You are on page 1of 7

Masalah Kesehatan yang Lazim Terjadi di Daerah Perkotaan (Agregat Pekerja)

Oleh: Rani Wijayanti, 0906629605



Menurut Prof. Drs. R. Bintarto, kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia
dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak
kehidupan yang materialistik. Dalam melaksanakan praktik keperawatan di area keperawatan
kesehatan masyarakat perkotaan seorang perawat harus memahami model-model yang
mendasarinya. Salah satu model keperawatan perkotaan adalah model community as partner,
yang dilandasi oleh filosofi pelayanan kesehatan primer. Tujuan yang diwujudkan oleh model
ini adalah keseimbangan sistem, sebuah komunitas sehat, dan termasuk di dalamnya
pemeliharaan serta promosi kesehatan komunitas (Anderson, 2000). Berdasarkan model
community as partner terdapat delapan subsistem yang menjadi dasar pengkajian pada
keperawatan perkotaan, yaitu lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekresi.
Berikut data-data yang terdapat dalam kasus pemicu satu jika dihubungkan dengan
model community as partner:
No Subsistem Data dari kasus
1. Lingkungan Data demografi:
- Kelurahan Cinta terdiri dari 20 RW
- RW 20 adalah RW terpadat dengan jumlah
penduduk 6000 jiwa
- RW 20 dekat dengan terminal
- Komposisi penduduk: 30% balita, 20% anak usia
sekolah dan remaja, 30% usia dewasa produktif,
sedangkan 20% lansia.
- 56% adalah laki-laki, 44% perempuan

Situasi lingkungan:
- Terdapat banyak pangkalan ojek
- Jarak dengan pasar 0,5 km
- Banyak orang dan kendaraan yang ingin ke pasar
melalui RW 20
- Pedagang makanan dan minuman banyak ditemui
di sekitar gang
- Jarak 1 km terdapat dua sekolah dasar yang
disekitarnya terdapat banyak pedagang makanan
- Anak-anak kecanduan play station yang
disewakan di sekitar tempat tinggal mereka
2. Pendidikan Tingkat pendidikan: 52% lulusan SMA, 18,3% lulusan
SD, 17,2% berpendidikan SMP, 10,3% berpendidikan
perguruan tinggi, 2,2% tidak pernah sekolah
3. Keamanan dan trnasportasi - Terlihat banyak anak sekolah yang berlalu lalang
diantara arus kendaraan ramai yang lewat di
depan sekolah.
- Tawuran kerap terjadi di RW 20 karena banyak
anak jalanan yang bukan penduduk RW 20 tetapi
hidup menggelandang di seputar terminal.
4. Politik dan pemerintahan Tidak ada data yang berhubungan dengan politik dan
pemerintahan
5. Pelayanan kesehatan dan
sosial
Kondisi Kesehatan usia sekolah:
- 80% dari murid-murid tidak pernah sarapan ke
sekolah
- Orangtua tidak pernah mengontrol jenis jajanan
yang dibeli anak-anak mereka
- Pihak sekolah juga tidak pernah memeriksa
kualitas makanan yang dijual di depan sekolah

Kondisi kesehatan usia remaja:
- Remaja di RW 20 memiliki kebiasaan merokok
- Terdapat 5-6 orang remaja yang mengatakan
pernah melakukan hubungan seksual dengan
pacar mereka, dengan alas an ingin coba-coba,
mendapatkan pengalaman baru, ataupun ingin
menguji kadar cinta pasangannya
- Remaja menggunakan narkotika, setelah itu
melakukan hubungan seksual
- Terdapat dua remaja yang hamil dan
menggugurkan kandungannya
- Terdapat satu remaja yang hamil dan berusaha
menggugurkan kandungannya namun tidak
berhasil.

Kondisi kesehatan dewasa produktif:
- Ibu-ibu banyak yang membeli makanan jadi yang
dijual pedagang sekitar
- Karena jam kerja yang padat, sebagian
menyatakan tidak pernah berolah raga
- Makan seadanya sesuai penghasilan mereka yang
mereka anggap pas-pasan
- Mereka sering mengeluh pegal-pegal, nyeri otot
dan sendi, batuk-batuk yang hilang timbul,
bahkan ada yang menyatakan sering mengalami
nyeri dada.
- Mayoritas pekerja memiliki kebiasaan merokok
lebih dari tiga batang per hari, juga dilakukan saat
mereka sedang stres.
- Mereka menyukai makanan berminyak, bersantan,
gulai, dan jeroan termasuk sop kambing dan nasi
goreng, yang banyak ditemukan disekitar pabrik

