You are on page 1of 24

arsitektur marine source signature dalam domain waktu dan domain frekuensi.

Arsitektur marine source signature


Akuisisi Data Seismik
Untuk memperoleh hasil pengukuran seismik refleksi yang baik, diperlukan pengetahuan tentang
sistem perekaman dan parameter lapangan yang baik pula. Parameter akan sangat ditentukan
oleh kondisi lapangan yang ada yaitu berupa kondisi geologi daerah survei. Teknik-teknik
pengukuran seismik meliputi :
1. Sistem Perekaman Seismik
Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran travel time dari
sumber energi ke penerima. Keberhasilan akusisi data bisa bergantung pada jenis sumber energi
yang dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan
vibrator. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara
sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif
untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut adalah air gun.
Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal
input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi
resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih.
Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier yang sangat sensistif serta magnetic
tape recorder. Alat untuk menerima gelombang-gelombang refleksi untuk survei seismik di laut
adalah hidropon. Hidropon merespon perubahan tekanan. Hidropon terdiri atas kristal
piezoelektrik yang terdeformasi oleh perubahan tekanan air. Hal ini akan menghasilkan beda
potensial output. Elemen piezoelektrik ditempatkan dalam suatu kabel streamer yang terisi oleh
kerosin untuk mengapungkan dan insulasi. Model hidropon seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 1.


Gambar 1. Penampang hidropon


Hampir semua data seismik direkam secara digital. Karena output dari hidropon sangat lemah
dan output amplitude decay dalam waktu yang sangat singkat, maka sinyal ini harus diperkuat.
Amplifier bisa juga dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang tidak diinginkan
(SANNY, 2004).
2. Prosedur Operasional Seismik Laut
Kapal operasional seismik dilengkapi dengan bahan peledak, instrumen perekaman serta
hidropon, dan alat untuk penentuan posisi tempat dilakukannya survey seismik seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 2. Menurut KEARN & BOYD (1963), terdapat dua pola penembakan
dalam operasi seismik di laut yaitu :
a) Profil Refleksi, pola ini memberikan informasi gelombang-gelombang seismik sebagai
gelombang yang merambat secara vertikal melalui lapisan-lapisan di bawah permukaan. Teknik
ini melakukan tembakan disepanjang daerah yang disurvei dengan kelajuan dan penembakan
yang konstan. Jarak penembakan antara satu titik terhadap lainnya disesuaikan dengan informasi
refleksi yang diperlukan, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.


Gambar 2. Operasional seismik di laut


b) Profile Refraksi, Pola ini memberikan informasi gelombang-gelombang seismik yang
merambat secara horizontal melalui lapisan-lapisan di bawah permukaan. Pada teknik ini kapal
melakukan tembakan pada titik-titik tembak yang telah ditentukan (Gambar 3).

Gambar 3. Diagram metode penembakan Refraksi (a) dan Refleksi (b)


Pengolahan Data Seismik
Tujuan dari pengolahan data seismik adalah untuk memperoleh gambaran yang mewakili
lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi. Tujuan utama pemrosesan data seismik menurut
VAN DER KRUK (2001) adalah :
1. untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N)
2. untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk gelombang
sinyal
3. mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari multiple dan
gelombang-gelombang permukaan)
4. untuk memperoleh gambaran yang realistik dengan koreksi geometri
5. untuk memperoleh informasi-informasi mengenai bawah permukaan (kecepatan,
reflektivitas, dll).

Secara garis besar urutan pengolahan data seismik menurut SANNY (2004) adalah sebagai
berikut :
1. Field Tape
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu. Standarisasi ini
dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics). Magnetic tape yang digunakan
biasanya adalah tape dengan format: SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D, dan SEG-Y. Format data
terdiri dari header dan amplitudo. Header berisi informasi mengenai survei, project dan
parameter yang digunakan dan informasi mengenai data itu sendiri (Gambar 4).
2. Demultiplex
Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan sebelum
diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun berdasarkan urutan
pencuplikan disusun kembali berdasarkan receiver atau channel (demultiplex). Proses ini dikenal
dengan demultiplexing.
3. Gain Recovery
Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek divergensi
sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami penurunan sesuai
dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu dilakukan pemulihan
kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik seolah-olah datang
dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah Automatic Gain Control
(AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik yang lebih mudah
diinterpretasi.
4. Editing dan Muting

Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute adalah
proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan
seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data (Gambar 4).


