You are on page 1of 15

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunianya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Kriminologi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum.
karena telah menyampaikan meteri kuliah dengan baik sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Dan tak lupa kepada teman teman yang telah memberikan
semangat kepada saya untuk dapat segera menyelesaikan tugas ini.
Saya sadari bahwa saya menulis makalah ini masih jauh dai kesempurnaan, oleh
karena itu saya sangat mangharapkan kritik dan saran yang membangun saya dalam
pengerjaan makalah yang selanjutnya.


Penyusun




















2
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar............1
2. Daftar Isi.... 2
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang.................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....3
1.3. Tujuan..............4
BAB II Pembahasan
2.1. Kasus...............................................5
2.2. Analisa Menggunakan Teori Kausa Kejahatan...............................................6
2.2.1 TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso (1835-1909...................................6
2.2.2 ENRICO FERRI (1856-1929)...................................................................9
2.2.3 RAFFAELE GAROFALO....9
2.2.4 CHARLES BUCKMAN GORING..9

BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................11
Saran......................................................................................................................11
3. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13















3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan
perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme
tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan
target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
(www.wikipedia.com)
Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku
yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti
peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa
serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki
justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan
yang kejam. (www.wikipedia.com)
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan
"terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang
pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam
pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari
tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang".
Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.
Bom Bali terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002 di kota kecamatan Kuta
di pulau Bali, Indonesia, mengorbankan 202 orang dan mencederakan 209 yang lain,
kebanyakan merupakan wisatawan asing. Peristiwa ini sering dianggap sebagai peristiwa
terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
Beberapa orang Indonesia telah dijatuhi hukuman mati karena peranan mereka
dalam pengeboman tersebut. Abu Bakar Baashir, yang diduga sebagai salah satu yang
terlibat dalam memimpin pengeboman ini, dinyatakan tidak bersalah pada Maret 2005 atas
konspirasi serangan bom ini, dan hanya divonis atas pelanggaran keimigrasian.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Analisa kasus bom bali 2002 menggunakan teori kausa kejahatan (TEORI
BIOLOGIS)?

4

1.2. Tujuan
1. Agar kita sebagai mahasiswa dapat memahami teori-teori kausa kejahatan khususnya
TEORI BIOLOGIS.
2. Agar kita sebagai mahasiswa dapat menerapkan teori-teori kausa kejahatan khususnya
TEORI BIOLOGIS pada kasus Bom BALI 2002.





























5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kasus
November 9, 2008
KILAS BALIK: Penyebab Bom Bali I Terkuak
Posted by jelprison under Agama, Politik, Sosial | Tag: Amrozi, Australia, bali, Bom Bali, Imam Samudra, Mukhlas | [5] Comments
Meledaknya bom di kawasan Kuta, 12 Oktober 2002 mengejutkan dunia. Polri pun
terhentak dengan aksi terorisme ini. Namun, dengan keyakinan tinggi, Polri berjanji
mengungkapnya dalam tempo satu bulan.
Sesaat setelah ledakan, Polri segera melakukan investigasi tak resmi. Seorang
anggota Laboratorium Forensik Polda Bali ada di dekat lokasi. Ia langsung menghubungi
rekannya.
Minggu, 13 Oktober 2002, polisi dari berbagai daerah telah tiba di Bali, seperti
Mabes Polri, Polda Metrojaya, Polda Jateng, Polda Jatim. Tim ini berada di bawah
komando Kapolda Bali Brigjen Pol Budi Setyawan.
Tugasnya, investigasi, evakuasi, dan penanganan korban. Senin, 14 Oktober 2002,
rapat resmi digelar. Polisi membentuk beberapa posko, yaitu di hotel Wina dan Istana
Rama, Kuta.
Selasa, 15 Oktober 2002, tim investigator asing juga mulai berdatangan,
diantaranya dari AFP, FBI, Inggris, Belanda, dan Jepang.
Keesokan harinya, Kapolri Jenderal Dai Bacthiar menunjuk Irjen Polisi Made
Mangku Pastika sebagai Ketua Tim Investigasi Bom Bali. Kepolisian pun bergerak cepat
mengungkap dan menangkap pelaku aksi terorisme di Kuta. Bahkan, Setyawan berjanji
akan menangkap pelakunya dalam waktu satu bulan.
Jika gagal, ia bersedia mundur dari jabatan Kapolda Bali. Namun, pernyataan
Setyawan membuat kaget Polri termasuk Pastika. Pastika kaget dan kesal dengan janji dan
keberanian Setyawan. Namun, Pastika menyadari, keberanian Setyawan dipicu oleh
pengalaman spiritualnya yang mendalam.
Polisi pun gencar melakukan investigasi. Berbagai petunjuk ditemukan. Petunjuk
awal, ditemukan sepeda motor Yamaha F1ZR DK 5228 PE merah tahun 2001 di Musholla
Al-Ghuroba di Denpasar pada 13 Oktober 2002. Sepeda motor ini diletakkan oleh dua
orang, 40 menit setelah ledakan di Kuta, sesuai waktu tempuh antara Kuta dan Mushola.
Pada sepeda motor ini ditemukan residu bahan peledak.

