekunder yang
kami gunakan diantaranya adalah buku Budidaya Brokoli oleh &ukmana, skripsi
.nalisis 2saha "ani Brokoli Desa ;ibodas oleh Pasaribu, Data Pengembangan Desa
;ibodas dari pihak Desa ;ibodas, Data Pengembangan 3eamatan !embang dari
pihak 3eamatan !embang, Data Pengembangan 3abupaten Bandung Barat, dan
beberapa situs internet seperti bps.go.id bi.go.id -ikipedia.co& dan
&inggupagi.co&.
"eto+e Pengu*ulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode %a%anara langsung
dengan teknik sno-ball. "eknik sno-ball adalah teknik %a%anara dimanana pihak
yang di%a%anarai merupakan pihak yang direkomendasikan oleh pihak lain yang
telah di%a%anarai. Da%anara dilakukan dengan berbagai pihak yang terkait dengan
topik bahasan diantaranya adalah petani Desa ;ibodas, tengkulak sayuran, perusahaan
pengemasan sayuran, penyuluh pertanian, ketua dan anggota kelompok tani (ekar
"ani 'aya, dan pihak pemerintah Desa ;ibodas. Data sekunder diperoleh melalui studi
pustaka dan searching melalui internet dan koran. Data tentang kondisi %ilayah dan
renana pengembangan %ilayah kami dapatkan dari pihak pemerintahan, buku tentang
budidaya brokoli kami dapatkan dari perpustakaan, dan skripsi tentang usaha tani
brokoli Desa ;ibodas kami dapatkan dari perpustakaan Desa ;ibodas. 0itus internet
yang banyak menjadi sumber data kami terutama data produksi brokoli adalah
bps.go.id dan bi.go.id.
11
'A"BA(AN U"U" P&TEN.0 DE.A 10B&DA.
2E1A"ATAN LE"BAN'
'a/aran Uu De!a 1)/o+a!
Desa ;ibodas merupakan salah satu desa yang terletak di %ilayah 3eamatan
!embang, 3abupaten Bandung Barat, Propinsi 'a%a Barat. 0eara administrati-,
Desa ;ibodas terbagi menjadi 59 &D dan 8) &" dengan batas administrati- desa
sebagai berikut< sebelah utara berbatasan dengan desa DangunharjaE sebelah selatan
berbatasan dengan keamatan ;imenyanE sebelah barat berbatasan dengan desa
!angensariE dan sebelah timur berbatasan dengan Desa 0untenjaya.
0eara geogra-is, desa ini terletak di ka%asan pegunungan sebelah utara
Bandung dengan jarak ke pusat pemerintahan yang ukup strategis (dapat dilihat
pada tabel 7).
Tabel ). .rbitasi /esa *ibodas ke pusat pe&erintahan
$
o
Pusat Pemerintahan 'arak (3m)
5 Pusat Pemerintahan 3eamatan 8
2 Ibukota 3abupaten 70
6 Ibukota Propinsi 27
) Ibukota $egara 600
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
.ksesibilitas masyarakat ke pusat/pusat pemerintahan tersebut dapat
dikatakan lanar dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum baik
roda empat maupun roda dua. 3eadaan tersebut menjadikan desa ini sangat
berpeluang untuk menerima berbagai in-ormasi, terutama yang berkaitan dengan
upaya meningkatkan kualitas pertanian.
.u/er Da-a Ala
Desa ;ibodas termasuk dataran tinggi karena memiliki ketinggian tempat
5280 meter di atas permukaan laut (dpl). ;urah hujan di Desa ;ibodas ukup tinggi,
yaitu 599,7 mmFtahun dalam tujuh bulan selama satu tahun dengan suhu udara rata/
rata 5+/22 derajat ;elsius. 0uhu minimum di daerah ini 59,6 derajat ;elsius dengan
kelembaban relati- 88 G dan penyinaran 52/5) jamFhari.
12
Tabel 0. "eadaan #kli& /esa *ibodas
;urah hujan 599 mmFtahun
'umlah bulan rata/rata hujan 9 bulan
0uhu rata/rata harian 5+/22 elius
"inggi tempat 5280 mdl
Bentang %ilayah Datar
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
.u/er Da-a "anu!)a
Penduduk Desa ;ibodas yang teratat pada pro-il desa tahun 2009 berjumlah
+99+ orang yang terdiri dari )+52 laki/laki dan )889 perempuan. Desa ;ibodas
memiliki kepadatan penduduk sekitar +57 orang per km

persegi, yang berarti bah%a
setiap 5 km persegi %ilayah Desa ;ibodas dihuni oleh +57 orang. .pabila jumlah
penduduk kurang dari 700 orang per km persegi maka termasuk dalam kategori
renggang. 'ika jumlah penduduk antara 700/5000 orang per km persegi, maka
termasuk dalam kategori sedang, dan jika jumlah penduduk lebih dari 5000 orang per
km persegi maka termasuk kategori padat. (engau pada kriteria tersebut maka
Desa ;ibodas termasuk ke dalam kategori yang mempunyai tingkat kepadatan
sedang.
3epadatan penduduk Desa ;ibodas yang berada pada tingkat sedang dapat
menunjukkan bah%a Desa ;ibodas memiliki potensi tenaga kerja yang bisa
diman-aatkan khususnya dalam kegiatan pertanian. 0elain itu penduduk yang tidak
terlalu padat berimplikasi pada peluang penggunaan lahan yang dapat dialokasikan
untuk kegiatan pertanian. 'umlah penduduk Desa ;ibodas dapat dilihat dari tabel
berikut <
Tabel 1. 2u&lah Penduduk /esa *ibodas
'umlah penduduk total +99+
'umlah laki/laki )+52
'umlah perempuan )889
'umlah kepala keluarga 2+)+
'umlah perempuan yang menjadi kepala keluarga 587
3epadatan penduduk per kilometer persegi +57
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
13
(ata penaharian penduduk merupakan salah satu aspek penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu desa. (ata penaharian penduduk Desa ;ibodas
meliputi berbagai sektor, yaitu sektor pertanian, perdagangan, industri keil, dan jasa.
0ektor pertanian masih menjadi mata penaharian utama bagi sebagian besar
penduduk Desa ;ibodas (dapat dilihat pada tabel 8).
Tabel 3. "o&posisi Penduduk /esa *ibodas Berdasarkan (ata Pencaharian
(ata penaharian 'umlah orang (orang) Pendapatan per bulan (rupiah)
Petani 770 5.700.000
Buruh tani 5200 670.000
3ehutanan 8 5.700.000
BuruhFs%asta )60 )97.000
Pega%ai $egeri
0ipil
88 2.000.000
Peternak 650 5.000.000
(ontir 50 5.000.000
Penginapan 7 5.200.000
"$IFPolri 2 2.000.000
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
.arana +an Pra!arana 3.u/er 4 Pro%)l De!a 1)/o+a! 50076
a. 0arana dan Prasarana "ransportasi
0arana transportasi yang berkembang di Desa ;ibodas yaitu sarana
transportasi darat. 0arana yang tersedia berupa jalan aspal, jembatan di dalam desa,
jembatan antar desa atau antar keamatan, pangkalan ojek, dan kendaraan umum.
Panjang jalan yang diaspal di Desa ;ibodas sekitar 8 km. 'umlah jembatan yang
terdapat di Desa ;ibodas sebanyak tiga buah dan jembatan yang menghubungkan
antara Desa ;ibodas dengan desa lain adalah sebanyak tiga jembatan. 0arana
transportasi utama di Desa ;ibodas adalah ojek dan odong-odong (angkutan
pedesaan). 'umlah pangkalan ojek yang ada di Desa adalah sebanyak 50 pangkalan.
.ngkutan pedesaan yang menghubungkan Desa 0untenjaya dan 3eamatan
!embang mele%ati Desa ;ibodas setiap 60 menit sekali.
b. 0arana dan Prasarana 3omunikasi
0arana dan prasarana komunikasi yang terdapat di Desa ;ibodas yaitu
telepon, media komunikasi elektronik seperti tele,isi dan radio, dan internet (di
kelompok tani (ekar "ani 'aya).
14
. 0arana dan Prasarana .ir Bersih
.ir bersih yang digunakan oleh Desa ;ibodas berasal dari 7 mata air. 0umber
mata air ini berada di pegunungan yang mengelilingi Desa ;ibodas. (ata air ini
disalurkan ke Desa ;ibodas dengan menggunakan saluran air yang dibangun seara
s%adaya oleh masyarakat. 'umlah keluarga yang menggunakan sarana tersebut yaitu
sebanyak 2.+)+ keluarga.
d. Prasarana dan .dministrasi Desa dan Pemerintahan
Desa ;ibodas memiliki kelengkapan yang baik dalam prasarana dan
administrasi desa. Desa ;ibodas memiliki Balai Desa, kantor BPD, kantor P33,
kantor &D di setiap &D, dan kendaraan dinas yang kesemuanya tera%at dengan
baik. .dministrasi yang dimiliki pemerintah Desa ;ibodas yaitu administrasi umum,
buku data perangkap desa, administrasi keuangan, administrasi penduduk,
administrasi pembangunan, dan administrasi BPD.
e. Prasarana Peribadatan
(ayoritas penduduk di Desa ;ibodas adalah muslim sehingga prasarana
peribadatan yang ada di Desa ;ibodas adalah dalam bentuk bangunan masjid
sebanyak 20 buah dan mushala berjumlah 50 buah. Pemerintah Desa ;ibodas
menanangkan program satu &D satu masjid. Program ini telah berjalan sehingga
masjid dapat ditemukan dengan mudah di Desa ;ibodas. 0elain masjid, di setiap &D
juga dibangun madrasah untuk tempat pendidikan agama Islam.
-. Prasarana 1lahraga
Prasarana olahraga yang berada di Desa ;ibodas berupa lapangan bulu
tangkis sebanyak 8 buah, meja tenis meja sebanyak 8 buah, lapangan ,oli sebanyak
5) buah, lapangan sepak bola sebanyak 5 buah, dan kolam renang sebanyak 5 buah.
g. 0arana dan Prasarana 3esehatan
Prasarana kesehatan yang dimiliki Desa ;ibodas yaitu Puskesmas, Balai
Pengobatan, &umah Bersalin, tempat praktek bidan, Posyandu (59 buah), dan
Posyandu Purnama (58 buah). 0edangkan sarana kesehatan yang dimiliki Desa
;ibodas yaitu seorang pera%at, dua orang bidan desa, dan dua orang dukun terlatih.
h. Prasarana !ingkungan
15
'umlah septic tank yang dimiliki Desa ;ibodas sebanyak 2650 unit.
i. Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan yang terdapat di Desa ;ibodas sudah ukup baik.
Bangunan sekolah sudah ada sampai tingkat 0!"P. 0ebelumnya hanya memiliki
prasarana sekolah sampai tingkat 0D. Prasarana lain yang terdapat di desa yaitu "P.,
"3, pondok pesantren, lembaga pendidikan agama, dan perpustakaan.
j. Prasarana Penerangan
!istrik P!$ di Desa ;ibodas sudah digunakan oleh 2270 rumah tangga.
k. 0umber Bahan Bakar Penduduk
Berdasarkan data Desa tahun 2009, bahan bakar yang digunakan penduduk
yaitu minyak tanah dan kayu bakar. Pada saat ini, gas juga sudah banyak digunakan
oleh penduduk terutama setelah adanya bantuan kompor gas dari pemerintah kepada
penduduk desa dan adanya kebijakan kon,ersi minyak tanah.
Poten!) Agr)/)!n)!
Desa ;ibodas termasuk dataran tinggi karena memilki ketinggian tempat
5280 meter di atas permukaan laut (dpl). Berbagai jenis sayuran terutama sayuran
dataran tinggi yang berasal dari daerah bermusim dingin dapat tumbuh dengan baik
di desa ini. Dilihat dari kondisi topogra-i dan iklim serta ditunjang oleh letak
geogra-isnya, lokasi di daerah ini ook untuk dijadikan tempat pengembangan usaha
pertanian hortikultura, termasuk brokoli. !uas %ilayah keseluruhan Desa ;ibodas
adalah 5.296,)) ha dengan penggunaan lahan terbesar untuk pertanian. !ahan yang
digunakan untuk pertanian lahan kering seperti kebun dan tegalan seluas 760,80 ha
atau )5,89 G dari luas keseluruhan desa (tabel +). 0ebagian %ilayah desa dikelilingi
oleh lahan kehutanan dan hutan lindung. !ahan kering yang subur dengan ketinggian
dan suhu dingin yang dimilki oleh Desa ;ibodas sangat ook untuk usahatani
sayuran dataran tinggi.
16
Tabel 4. Luas dan Penggunaan Lahan di /esa *ibodas
Pakarangan, bangunan, dan halaman 75 ha
"egalanFlading 760,)7 ha
Pemukiman 5),6 ha
3olamFempang 6 ha
"anah kas desa 2,)+ ha
Perkantoran pemerintah 0,2 ha
4utan !indung 655 ha
4utan Produksi 675 ha
Lua! +e!a ke!eluru#an 1573744 #a
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
Potensi agribisnis di Desa ;ibodas dapat terlihat dari beberapa bidang
pertanian yaitu <
1. Pertanian Pangan
3omoditas pertanian pangan yang banyak dibudidayakan di Desa ;ibodas
merupakan sayuran dataran tinggi. 0ayuran ini banyak dipilih karena
kesesuaian kondisi lingkungan untuk budidaya sayuran jenis ini. 3omoditas
sayuran yang banyak dibudidayakan di Desa ;ibodas berdasarkan luas
lahannya dapat dilihat di "abel 50.
Tabel 10. Luas Lahan dan Produksi Pertanian Pangan *ibodas
3omoditas !uas lahan yang digunakan
(ha)
Produksi ("on per ha)
'agung ) )
3aang
kedelai
0.7 5,7
2bi jalar 0.)2 6
;abe 8.98 55,87
"omat 6.88 87,7
0a%i 2.2+ 65
3entang 5.85 6)
(entimun 2.7 62
Bunis 6 8
Brokoli 50 57
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
17
2. Buah/buahan
3omoditas buah/buahan dibudidayakan di Desa ;ibodas dalam jumlah yang
terbatas. Pisang dan stra%berry merupakan komoditas buah/buahan yang
banyak dibudidayakan di Desa ;ibodas. komoditas buah/buahan yang banyak
dibudidayakan di Desa ;ibodas dapat dilihat di "abel 55.