Gambar 4. Rekaman data seismik

5. Koreksi statik
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan receiver)
sehingga shot point dan receiver seolah-oleh ditempatkan pada datum yang sama.
6. Dekonvolusi
Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple,
reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise.
Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi merupakan suatu filter. Bumi
merupakan low pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang
panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi
seismik karena kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi
berkurang.
7. Analisis Kecepatan
Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk
memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi yang
dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses
stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack yang
maksimum (Gambar 5).


Gambar 5. Stacking velocity


8. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO
Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan receiver
pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini menghilangkan
pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah vertikal (normal
incident) (Gambar 6).


Gambar 6. Koreksi NMO: (a) belum dikoreksi (b kecepatan yang sesuai (c) kecepatan yang lebih
rendah (d) kecepatan yang lebih tinggi (VAN DER KRUK, 2001)


9. Stacking
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang bertujuan untuk
mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP yaitu
trace-trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian dijumlahkan
untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren (Gambar 7).


Gambar 7. Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (stacking)

10. Migrasi
Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan waktu
pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena penampang
seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman
normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang
reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi
gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan) (Gambar 8).


Gambar 8(a). Penampang seismik sebelum migrasi;

Gambar 8(b). Penampang seismik setelah migrasi


Interpretasi Data Seismik

Tujuan dari interpretasi seismik secara umum menurut ANDERSON & ATINUKE (1999)
adalah untuk mentransformasikan profil seismik refleksi stack menjadi suatu struktur
kontinu/model geologi secara lateral dari subsurface (Gambar 9).

Gambar 9 (a). Penampang seismic


Gambar 9 (b). Interpretasi seismic {A=Mannville(clastic); B=Wabamun(karbonat);
C=Ireton(lempung); D=Duvemay(lempung); E=Cooking Lake(karbonat); F=
Beaverhill(lempung); G=Leduk(reef)}


Sedangkan beberapa tujuan khusus dari interpretasi seismik menurut VAN DER KRUK (2001)
adalah :
1. Pemetaan Struktur-Struktur Geologi
Untuk pemetaan struktur-struktur geologi pada data seismik, posisi horizon-horizon utama dan
gangguan dipetakan dan bentuk serta posisi sesar diidentifikasi. Tujuannya adalah untuk
memperoleh profil geologi dan untuk memperoleh kedalaman horizon serta gangguan.
2. Analisis Sekuen Seismik
Tujuan utama dari analisis sekuen seismik adalah :
Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada data seismik
Menentukan sekuen pengendapan dalam waktu
Menganalisis fluktuasi muka air laut
3. Analisis Fasies Seismik
Sekuen seismik dapat juga untuk menyelidiki karakteristik refleksi di dalam suatu sekuen, yang
berhubungan dengan seismik fasies. Tidak hanya waktu sekuen sendimentasi yang diperoleh
namun juga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan yang dapat menggambarkan tentang
lingkungan pengendapannya.
Tujuan interpretasi seismik khusus dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah untuk
menentukan tempat-tempat terakumulasinya (struktur cebakan-cebakan)minyak dan gas. Minyak
dan gas akan terakumulasi pada suatu tempat jika memenuhi tiga syarat, yaitu: (1) Adanya
Batuan sumber (source rock), adalah lapisan-lapisan batuan yang merupakan tempat
terbentuknya minyak dan gas, (2) Batuan Reservoir yaitu batuan yang permeabel tempat
terakumulasinya minyak dan gas bumi setelah bermigrasi dari batuan sumber, (3) Batuan
Penutup, adalah batuan yang impermeabel sehingga minyak yang sudah terakumulasi dalam
batuan reservoir akan tetap tertahan di dalamnya dan tidak bermigrasi ke tempat yang lain.
Berikut adalah beberapa contoh cebakan-cebakan minyak dan gas bumi yang diperoleh dari data
seismik (Gambar 10, 11 dan 12).