6
Polisi pun menggambar sketsa dua wajah orang tak dikenal itu. Hasil investigasi,
sepeda motor ini dibeli pada 10 Oktober 2002 pada sebuah show room di Denpasar. Hanya
saja, sampai di sini, polisi tak bisa mengembangkan investigasi. Pelacakan mengalami jalan
buntu.
Polisi kemudian mengalihkan perhatiannya pada asal muasal ledakan. Sebuah mobil
taksi dicurigai. Namun setelah dikaji dengan cermat ternyata tidak ada kecocokan.
Polisi kemudian mencari serpihan mobil lain di TKP. Ditemukan serpihan mobil L-
300 dimana-mana. Polisi berkeyakinan bahwa bom dibawa oleh mobil L-300 ini. Dari hasil
investigasi, ditemukan nomor chasis dan nomor mesin tang sudah digrinda pelaku. Namun,
ada satu identintas mobil yang masih utuh, yaitu nomor kir. Arsip kendaraan ini ditemukan
di DLLAJR Denpasar pada berkas kendaraan tahun 1987.
Pastika menceritakan penemuan kir L-300 tak lepas dari tuntutan Ida Sang Hyang
Widi Wasa. Kir L-300 ini ditemukan pada 2 November 2002 oleh tim investigasi. Pada saat
itu, Pastika bersembahyang ke Pura Besakih. Sedangkan tim melacak dokumen mobil ini.
Ini bukan suatu kebetulan. Ini adalah petunjuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kata
Pastika.
Terkuaknya kir mobil L-300 menuntun polisi menangkap pelaku pertama kali, yaitu
Amrozi pada waktu kurang dari sebulan setelah kejadian, tepatnya 6 November 2002.
Kunci terungkapnya kasus ini adalah dengan tertangkapnya Amrozi. Kemudian,
satu persatu pelaku dibekuk, seperti Ali Gufron, Ali Imron, Imam Samudra serta
kelompoknya. (sumber: detikcom)

2.2. Analisa Menggunakan Teori Kausa Kejahatan.

2.2.1 TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso (1835-1909)
Menurut teori kausa kejahatan yaitu teori biologis dari bapak kriminologi modern,
Cesare Lombroso (1835-1909) dari hasil penelitiannya mengklasifikasikan penjahat
menjadi empat klasifikasi :
Born criminal yaitu orang yang berdasarkan pada doktrin atavisme.
Insane criminal orang yang tergolong kelompok ideot, embisiil atau paranoid.
Occasional criminal atau criminaloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan
pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadi.

7
Criminals of passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya
karena marah, cinta atau karena kehormatan.

Born criminal
Menyatakan bahwa para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam
kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan
dan watak dibanding mereka yang bukan penjahat.(teori evolusi dari Darwin ttg asal usul
manusia).
Ketiga pelaku utama bom bali (Amrozi, Imam Samudra, Ali Gufron) sama sekali tidak
cocok dengan teorinya, didalam teori biologisnya dia berpendapat bahwa seorang penjahat
mempunyai ciri-ciri fisik tertentu, yaitu:
Rahang yang besar
Gigi taring yang kuat
Rentang lengan bawah lebih besar dibanding tingginya

Amrozi Imam Samudra Ali Gufron

Dan ketiga pelaku utama itu sama sekali tidak menunjukkan cirri-ciri fisik yang
disebutkan oleh Cesare Lombroso, jadi teori lombroso tidak berlaku dalam kasus bom bali
ini.