Tabel 11. Luas Lahan dan Produksi Buah-buahan
3omoditas !uas !ahan yang Digunakan
(ha)
Produksi ("on per ha)
.lpukat 0,7 50
Pisang 50 80
0tra%bery 9 5
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
3. "anaman 4ias
3ondisi iklim di Desa ;ibodas mendukung bagi pengembangan usaha
tanaman hias. Pengusahaan tanaman hias tidak terlalu banyak jika dilihat dari
luas lahan yang digunakan. $amun terdapat satu perusahaan tanaman hias
yang sudah ukup berkembang di Desa ;ibodas yaitu perusahaan "anaman
0abrina. 3aktus dan anggrek merupakan komoditas tanaman hias yang
mendominasi budidaya tanaman hias di Desa ;ibodas ("abel 52).
Tabel 12. Luas Lahan dan Produksi Tana&an 5ias
3omoditas !uas !ahan yang Digunakan
(ha)
Produksi ( "angkai per hektar)
.nggrek 0,8 59.000
=arbera 0,78 59.000
3risan 0,78 5+.000
3aktus 0,+ 57.000
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
4. Peternakan
18
0api perah adalah komoditas peternakan utama di Desa ;ibodas. 3omoditas
ini berkembang setelah berdirinya 3operasi 3elompok Peternak 0api
Bandung 2tara (3P0B2) yang menampung dan memasarkan susu dari
peternak. 3omoditas ini berpusat di &D 9 karena kondisi %ilayah yang sangat
mendukung ketersediaan pakan hijauan.
Tabel 1%. 2enis dan populasi ternak
2oo+)ta! 8ula# 3Ekor6
0api 5.602
.yam 2.088
3uda 52
3ambing 5.798
3elini 780
4amster 5.260
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
Produk peternakan yang paling banyak dihasilkan di Desa ;ibodas adalah
susu sapi ("abel 5)). 0usu yang dihasilkan di ;ibodas semuanya disalurkan
ke penampungan susu 3P0B2 yang terletak di &D 2.
Tabel 1$. 2enis dan Produksi peternakan
8en)! *ro+uk Pro+uk!)
0usu 6.0)6.)58 literFtahun
"elur ).+00 kgFtahun
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
0elain digunakan untuk mengusahakan ternak dan menghasilkan produk
peternakan seperti susu dan telur, lahan yang ada di Desa ;ibodas juga
digunakan untuk tanaman pakan ternak dengan luas menapai 68,+ ha.
5. Perikanan
Dalam bidang perikanan, di Desa ;ibodas hanya terdapat empang atau kolam
dengan luas 6 ha yang kebanyakan diusahakan sebagai tempat pemaningan.
6. 3ehutanan
19
!ahan Desa ;ibodas yang digunakan untuk sektor kehutanan berada di
pegunungan yang terletak di pinggiran Desa ;ibodas. 4utan yang berada di
Desa ;ibodas sebagian besar dimiliki oleh Departemen 3ehutanan ("abel 57).
Tabel 1). Luas Lahan "ehutanan
(ilik $egara 5+ ha
(ilik masyarakat adat 278 ha
!ahan guntai 67 ha
Perhutani 675 ha
Total 661 #a
0umber < Pro-il Desa ;ibodas (2009)
7. !ahan kritis yang ada di Desa ;ibodas sekitar 20 hektar.
8. 0umber Daya .ir
0umber air desa yang digunakan Desa ;ibodas berasal dari 7 buah mata air
dengan debit air 27.000 liter per detik. 0umber air ini digunakan oleh 2.+)+
kepala keluarga dengan disalurkan melalui pipa/pipa. Desa ;ibodas juga
memiliki dua buah sungai, yaitu sungai ;ikapundung dan ;ia%iruka
(kondisinya baik namun keruh) yang dapat diman-atkan untuk kegiatan
pertanian. 0elain itu, Desa ;ibodas memiliki satu sumber mata air panas yang
digunakan untuk obyek %isata.
"a!ala# Penge/angan Agr)/)!n)!
Dalam pengembangan sistem agribisnis komoditas brokoli di Desa ;ibodas
sudah ukup didukung olah sarana dan prasarana yang tersedia di Desa ;ibodas. 4al
ini dapat dilihat dari berbagai sarana seperti lahan, sumber daya air untuk pengairan,
dan sarana transportasi yang dapat mendukung kelanaran dalam pengembangan
sistem agribisnis brokoli.
Permasalahan dalam pengembangan agribisnis brokoli yang terjadi berkaitan
dengan lahan pertanian yang semakin sempit. 4al ini terjadi akibat banyak terjadi
kon,ersi lahan di Desa ;ibodas menjadi pemukiman atau ,illa oleh masyarakat kota.
0elain itu mayoritas petani di Desa ;ibodas adalah sebagai buruh tani dan hanya
20
sedikit yang berstatus lahan milik. 3ondisi ini menyebabkan petani hanya terbatas
sebagai pekerja, sehingga akan sulit dalam melakukan pengembangan sistem
agribinis. Permasalahan lain adalah kurang maksimalnya peran lembaga peminjam
modal di Desa ;ibodas baik itu bank perkreditan maupun lembaga simpan pinjam.
0elain masalah/masalah di atas, masalah lain yang menjadi kendala
pengembangan masyarakat Desa ;ibodas adalah adanya kejenuhan terhadap
program/program pelatihan. Di Desa ;ibodas pelatihan/pelatihan pengembangan
masyarakat pertanian sangat sering dilakukan, sehingga masyarakat biasanya bosan
dengan program pertanian yang biasa. 4al ini menjadi tantangan kami untuk bisa
merumuskan program pengembangan pertanian yang ino,ati- sehingga bisa menarik
minat masyarakat. (asalah selanjutnya adalah adanya kesulitan untuk
mengumpulkan masyarakat. 4al ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Desa
;ibodas bekerja di bidang pertanian sehingga %aktu yang senggang yang dimiliki
hanya malam hari. 0ementara itu, biasanya petani menggunakan %aktu malamnya
untuk beristirahat. 0elain karena lelah setelah bekerja seharian, udara dingin di Desa
;ibodas menjadikan sebagian masyarakat Desa ;ibodas malas untuk keluar malam/
malam.
21
.0.TE" A'(0B0.N0. 2&"&D0TA. B(&2&L0
Brokoli merupakan komoditas pertanian yang belum lama dikembangkan di
Desa ;ibodas. Budidaya brokoli marak dikembangkan di Desa ;ibodas dalam kurun
%aktu satu tahun terakhir. Perkembangan ini salah satunya disebabkan permintaan
brokoli yang terus mengalami kenaikan dan kesesuaian kondisi lingkungan Desa
;ibodas untuk budidaya brokoli. Pemakaian lahan pertanian untuk budidaya brokoli
di Desa ;ibodas pada tahun 2009 telah menapai 50 hektar lahan. Pemakaian lahan
ini merupakan yang terluas jika dibandingkan dengan komoditas pertanian lain yang
dibudidayakan di Desa ;ibodas.
0istem agribisnis brokoli di Desa ;ibodas merupakan sistem yang telah
berjalan dengan seimbang. 0istem agribisnis ini terdiri dari subsistem pengadaan
input produksi, subsistem budidaya brokoli, subsistem pengolahan brokoli, subsistem
pemasaran brokoli, dan sub sistem penunjang. 0ubsistem pengadaan input terdiri dari
pengadaan sarana produksi seperti plastik mulsa, pol6bag, pupuk kandang, pupuk
anorganik (2rea, H., $P3, "0P), obat/obatan untuk hama dan penyakit, benih (biji
brokoli), dan benih brokoli siap tanam. 0elain itu, subsistem ini juga terdiri dari
usaha penangkaran benih brokoli yang merupakan pengembangan dari input/input
sebelumnya. 0ubsistem budidaya seara umum terdiri dari usaha budidaya brokoli
yang pelakunya terdiri dari beberapa maam karakteristik, yaitu petani biasa, petani
mitra, dan kelompok tani. 0ubsistem pengolahan brokoli di Desa ;ibodas sebagian
besar hanya terbatas pada proses sortir dan pengemasan yang disesuaikan dengan
pasar yang dituju. Pemasaran produk brokoli Desa ;ibodas seara umum dapat
dibagi menjadi dua tujuan pasar, yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
.u/!)!te 0n*ut Pro+uk!)
Input produksi yang umumnya digunakan oleh petani brokoli dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu input benih (biji) brokoli, input
sarana produksi brokoli, input pupuk dan obat/obatan untuk brokoli, dan input benih
brokoli siap tanam.
22
0n*ut Ben)# 3/)$)6 Brokol)
Benih brokoli yang banyak digunakan di Desa ;ibodas adalah brokoli
,arietas bejo. Di pasaran ,arietas ini memiliki nama dagang 7reen "ing, namun
petani di 3eamatan !embang lebih mengenal ,arietas ini sebagai ,arietas bejo.
Brokoli jenis ini banyak dibudidayakan petani karena<
1. (asa tanam yang ukup singkat, yaitu sekitar 50/55 minggu. !amanya masa
tanam ini dipengaruhi kualitas lahan penanaman, ketersediaan air, hama dan
penyakit, dan yang paling utama adalah permintaan pasar, khususnya untuk
petani yang menjalin kemitraan dengan perusahaan pengemasan sayuran
karena ukuran brokoli yang bisa diterima supermarket biasanya telah
ditentukan.
2. (emiliki ukuran yang ukup besar dan bunga yang padat jika dibandingkan
,arietas lain. &ata/rata untuk satu kilogram brokoli terdiri dari dua sampai
tiga brokoli siap jual. $amun ukuran ini juga harus menyesuaikan permintaan
pasar bagi petani yang tergabung dalam kemitraan perusahaan pengemasan.
3. !ebih tahan penyakit jika dibandingkan dengan ,arietas lainnya.
Benih brokoli ,arietas bejo didapatkan petani dari berbagai sumber,
diantaranya toko pertanian, kelompok tani ("', dan perusahaan kemitraan
(ontohnya =rae). Benih brokoli ,arietas bejo merupakan benih yang berasal dari
"ai%an. Benih ini dijual bebas serta mudah didapatkan di toko/toko pertanian di
Desa ;ibodas dan toko/toko pertanian di 3eamatan !embang.
Pembelian benih yang dilakukan petani di toko pertanian pembayarannya
dilakukan seara langsung, sementara untuk pembelian di kelompok tani biasanya
pembayaran bisa dilakukan dengan kredit atau dilakukan setelah panen. Benih
berupa biji ini perlu diolah terlebih dahulu melalui penyemaian di media pol6bag
atau kantong daun pisang (koker) sebelum ditanam oleh petani di lahan budidaya.
5). Input Benih 0iap "anam
23
Penyediaan benih siap tanam dilakukan oleh penangkar benih brokoli.
Penangkar benih yang ada di Desa ;ibodas dapat dikelompokkan menjadi empat
kelompok besar, yaitu petani yang khusus menangkarkan benih, petani budidaya
yang menangkarkan benihnya sendiri, kelompok tani (ekar "ani 'aya (("'), dan
perusahaan kemitraan (=rae).
Petani yang khusus menangkarkan benih kegiatan usahanya adalah menyemai
biji brokoli sampai dengan umur siap tanam kemudian menjualnya kepada petani/
petani budidaya brokoli. Petani penangkar ini memiliki tingkat risiko harga yang
rendah karena harga jual yang tidak terlalu ber-luktuasi, yaitu sekitar &p 70,00 per
tangkai. $amun, apabila tidak memperhitungkan permintaan terhadap benih brokoli
petani penangkar dapat mengalami keruguian yang sangat besar karena produk yang
tidak bisa dijual. Pembayaran benih siap tanam melalui petani penangkar biasanya
dilakukan seara langsung karena petani penangkar membutuhkan uang pembayaran
tersebut untuk melakukan proses produksi benih selanjutnya.
3elompok kedua adalah kelompok tani (misalnya ("'). 3elompok tani
biasanya menangkarkan benih brokoli untuk anggota/anggotanya. 0istem ini lebih
meringankan petani karena pembayaran benih dapat dilakukan setelah panen. 0elain
itu, kualitas benih yang dihasilkan juga bisa lebih terjamin karena kelompok tani di
;ibodas memiliki hubungan baik dengan PP! dan memiliki kualitas 0D( yang
tinggi. Petani anggota juga lebih senang menggunakan benih dari kelompok taninya
karena keuntungan dari penjualan benih brokoli ini juga akan kembali kepada
anggota.
3elompok ketiga adalah kelompok perusahaan pengemasan sayuran. Di Desa
;ibodas terdapat empat buah rumah kemasan, yaitu perusahaan =rae, kelompok
tani >an-ruit, kelompok tani 0aung 1rganik, dan !embang Bresh. Penerapan sistem
kemitraan yang telah bagus dan kita ambil sebagai ontoh adalah kemitraan yang
dilakukan oleh =rae. =rae adalah perusahaan pengemasan sayuran/sayuran
(termasuk brokoli) di Desa ;ibodas dengan pasar utama supermarket di Bandung,
'akarta, dan 0urabaya. Perusahaan ini memiliki mitra dengan total luas lahannya 80
ha. 0istem kemitraan yang dilakukan adalah pihak =rae menyediakan benih untuk
ditanam petani mitranya kemudian hasil panen petani dibeli kembali oleh pihak
=rae. Pihak =rae juga mengharuskan petani mengikuti aturan =rae dalam hal
24
jumlah brokoli yang boleh ditanam dan ukuran brokoli yang bisa diterima oleh pihak
=rae. Benih brokoli dari =rae diberikan kepada petani dengan jad%al yang telah
memperhitungkan %aktu panen dan jumlah permintaan brokoli.
0elain ketiga sistem di atas, beberapa petani brokoli juga ada yang melakukan
sendiri penangkaran benihnya. 4al ini dilakukan agar biaya produksi dapat ditekan
dan kualitas benih yang dihasilkan dapat terjamin. $amun sistem ini akan
menyebabkan petani harus membagi konsentrasinya dan %aktunya kepada dua jenis
usaha. 4al ini bisa menguntungkan atau justru merugikan apabila manajemen yang
dilakukan oleh petani kurang baik.
2). Proses Penyemaian Benih Brokoli
Biji brokoli memiliki daya tumbuh sekitar 80G. 2ntuk satu hektar lahan
diperlukan sekitar 500/270 gram biji brokoli atau 57 bungkus biji brokoli. 2ntuk
lahan seluas 900 meter persegi dibutuhkan satu bungkus biji brokoli. Benih (biji)
tersebut perlu disemaikan terlebih dahulu pada bedengan persemaian ataupun dalam
bumbung yang terbuat dari daun pisang maupun pol6bag keil ukuran diameter 9/8
m dan tinggi 50 m. !ahan untuk persemaian, tanahnya diolah sedalam 60 m,
kemudian dibuat bedengan/bedengan selebar 550/520 m yang memanjang ke arah
utara dan selatan. .rah bedengan ini disesuaikan dengan arah matahari sehingga
kebutuhan sinar matahari tanaman terukupi dan merata. 0ambil menggemburkan
tanah, pupuk kandang yang telah matang dan halus ditambahkan. 3omposisi media
semai yang digunakan adalah ampuran tanah dengan dengan pupuk kandang pada
perbandingan 2<5 atau 5<5.