Gambar 10. Cebakan Minyak Struktur Antiklin



Gambar 11. Cebakan Minyak Pada Struktur Fault (sesar)


Gambar 12. Cebakan Stratigrafi Minyak dan Gas

Noise dan Data

Noise adalah gelombang yang tidak dikehendaki dalam sebuah rekaman seismik sedangkan data
adalah gelombang yang dikehendaki. Dalam seismik refleksi, gelombang refleksilah yang
dikehendaki sedangkan yang lainya diupayakan untuk diminimalisir.

rekaman dengan data gelombang refleksi dan noise

Gambar diatas menunjukkan sebuah rekaman dengan data gelombang refleksi dan noise
(gelombang permukaan / ground roll) dan gelombang langsung (direct wave).
Noise terbagi menjadi dua kelompok: noise koheren (coherent noise) dan noise acak ambient
(random ambient noise).Contoh noise keheren: ground roll (dicirikan dengan amplitudo yang
kuat dan frekuensi rendah), guided waves atau gelombang langsung (frekuensi cukup tinggi dan
datang lebih awal), noise kabel, tegangan listrik (power line noise: frekuensi tunggal, mudah
direduksi dengan notch filter), multiple (adalah refleksi sekunder akibat gelombang yang
terperangkap). Sedangkan noise acak diantaranya: gelombang laut, angin, kendaraan yang lewat
saat rekaman, dll.
Aplikasi Rekaman Seismik
1. Rekaman data seismik gempa bumi (tektonik) dapat digunakan untuk menentukan pusat
dan kedalaman gempa bumi yang bersangkutan.
2. Pada gunung berapi dapat digunakan untuk memperkirakan jenis aktivitas gunung berapi
tersebut, seperti gerakan magma, guguran lava padat, gejala-gejala akan terjadinya
letusan dan lain-lain.
3. Eksplorasi seismik dangkal diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang
lainnya.
4. Seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak dan gas
bumi).
5. Seismik refleksi digunakan untuk menentukan lithologi batuan dan struktur geologipada
kedalaman yang dalam.
6. Seismik refraksi digunakan untuk lithologi dan struktur geologi yang dangkal.

Seismic Signatures dari Gunung Rainier, Washington
Berdasarkan hasil pemantauan selama 30 tahun, seismic signatures di bawah ini menggambarkan
peristiwa umum yang menyebabkan getaran tanah di gunung api. Keseluruhan pola dari seismic
signatures ini terdapat perbedaan amplitudo, frekuensi, dan durasi pada setiap rekaman. Debris
flow memiliki seismic signatures dengan amplitudo kecil, frekuensi sedang-tinggi, serta durasi
lama. Distant earthquake memiliki seismic signatures dengan amplitudo kecil, frekuensi lebih
rendah dengan durasi yang lama. Pada Tectonic Earthquake near mount memiliki amplitudo
gelombang P yang kecil,frekuensi sedang-tinggi, dan durasi sebentar. Sedangkan pada tectonic
Earthquake beneath mount memiliki amplitudo gelombang P yang lebih besar, frekuensi sedang-
tinggi, dan durasi sebentar. Rock falls dan Glacier-sliding memiliki pola tersendiri pada rekaman
seismiknya. Seismic signatures pada setiap gunung api dapat berbeda-beda karena gunung api
memiliki karakteristik magma dan morfologi yang berbeda. Seismic signatures pada gunung api
yang satu tipe pada umumnya akan sama pada peristiwa yang sama.

seismic signatures
Perekam seismik dipergunakan untuk mengidentifikasi kedalaman dasar samudera dan
konfigurasi sedimen serta perlapisan batuannya. Pada rekaman grafik ini, kapal riset baru
melewati sebuah lembah samudera.

