You are on page 1of 26

Disusun oleh :

Nanda Idhawanti Putri


Andra Nur Rachmaniah

GNA
Glomerulo Nefritis
Akut
Definisi

Istilah yang digunakan yang mengacu
pada sekelompok penyakit ginjal dimana
inflamasi terjadi di glomerulus.

Glomerulonefritis akut (GNA) adalah
suatu reaksi imunologis pada ginjal
terhadap bakteri atau virus tertentu.
Yang sering terjadi ialah akibat infeksi
kuman streptococcus.

Etiologi


Faktor alergi mempengaruhi terjadinya
GNA setelah infeksi dengan kuman
Streptococcuss.

Ada beberapa penyebab glomerulonefritis
akut, tetapi yang paling sering ditemukan
disebabkan karena infeksi dari
streptokokus, penyebab lain diantaranya
Bakteri dan Virus.

1
2
Gejala klinis
Sakit kepala
Malaise
Edema
Proteinuria
Hematuria
Oliguria
Anoreksia
Kadang-kadang demam
Mual, Muntah
Nyeri panggul
Hipertensi
Klasifikasi
1. Congenital (herediter)
Sindrom Alport
Sindrom Nefrotik Kongenital
2. Glomerulonefritis Primer
Glomerulonefritis
membranoproliferasif
Glomerulonefritis membranosa
Nefropati IgA (penyakit berger)
3. Glomerulonefritis sekunder

Komplikasi
Gagal ginjal akut & kronik
Hipertensi ensefalopati
Gagal jantung kongestif
Edema pulmoner
Gangguan sirkulasi
Jantung dapat membesar
Anemia
Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis menunjukkan adanya proteinuria (+1
sampai +4),
Hematuria makroskopik ditemukan hampir pada 50%
penderita
Kelainan sedimen urine dengan eritrosit disformik
Leukosituria serta torak selulet
Granular
Eritrosit(++)
Albumin (+)
Silinder lekosit (+)
Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum
meningkat
Penatalaksanaan
1. Medis
Pemberian penisilin pada fase akut.
Pengobatan terhadap hipertensi.
Pemberian furosemid (Lasix) secara intravena.
Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis,
sedativa dan oksigen.
2. Keperawatan
Istirahat mutlak selama 3-4 minggu.
Pada fase akut diberikan makanan rendah protein,
dan rendah garam.
Bila ada komplikasi seperti gagal jantung, edema,
hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan yang
diberikan harus dibatasi.




KONSEP ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Pengkajian
A. Indentitas klien:
GNA adalah suatu reaksi imunologi yang sering
ditemukan pada anak umur 3-7 tahun lebih sering pada
pria.
B. Riwayat penyakit
Sebelumnya :
Adanya riwayat infeksi streptokokus atau penyakit
autoimun lain.
Sekarang :
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian
daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak
nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas
hanya sutu hari pertama sakit.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami penyakit
seperti ini. Dalam keluarga Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan
dan penyakit menular.
D. Riwayat Anak
Masa prenatal
Selama kehamilan ibu memeriksakan kandunganya ke Puskesmas
atau ke bidan desa. dan ibu pasien selalu mendapatkan imunisasi
(TT) sebanyak 4x dalam 9 bulan, Trimester I = 1x , Trimester II = 1x ,
Trimester III = 2x.
Masa intranatal
Ibu pasien melahirkan secara normal dan spontan dibantu oleh
bidan kampung, waktu melahirkan tidak terdapat kelainan, ibu pasien
melahirkan 9 bulan 5 hari.
Masa post natal
Pasien lahir dengan berat badan 3,000 gram dan pada saat pasien
lahir langsung menangis
E. Pertumbuhan dan perkembangan :
Pertumbuhan :
TB / BB : 155 Cm / 40 Kg
BB saat pengkajian : 39 Kg
Gigi pemanen pertama /molar, umur 6-7 tahun gigi
susu mulai lepas, pada umur 10-11 tahun jumlah gigi
permanen 10-11 buah.

Perkembangan :
Psikososial : Anak pada tugas perkembangan, dapat
menyelesaikan tugas menghasilkan sesuatu.

F. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan kalau pasien tidak
mendapatkan imunisasi lengkap karena pada waktu
imunisasi pasien sedang sakit.
Polio I , Hepatitis B I 1x
Polio II , Hepatitis BI 1x
Campak 1x
BCG 1x

G. Pengkajian Perpola
Pola nutrisi dan metabolic
Adanya mual, muntah dan anoreksia menyebabkan
intake nutrisi yang tidak adekuat.

Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi urin :
gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus
yang menyebabkan oliguria sampai anuria,
proteinuri, hematuria.

Pola Aktifitas dan latihan
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot
dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia.

Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal
karena adanya uremia.

Kognitif & perceptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik
kasar dan rasa gatal. Hipertemi terjadi pada hari pertama
sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena imunitas
yang menurun.
Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah,
edema dan perawatan yang lama.