;ara lain adalah menyemai dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun
pisang ataupun daun kelapa. ;ara penyiapan media semainya adalah dengan
membuat bumbung (koker) setinggi kurang lebih 7 m dengan diameter )/7 m serta
dialasi bagian dasarnya dengan lembaran daun dengan ukuran yang sama. 3emudian
tiap bumbung diisi media semai hingga +0G. (edia semai ini merupakan ampuran
tanah halus dan pupuk kandang matang dengan perbandingan 2<5 atau 5<5.
0ebelum disemai, benih brokoli sebaiknya direndam dulu dalam air dingin
selama kurang lebih 52 jam. 0etelah itu benih ditiriskan di tempat terbuka selama
kurang lebih 52 jam. "ujuan perlakuan ini agar benih epat berkeambah dan
25
pertumbuhannya seragam. Benih yang telah melalui perlakuan di atas, dapat disemai
langsung di atas bedengan persemaian, dalam bumbung (koker), atau pol6bag keil
yang telah disiapkan sebelumnya. Penyemaian dapat dilakukan dengan dua ara,
yaitu disebar merata dan menurut barisan sedalam 0,7/5,0 m. 0etelah benih disebar
(disemai), biasanya )/7 hari kemudian sudah tumbuh menjadi benih keil. Pada umur
50/57 hari setelah sebar benih, benih yang telah berdaun 5/2 helai dapat segera
disapih ke dalam bumbung ataupun pol6bag. 3euntungan menyemai benih langsung
ke dalam bumbung atau pol6bag keil adalah dapat mengurangi terhentinya
pertubuhan dan kerusakan akar benih se%aktu dipindahkan ke kebun. Benih brokoli
yang siap ditanam ke kebun adalah benih yang telah berdaun 6/) helai (berumur
kurang lebih dua sampai tiga minggu). 0elama benih di persemaian, perlu dipelihara
dengan baik terutama dalam hal penyiraman. Penyiraman dilakukan seara rutin 5/2
kali sehari.
0n*ut .arana Pro+uk!) Pertan)an
0arana produksi brokoli yang paling utama pada saat ini adalah plastik mulsa.
Plastik mulsa ini digunakan untuk menge-isienkan penggunaan pupuk, menghambat
pertumbuhan gulma, dan mengurangi penguapan sehingga penyiraman yang
dilakukan dapat dikurangi. Plastik ini dapat digunakan dalam jangka %aktu satu
tahun atau tiga kali musim tanam. $amun yang menjadi permasalahan adalah harga
mulsa yang ukup mahal, yaitu &p 700.000,00 per gulung dan modal untuk bertani
brokoli dengan menggunakan mulsa harus banyak di a%al budidaya. (odal yang
ukup besar di a%al ini menjadikan kendala bagi petani untuk melakukan budidaya.
0arana lain yang ukup penting dan menghabiskan banyak biaya serta merupakan
,ariabel biaya adalah pol6bag untuk pembenihan. $amun penggunaan pol6bag mulai
digantikan oleh bahan/bahan alami dan murah misalnya daun pisang.
Dalam melaksanakan usahatani brokoli, petani membutuhkan alat/alat
pertanian seperti angkul, kored, sprayer, drum, dan ember. Berdasarkan %a%anara
dengan petani, peralatan tersebut relai- tidak terlalu sulit didapatkan oleh petani.
Petani mendapatkan peralatan tersebut dari toko pertanian di !embang. Dengan
ketersediaan sarana transportasi yang ukup lanar dan lokasi pasar yang relati- dekat
26
memudahkan para petani mendapatkan peralatan produksi pertanian yang
dibutuhkan.
0n*ut Pu*uk +an &/at9&/atan
Pupuk yang digunakan oleh petani brokoli di Desa ;ibodas adalah pupuk
kandang dan pupuk kimia seperti 2rea dan $P3. Penggunaan untuk masing/masing
pupuk berbeda/beda antara petani brokoli yang satu dengan yang lainnya tergantung
pada kondisi lahan, penggunaan plastik mulsa, dan modal yang dimiliki petani.
Pupuk kandang dapat diperoleh petani dari petani peternak yang memiliki
usaha pengolahan pupuk, pengusaha pengolahan pupuk kandang, kelompok tani
(("'), dan pedagang pupuk kandang. Pembayaran dapat dilakukan oleh petani
dengan sistem bayar langsung atau sistem kredit. 0istem pembayaran ini disesuaikan
dengan domisili petani dan tempat pembelian pupuk. Pembayaran pembelian pupuk
di kelompok tani dilakukan seara kredit atau sistem bayar setelah panen. Petani
yang memiliki domisili di ;ibodas dapat melakukan pembayaran seara kredit (bayar
setelah panen) apabila pihak penjual berada di Desa ;ibodas. $amun, apabila petani
membeli pupuk dari pihak luar petani harus melakukan pembayaran seara tunai.
4arga satu kilogram pupuk kandang dari bahan kotoran ayam adalah &p 5.000,00.
Pupuk kimia yang sering digunakan oleh petani brokoli diantaranya 2rea,
$P3, dan "0P. 2ntuk pupuk 2rea dan $P3, petani biasanya membeli dari kios/kios
pertanian yang ada di Desa ;ibodas atau di 3eamatan !embang. Biasaya petani
harus melakukan pembayaran seara tunai untuk bisa mendapatkan pupuk ini. 'enis
pupuk kimia lain yang sering digunakan oleh petani adalah pupuk daun. Pupuk daun
yang sering digunakan oleh petani diantaranya gandasil, kristalon, dan &a&igro.
0elain pupuk, untuk memberantas hama dan penyakit yang munul selama
budidaya brokoli petani menggunakan obat/obatan kimia. 1bat/obatan kimia ini
dapat didapatkan oleh petani dari kios/kios pertanian. 1bat/obatan kimia yang sering
digunakan oleh petani diantaranya antracol, curacron, tracer, dan de&olish. 1bat/
obatan kimia ini bisa didapatkan petani dari toko/toko pertanian di 3eamatan
!embang. 4arga pupuk dan obat/obatan kimia yang biasa digunakan oleh petani
dapat dilihat di "abel 58.
27
Tabel 10. 5arga serta 2enis Pupuk dan .bat-obatan Pertanian
$o
.
$ama produk 4arga satuan (rupiah)
5. ;uraron 700 ml 87.000
2. ;uraron 270 ml )7.000
6. ;uraron 500 ml 20.000
). .ntarol 5 kg 85.000
7. .ntraol 0.7 kg 68.000
8. .ntraol 0.27 kg 22.000
9. "raer 500 ml 87.000
8. "raer 70 ml )8.000
+. Demolish 500 ml +0.000
50. 2rea 70 kg 87.000
55. 0P/68 70 kg 507.000
52. H. 70 kg 87.000
56. 3;! 70 kg 500.000
5). $P3 5 kg 7.000
57. "0P 5 kg 2.700
0umber < 2.D. &ahmat .lam
.u/!)!te Bu+)+a-a Brokol)
Budidaya brokoli di Desa ;ibodas kebanyakan dilakukan oleh petani keil
dengan luas lahan kurang dari satu hektar. Petani keil banyak melakukan budidaya
brokoli karena modal untuk penanaman yang tidak terlalu banyak dan ara budidaya
yang lebih mudah jika dibandingkan komoditas sayuran yang lain. 0elain itu harga
jual brokoli yang masih menghasilkan keuntungan meskipun saat harga terendah (&p
5.700,00). 'umlah rata/rata tanaman petani untuk setiap 70 tumbak (900 m
2
) adalah
2000 tanaman. Di Desa ;ibodas, seara umum budidaya brokoli dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu budidaya dengan mulsa dan tanpa mulsa. 'enis budidaya ini
disesuaikan dengan kondisi lahan dan permodalan yang dimiliki oleh petani.
Petani jenis ini yang tidak tergabung dengan kemitraan berusaha
memaksimalkan jumlah produksi brokoli agar bisa menghasilkan keuntungan. 4al
ini dapat dilakukan karena petani tidak terikat ketentuan ukuran brokoli seperti petani
lain yang tergabung dalam kemitraan. Dengan hasil rata/rata per pohon adalah 0,7 kg
28
* 5 kg, petani masih bisa mendapatkan keuntungan pada saat harga terendah.
Berdasarkan hasil %a%anara yang kami lakukan dengan petani brokoli, setiap satu
pohon brokoli biaya yang diperlukan adalah &p 5000,00. 'adi dengan hasil rata/rata
dari 2000 pohon adalah 5700 kg, keuntungan yang didapat per satu musim tanam
pada saat harga terendah adalah &p 270.000,00. Petani akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar pada saat harga lebih tinggi. Bluktuasi harga brokoli di
tingkat petani di Desa ;ibodas adalah antara &p 5.700,00 per kilogram sampai &p
).000,00 per kilogram.
0elain petani keil, budidaya brokoli juga dilakukan oleh kelompok tani besar
seperti (ekar "ani 'aya (("'). 3elompok tani ini merupakan kelompok tani terbesar
di Desa ;ibodas dengan luas lahan lebih dari 50 ha. Budidaya brokoli yang
dilakukan oleh ("' menyesuaikan order dari perusahaan pengemasan =rae karena
("' juga termasuk mitra =rae. Penyesuaian ini dilakukan berupa jumlah tanaman
brokoli yang ditanam, masa panen, dan ukuran brokoli yang dipanen. Budidaya
sayuran seara umum dan brokoli seara khusus yang dilakukan oleh ("' telah
menggunakan teknik budidaya yang intensi-. 4al ini dapat terjadi karena 0D(
pengelola kelompok tani ("' yang tinggi sehingga penerapan teknologi dan sistem
budidaya yang sesuai permintaan pasar dapat dilakukan. 0elain itu peran serta
Petugas Penyuluh !apang (PP!) untuk pengembangan ("' juga sangat besar.
4ubungan baik antara ("' dengan PP! menjadikan in-ormasi dan penerapan
teknologi baru dapat dilakukan dengan epat dan dengan penga%asan langsung dari
PP!. 0aat ini ("' juga mulai mengembangkan saluran pemasaran terutama untuk
pasar supermarket. Di masa yang akan datang diharapkan ketergantungan ("'
terhadap pasar perusahaan =rae akan semakin berkurang.
3elompok ketiga yang melakukan budidaya brokoli adalah petani yang
tergabung ke dalam kemitraan perusahaan pengemasan, misalnya mitra =rae.
'umlah petani yang tergabung dalam kemitraan ini adalah sekitar 70 orang petani.
Petani mitra ini melakukan budidaya brokoli dengan menyesuaikan order dari
perusahaan pengemasan. Petani yang tergabung dalam kemitraan mendapatkan
beberapa keuntungan, diantaranya mendapatkan kepastian pasar, mendapatkan
kemudahan akses benih, mendapatkan in-ormasi tentang teknologi baru, dan harga
jual yang lebih tinggi (&p 9.000,00 per kilogram). Penimbangan brokoli di
29
perusahaan kemasan seperti =rae berbeda dengan penimbangan di tengkulak. Di
perusahaan kemasan brokoli ditimbang setelah dibersihkan dari daun dan disesuaikan
dengan permintaan supermarket. Di tengkulak brokoli ditimbang sekaligus dengan
daunnya, jadi beratnya lebih tinggi dari brokoli yang dijual di perusahaan kemasan.
0atu kilogram brokoli di perusahaan kemasan terdiri dari tiga pohon, sementara satu
pohon di tengkulak bisa memiliki berat 0,7 kg * 5 kg. $amun petani yang tergabung
dalam kemitraan seara -inansial tetap mendapatkan keuntungan yang lebih besar
dari petani biasa.
Petani mitra harus menanam brokoli dari perusahaan pengemasan dengan
jumlah pohon, %aktu panen, dan ukuran brokoli yang telah ditentukan. 4al ini
menjadikan petani yang tergabung dalam kemitraan harus lebih intensi- dalam
melakukan budidaya. Benih brokoli didapatkan petani dari perusahaan kemitraan,
jadi petani hanya perlu menyediakan lahan dan input produksi lain selain benih.
Pro!e! Bu+)+a-a Tanaan Brokol) tan*a "ul!a
5). Persiapan !ahan
!ahan untuk kebun brokoli sebaiknya bukan lahan bekas tanaman -amily
*ruci8erae lainnya. 0ebelum diolah, lahan perlu dibesihkan dari rumput/rumput liar
ataupun sisa/sisa perakaran tanaman. "ahap selanjutnya, tanah diangkul sedalam
)0/70 m, kemudian dibentuk bedengan/bedengan selebar 80/500 m, tinggi kurang
lebih 67 m, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Parit antar bedengan dibuat
selebar kurang lebih )0 m.
0aat bedengan hampir terbentuk dan layak ditanami, pupuk kandang yang
telah matang diberikan sebanyak 0,7 kgFtanaman. 'adi untuk lahan seluas 900 meter
persegi dengan populasi 2000 tanaman dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 5 ton.
'enis dan dosis pupuk buatan yang digunakan adalah ampuran H., 2rea, "0P, dan
3;! masing/masing 20 kg, serta BoraI atau Borate sebanyak 5 kg. Pupuk buatan ini
ditaburkan merata dan diampur dengan tanah, kemudian bedengan dirapikan
kembali.
2). Penanaman
Bibit brokoli yang disemai dalam bumbung daun pisang, dapat ditanam
langsung bersama bumbungannya pada lubang tanam yang telah disiapkan.
30
0edangkan bibit yang disemai dalam pol6bag, harus dikeluarkan terlebih dahulu
seara hati/hati agar akar/akarnya tidak rusak atau putus. Bibit brokoli satu persatu
ditanam pada lubang tanah yang tersedia, kemudian di sekitar pangkal batangnya
ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan. Daktu tanam yang baik adalah pagi hari
antar pukul 08.00/50.00 atau sore hari antara 57.00/59.00 yaitu pada saat penguapan
air oleh pengaruh sinar matahari ukup rendah dan temperatur udara tidak terlalu
tinggi. 0etelah penanaman dilakukan, tanaman disiram sampai benar/benar basah
dengan menggunakan gembor.