rekaman grafik seismik

Hasil Rekaman seismik dasar laut perairan selatan Yogyakarta
Hasil analisis rekaman seismik di perairan P. Batam di bawah ini menunjukkan adanya bekas-
bekas penambangan pasir laut. Pada bagian atas memperlihatkan bagian yang terkupas akibat
penambangan dengan peralatan yang mempunyai daya hisap yang besar.

rekaman seismik di perairan P. Batam

Penampang seismik dan interpretasinya

Seismik dan Interpretasinya
Dari hasil penafsiran rekaman seismik di atas diperoleh informasi bahwa bagian permukaan
dasar laut berupa struktur sedimen bergelombang (sand waves) seperti terlihat pada gambar 2,
slump dan sesar (gambar 3). Adanya struktur sedimen sand waves menunjukkan bahwa material
yang ada di dasar perairan tersebut berukuran pasir dan arus dasar laut cukup kuat.

hasil penafsiran rekaman seismic
Dari hasil penafsiran rekaman seismic di lintasan L-21, diperoleh 2 (dua) runtunan yaitu
runtunan A dan B (Gambar 3). Morfologi dasar laut mempunyai kemiringan lereng yang sangat
curam ke arah utara. (Astawa , drr., 1994) Dengan memperhatikan gambaran pantulan (intenal
reflector) maka runtunan A, yang bentuknya agak kacau (semi chaotik), diduga tersusun oleh
sedimen dengan lingkungan pengendapan energi agak tinggi atau pada lingkungan darat
(fluvial). Sedimennya disusun oleh material dengan ukuran butir tidak seragam (heterogen).
Kontak antara runtunan A dengan B, merupakan kontak ketidakselarasan berupa kontak onlap.
Runtunan A memperlihatkan gambaran pantulan agak sejajar pada bagian atas dan semakin ke
bawah menjadi pantulan transparan (free reflector). Bila disebandingkan dengan geologi darat,
maka runtunan A diduga merupakan batuan volkanik.
Runtunan B memperlihatkan gambaran pantulan sejajar dan kuat (strong reflector). Diduga
runtunan B ini merupakan batuan sedimen dengan lingkungan pengendapan energi agak tinggi
dengan besar butir didominasi oleh ukuran kasar. Runtunan B merupakan sedimen kuarter
dimana proses pengendapannya masih berlangsung hingga kini. Pada daerah slope break yaitu
daerah dimana terjadi perubahan dasar laut dari datar ke bagian yang mempunyai kemiringan
lereng terjal banyak dijumpai diapir. Hal tersebut sangat umum dijumpai pada daerah yang
mempunyai kemiringan lereng terjal. Di daerah yang mempunyai kemiringan lereng terjal
terdapat patahan patahan , hal ini terjadi karena daerah telitian terletak di cekungan belakang
busur (back-arc basin) dan dipengaruhi oleh tektonik yang masih aktif. Struktur yang dapat
terlihat dari rekaman seismik adalah sesar normal dengan kelurusan barat-timur.

Penafsiran rekaman Seismik di lintasan L1

Penafsiran rekaman seismik di lintasan L2
Rekaman seismik yang ditafsirkan pada gambar di atas adalah rekaman seismik di lintasan L1
(Gb. 2), lintasan L2 (Gb. 3) dan lintasan L3 (Gb. 4).
Rekaman seismik di lintasan L1 dengan arah selatan utara memperlihatkan adanya terobosan
batuan yang muncul di atas dasar laut pada kedalaman sekitar 20 meter. Adapun tingginya dari
dasar laut sekitar 18 meter. Terobosan batuan tersebut diduga merupakan intrusi vulkanik. Di
bagian kiri dan kanan intrusi vulkanik tersebut dapat diamati pola dari pengendapan sedimen.
Adapun gambaran pantulannya bervariasi yaitu dari mulai bebas pantul, kaotik sampai sejajar.
Gambaran pantulan sejajar berselang seling dari lemah sampai tegas. Sedangkan batas
runtunannya dibatasi oleh ketidakselarasan, onlap dan pepat erosi. Gambaran gambaran
pantulan tersebut sangat erat kaitannya dengan pola sedimentasi yang dipengaruhi oleh sistem
pengangkatan dari intrusi vulkanik. Struktur geologi yang dapat diamati disekitar intrusi
vulkanik tersebut adalah adanya sesar-sesar. Sesar sesar tersebut diduga terus berkembang.
Rekaman seismik di lintasan L2 dengan arah timur barat memperlihatkan juga adanya intrusi
vulkanik. Di lintasan ini tampak intrusi vulkanik tidak terlalu menonjol seperti di lintasan L1.
Intrusi vulkanik di lintasan ini berada pada kedalaman laut sekitar 37 meter. Gambaran
pantulannya hampir sama dengan gambaran pantulan di lintasan L1 yaitu sejajar, kaotik, bebas
pantul dan agak bergelombang. Batas runtunannya ditandai dengan ketidak selarasan , onlap dan
pepat erosi. Di lokasi ini tampak jelas adanya struktur geologi yang berkembang yaitu berupa
sesar. Sesar sesar tersebut umumnya berada di bagian tubuh vulkanik.