Kesehatan lingkungan:
- Polusi udara menjadi masalah utama karena
letaknya dekat dengan terminal
6. Komunikasi Tidak terdapat dalam kasus, dan perlu dilakukan
pengkajian lebih lanjut
7. Ekonomi - Banyak pelajar yang putus sekolah dengan alas an
tidak puya dana yang cukup
- 54% penduduk memiliki pekerjaan yang
bervariasi: buruh pabrik, sopir, wiraswasta,
pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang,
pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek.
- 46% tidak memiliki pekerjaan
- Sebagian besar adalah buruh pabrik swasta
8. Rekreasi Jarang melakukan rekreasi karena ingin berhemat, untuk
membayar cicilan motor sebesar 500 ribu per bulan

Berdasarkan analisa dari data di atas, terdapat beberapa masalah yang mungkin
muncul pada kelompok agregat pekerja yang akan dijelaskan pada penjelasan selanjutnya.

Analisa Data Asuhan Keperawatan Agregat Pekerja
No Data Penunjang Etiologi Masalah
1.









Pegal-pegal, nyeri otot
dan sendi, sering
mengalami nyeri dada.

- Memiliki kebiasaan
merokok lebih dari tiga
batang per hari
- Merokok juga dilakukan
pekerja saat mereka merasa
stress
- Tidak pernah berolahraga
dan makan seadanya sesuai
penghasilan yang mereka
anggap pas-pasan
- Makanan yang paling
disukai adalah makanan
berminyak, bersantan, gulai,
dan jeroan termasuk sop
kambing dan nasi goreng,
yang banyak ditemukan
pedagang di sekitar pabrik.
Resiko terjadinya
penyakit hipertensi b.d
perilaku hidup tidak
sehat




2. Batuk-batuk yang hilang
timbul
- Memiliki kebiasaan
merokok lebih dari tiga
batang per hari
- Merokok juga dilakukan
Resiko terjadinya
ISPA (Infeksi Saluran
Napas Atas) b.d
terpapar oleh debu
pekerja saat mereka merasa
stress
- Bekerja hingga larut di
pabrik
-

pabrik dan perilaku
hidup tidak sehat

Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas
No
D
i
a
g
n
o
s
a

K
e
p
e
r
a
w
a
t
a
n

K
o
m
u
n
i
t
a
s

A B C D E F G H I J K L
J
u
m
l
a
h

Keterangan
1. Resiko
terjadinya
penyakit
hipertensi
4 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 5 52 A: Sesuai peran perawat
komunitas
B: Risiko terjadi
C: Risiko parah
D: Potensi untuk penkes
E: Interest untuk
komunitas
F: Kemungkinan diatasi
G: Relevan dengan
program
H: Tersedianya tempat
I: Tersedianya waktu
J: tersedianya dana
K: Tersedianya fasilitas
L: tersedianya sumber
daya
2. Resiko
terjadinya
ISPA
(Infeksi
Saluran
Napas
Atas)
4 3 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 50
Keterangan:
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
(Efendi & Makhfudli, 2009)



Implementasi Asuhan Keperawatan
Kelurahan Cinta
No Diagnosa Keperawatan Hari/tgl Kegiatan
(Implementasi)
1 Resiko terjadinya penyakit
hipertensi
Senin, 5
maret 2012
Pukul
09.00
Lokasi
Aula
Kelurahan
1. Lakukan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi
dan cara merawatnya
2. Lakukan penkes tentang
bahaya makanan berlemak
3. Lakukan penkes tentang
bahaya rokok
4. Pelatihan kader kesehatan:
- Pengukutan TD
5. Penyuluhan tentang obat
herbal untuk mengatasi
hipertensi
6. Pelaksanaan senang pada
pekerja
2. Resiko terjadinya ISPA
(Infeksi Saluran Napas Atas)
Senin, 12
maret 2012
Pukul
09.00
Lokasi
Aula
Kelurahan
1. Penkes tentang ISPA
2. Penyuluhan tentang obat
herbal untuk mengatasi ISPA
3. Penkes bahaya rokok

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. (2000). Community as Partner : Theory and Practice in Nursing. 3-rd
edition. Philadelphia : Lippincott.
Ferry Effendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Clark, Mary Jo Dummer. (1999). Nursing in the community : dimensions of community health
nursing. Stanford: Appleton & Lange.

You might also like