6). Pemeliharan "anaman
3egiatan pokok pemeliharaan tanaman diarahkan pada penyiraman,
penyiangan, penggemburan tanah, pemupukan susulan, penutupan masa bunga
(curd), dan pengendalian organisme pengganggu tanaman, terutama hama dan
penyakit. Brokoli mempunyai sistem parakaran yang dangkal, sehingga perlu
pengairan seara rutin, terutama di musim kemarau. Penyiangan dan penggemburan
tanah dapat dilakukan bersamaan %aktunya dengan pemupukan susulan. Pemupukan
susulan I dilakukan pada umur 9/50 hari setelah tanam dengan pupuk H. 57 kg, 2rea
9 kg, "0P 57 kg, dan 3;! 9 kg untuk 2000 pohon atau pada perbandingan 2<5<2<5
sebanyak 5 sendok makan pupuk ampuran per tanaman. Pupuk tersebut diberikan di
sekeliling tanaman sejauh 50/57 m dari batangnya. Pemupukan susulan II pada
umur 20 hari setelah tanam, dengan pupuk H. 57 kg, 2rea 50 kg, 3;! 57 kg untuk
satu hektar lahan atau dengan perbandingan 5,7<5<5,7 ukuran sendok makan per
tanaman. Pupuk diberikan dalam larikan sejauh 27 m dari pangkal batang tanaman
kemudian ditutup dengan tanah. Pemupukan susulan III dilakukan setelah tanaman
berusia )0 hari. Dosis dan ara pemupukan sama dengan pemupukan susulan I.
2ntuk memau pertumbuhan sekaligus meningkatkan hasil bunga, maka
setelah ditaburkan pupuk susulan II dapat disemprotkan pupuk daun yang kandungan
$itrogen dan 3aliumnya tinggi, seperti gandasil. Penyiangan dan penggemburan
tanah jangan dilakukan terlalu dalam karena dapat merusak perakaran. Pada masa
akhir pertumbuhan, sebaiknya penyiangan dihentikan. Pada tanaman brokoli perlu
ada perempelan (pembersihan) tunas. ;abang atau tunas samping harus dirempel
sea%al mungkin agar Jat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga yang
optimal.
31
)). 4ama dan Penyakit
1rganisme Pengganggu "anaman (1P") khususnya hama dan penyakit,
merupakan salah satu -aktor pembatas dalam peningkatan produksi brokoli. 4ama/
hama yang sering menyerang tanaman brokoli adalah ulat plutella, ulat criso, ulat
tanah, kutu daun, dan ulat daun. !ebih dari )0 jenis penyakit diketahui menyerang
tanaman kubis/kubisan termasuk brokoli yang disebabkan oleh bakteri, -ungi, dan
,irus (Pasaribu, 2009). Disamping itu, sering pula ditemukan penyakit -isiologis
yang disebabkan antara lain oleh kekurangan unsur hara. Beberapa penyakit utama
pada tanaman brokoli diantaranya busuk hitam, busuk lunak, akar bengkak, berak
hitam, semai roboh, serta penyakit -isiologis.
7.) Panen dan Pasa Panen
Pemanenan brokoli dilakukan pada saat bunga menapai ukuran maksimal
dan telah padat (kompak) dengan kunup bunga yang belum mekar. 2mur panen
sangat ber,ariasi tergantung pada ,arietas yang ditanam. Brokoli ,arietas 7reen
"ing dapat dipanen pada umur 80 hari setelah tanam, dan 7reen "ing 2 (bejo) dapat
lebih a%al yaitu antara 77/80 hari setelah tanam. Daktu panen yang paling tepat
adalah pada pagi dan sore hari. "ata ara panennya adalah dengan memotong tangkai
bunga bersama sebagian batang dan daun/daunnya sepanjang 27 m.
Daun brokoli yang merupakan sisa panen biasanya digunakan untuk pakan
ternak (kelini, sapi, dan kambing), sementara batangnya biasanya dibuang. Padahal
apabila diolah lebih lanjut batang dan daun tersebut dapat dijadikan pupuk organik
dengan harga jual yang ukup tinggi. Pengolahan ini juga dapat menghemat
pengeluaran petani untuk pembelian pupuk.
Pola Tana
Pola tanam yang dilakukan oleh petani responden yang menggunakan mulsa
adalah tiga kali penanaman sayuran. 0ayuran yang ditanam bisa terus/terusan
komoditas yang sama karena petani biasanya melakukan tumpang sari sampai tiga
jenis tanaman. 4al ini merupakan salah satu keunggulan penggunaan mulsa dalam
budidaya brokoli. 'adi apabila kita menanam brokoli seara terus/menerus, dalam
satu tahun kita bisa menanam selama tiga kali musim tanam tanpa melakukan
pergantian mulsa.
32
Bu+)+a-a +engan "enggunakan Pla!t)k "ul!a
(ulsa digunakan oleh petani brokoli terutama untuk menghemat penggunaan
pupuk dan menghemat intensitas penyiraman. !ahan sebelumnya disiapkan dengan
menangkul lahan dan membuat bedengan, proses ini sama dengan proses
penanaman yang tidak menggunakan mulsa. 2ntuk penanaman 200 pohon (tanah
seluas 900 m
2
), lahan ditambahkan ampuran 5,7 ton pupuk kandang, 5 k%intal
$P3, 5 k%intal "0P, dan 7 kilogram obat akar. 0etelah itu bedengan dibiarkan
terkena sinar matahari selama tiga hari. 0etelah tiga hari bedengan ditutup dengan
menggunakan plastik mulsa. 'umlah plastik mulsa yang digunakan biasanya
menapai 0,9 gulungan untuk penanaman 2000 pohon. 0etelah itu mulsa dilubangi
dengan menggunakan kaleng panas untuk tempat menanam tanaman. 3emudian
brokoli berumur tiga sampai empat minggu dipindahkan ke lubang tersebut. Prosedur
penanaman yang dilakukan sama dengan penanaman yang tidak menggunakan
mulsa.
Pera%atan brokoli yang menggunakan mulsa tidak sebanyak pera%atan
penanaman tanpa mulsa. Dalam satu musim tanam petani tidak perlu melakukan
penyiangan rumput dan pemupukan susulan dilakukan setiap 57 hari dengan jumlah
yang lebih sedikit, yaitu 70 kg $P3. 2ntuk sistem tumpang sari dengan tanaman
lain, pemupukan susulan dapat dilakukan setiap 9 hari sekali dengan jumlah pupuk
yang sama. Penyemprotan pupuk daun, -ungisida, dan pestisida dapat dilakukan satu
kali setiap musim tanam. Penyemprotan dilakukan juga tergantung dengan
pertumbuhan tanaman dan munul tidaknya hama penyakit tanaman. 3omposisi
penyemprotan petani responden adalah 2 liter pupuk daun, 0,7 liter uraron, dan 5
kg antraol.
Pemanenan dilakukan rata/rata setelah tanaman berumur 80 hari dari sejak
tanaman itu ditanam di bedengan. Daktu pemanenan tergantung pertumbuhan
tanaman, musim, dan ukuran bungan brokoli yang diinginkan. Berdasarkan hasil
%a%anara dengan petani responden biaya untuk satu pohon rata/rata &p 5.000,00,
jadi biaya untuk 2000 tanaman adalah &p 2.000.000,00. Dari 2000 tanaman biasanya
dihasilkan 5,7 ton brokoli, jadi B:P akan terapai pada tingkat harga &p 5.)00,00 per
kilogram. $amun pada musim kedua dan ketiga B:P akan terapai pada tingkat
harga yang lebih rendah karena petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
33
pembelian mulsa. 0elain itu, petani juga akan mendapatkan penghasilan tambahan
dari tanaman tumpang sari yang dibudidayakan bersama brokoli.
.u/!)!te Pengola#an
Pengolahan yang dilakukan terhadap produk brokoli Desa ;ibodas
kebanyakan hanya terbatas pada proses penyortiran (oleh perusahaan pengemasan)
dan pengemasan produk. Proses penyortiran dilakukan oleh perusahaan pengemasan
untuk menyesuaikan karakteristik produk sesuai dengan permintaan supermarket.
0i-at/si-at penting yang menentukan kualitas brokoli adalah padatan (kompak),
%arna, keutuhan (tidak aat), dan diameter kepala bunga. 0ortasi biasaya dilakukan
bersamaan dengan pengkelasan ukuran bunga. Diameter kepala bunga dapat
dibedakan menjadi ) kelas, yakni di atas 27 m, 20/27 m, 57/20 m , dan 50/57 m.
Diameter bunga yang diterima oleh perusahaan pengemasan rata/rata sekitar 56 m
dengan berat satu kilogramnya terdiri dari tiga buah brokoli siap jual.
Brokoli yang disortir oleh perusahaan pengemasan berasal dari petani mitra
atau petani yang telah mengikat kontrak dengan perusahaan pengemasan. Pada %aktu
panen yang telah ditentukan oleh perusahaan pengemasan (ontohnya =rae) brokoli
dipanen oleh petani mitra dan diambil oleh bagian produksi perusahaan. 0etelah
diambil, brokoli tersebut disortir berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan.
Brokoli yang lulus sortir kemudian dibersihkan dari daun, dipotong pangkalnya
sepanjang sekitar 20 m, kemudian dikemas. Brokoli yang tidak lulus sortir tidak
dibayar oleh perusahaan dan dilemparkan kepada tengkulak dan leper yang ada di
sekitar perusahaan. 2rusan pembayaran brokoli yang tidak lulus sortir merupakan
kesepakatan antara petani dengan leper atau tengkulak yang bersangkutan.
0etelah proses penyortiran selesai brokoli tersebut dikemas. Pengemasan di
perusahaan pengemasan sayuran seperti =rae menggunakan plastik krep.
Pengiriman jarak pendek seperti ke 'akarta dan Bandung pengangkutan setelah
pengemasan menggunakan kontainer sayuran dan diangkut dengan mobil boI.
Pengiriman jarak jauh seperti 0urabaya pengemasan lanjutan dengan menggunakan
peti kayu dengan kapasitas 27/60 kg per peti. Pengiriman ke kota 0urabaya
dilakukan dengan menggunakan kereta api.
34
'ad%al pengemasan perusahaan/perusahaan pengemasan biasanya sama,
yaitu pada hari (inggu, 0elasa, dan 3amis. 'ad%al pengemasan ini disesuaikan
dengan jad%al pengiriman agar produk sampai di supermarket dalam keadaan segar.
'adi setelah selesai melakukan pengemasan, sayuran akan langsung dikirim ke
supermarket/supermarker yang dituju. (elalui hal ini, kualitas dan kesegaran
sayuran akan tetap terjaga sampai ke tangan konsumen.
Pengemasan yang dilakukan oleh leper atau tengkulak biasanya hanya
menggunakan plastik ukuran besar untuk pengiriman ke pasar sekitar Bandung dan
menggunakan peti kayu untuk pasar 'akarta dan kota/kota besar selain Bandung.
Brokoli yang didapatkan oleh leper atau tengkulak biasanya berasal dari petani yang
tidak terikat kemitraan dengan perusahaan pengemasan dan brokoli yang tidak lulus
sortir di perusahaan pengemasan. Pengolahan sebelum pengemasan agak berbeda
dengan pengolahan di perusahaan pengemasan. Daun brokoli tidak dihabiskan
namun disisakan di ba%ah tinggi bunga. 3emudian bungan brokoli ditutup dengan
kertas koran dan dikemas ke dalam peti atau plastik berukuran besar.
.u/!)!te Pea!aran
"ujuan pemasaran produk brokoli seara umum dibedakan menjadi pasar
tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang menjadi tujuan pemasaran
brokoli terdiri dari pasar eeran dan pasar induk. Pihak yang melakukan pemasaran
ke pasar tradisional adalah leper (pengumpul sayuran) dan tengkulak. 'enis pasar
tradisional yang dituju oleh pelaku pemasaran disesuaikan dengan ukuran dan
kemampuan pihak pemasar. Pihak pengumpul sayuran yang ukup besar di ;ibodas
berdasarkan data PP! pertanian 3eamatan !embang adalah lima orang. Pengumpul
sayuran skala besar biasanya tujuan pasarnya adalah pasar/pasar induk. 0ementara
untuk pengumpul sayuran skala keil banyak terdapat di ;ibodas dan tersebar di
&D/&D yang ada di Desa ;ibodas. Pengumpul sayuran skala keil ini tujuan
pasarnya adalah pasar/pasar keil di sekitar keamatan !embang dan Bandung.
Pelaku pemasaran ke pasar modern (supermarket) dilakukan oleh perusahaan
pengemasan sayuran seperti =rae, kelompok tani 0aung 1rganik, kelompok tani
>an-ruit, dan !embang Bresh. 0upermarket yang dituju adalah supermarket/
supemarket yang kebanyakan berada di 'akarta dan Bandung. 0upermarket/
35
supermarket yang menjadi sasaran pasar perusahaan diantaranya Papaya, >ogya
"oserba, 0etiabudi 0upermarket, dan 0ogo. Pengiriman dilakukan setelah
pengemasan selesai yaitu pada hari 0enin, &abu, 'umat, dan 0abtu (khusus pasar kota
Bandung).
&ata/rata jumlah roduksi brokoli per hari Desa ;ibodas adalah sekitar 2000
kg. Produksi ini termasuk penggunaan lahan di ;ipanengah (Desa 0untenjaya)
karena banyak petani brokoli Desa ;ibodas yang memiliki lahan di ;ipanengah. Dari
jumlah produksi tersebut, sekitar )00 kg produksi brokoli Desa ;ibodas masuk ke
pasar supermarket.
.u/!)!te Penun$ang
Dalam sistem agribisnis brokoli terdapat subsistem agribisnis penunjang yang
mendukung keberhasilan sistem agribisnis brokoli. !embaga/lembaga yang
mendukung sistem agribisnis brokoli yaitu <
a. Bank
Bank merupakan salah satu lembaga penunjang sistem agribisnis.
Peran bank dalam mendukung perkembangan agribisnis yaitu melalui sarana
penyedia kredit kepada petani dan lembaga pertanian lainnya yang
memerlukan modal untuk menjalankan usahanya. Pandangan petani terhadap
birokrasi pengajuan kredit kepada bank yang rumit membuat petani takut
untuk mengajukan kredit kepada pihak bank. 4ingga saat ini peran bank
sebagai lembaga kredit masih kurang maksimal. Pihak bank masih takut
untuk menyalurkan kredit kepada petani karena tingginya risiko di bidang
pertanian. Produk kredit yang dita%arkan oleh bank (dalam kasus ini adalah
B&I) diantaranya adalah 32& (3redit 2saha &akyat) dan jenis kredit lainnya
seperti 32P:D:0.
