You are on page 1of 5

ADENITIS SEBACEOUS

Oleh :
Putra Anugrah
1102101010016



















FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2014


1. Pengertian
Sebacous Adenitis (SA) adalah suatu penyakit kulit yang bersifat idiopathic yang
terjadi pada kelenjar sebaceous anjing (Marsella 2008). Terdapat dua bentuk dari penyakit
ini yaitu bentuk lokal dan bentuk General. Bentuk local ditandai dengan area terbatas
dengan gejala klinis berupa alopecia, erythrema dan sisik (scale) berlebihan dengan
karakteristik yang melekat pada rambut. Inflamasi dan pruritus bisa terjadi khususnya yang
disertai dengan pyoderma superficial. Bentuk ini paling sering muncul pada anjing-anjing
berbulu pendek dan sering diawali dari kepala atau wajah dan bergerak ke caudal (White
2001). Bentuk yang kedua adalah bentuk general. Bentuk ini ditandai dengan jumlah sisik
yang sangat berlebihan pada kulit, alopecia dan kulit teraba kering saat disentuh. Bagian
belakang punggung, medial pinnae dan liang telinga adalah daerah yang paling sering
terpengaruh dalam bentuk ini. Pruritus sangat bervariasi tetapi mungkin terjadi, terutama
apabila terjadi pyoderma yang disertai dengan infeksi sekunder bakteri (White 2001).
Berdasarkan gambaran klinisnya maka kasus yang terjadi pada anjing Ubi merupakan
bentuk SA yang bersifat general.
Teradapat empat teori yang menjelaskan penyebab dan patogenesa dari penyakit ini,
yang petama adalah penyakit keturunan yang menyebabkan kerusakan dari kelenjar
sebaceous. Kedua penyakit ini bisa juga disebabkan akibat munculnya respon immune yang
diperantarai sel terhadap kelenjar sebaceous. Ketiga gangguan proses keratinisasi yang
disebabkan karena tersumbatnya saluran sebaceous yang disebabkan karena adanya
peradangan pada kelenjar tersebut. Keempat, penyakit ini dapat disebabkan oleh
abnormalitas dari produksi lipid pada kulit (dermal).
2. Gejala Klinis
Gejala klinis yang muncul adalah kulit terlihat bersisik pada daerah punggung mulai
dari bagian bawah tengkuk hingga ujung ekor, alopecia diseluruh bagian yang ditutupi sisik
termasuk ekor (rat tail), dan beberapa bagian muncul nodul yang berisi cairan purulent
(gambar 1. Kiri). Saat disentuh bagian kulit anjing terlihat kesakitan, khususnya pada daerah
yang mengalami kemerahan. Dari hasil pengamatan dibawah wood lamp, beberapa kerak
terlihat berpendar. Tidak terlihat ektoparasit apapun dari pemeriksaan kerokan kulit.

Gambar 1. Kondisi kulit ubi sebelum dilakukan pengobatan (kiri) dan setelah 40 hari
menjalani pengobatan (kanan)

3. Etiologi dan pathogenesis
Adenitis sebaceous adalah penyakit biasa ditandai dengan hilangnya sebaceous
(minyak) kelenjar, scaling dan rambut rontok. Etiologi dan patogenesis tidak
diketahui. Dalam Standar Pudel penyakit ini bersifat keturunan dan tampaknya menjadi
autosomal resesif. Teori tentang mengapa penyakit ini berkembang mencakup respons
autoimun terhadap antigen kelenjar sebaceous atau cacat struktural utama dari kelenjar
sebaceous atau saluran, yang memungkinkan kebocoran sebum ke dalam dermis dimana
tempat memprovokasi reaksi benda asing. Selama awal tahap peradangan ringan tentang
folikel rambut, yang berkembang menjadi sebuah nodular Granulomatous reaksi inflamasi di
sekitar kelenjar sebaceous. Folikel stadium akhir menunjukkan kurangnya kelenjar
sebaceous. Hal ini tidak diketahui apakah ada hubungan sebab akibat antara perubahan
kelenjar sebaceous dan keratinisasi folikular yang abnormal, atau apakah ini hanya hidup
bersama fitur umum. Rambut rontok yang berhubungan dengan kelenjar sebaceous adenitis
dianggap konsekuensi dari akibat parafollicular mengganggu pertumbuhan sel-sel folikel.
4. Tes diagnostic
Biopsi kulit menunjukkan infiltrat multifokal inflamasi histiosit, limfosit, neutro-
phils, dan sel plasma di sekitar kelenjar sebaceous dan struktur adneksa lainnya pada awal
penyakit. Pada kasus vanced memiliki acanthosis moderat, hiperkeratosis, hiperkeratosis
folikuler dan tidak adanya kelenjar sebaceous. Beberapa biopsi sering diperlukan untuk
mengamati patologi diagnostic.
5. Diagnosis diferensial
Vitamin A dermatitis responsive
cacat keratinisasi Primer
Leishmaniasis
Kurap
kudis Demodectic
infeksi bakteri Superficial
Zinc dermatosis responsive
Hypothyroidism
Warna encer alopecia
displasia folikular
Pemfigus foliaseus
limfoma Epitheliotropic
6. Terapi
Terapi yang diberikan adalah suplemen omega 3 dan 6 bid (Megaderm Virbac),
suplemen dengan kandungan zinc, selenium dan multivitamin bid, serta liver protectant sid.
Selain itu setiap harinya kulit bagian kerak digosok dengan air yang sudah dicampur dengan
shampoo yang mengandung chlorhexidine 3% (Pyoderm Virbac Shampoo) dengan
perbandingan 3:1 sid. Setiap 1 minggu sekali anjing dimandikan dengan shampo yang
mengandung keratolitic agent (Sebolytic Virbac Shampoo). Anjing diberikan pakan
khusus untuk menunjang dan memperbaiki kualitas kulit.





Daftar Pustaka
Campbell KL. 2004. Small Animal Dermatology Secrets. Hanley&Belfus : Philadelphia.
Jassies A, 2008. Successful treatment of rabbit with sebaceous adenitis with ciclosporin and
triglycerides. Proceeding of the sixth World Congress of veterinary dermatology p376-377.
Wiley-Blackwell: Hong Kong
Williamson N. 2008. Crusting and Scaling Dermatoses. Handbook of Smal Animal Practice ed.5
vol.2. p907-911. Saunders Elsevier: Philadelphia.

You might also like