DAFTAR PUSTAKA

http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2008/11/transformasi-paket-wavelet-dekomposisi-
wavelet-dan-korelasi-pada-data-seismik-gn-merapi-jawa-indonesia/
http://asyafe.wordpress.com/category/all-about-seismic/
http://earthmax.wordpress.com/2010/02/21/pemantauan-seismisitas-gunung-api/
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/pengolahan-data-seismik.html
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/06/rekaman-seismik-seismic-record.html
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2008_02_01_archive.html
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2010/11/seismik-refraksi.html
http://rovicky.wordpress.com/2006/09/27/penampakan-mud-volcano-dalam-rekaman-
penampang-seismik/


Judul : Manifestasi Gelombang Seismik dalam rekaman Lapangan
Disusun Oleh : Eka Putri Wulandari | Sri wahyuni Batubara
Technorati Tags: Science,Physics,Popular Science,Technology Science,Sains,Fisika
Anda sedang membaca artikel tentang Manifestasi Gelombang Seismik dalam rekaman Lapangan . Perlu
kutipan dalam Essay, Makalah atau Laporan Anda? Gunakan APA Sixth Edition STYLE : Manifestasi Gelombang
Seismik dalam rekaman Lapangan . (May 22, 2013 ). Dikutip Desember 27, 2013 , dari Dark Wizard of
Scientist : http://www.sharemyeyes.com/2013/05/manifestasi-gelombang-seismik.html
Posted by Albarra Harahap at 01:04 2 comments
Labels: Fisika , Geofisik , Tugas , Universitas
Share this post









Related Posts

Gaya Sebagai Fungsi Posisi Pada Gaya Konservatif dan Energi Potensial
11/07/2013 - 0 Comments

Gaya Sebagai Fungsi Kecepatan
10/07/2013 - 0 Comments

Gaya sebagai Fungsi Waktu
09/07/2013 - 0 Comments
2 comments
1.
Galih A Husna6 October 2013 08:40
Terimakasih atas ilmunya... Alhamdulilah sangat membantu saya...
Reply
Replies
1.
Albarra Harahap7 October 2013 01:16
Wah. Terimakasih kembali gan telah berkunjung dan berkomentar. Senang bisa
membantu
Comment & suggestion....
:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-)
:p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-)
:-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k)
(h) (c) cheer
Load more...
Links to this post
Create a Link









Popular Posts
Labels
Random Posts
Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan
Mengenal Gerbang Logika (Logic Gate)
Cara Mendirikan Usaha
Dampak Globalisasi Media Teknologi Terhadap
Kehidupan Masyarakat Indonesia
Penguat (Amplifier)
Arang Aktif
Pencemaran Tanah
PENGISIAN KRS ONLINE UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED)
Manifestasi Gelombang Seismik dalam rekaman Lapangan
Pembuktian Rumus Volume Bola
Supported by:




Read more : http://www.sharemyeyes.com/2013/05/manifestasi-gelombang-
seismik.html#ixzz2ok4BGDkM

You might also like