32& merupakan program penyaluran kredit yang dianagkan oleh
pemerintah melalui 8 bank salah satunya adalah B&I. 32& ini bertujuan
untuk membantu pelaku usaha tingkat mikro dan keil untuk
mengembangkan usahanya. Pertanian termasuk jenis usaha yang menjadi
sasaran 32&. 4ingga saat ini program 32& sudah berjalan selama 8 bulan.
B&I unit !embang sebagai pihak bank yang kami jadikan sebagai objek
36
kajian kami dalam kurun %aktu tersebut telah menyalurkan kredit 32&
sebanyak sekitar 570 orang. Dalam satu bulan pihak B&I unit !embang dapat
menyalurkan kredit 32& minimal 20 orang nasabah. $amun hal ini masih
sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah nasabah yang mengajukan
kredit. 4ingga bulan .gustus 2008 jumlah nasabah yang mengantri untuk
diproses berkasnya sekitar 200 orang nasabah, sementara dalam satu minggu
rata/rata permohonan 32& yang masuk ke bank B&I unit !embang sekitar
tujuh pemohon.
Peranan B&I unit !embang melalui 32& dirasakan masyarakat masih
kurang. (enurut masyarakat &D 50 Desa ;ibodas, proses pengajuan 32&
sangat lama dan rumit. 0elain itu, ketidaksesuaian antara petunjuk pengajuan
32& yang mudah dengan kenyataan di lapangan membuat masyarakat
kurang tertarik dengan 32&.
b. 0ekolah !apang (0!) atau 3elompok (asyarakat Peduli !ingkungan
(3(P!)
0ekolah !apang merupakan suatu lembaga peduli lingkungan yang
mempelajari tentang potensi dan masalah lingkungan lima desa yang berada
di keamatan !embang. Pertanian menjadi salah satu subjek yang diamati
oleh pihak 0ekolah !apang. 0etelah melakukan analisis lapangan, 0! akan
membuat riset aksi untuk desa yang diamati yang nantinya akan
diimplementasikan dalam program 0!. Program yang dilaksanakan oleh 0!
selama ini mendukung pembangunan pertanian di Desa ;ibodas. 4asil riset
0! di Desa ;ibodas menyimpulkan bah%a isu yang munul di Desa ;ibodas
adalah penggunaan pestisida untuk pertanian. Penggunaan pestisida ini
diharapkan dapat dikurangi di masa depan untuk menjaga kelestarian
lingkungan. Program 0! Desa ;ibodas untuk mengatasi permasalahan ini
adalah seminar pertanian berbasis ekologi dan penga%asan dalam
pelaksanaan hasil seminar di lapangan.
c. PP! Pertanian 3eamatan !embang
!embaga yang berpengaruh dalam perkembangan pertanian di Desa
;ibodas adalah PP!. PP! ber-ungsi sebagai pembimbing petani dan
37
kelompok tani mulai dari kegiatan budidaya sampai dengan pemasaran. PP!
juga membantu petani dalam akses terhadap lembaga/lembaga penunjang.
0elain itu, PP! juga ber-ungsi sebagai -asilitator penghubung petani dengan
dinas/dinas terkait mengenai teknologi petanian dan permohonan bantuan.
PP! pertanian keamatan !embang yang bertanggung ja%ab dalam
permasalahan pertanian Desa ;ibodas adalah Bapak 0ujatman. Beliau adalah
PP! yang telah senior dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Pak 'atman
lebih menyukai melakukan kerja di lapangan untuk membantu petani.
3eadaan tersebut menyebabkan Pak 'atman jarang bisa ditemui di kantor PP!
di 3eamatan !embang.
d. 3elompok "ani (ekar "ani 'aya (("')
0elain sebagai pelaku dalam setiap subsistem agribisnis, ("' juga
memiliki peran sebagai lembaga penunjang. Peran ("' sebagai lembaga
penunjang terutama sebagai lembaga kredit selain bank dan merupakan
lembaga yang menjadi perantara dan membantu Petugas Penyuluh !apang
(PP!) dalam menyampaikan in-ormasi pertanian. ("' juga berperan sebagai
pihak yang dijadikan perontohan dan perobaan apabila terdapat teknologi
baru di bidang pertanian yang nantinya akan diterapkan di Desa ;ibodas dan
3eamatan !embang khusunya dan 3abupaten Bandung Barat seara umum.
("' juga memiliki peran untuk melakukan perkenalan dan promosi pertanian
Desa ;ibodas melalui kegiatan 8ield trip dan pelatihan untuk pihak luar Desa
;ibodas yang memiliki ketertarikan untuk melakukan usaha di bidang
pertanian. Pelatihan dan 8ield trip ini rutin dilakukan oleh ("' melalui
kerjasama dengan pihak pemerintahan 3eamatan !embang dan 3abupaten
Bandung Barat.
Anal)!)! Pera!ala#an .)!te Agr)/)!n)! Brokol)
Berdasarkan hasil identi-ikasi sistem agribisnis brokoli yang ada di Desa
;ibodas dari mulai subsistem input hingga penunjang sudah menunjukkan adanya
hubungan yang sinergis dan saling terkait. Dalam subsistem input, petani brokoli bisa
memperoleh sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat/obatan dengan mudah.
38
2ntuk petani yang bermitra dengan perusahaan pengemasan, input produksi bisa
diperoleh langsung dari perusahaan tersebut. 0edangkan untuk petani yang tidak
bermitra, input produksi dapat diperoleh di toko/toko pertanian baik yang ada di
Desa ;ibodas maupun di Pasar 3eamatan !embang. Permasalahan yang munul
dalam subsistem ini adalah harga input produksi pertanian yang semakin tinggi.
4arga yang tinggi ini terutama untuk input pertanian yang diproduksi oleh
perusahaan besar seperti biji brokoli, obat/obatan (pestisidaFinsektisida), dan pupuk
buatan (2rea, 3;!, dan H.).
Permasalahan yang munul dalam subsistem penunjang yang mempengaruhi
proses budidaya adalah permasalahan modal usaha. Dalaupun modal budidaya
brokoli lebih keil jika dibandingkan modal budidaya sayuran yang lain, petani harus
mengeluarkan modal di a%al masa penanaman terutama untuk petani yang
menggunakan mulsa. (odal yang besar ini menakup modal untuk pembelian mulsa
dan pemupukan. 4al ini dikarenakan untuk penanaman menggunakan mulsa,
pemupukan dilakukan di a%al dalam jumlah besar dan pemupukan susulan dilakukan
dalam jumlah yang lebih keil dibandingkan pemupukan sistem budidaya yang tidak
menggunakan mulsa. Permasalahan modal juga dihadapi oleh leper atau pengumpul
brokoli dari petani. Permasalahan modal ini seharusnya dapat diatasi oleh petani
melalui lembaga keuangan seperti B&I. 4al ini menjadi lebih memungkinkan karena
adanya program 32& yang dianangkan pemerintah. $amun dalam praktiknya,
petani takut untuk mengajukan pinjaman ke B&I karena dalam pemahaman petani
tentang birokrasi dan persyaratan yang diminta oleh B&I tidak semudah proses yang
disosialisasikan pemerintah. 3eengganan ini juga munul karena kurangnya
pemahaman petani terhadap 32& dan sosialisasi 32& dari pemerintah yang kurang.
Permasalahan yang munul dalam subsistem budidaya adalah permasalahan
penggunaan pupuk dan obat/obatan yang tidak ramah lingkungan. 4al ini terkait
dengan kondisi lahan pertanian Desa ;ibodas yang terus mengalami degradasi
karena pertanian yang tidak ramah lingkungan, terutama penggunaan pupuk dan
obat/obatan kimia yang sembarangan. Permasalahan ini munul berdasarkan hasil
riset yang dilakukan oleh 0! terhadap pertanian di ;ibodas.
Permasalahan ketiga yang munul adalah kurangnya peman-aatan limbah
pertanian, termasuk limbah brokoli. Petani belum maksimal dalam mengolah limbah
39
tersebut menjadi pupuk yang dapat meningkatkan nilai limbah. Permasalahan ini
juga munul karena tidak adanya koordinasi antara petani dan peternak di Desa
;ibodas. Pengolahan limbah pertanian dan limbah peternakan sapi di tingkat desa
selain akan membantu meningkatkan nilai jual limbah pertanian juga akan
menambah pemasukan Desa ;ibodas sehingga dapat memperbaiki perekonomian
desa.
Permasalahan dalam subsistem pengolahan tidak kami temukan. Pengemasan
brokoli hasil panen untuk tujuan pasar yang berbeda menurut kami telah bagus. 4al
yang perlu ditingkatkan adalah penarian pasar baru oleh perusahaan/perusahaan
kemasan. Dengan betambahnya pasar, jumlah produk pertanian khususnya brokoli di
Desa ;ibodas akan semakin banyak yang masuk ke pasar modern. 4al ini dapat
memberikan jaminan harga dan pasar kepada petani sehingga kesejahteraan petani
Desa ;ibodas dapat meningkat. Peluang usaha di bidang pengolahan yang mungkin
dapat dikembangkan adalah pengolahan brokoli menjadi produk/produk makanan
turunan. $amun menurut kami pengembangan ini tidak perlu dilakukan karena
konsumen akan lebih menyukai produk brokoli yang segar daripada produk
olahannya. 0elain itu, masih kurangnya pasokan brokoli untuk memenuhi permintaan
pasar menjadikan pengolahan brokoli menjadi produk turunan belum perlu
dilakukan.
Dalam subsistem pemasaran, petani brokoli tidak mengalami kesulitan dalam
memasarkan produknya. Petani yang tergabung dalam kemitraan perusahaan
pengemasan sayur tidak perlu mengkha%atirkan harga jual dan tempat penjualan.
2ntuk petani yang tidak tergabung dalam kemitraan dapat menjual produknya
melalui leper/leper yang tersebar di Desa ;ibodas. 4arga jual juga tidak terlalu
menjadi masalah kerena pada masa punak produksi seperti saat musim kemarau
harga brokoli masih pada tingkat harga yang memberikan keuntungan kepada petani
%alaupun dalam jumlah yang keil (kisaran harga brokoli dari petani adalah
&p5.700,00 / &p8.000,00 per kilogram). 4al yang dapat dikembangkan dalam
subsistem ini adalah penarian pasar baru untuk perusahaan kemitraan sehingga
permintaan terhadap produk brokoli dari supermarket akan meningkat dan jumlah
petani yang bisa menjadi mitra akan lebih banyak.
40
Berdasarkan permasalahan yang ada, kami merumuskan beberapa program,
yaitu<
1. 0osialisasi program 32& untuk membantu petani mendapatkan akses modal.
2. 3erjasama dengan 0! untuk mengadakan sosialisasi pertanian berbasis
ekologi untuk mengatasi masalah tingginya harga pupuk dan obat/obatan
serta mengurangi degradasi lingkungan karena menggunakan pupuk dan
obat/obatan buatan.
3. Basilitator pihak 0! Desa ;ibodas, 0! Desa 0untenjaya, 3epala Desa
;ibodas, dan 3epala Desa 0untenjaya untuk melakukan kerjasama dalam
pengolahan limbah pertanian.
4. Program pelatihan teknologi in-ormasi untuk karya%an 3elompok "ani
(ekar "ani 'aya (("'). Program ini merupakan permintaan dari pihak ("'
untuk meningkatkan kemampuan karya%an dalam bidang komputer karena
adanya tuntutan penggunaan teknologi agar bisa tetap bertahan menghadapi
persaingan dan meningkatkan e-ekti-itas pelaksanaan program 3elompok
"ani.

41
Pen-ort)ran
0NPUT P(&DU2.0 &N:A(" PEN'&LAHAN PE"A.A(AN
Bu+)+a-a /rokol)
Penangkar /en)# /rokol)
Pengea!an
Ben)# (biji)
Pasar tradisional
("oko pertanian, ("',
!eper
"engkulak
Perusahaan
Petani biasa
Penangkar keil
kemitraanF=rae)
("'
0upermarket
42
Petani sendiri
.a*ro+) Pertan)an
(plastik mulsa, plastik polybag)
&umah 3emasan (Perusahaaan pengepakan sayuran, misalnya =rae, >an-ruit,0aung 1rganik,!embang Pers )
("oko pertanian)
("'
("'
(itra "ani perusahaan pengemasan
Pu*uk +an o/at9o/atan
Perusahaan kemitraan (=rae)
("oko pertanian, ("',
perusahaan pengolahan
pupuk kandang)
0ekolah !apang
Bank
PP! Pertanian 3eamatan !embang
43
LE"BA'A PENUN8AN'
44
.lur 0istem .gribisnis Brokoli Desa ;ibodas(EN1ANA P(&'(A" 'LAD02A(;A
Dalam merumuskan program yang akan kami lakukan, kami menggunakan analisis 0D1" untuk melihat kekuatan dan
kelemahan sistem agribisnis brokoli Desa ;ibodas.
Tabel 11. 9nalisis :;.T potensi penge&bangan siste& agribisnis di /esa *ibodas Le&bang
Strengthness
3ondisi alam yang sesuai
untuk budidaya brokoli
'arak yang relati- dekat
dengan pasar, yaitu pasar
kota besar dan ibu kota
negara
Weakness
Petani keil kekurangan
modal
0ebagian petani terlalu
banyak menggunakan
pupuk kimia
0D( tentang IP":3
lemah
Opportunities
Permintaan yang ukup
tinggi
0entra produksi yang masih
terbatas jumlahnya
Permintaan terhadap
sayuran organik meningkat
S-O
(enjadi mitra perusahaan
pengemasan
W-O
0osialisasi 3redit
2saha &akyat (32&)
0eminar ramah
lingkungan
Threats S-T W-T
45
Pasokan barang dari daerah
lain
IP":3 terus berkembang
(unulnya limbah
pertanian
Peningkatan standar
kualitas produk
(anajemen usahatani
Pelatihan IP":3
Pengolahan limbah
pertanian menjadi
pupuk organik
Program yang akan dilaksanakan berdasarkan identi-ikasi potensi dan masalah yang dihadapi dalam sistem agribisnis brokoli
pada khususnya dan sayuran pada umumnya di Desa ;ibodas adalah sebagai berikut <
.o!)al)!a!) 2U(
(asalah akses modal dalam kegiatan usahatani merupakan persoalan yang sering munul. (odal memiliki peranan yang
penting dalam operasional usahatani brokoli. (asalah permodalan juga terjadi pada subsistem pemasaran. !eper dan tengkulak skala
keil kebanyakan membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. Berdasarkan hasil %a%anara dengan beberapa
petani brokoli, sebagian besar petani belum memiliki akses terhadap kredit dari lembaga perkreditan. 4al tersebut terjadi karena di
Desa ;ibodas sarana peminjaman seperti lembaga kredit bank yang bersi-at resmi ataupun tidak resmi atau lembaga lainnya yang
menyediakan sarana produksi ataupun sarana pertanian seperti benih, pupuk, dan alat/alat pertanian perannya belum maksimal.