Hubungan peran
Anak dibesuk oleh teman temannya karena jauh dan
lingkungan perawatan yang baru serta kondisi kritis
menyebabkan anak banyak diam.

Nilai keyakinan
Klien berdoa memohon kesembuhan sebelum tidur.

H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Pasien tampak lemah.kesadaran compos mentis GSC :
456
TD : 170/100 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
TB / BB : 155 Cm / 40 Kg
BB saat pengkajian : 39 Kg
Temp : 37,7 C

Keadaan Gizi Anak ;
Gizi Pasien kurang baik, dilihat dari BB anak,
BB : 40 Kg ( SMRS )
BB sekarang : 39 Kg
Aktivitas
Pasien kelihatan lemah, hanya berbaring saja, tidak
dapat berjalan dan berdiri karena terpasang infus RL 10
tts / mt.
Kepala dan Leher
Bentuk semetris, tidak ada luka / lecet. Pertumbuhan
rambut merata dan bentuk rambut lurus, Pasien dapat
menggerakkan kepalanya kekiri dan kekanan. Tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid.

Mata ( Penglihatan )
Penglihatan normal (dbn)
Telinga ( Pendengaran )
Pendengaran normal (dbn)
Hidung ( Penciuman )
Tidak ada kelainan pada hidung.
Mulut ( Pencekapan )
Mokusa bibir tampak kering, keadaan mulut bersih.
Dada ( Pernafasan )
Bentuk permukaan dada simetris, pernapasan cepat
frekuensi pernapasan 48 x /mt.

Kulit
Turgor kulit jelek ( tidak kembali dalam 2 detik ). Suhu
tubuh 37,7 C.
Abdomen
Tidak ada luka / perdarahan, turgor abdomen jelek ( tak
kembali dalam 2 detik ).
Ekstremitas atas dan bawah
Tidak ada luka atau kelainan pada ekstremitas.
Genetalia
Tidak ada kelainan (dbn).

Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Nyeri akut yang berhubungan dengan kram pada bagian
ginjal.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan
fungsi ginjal.
Intoleransi aktivitas berhunbungan dengan anemia dan
nyeri terhadap gagal ginjal.
Risiko Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
edema terhadap gagal ginjal.
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan :
Anak akan mengalami peningkatan asupan nutrisi
Intervensi :
Beri diet tinggi karbohidrat
Rasional : Diet karbohidrat dapat memberi kalori esensial
bagi anak
Berikan makanan porsi kecil dalam frekuensi sering
Rasional : Menyediakan makanan porsi kecil, akan
mendorongnya untuk makan lebih banyak.
Batasi asupan natrium dan protein anak sesuai program
Rasional : Karena natirum dapat menyebabkan retensi
cairan

2. Nyeri akut yang berhubungan dengan kram pada bagian
ginjal
Tujuan :
Meningkatkan rasa nyaman ditandai oleh tampilan wajah
yang rileks dan keterlibatan aktif dalam bermain.
Intervensi :
Berikan penjelasan pada orang tua dan anak apa yang
akan dialami.
Rasional : Penjelasan yang demikian dapat mengurangi
perasaan cemas, takut dan kehilangan kendali.
Lakukan aktivitas pengalihan, misalnya mainan, games,
televisi atau buku.
Rasional : Aktivitas pengalihan dapat mengalihkan anak
dari rasa nyeri.
Kaji keparahan dan lokasi nyeri dengan menggunakan
instrumen pengkajian nyeri pediatrik (seperti interval
wajah atau number line pain rating).
Rasional : Menentukan upaya kontrol-nyeri yang tepat.
Intervensi meliputi medikasi, pengaturan posisi,
pengalihan, imajinasi, relaksasi dan teknik pernapasan
Beri obat analgesik sesuai program
Rasional : Obat analgesik dapat meredakan rasa nyeri
sehingga meningkatkan rasa nyaman anak

IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan
selanjutnya untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa
berkurangnya atau hilanganya masalah klien.
Pada tahap impelemtasi ini terdiri dari beberapa
kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan. Menuliskan atau
mendokumentasikan rencana keperawatan serta melanjutkan
pengumpulan data.
Dalam implementasi keperawatan, tindakan harus
cukup mendetail dan jelas supaya semua tenaga keperawatan dapat
menjalankan dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan. Perawat
dapat melaksanakan langsung atau mendelegasi pada tenaga
pelaksana lainnya dibawah pengawasan perawat.

EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir
dari proses keperawatan, dimana perawat menilai
hasil yang diharapkan terdapat perubahan diri
klien dan menilai sejauh mana masalah klien
dapat teratasi. Disamping itu perawat juga
memberikan umpan balik atau pengkaji ulang jikan
seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai
dan proses keperawatan dimotifikasi.


TERIMA KASIH

You might also like