Insane criminal
Bukanlah penjahat sejak lahir, akan tetapi mereka menjadi penjahat sebagai hasil
dari beberapa perubahan dalam otak mereka yang mengganggu kemampuan mereka untuk
membedakan antara benar dan salah.
Amrozi, Imam Samudra, Ali Gufron mereka bukanlah penjahat sejak lahir akan
tetapi disebut-sebut mereka termotivasi ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang
didukung organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah. Mereka bertiga bukanlah penjahat
sejak lahir, melainkan mungkin mereka mengalami beberapa perubahan dalam otak mereka

8
karena mereka sudah termotivasi atau telah mengalami brain wash oleh ideologi Islam
radikal dan anti-Barat yang didukung organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah.
Dilihat saja dari ketiga orang itu dua diantaranya Amrozi dan Ali Gufron telah
mengeyam pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo, yang
dipimpin mantan amir Jamaah Islamiyah, Abu Bakar Baasyir. Mau tidak mau disanalah
mereka termotivasi ideologi Islam radikal dan anti-Barat
Imam Samudera sendiri dia dikenal sebagai salah satu pendiri Jamaah Islamiyah
(JI) bersama dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir di Malaysia.

Occasional criminal atau criminaloid.
suatu kelompok ambiguous termasuk penjahat kambuhan (habitual criminals),
pelaku kejahatan karena nafsu dan berbagai tipe lain, pelaku kejahatan berdasarkan
pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadi.
Saya setuju dengan penertian teori ini yang menyebutkan pengrtian suatu
kelompok, aksi terorisme yang terjadi di Bali tahun 2002 merupkan aksi yang dilakukan
seklompok orang yang terorganisir, tapi saya tidak setuju terhadap pegertian yang
menyebutkan bahwa penjahat kambuhan (habitual criminals), pelaku kejahatan karena
nafsu dan berbagai tipe lain karena mereka bukan penjahat kambuhan dan bukan karena
nafsu. Dari sepengetahuan saya mereka dalam melaksanakan aksinya tidak dilakukan
secara kambuhan melainkan dilakukan secara sangat terencana.

Criminals of passion
pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena marah, cinta atau karena
kehormatan.
Menurut teori ini mungkin ada benarnya, mereka melakukan aksi terorisme karena
marah tehadap bangsa barat, dan mungkin karena kecintaan yang berlebihan terhadp
agamanya sehingga mereka menjadi islam radikal atau islam garis keras.
Dan saya pernah membaca sebuah artikel di internet bahwa mereka percaya kalau
mati dalam keadaan seperti itu merupakan mati syahid yang dikatan langsung masuk surga
dan juga mereka beranggapan bahwa mereka lebih baik menjadi teroris daripada menjadi
ulama. Mungkin itu semua merupakan kehormatan tersendiri bagi mereka dalam
melakukan aksi terorisme dan juga itu merupakan kehormatan tersendiri terhadap ALLAH
SWT atau terhadap agama Islam.


9

2.2.2 ENRICO FERRI (1856-1929)
Tidak menekankan pada faktor biologis tetapi lebih menekankan pada kesaling-
hubungan dari faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi kejahatan.
Kejahatan dapat dijelaskan melalui studi pengaruh-pengaruh interaktif di antara faktor-
faktor fisik (seperti ras, geografis, serta temperatur) dan faktor-faktor sosial (seperti umur,
jenis kelamin, variabel-variabel psikologis).
Saya sangat setuju sekali dengan teori ini bahwa pada kasus bom bali 2002 itu
fakto-faktor biologis sudah tidak berlaku lagi, seperti halnya pada teori Lombroso
mengenai ciri-ciri fisik seorang penjahat pada kasus bom bali ini ketiga pelaku utamanya
tidak memenuhi dari apa teori yang sudah dikemukakan oleh Lombroso.
Tetapi mugkin saja dalam kasus bom bali 2002 ini disebabkan juga oleh kesaling-
hubungan dari faktor-faktor sosial, ekonomi, dan politik. Akan tetapi saya kurang
memahami dari teori ini.