32& (3redit 2saha &akyat) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan bantuan modal kepada
masyarakat yang membutuhkan bantuan modal dimana sebagian besar pinjaman masyarakat dijamin oleh pemerintah yaitu sekitar
46
90G. Bunga yang diberikan pada masyarakat yang mengajukan bantuan juga lebih keil dibandingkan dengan kredit pada umumnya.
32& merupakan salah satu ara untuk membantu mangatasi permasalahan modal yang dihadapi oleh petani brokoli di Desa
;ibodas. Dana yang disalurkan oleh pemerintah tersebut dapat menjadi salah satu -aktor penunjang yang dapat meningkatkan
produkti,itas petani brokoli di Desa ;ibodas.
Pengetahuan masyarakat di Desa ;ibodas terhadap 32& masih sangat kurang. 0ebagian besar masyarakat berpendapat bah%a
mengajukan kredit merupakan proses yang sangat sulit dan rumit. 4al ini menjadikan petani merasa takut untuk mengajukan kredit
ke bank. 1leh sebab itu, kami sebagai -asilitator, merenanakan melakukan kegiatan sosialisasi 32& kepada para masyarakat dan
petani yang berada di Desa ;ibodas. 3egiatan sosialisasi kami renanakan dapat menakup seluruh Desa ;ibodas, namun sebagai
tahap a%al pelaksanaan program ini kami berkonsentrasi di &D 50. 0etelah itu kegiatan sosialisasi kami renanakan dapat
dilanjutkan kepada ketua/ketua &D melalui pertemuan rutin ketua/ketua &D. 3emudian setiap ketua &D akan mensosialisasikan
program 32& kepada %arganya.
3egiatan sosialisasi 32& dilakukan oleh kami dengan persetujuan dari pihak B&I unit !embang. Pihak B&I unit !embang
adalah pihak yang menjadi sumber in-ormasi kami tentang 32&. 0elain itu, B&I unit !embang juga merupakan bank tujuan
pengajuan kredit masyarakat Desa ;ibodas.
Pelayanan 32& dilakukan oleh 8 Bank yaitu Bank mandiri, B$I, Bank 0yariah (andiri, B&I, Bank Bukopin, dan B"$.
2ntuk mendapatkan in-ormasi dan iJin terhadap kepentingan sosialisasi, kami memilih B&I sebagai pemberi in-ormasi. 0alah satu
alasan kami memilih B&I adalah karena sebagian besar masyarakat pedesaan lebih mengenal B&I dibandingkan dengan bank lainnya
dan lokasi B&I yang mudah dijangkau.
Pelaksanaan sosialisasi 32& dilakukan beberapa tahap. 0osialisasi tahap pertama dilakukan pada minggu keempat gladikarya
dengan menjelaskan ketentuan dan syarat serta in-ormasi lain yang berkaitan dengan pengajuan 32& di B&I. 0osialisasi tahap kedua
47
akan dilakukan setelah mendapatkan in-ormasi lebih lanjut yang berkaitan dengan keingintahuan masyarakat dari pihak B&I unit
!embang dalam pelaksanaannya di lapangan. 0etelah itu, sosialisasi kami lanjutkan kepada ketua/ketua &D Desa ;ibodas dan
dilanjutkan kepada masyarakat luas oleh pihak &D.
.o!)al)!a!) Pertan)an (aa# L)ngkungan
Pertanian di Desa ;ibodas pada umumnya merupakan pertanian yang berbasis pada pupuk kimia. Penggunaan pupuk,
pestisida, dan bahan kimia lainnya yang terus/menerus dan sembarangan dapat merusak biota tanah, keresistenan hama dan penyakit,
serta dapat mengubah kandungan ,itamin dan mineral beberapa komoditas sayuran seperti halnya tanaman brokoli. 4al ini tentunya
jika dibiarkan lebih lanjut akan berpengaruh -atal bagi siklus kelangsungan kehidupan bahkan jika sayuran atau buah yang telah
teremar tersebut dimakan oleh manusia seara terus/menerus akan menyebabkan kerusakan jaringan bahkan kematian. 0elain
berbahaya, penggunaan pupuk dan obat/obatan buatan dalam jumlah besar akan memberatkan petani karena harga produk/produk
tersebut yang semakin mahal. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaanya berusaha
menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersi-at merauni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi
lingkungan yang sehat. 0elain itu, sistem pertanian ini juga bertujuan untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan
dengan ara memperbaiki kesuburan tanah melalui penerapan pertanian yang ramah lingkungan.
0etelah melakukan kosultasi dengan beberapa orang ahli pertanian di Desa ;ibodas, kami memilih untuk mengadakan
sosialisasi pertanian ramah lingkungan, bukan pertanian organik. 4al ini dikarenakan menurut para ahli perlu %aktu bertahun/tahun
untuk bisa benar/benar bisa menerapkan pertanian organik. 4asil pertanian akan menurun drastis apabila pertanian organik dilakukan
seara langsung dan tidak bertahap. Pertanian ramah lingkungan di sini adalah pertanian yang masih menggunakan pupuk dan obat/
obatan kimia, namun yang kami tekankan adalah penggunaan pupuk dan obat/obatan itu sesuai dengan aturan sehingga tidak
48
merusak lingkungan. Dalam jangka panjang, penggunaan bahan/bahan kimia ini kami harapkan dapat dihilangkan 500G yaitu
melalui pengurangan penggunaan pupuk dan obat/obatan kimia seara bertahap. "arget a%al kami melalui sosialisasi ini adalah
bagaimana memberikan pemahaman kepada petani tentang penggunaan pupuk dan obat/obatan seara tepat. (elalui hal ini, kami
harapkan residu bahan/bahan kimia pada produk pertanian petani tidak dapat terdeteksi sehingga dapat menembus pasar supermarket
dan aman untuk dikonsumsi manusia.
0osialisasi a%al yang akan kami lakukan adalah mengadakan seminar pertanian ramah lingkungan. 0eminar ini merupakan
hasil kerjasama kami dengan pihak 3elompok (asyarakat Peduli !ingkungan (3(P!) Desa ;ibodas. 0eminar ini bertujuan untuk
memberikan gambaran kepada masyarakat tentang pertanian yang ramah lingkungan. Pertanian yang ramah lingkungan ini lebih
enderung kepada pemberian pengertian kepada masyarakat tentang penggunaan pupuk dan obat/obatan yang tepat dan teknik untuk
mengurangi penggunaan bahan/bahan kimia ini seara bertahap. "ujuan pelaksanaan seminar ini diantaranya<
1. Penjelasan tentang pertanian ramah lingkungan.
2. Penjelasan tentang penggunaan pupuk dan obat/obatan anorganik seara tepat yang ramah lingkungan.
3. "eknik untuk mengurangi penggunaan bahan/bahan anorganik dalam pertanian untuk menuju pertanian organik.
4. Penjelasan tentang penggunaan bahan/bahan organik yang ramah lingkungan dalam budidaya pertanian.
5. Penjelasan tentang pemasaran produk pertanian yang ramah lingkungan.
6. Penjelasan tentang keuntungan melakukan pertanian yang ramah lingkungan.
49
Peserta yang menjadi target seminar pertanian adalah petani yang masih menggunakan metode bertani kon,ensional. (etode
seminar dilakukan dengan ara pemaparan dari narasumber yang memiliki pengalaman baik dalam pertanian kon,ensional maupun
dalam pertanian organik.
0eminar pertanian di Desa ;ibodas dilakukan pada tanggal 8 .gustus 2008 dan bertempat di aula tempat %isata ;ibodas
.gro. 0eminar dimulai pada pukul 0+.00 DIB sampai dengan pukul 57.00 DIB. Pihak yang bertanggung ja%ab dalam pelaksanaan
seminar pertanian tersebut adalah 3(P! dan mahasis%a IPB.
"indak lanjut dari hasil seminar ini adalah sosialisasi pertanian ramah lingkungan. Program sosialisasi pertanian ramah
lingkungan dilakukan dalam bentuk pemberian -ilm tentang pembuatan pupuk bokashi dan pestisida organik. Bilm yang disimpan
dalam co&pact disc ini diberikan kepada pihak desa ;ibodas dengan tujuan pihak Desa ;ibodas mengerti terlebih dahulu mengenai
pembuatan pupuk bokashi dan pestisida organik. 0etelah itu pihak desa diharapkan mengadakan sosialisasi mengenai pembuatan
pupuk bokashi dan pestisida organik kepada masyarakat Desa ;ibodas. 0elain itu, melalui co&pact disk tersebut kami juga
memberikan himbauan kepada para petani untuk mau belajar kepada 3elompok "ani (ekar "ani 'aya tentang budidaya pertanian
yang ramah lingkungan dan bagaimana ara menghasilkan produk pertanian yang dapat diterima supermarket.
:a!)l)tator 2er$a!aa Pengola#an L)/a# Pertan)an
De!a 1)/o+a! +engan De!a .unten$a-a
Desa 0untenjaya merupakan salah satu desa yang mendapatkan bantuan prasarana sanitasi berupa pabrik pengolahan limbah.
Bantuan tersebut berasal dari Dinas !ingkungan Propinsi Bandung. Berdasarkan hasil %a%anara dengan pihak Desa 0untenjaya,
selain pabrik pengolahan limbah, bantuan yang diberikan juga berupa perlengkapan sanitasi seperti tong sampah, motor pengangkut
sampah, ember, dan mesin pengolah sampah. Bantuan tersebut bernilai kurang lebih 200 juta rupiah.
50
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah merupakan suatu program yang diajukan oleh 0ekolah !apang (0!). !atar belakang
pengajuan bantuan tersebut dikarenakan banyaknya penemaran pada air 0ungai ;ikapundung, dimana air sungai ;ikapundung yang
mengalir di Desa 0untenjaya telah teremari oleh kotoran sapi dan limbah peternakan dari Desa 0untenjaya. Padahal air 0ungai
;ikapundung merupakan sumber air yang digunakan oleh %arga kota Bandung sebagai sumber air minum yang dikelola oleh PD.(.
Pihak PD.( juga harus menanggung kerugian yang ukup besar karena pihak PD.( harus melakukan proses penyaringan air dari
0ungai ;ikapundung beberapa kali lebih banyak dari sebelumnya. 0elain diman-aatkan oleh PD.(, air dari sungai ;ikapundung
juga diman-aatkan untuk irigasi pertanian. Dengan kondisi air 0ungai ;ikapundung yang teremar, seara tidak langsung akan
menemari produk pertanian yang dihasilkan dan akan berakibat buruk pula pada kesehatan masyarakat di desa tersebut apabila
produk pertanian tersebut dikonsumsi masyarakat. 1leh sebab itu, pemerintah mendukung keberadaan pabrik pengolahan limbah
Desa 0untenjaya untuk menanggulangi masalah tersebut.
$amun, sejak bantuan tersebut diberikan oleh pemerintah sekitar bulan Bebruari 2008 hingga bulan .gustus 2008, pabrik
tersebut belum beroperasi. Berdasarkan keterangan pihak Desa 0untenjaya, belum beroperasinya pabrik pengolahan limbah tersebut
terkait dengan belum adanya modal operasional yang dimiliki untuk dapat membiayai biaya operasional pengolahan limbah. 0elain
itu, ketidakjelasan kepengurusan dan pengelolan pabrik pengolahan limbah serta kurangnya kooordinasi antara pihak Desa
0untenjaya dan pihak 0! 0untenjaya dalam pengelolaan limbah juga menyebabkan belum berjalannya pengolahan limbah di Desa
0untenjaya.
Pabrik pengolahan limbah merupakan sarana yang penting dan berman-aat bagi pengembangan desa. Desa ;ibodas juga
merupakan desa yang memiliki potensi dalam menghasilkan limbah pertanian yang sangat banyak terkait dengan lahan yang
digunakan Desa ;ibodas sebagian besar adalah untuk lahan pertanian dan peternakan. Dengan adanya sarana pabrik pengolahan di
Desa 0untenjaya maka hal tersebut menjadi salah satu prospek yang sangat baik dalam melakukan kerjasama antar kedua desa untuk
51
peningkatan pembangunan ekonomi di Desa 0untenjaya dan ;ibodas. 3edua desa juga dapat berperan sebagai penyedia input untuk
pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik yang nantinya dapat mendukung pembangunan pertanian berbasis organik di
kedua desa. 0elain itu, dengan berkembangnya pabrik pengolahan limbah maka akan teripta kebersihan lingkungan di sekitar desa
dan berdampak tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat desa.
Program yang akan dilakukan untuk menghadapi permasalahan di atas adalah menjadi -asilitator dengan meniptakan
hubungan kerjasama antara Desa ;ibodas dan Desa 0untenjaya serta pengurus 0! masing/masing desa. Bentuk kerjasama yang
dilakukan belum dapat diidenti-ikasi karena bentuk kerjasama tersebut bergantung pada pihak/pihak yang berkepentingan terutama
kepala desa. 1leh sebab itu, kami akan mem-asilitasi musya%arah antara pihak/pihak yang terkait untuk menentukan bentuk/bentuk
kerjasama yang akan dilakukan. Dari pihak mahasis%a bentuk kerjasama yang disarankan adalah kerjasama dalam permodalan dan
kerjasama penyaluran sumber bahan baku limbah pertanian dari Desa ;ibodas ke Desa 0untenjaya. Peserta musya%arah adalah
kepala Desa 0untenjaya, kepala Desa ;ibodas, PP!, pengurus 0! dari kedua desa. Pelaksanaan musya%arah belum dapat ditentukan
karena bergantung kepada pihak kepala desa. Dalam program ini, yang bertindak sebagai -asilitator musya%arah adalah mahasis%a
IPB.
Pelat)#an Pengo*era!)an Teknolog) 2oun)ka!)
2ar-a<an 2elo*ok "ekar Tan) 8a-a
3elompok tani (ekar "ani 'aya (("') merupakan kelompok tani yang akupan usahanya telah menapai tingkat nasional
bahkan telah melakukan ekspor dan kerjasama dengan pihak luar negeri. !uasnya jangkauan kerja dan kegiatan dari kelompok tani
ini mengharuskan kelompok tani ini dapat mengikuti perkembangan teknologi terutama dalam melakukan presentasi. Presentasi yang
biasa dilakukan oleh ("' diantaranya presentasi ketua kelompok tani terhadap pihak in,estor, presentasi pengenalan kelompok tani
52
di berbagai kegiatan, presentasi dalam program pelatihan yang diselanggarakan oleh ("', dan presentasi ketua kelompok tani pada
saat menjadi pembiara.
Berhubungan dengan hal tersebut, penguasaan teknologi komunikasi seperti (iroso-t Po%erpoint untuk presentasi
merupakan hal yang sangat dibutuhkan. 'umlah karya%an kantor yang menguasai teknologi ini di kelompok tani hanya satu orang.
0ementara kegiatan kelompok tani dari hari ke hari terus mengalami peningkatan. 4al ini menjadikan kelompok tani merasa
membutuhkan lebih banyak tenaga yang menguasai (iroso-t Po%erpoint untuk dapat mendukung pelaksanaan kegiatan kelompok
tani. Berdasarkan kebutuhan tersebut, kelompok tani ("' meminta bantuan kepada mahasis%a IPB untuk memberikan pelatihan ini
kepada satu orang karya%an ("' yang bertanggung ja%ab di kegiatan kelompok tani yang mengharuskan adanya presentasi.

"e/antu Progra Pengenalan Agr)/)!n)! "T8 untuk 2ar-a<an Pra*urna/akt) Peru!a#aan9Peru!a#aan Be!ar
3elompok tani ("' memiliki kegiatan rutin dalam menyelenggarakan kegiatan pengenalan agribisnis kepada karya%an
prapurnabakti perusahaan/perusahaan besar di Indonesia. Perusahaan yang rutin melakukan kerjasama dengan ("' diantaranya Bank
(andiri, P" 3rakatau 0teel, P" 0emen =resik, dan P" .ngkasapura. Pelaksanaan program ini merupakan permintaan dari pihak
kelompok tani kepada mahasis%a untuk membantu pelaksanaan kegiatan pengenalan agribisnis. Pihak mahasis%a berperan sebagai
operator pelaksanaan program pengenalan agribisnis kelompok tani. Program ini berkaitan dengan program pelatihan teknologi
komunikasi untuk karya%an ("'. Pelaksanaan program ini bersamaan dengan program pelatihan teknologi komunikasi untuk
karya%an kelompok tani.
53
PELA2.ANAAN DAN E=ALUA.0
P(&'(A" 2E'0ATAN 'LAD02A(;A
Progra +an E>alua!) 2eg)atan .o!)al)!a!) 2U(
Program sosialisasi 32& merupakan program yang dilakukan untuk memaparkan in-ormasi tentang 32& kepada pihak
masyarakat desa. Pelaksanaan program kegiatan sosialisasi 32& pertama kali dilaksanakan pada tanggal 28 'uli 2008 dan bertempat
di madrasah &D 50. Dalaupun sosialisasi 32& ini sebagian besar ditujukan kepada petani brokoli namun kami mengundang banyak
pihak terkait dengan syarat pengajuan kredit yang terbuka bagi semua pihak. Pihak yang diundang untuk mengikuti kegiatan
sosialisasi ini yaitu %arga &D 50 dengan berbagai maam pro-esi seperti petani, pedagang keil, dan ibu rumah tangga. 3egiatan
tersebut dihadiri oleh 2+ orang yang berasal dari tiga &" di &D 50. (etode pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu
mempresentasikan berbagai in-ormasi terkait dengan ara dan syarat pengajuan 32& dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi serta
tanya ja%ab. Penjelasan yang disampaikan oleh mahasis%a ukup mendapat respon yang baik dari peserta yang hadir, hal ini terlihat
dari berbagai tanggapan yang diberikan oleh peserta.
Dari pelaksanaan kegiatan terdapat banyak in-ormasi dari masyarakat terkait dengan pengalaman dan pengetahuan beberapa
%arga yang pernah menoba mengajukan kredit ke pihak bank. Berdasarkan keterangan %arga, kondisi di lapangan sangat berbeda
dengan kondisi yang dieritakan oleh media baik dari tele,isi maupun dari in-ormasi yang disampaikan oleh mahasis%a. Berikut
adalah hasil diskusi mahasis%a dengan masyarakat<
- Pihak Bank masih memberikan persyaratan adanya jaminan kepada peminjam, berbeda dengan in-ormasi yang diterima dari
media "#. 'aminan yang diajukan sebagai syarat memiliki jumlah yang hampir sama dengan pengajuan kredit seara umum.
54
- Birokrasi untuk mendapatkan kredit dinilai sangat berbelit/belit sehingga harus menghabiskan %aktu yang lama. Berdasarkan
in-ormasi yang berasal dari pihak bank, %aktu yang dibutuhkan dari pengajuan hingga akhirnya diproses kembali yaitu
kurang lebih dua bulan, namun dalam kenyataannya, %aktu yang dibutuhkan yaitu lebih dari %aktu yang ditentukan bahkan
ada yang hingga empat bulan belum juga medapatkan tanggapan.
- Daktu yang dibutuhkan oleh pengaju kredit dari mulai pengajuan persyaratan sampai penairan yang sangat lama merupakan
hambatan dalam bidang pertanian karena dalam praktiknya, pertanian memerlukan modal yang epat dalam memenuhi
kebutuhan usahataninya.
- "im sur,ey dari pihak bank sangat terbatas. 4al tersebut mengakibatkan banyaknya %aktu yang dibutuhkan dalam proses
pengajuan kredit sehingga terdapat keinginan dari masyarakat untuk dilakukannya penambahan tim sur,ey lapang berkaitan
dengan jumlah orang yang mengajukan kredit yang jumlahnya sangat banyak.
&enana pelaksanaan kegiatan sosialisasi 32& dilakukan dalam dua hari dengan in-ormasi yang sama. 4al tersebut direnanakan
untuk dapat menjangkau masyarakat yang tidak dapat hadir pada sosialisasi hari pertama. 0osialisasi 32& kedua tahap pertama akan
dilaksanakan pada tanggal 29 'uli 2008, namun karena adanya keterbatasan in-ormasi berdasarkan kegiatan pelaksanaan pertama
maka kami tidak melakukan kegiatan sosialiasasi pada tanggal 29 'uli 2008.
Pelaksanaan sosialisasi 32& kami nilai ukup berhasil karena banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti sosialisasi
tersebut. 4al ini menunjukkan bah%a masih banyak masyarakat yang kurang mengerti tentang berbagai in-ormasi berkaitan dengan
32&. 0ehingga dengan kegiatan sosialisasi ini, masyarakat yang belum mengetahui lebih dalam tentang 32&, menjadi lebih tahu
55
baik dari segi teori dan yang terjadi di lapangan. 4al tersebut bisa menjadi pertimbangan %arga dalam mengajukan kredit. $amun
dari sisi kemauan masyarakat untuk mengajukan kredit 32& kami nilai masih kurang. Dari 2+ orang peserta yang mengikuti
sosialisasi 32&, hanya 2 orang yang tertarik untuk mengajukan kredit 32& dan meminta bantuan mahasis%a untuk dibantu dalam
mengajukan kredit terutama untuk mempersiapkan persyaratan.
2ntuk menapai keberhasilan dari program sosialisasi 32&, terdapat beberapa kendala diantaranya yaitu <
- 'arak yang ukup jauh dengan pihak B&I sebagai penyedia in-ormasi. 4al tersebut menyebabkan %aktu yang dibutuhkan
untuk mendapatkan in-ormasi adalah sangat lama. 3ondisi transportasi yang kurang memadai dengan biaya yang ukup
mahal juga menjadi kendala bagi kami dalam menari in-ormasi.
- Penyampaian penjelasan 32& terkait dengan bahasa menjadi salah satu kendala bagi kami dalam melaksanakan sosialisasi
32&. 4al ini terjadi karena kurangnya kemampuan mahasis%a dalam menguasai bahasa yang biasa digunakan oleh
masyarakat, yaitu bahasa 0unda. $amun kendala tersebut adalah terbatas pada %arga yang belum mengerti bahasa Indonesia,
sedangkan sebagian besar %arga sudah mengerti bahasa Indonesia.
Pelak!anaan +an E>alua!) Progra
2eg)atan 2er$a!aa .e)nar Pertan)an
3egiatan seminar pertanian merupakan program yang dibentuk oleh 3(P! (3elompok (asyarakat Peduli !ingkungan).
Dana seminar pertanian berasal seluruhnya dari sponsorship antara lembaga yang menaungi 3(P! dengan lembaga/lembaga yang
mendukung kegiatan 3(P! tersebut. Program seminar pertanian pada renana a%alnya akan dilaksanakan pada tanggal 25 'uli 2008
namun pada tanggal tersebut kegiatan seminar tidak terlaksana karena dalam proses persiapannya mengalami banyak kendala. 0esuai
dengan kesepakatan, akhirnya kegiatan seminar ini ditunda hingga tanggal 2) 'uli 2008. Pada tanggal tersebut program seminar ini
56
juga belum dapat terlaksana kembali dikarenakan persiapan yang kurang dari pihak 3(P! dan juga disebabkan adanya halangan dari
pihak pembiara seminar.
Dengan kondisi yang terjadi tersebut maka kegiatan seminar ditunda kembali setelah mengadakan pertemuan dan membuat
kesepakatan %aktu pelaksanaan seminar dengan pembiara. 0esuai dengan kesepakatan, program seminar akan diadakan pada
tanggal 8 .gustus 2008. !angkah selanjutnya yang dilakukan 3(P! adalah pembentukan panitia seminar pertanian yang
dilaksanakan pada hari 0abtu, 28 'uli 2008. 3ami sebagai mahasis%a berperan sebagai mitra 3(P! dalam melaksanakan program
kegiatan seminar pertanian ini. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah keterlibatan dalam kepanitian seminar pertanian. 0usunan
kepanitian 0eminar pertanian adalah sebagai berikut <
Pan)t)a .e)nar ?PE(TAN0AN BE(BA.0. E2&L&'0@
3etua < .sep 0aepudin
0ekretaris < ;uu
Bendahara < 0ri
0eksi 3onsumsi < 5. $eng
2. .i
0eksi .ara < 5. $eneng
2. &iana 0eptiani ((ahasis%a)
57
0eksi Dokumentasi < 5. ;uu
2. 3emala 4ayati ((ahasis%a)
0eksi Peralatan < 5. Bery
2. I,an 0tenley ((ahasis%a)
0eksi 4umas < 5. .%an
2. Bayu 3ristianto ((ahasis%a)
!angkah a%al yang kami lakukan untuk persiapan seminar adalah menghubungi pihak pembiara. Pembiara yang a%alnya
kami hubungi adalah Bapak 4anes !ise, beliau adalah ketua 3elompok "ani 0aung 1rganik. Beliau kami pilih karena pengalaman
beliau sebagai pelaku pertanian yang ramah lingkungan. Pembiara kedua yang kami hubungi adalah Bapak Isak, beliau adalah ahli
pertanian di Desa ;ibodas dan memiliki tempat pelatihan untuk peserta magang pertanian ke 'epang. (enurut kami, kedua
pembiara ini telah ukup me%akili kebutuhan masyarakat tentang in-ormasi pertanian ramah lingkungan. $amun, kedua pembiara
ternyata tidak bisa memenuhi permintaan kami untuk menjadi narasumber di seminar karena beliau memiliki kesibukan pada saat
pelaksanaan seminar. 3emudian kami memutuskan untuk menghubungi 3etua 3elompok "ani (ekar "ani 'aya, yaitu Bapak Doyo
(ulyo Iskandar. Beliau kami pilih karena beliau memiliki pengalaman baik di bidang pertanian kon,ensional maupun pertanian
ramah lingkungan. 0elain itu beliau juga telah ukup dikenal di kalangan masyarakat Desa ;ibodas, terutama masyarakat yang
berpro-esi sebagai petani. Pembiara kedua yang kami hubungi adalah Bapak :dik 0uhanda. Beliau adalah salah satu ahli pertanian
ramah lingkungan di Desa ;ibodas. 3ami memilih beliau sebagai narasumber seminar berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh
Bapak Doyo. 3edua pembiara menyanggupi untuk menjadi narasumber dalam pelaksanaan seminar pertanian ramah lingkungan.
Persiapan yang perlu untuk dilakukan selanjutnya adalah persiapan teknis dan peralatan yang dibutuhkan untuk seminar. 3ami
akhirnya memilih untuk menggunakan aula tempat %isata ;ibodas .gro. 3ami memilih tempat ini karena strategis, -asilitasnya
58
lengkap sehingga tidak perlu mempersiapkan sound s6ste&, dan tempatnya yang terjangkau. Persiapan selanjutnya adalah persiapan
untuk konsumsi. Persiapan untuk konsumsi tidak mengalami kendala yang ukup berarti.
Dalam melaksanakan kerjasama seminar, terdapat beberapa kendala yaitu <
- 3oordinasi mahasis%a dengan pihak 3(P! belum dilakukan seara maksimal, karena pertemuan antara pihak mahasis%a
dengan pihak 3(P! belum dilakukan seara intensi- dan lebih lanjut.
- Perbedaan bahasa menjadi salah satu kendala bagi kami dalam menyampaikan pendapat agar dapat dimengerti oleh sesama
rekan panitia.
- 3eterbatasan sarana transportasi menjadi salah satu kendala dalam melakukan persiapan seminar.
- 3(P! masih memiliki kesadaran yang rendah dalam melaksanakan tanggung ja%abya.
- Dana yang diberikan oleh lembaga pendukung hampir separuhnya digunakan untuk hal yang kurang penting sehingga pada
saat akan melaksanakan seminar pertanian terdapat kendala kekurangan dana.
(enurut kami pelaksanaan seminar telah berjalan dengan baik. 4al ini dapat kami lihat dari antusiasme para petani yang
datang ke seminar. Para petani yang datang dapat mengerti prospek pertanian organik. Pertanyaan dari para petani mengenai
pertanian organik dan masalah pertanian saat ini juga menjadi bahan yang meningkatkan pengetahuan petani. 0eminar pertanian
ramah lingkungan dapat memoti,asi para petani untuk dapat mengalihkan pengelolaan pertanian mereka dari pertanian kon,ensional
menjadi pertanian organik. 4al ini bisa dilihat dari antusiasme peserta seminar untuk bertanya dan melihat langsung ke 3elompok
"ani (ekar "ani 'aya mengenai pertanian ramah lingkungan.