2.2.3 RAFFAELE GAROFALO
Menelusuri akar tingkah laku kejahatan bukan kepada bentuk-bentuk fisik, tetapi
kepada kesamaan-kesamaan psikologis yang disebut dengan moral anomalies (keganjilan-
keganjilan moral).
Saya sangat setuju sekali dengan pengrtian ini bahwa kejahatan dapat
ditelusuri akar tingkah lakunya bukan kepada bentuk-bentuk fisik, tetapi kepada kesamaan-
kesamaan psikologis yang disebut dengan moral anomalies (keganjilan-keganjilan moral).
Menurut saya diantara semua pelaku terrorism yang terjadi di bali tahun 2002
terdapat kesamaan-kesamaan psikologis. Dan menurut saya kesamaan-kesamaan psikologis
itu merupakan akibat dari atau oleh ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang didukung
organisasi bawah tanah Jemaah Islamiyah.

2.2.4 CHARLES BUCKMAN GORING
Mematahkan teori Lambroso, bahwa tidak ada perbedaan-perbedaan signifikan
antara para penjahat dengan non penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh.
Saya sangat setuju sekali denagan pengrtian ini bahwa kejahatan terjadi bukan
karena ditentukan hanya dari ciri-ciri fisik dari seseorang, bahwa tidak ada perbedaan-
perbedaan signifikan antara para penjahat dengan non penjahat. Kita lihat saja dari cirri-ciri
fisik ketiga pelaku utama bom bali (Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Gufron), cirri-ciri

10
fisik mereka bertiga sama halnya dengan cirri-ciri fisik orang indoneisa pada umunya. Dan
menurut saya dalam hal berat badan dan tinggi badan juga tidak mempengarui kalau
mereka dapat dikatakan seorang teroris atau bukan teroris, jadi saya tidak setuju dengan
pengertian bahwa perbedaan-perbedaan signifikan antara para penjahat dengan non
penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh. Menurut saya tinggi dan berat badan
tidak mempengaruhinya.





























11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menurut saya teori-teori kausa kejahatan terutama teori kausa kejahatan biologis
mengenai cirri-ciri fisik sudah tidak relevan lagi untuk masih digunakan pada zaman
sekarang ini. Kita liat saja dari ketiga pelaku utama itu sama sekali tidak menunjukkan
cirri-ciri fisik yang disebutkan oleh Cesare Lombroso, jadi teori lombroso tidak berlaku
dalam kasus bom bali ini.
Teori mengenai cirri-ciri fisik dari seorang penjahat oleh Lombroso yang sudah
tidak relevan:
Rahang yang besar
Gigi taring yang kuat
Rentang lengan bawah lebih besar dibanding tingginya
Meskipun teori kausa kejahatan biologis mengenai cirri-ciri fisik sudah tidak
relevan lagi akan tetapi teori-teori yang lain masih mungkin untuk digunakan, seperti :
TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso (1835-1909)
Insane criminal orang yang tergolong kelompok ideot, embisiil atau
paranoid.
Occasional criminal atau criminaloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan
pengalaman yang terus menerus sehingga mempengaruhi pribadi.
Criminals of passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan
tindakannya karena marah, cinta atau karena kehormatan.
ENRICO FERRI (1856-1929)
RAFFAELE GAROFALO
CHARLES BUCKMAN GORING

3.2. Saran.
Kita masih bisa menggunakan teori-teori kausa kejahatan terutama teori kausa
kejahatan biologis tetapi selain TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso yaitu Born
criminal

12
Dalam kasus bom bali 2002 ini TEORI BIOLOGIS Cesare Lombroso yaitu Born
criminal mungkin tidak berlaku, tapi mungkin saja dalam kasus-kasus yang lain
kita dapat menggunakan teori ini.
































13
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
SITI SUDARMI, SH,MH., DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum., dan HALIF, SH, MH,
KRIMINOLOGI. Fak Hukum UNEJ. Jember. 2010.
Catatan kuliah KRIMINOLOGI Pak DODIK PRIHATIN AN, SH, Mhum. Fak Hukum
UNEJ 2010
Internet:
www.wikipedia.com
www.detik.com


























14




ANALISA KASUS BOM BALI 2002 MENGGUNAKAN TEORI KAUSA
KEJAHATAN (TEORI BIOLOGIS)
(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kriminologi)


Oleh :
DARA NANDA RIANTARA 090710101155
FAKULTAS HUKUM












FAKULTAS HUKUM
U N I V E R S I T A S J E M B E R
2011

15

You might also like