1leh karena itu, tujuan dari seminar pertanian ini kami nilai ukup berhasil. $amun apabila dilihat dari jumlah peserta yang
hadir, kami nilai target seminar belum berhasil. 'umlah peserta yang menghadiri seminar hanya sekitar 70G dari jumlah undangan
yang kami sebarkan. 0edikitnya jumlah peserta yang hadir dikarenakan pemilihan tempat seminar yang kurang memperhatikan sisi
59
psikologis petani. Petani lebih suka menghadiri undangan di tempat/tempat yang tidak terlalu me%ah. "empat pelaksanaan seminar
ini dapat dikatakan ukup me%ah karena berada di tempat %isata. 4al ini menyebabkan masyarakat merasa segan untuk mendatangi
seminar. Penilaian ini berdasarkan hasil konsultasi kami dengan 3etua BPD Desa ;ibodas. 0elain itu %aktu pelaksanaan seminar
pada pagi hingga sore hari merupakan %aktu dimana petani bekerja. 0ehingga hal ini membuat petani harus memilih antara
mengikuti seminar atau meninggalkan pekerjaan yang akan berimplikasi terhadap kegiatan usahatani mereka.
0etelah melaksanakan seminar, kami melanjutkan program sosialisasi pertanian ramah lingkungan dengan ara membuat dan
membagikan co&pact disk yang berisi -ilm ara pembuatan pupuk bokashi dan pembuatan pestisida organik beserta penerapannya di
lapangan. Bilm ini merupakan -ilm yang dibuat oleh 3elompok "ani (ekar "ani 'aya. *o&pact disk ini kami bagikan melalui pihak
pemerintahan Desa ;ibodas untuk kemudian disosialisasikan kepada pihak ketua masing/masing &D agar bisa disosialisasikan
kepada masyarakat luas. (elalui pembagian ini kami harapkan masyarakat memiliki pedoman pelaksanaan pertanian ramah
lingkungan yang komunikati- dan mudah dipahami. Penilaian terhadap kee-ekti-an pembagian co&pact disk dan dampaknya terhadap
perkembangan pertanian ramah lingkungan di Desa ;ibodas belum dapat kami nilai. 3ami akan terus menjalin hubungan dengan
pihak desa dan pihak 3elompok "ani (ekar "ani 'aya untuk melihat perkembangan penerapan pertanian ramah lingkungan di Desa
;ibodas.
Pelak!anaan +an E>alua!) Progra :a!)l)tator 2er$a!aa De!a .unten$a-a +engan De!a 1)/o+a! +ala Hal Pengola#an
L)/a#
Pelaksanaan program mediasi antara Desa 0untenjaya dan Desa ;ibodas dalam hal kerjasama pengolahan limbah belum
dilakukan seara penuh. Persiapan yang dilaksanakan adalah menghubungi pihak/pihak yang terkait terutama 3epala Desa ;ibodas
60
dan langkah selanjutnya adalah menghubungi 3epala Desa 0untenjaya, setelah itu menghubungi pihak 0!. "ahapan kegiatan
persiapan yang telah dilakukan adalah <
a. (enghubungi ketua 0! Desa 0untenjaya yaitu Pak Didi Darmadi.
4asil pembiaraan dengan ketua 0! adalah sebagai berikut <
- Biaya operasional menjadi masalah utama ketidakakti-an pengolahan limbah di Desa 0untenjaya.
- 0! menyetujui program kerjasama dengan pihak ;ibodas dengan atatan tidak mengabaikan tujuan utama adanya bantuan
pengolahan limbah di Desa 0untenjaya yaitu pembersihan Desa 0untenjaya dari sampah yang banyak terutama pada daerah
aliran sungainya.
- Beliau bersedia untuk melakukan musya%arah dengan pihak/pihak yang terkait baik dari Desa ;ibodas maupun 0untenjaya.
b. (enghubungi 3epala Desa 0untenjaya
4asil pembiaraan dengan 3epala Desa 0untenjaya adalah sebagai berikut <
- Biaya operasional merupakan masalah utama yang menyebabkan pengolahan pabrik tidak berjalan
- Beliau menyetujui kerjasama dengan pihak ;ibodas dengan atatan dalam sementara %aktu, sampah atau limbah yang
menjadi bahan/bahan olahan diambil dari Desa 0untenjaya. 0etelah berkembang di kemudian hari maka bahan/bahan dapat
diambil dari Desa ;ibodas, dan desa lainnya.
- Beliau bersedia untuk melakukan musya%arah dengan pihak/pihak yang terkait dari kedua desa untuk membahas bentuk
kerjasama yang dapat dilakukan.
c. (enghubungi PP! ;ibodas
- Pak 0ujatman sebagai pihak PP! menyetujui program kerjasama antara Desa ;ibodas dan Desa 0untenjaya dalam hal
pengolahan limbah.
61
- Beliau bersedia untuk melakukan musya%arah dengan pihak/pihak yang terkait dengan program.
d. (enghubungi 3epala Desa ;ibodas
4asil pembiaraan dengan Pak Dindin sebagai kepala desa adalah pihak kepala Desa ;ibodas ukup tertarik dengan program
yang diajukan namun belum menyetujui kerja sama dengan Desa 0untenjaya. Dalam pertimbangannya, Pak Dindin akan
berkonsultasi dengan pihak/pihak desa terkait seperti BPD dan !P(D serta tokoh/tokoh penting di Desa ;ibodas.
e. (enghubungi 0! ;ibodas
3egiatan pemaparan program kerjasama kepada pihak 0! ;ibodas belum terealisasi karena keterbatasan %aktu dan kesibukan
dari pihak 0! ;ibodas yang sedang mempersiapkan seminar pertanian.
"ujuan akhir dari program ini adalah terbentuknya kesepakatan untuk bekerjasama antara pihak Desa ;ibodas dan Desa
0untenjaya. Bentuk kerjsama yang kami sarankan adalah kerjasama dalam hal penyertaan modal bersama dari kedua belah pihak desa
untuk mengatasi permasalahan biaya operasional pengolahan limbah dengan atatan harus adanya komitmen dan tanggungja%ab
bersama antara kedua pihak desa dalam pengelolaan limbah tersebut. 2ntuk tujuan jangka panjang dari program ini adalah
dibangunnya tempat penampungan sampah di Desa ;ibodas yang nantinya dapat menjadi sumber bahan baku bagi pengolahan
limbah di Desa 0untenjaya. .kan tetapi, hal ini membutuhkan %aktu yang ukup lama untuk dapat terealisasi sehingga dengan
keterbatasan %aktu dan tenaga yang kami miliki, maka pelaksanaan dari kegiatan program ini hanya di-okuskan sampai terjadinya
tahap musya%arah antara pihak/pihak terkait.
2ntuk menjalankan program ini terdapat beberapa kendala yaitu <
62
- Program kerjasama ini melibatkan pihak/pihak yang memiliki peranan penting di desa masing/masing sehingga kami
memiliki kendala dalam menemui pihak tersebut.
- .danya komunikasi yang kurang baik antara pihak/pihak yang terkait sehingga kami memiliki kendala dalam menyatukan
pendapat/pendapat pihak yang terkait.
Dari beberapa program yang kami renanakan, program kerjasama antara Desa ;ibodas dengan Desa 0untenjaya merupakan
program yang lebih sulit untuk dilakukan karena program ini melibatkan banyak pihak penting yang memiliki perbedaan
kepentingan. Pelaksanaan program ini hanya sampai pada tahap menghubungi pihak/pihak terkait, belum sampai pada tahap
pertemuan untuk musya%arah sehingga hasil yang diharapkan tidak terealisasi. 1leh sebab itu, program ini kami nilai belum berhasil
namun kami mengharapkan tindak lanjut dari pihak/pihak terkait untuk dapat melakukan kerjasama yang diharapkan.
Pelat)#an Pengo*era!)an Po<er Po)nt
2ar-a<an 2elo*ok "ekar Tan) 8a-a
Pelaksanaan pelatihan pengoperasian po%er point di ("' hanya dilakukan satu kali. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan
pada tanggal 8 .gustus 2008. Pelatihan tersebut diberikan kepada satu orang karya%an yang bekerja di ("'. Pengetahuan yang
diberikan kepada karya%an tersebut yaitu pengoperasian po%er point dan pemasangan alat/alat kebutuhan presentasi seperti in -ous
dan laptop.
Daktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan ini kurang lebih yaitu satu jam. 3egiatan tersebut berjalan baik dan
karya%an yang memperoleh pelatihan dapat menyerap in-ormasi yang diberikan oleh mahasis%a. Dari pelatihan ini diharapkan dapat
meningkatkan kemudahan dalam melaksanakan komunikasi dengan pihak/pihak yang berkepentingan dengan kelompok tani. "idak
ada kendala dalam melaksanakan program ini. 1leh karena itu program pelatihan tersebut kami nilai berhasil.
63
"e/antu Pengenalan Agr)/)!n)! "T8 untuk 2ar-a<an Pra*urna/akt) Peru!a#aan Be!ar
Pelaksanaan program ini dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 8 .gustus 2008. Peran mahasis%a dalam program pengenalan
agribisnis ("' adalah sebagai operator presentasi ("' kepada prapurnabakti perusahaan/perusahaan besar. 0elain membantu, kami
juga mendapatkan banyak pengetahuan dengan mendengar presentasi dari ("'. 3endala yang dihadapi adalah kendala %aktu. .da
%aktu dimana kegiatan presentasi ("' bersamaan dengan kegiatan persiapan program gladikarya lainnya.
Program ini berjalan dengan baik. Bantuan yang diberikan kepada kelompok tani ("' dapat mempermudah pelaksanaan
pengenalan agribisnis ("' kepada karya%an prapurnabakti perusahaan/perusahaan besar.
64
2E.0"PULAN DAN .A(AN
2e!)*ulan
0istem agribisnis brokoli di Desa ;ibodas sudah ukup baik. 4al tersebut dapat dilihat dari kelengkapan subsistem agribisnis
mulai dari subsistem input sampai dengan subsistem penunjang. Input brokoli sebagian besar berasal dari toko pertanian yang berada
di ;ibodas, 2sahatani brokoli di Desa ;ibodas sudah ukup namun penggunaan bahan kimia dirasakan masih berlebihan.
Pengemasan brokoli sebelum penjualan juga sudah dilakukan sehingga nilai brokoli mengalami peningkatan. Brokoli dari Desa
;ibodas dipasarkan di pasar tradisional dan juga supermarket yang sebagian besar terletak di 3ota Bandung. !embaga penunjang
pertanian ;ibodas yaitu PP!, Bank sebagai pemberi kredit, dan juga 0ekolah !apang yang mengetahui potensi serta masalah Desa
;ibodas.
Di dalam subsistem usahatani sayuran di ;ibodas, sebagian besar petani masih menggunakan bahan/bahan kimia yang dalam
jangka panjang akan berdampak tidak baik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. 1leh karena itu, penggunaan bahan kimia
yang berlebihan dalam usahatani menjadi masalah yang ukup serius dalam hal degradasi lingkungan. 0elain masalah lingkungan,
penggunaan pupuk dan obat/obatan kimia juga memberatkan petani karena harganya yang terus mengalami peningkatan. Program
yang bertujuan untuk menanggulangi masalah tersebut yaitu seminar pertanian ekologi yang dilaksanakan oleh pihak 0! dan
mahasis%a.
(odal merupakan -aktor yang sangat penting dalam usahatani. 3ekurangan modal dapat menjadi masalah yang dapat
menghambat keberlangsungan usahatani. Bank sebagai lembaga pemberi kredit merupakan suatu lembaga penunjang. 0alah satu
kredit yang ada pada saat ini adalah 32& yang dijamin sebagian besar oleh pemerintah. $amun in-ormasi yang dimiliki oleh petani
65
mengenai kredit kurang memadai sehingga petani enggan untuk mengajukan kredit. 1leh karena itu, kami sebagai mahasis%a
mem-asilitasi masyarakat dengan in-ormasi 32& yang berasal dari B&I.
Bagian yang dikonsumsi dari brokoli adalah bunganya sedangkan bagian lainnya tidak dikonsumsi oleh manusia, akan tetapi
dapat digunakan untuk pakan he%an. $amun peningkatan produksi akan membuat bagian brokoli dan juga sayuran lainnya yang
tidak terpakai menjadi sampah yang kurang berman-aat. 0ampah sayuran seharusnya dapat diolah kembali menjadi pupuk sehingga
lebih berman-aat bagi pertanian di desa. Pengoperasian pabrik limbah Desa 0untenjaya melalui kerjasama dengan Desa ;ibodas
dapat menjadi salah satu penanggulangan masalah sampah pertanian.
.aran
Pihak 3(P! lebih serius lagi dalam melakukan penanggulangan masalah pertanian berbasis kimia karena yang berhubungan
langsung dengan petani adalah pihak 3(P! itu sendiri. Pihak 3(P! juga sebaiknya berhubungan langsung dengan pihak
desa karena pengembangan pertanian berbasis organik merupakan tujuan dari Desa ;ibodas sendiri sehingga setiap kendala
yang dihadapi oleh pihak 3(P! dapat dibantu oleh pihak desa.
Pemerintah sebagai lembaga penunjang dapat lebih serius dalam menanggulangi permasalahan permodalan pada bidang
pertanian. 32& merupakan salah satu solusi yang dilakukan pemerintah namun dalam pelaksanaannya begitu banyak
birokrasi yang mempersulit pengaju kredit termasuk petani yang sedang membutuhkan dana. Birokrasi tersebut harus
diperbaiki terkait dengan pertanian yang memiliki risiko tinggi bila tidak segera mendapatkan bantuan.
Pemerintah harus mengenali potensi yang dimiliki dalam bidang pertanian. Brokoli merupakan salah satu komoditas pertanian
yang sangat potensial. Di Desa ;ibodas dirasakan lebih banyak pengaruh dan hubungan dari luar negeri dibandingkan dengan
66
pemerintah karena hubungan dengan pihak asing lebih menguntungkan sedangkan dengan pihak pemerintah sebaliknya. 1leh
karena itu, pemerintah harus lebih -okus terhadap pertanian karena pertanian memiliki pengaruh besar terhadap sektor industri
dan pembangunan nasional.
67
DA:TA( PU.TA2A
Pasaribu, .. 2009. 9nalisis <sahatani Brokoli di /esa *ibodas "eca&atan Le&bang Bandung Barat. 0kripsi. Bakultas Pertanian
2ni,ersitas Padjajaran Bandung.
KKKKKK. 2009. Pro8il /esa *ibodas "eca&atan Le&bang Bandung Barat. Bandung
KKKKKK. 2009. Pro8il "eca&atan Le&bang Bandung Barat. Bandung
KKKKKK. 2007.'encana 9ksi "elo&pok (as6arakat Peduli Lingkungan. Bandung< :0P
68

You might also like