Professional Documents
Culture Documents
kemudian ditentukan dengan cara yang
sama seperti sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Reaksi kimia adalah proses
berubahnya pereaksi menjadi
hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat
dan ada yang cepat. Pembahasan tentang
kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika
kimia. Dalam kinetika kimia ini
dikemukakan cara menentukan laju
reaksi dan faktor apa yang
mempengaruhinya.
Kinetika reaksi menggambarkan
suatu study secara kuantitatif tenang
Perubahan-perubahan kadar terhadap
waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan
reaksi di tentukan oleh kecepatan
terbentuknya zat hasil, dan kecepatan
pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan
(K) adalah vaktor pembanding yang
menunjukkan hubungan anntara
kecepatan reaksi dengan konsentrasi
reaktan.
Percobaan penetapan orde reaksi
dan tetapan laju reaksi ini bertujuan
untuk mengetahui orde reaksi dan
tetapan laju reaksi yang terjadi pada
reaksi penyabuan antara etil asetat
(C
2
H
5
COOH) dengan ion hidroksida
(OH
-
). Adapun reaksi yang terjadi
adalah:
CH
3
COOC
2
H
5
+ OH
-
CH
3
COO
-
+ C
2
H
5
OH
Dari reaksi diatas, dapat
diketahui bahwa reaksi yang terlibat
adalah reaksi orde 2. Sedangkan untuk
mengetahui tetapan laju reaksi pada
reaksi penyabunan tersebut, dilakukan
percobaan dengan menggunakan metode
titrasi. Sebelum dilakukan percobaan,
terlebih dahulu dibuat larutan etil asetat
dengan cara mengencerkan sebanyak 0,5
mL etil asetat dalam labu ukur 250 mL
sampai tanda batas, sehingga diperoleh
larutan etil asetat 0,02 M. Selain larutan
etil asetat 0,02 M, juga digunakan
larutan NaOH 0,02 M serta larutan HCl
0,02 M.
Adapun dalam percobaan ini,
konsentrasi awal etil asetat dengan
konsentrasi awal NaOH sama (a = b).
Dalam percobaan ini reaksi yang akan
diamati adalah reaksi penyabunan etil
asetat oleh ion hidroksida. Mula-mula
larutan etil asetat 0,02 M direaksikan
dengan larutan NaOH 0,02 M masing-
masing sebanyak 50 mL. Larutan etil
asetat dibiarkan bereaksi dengan larutan
NaOH, setelah 5 menit campuran larutan
direaksikan dengan 10 mL HCL hal itu
dilakukan juga selama selang waktu 5
menit, 20 menit, 50 menit, 60 menit dan
60 menit dengan pemanasan. Selama
selang waktu tersebut, etil asetat akan
bereaksi dengan NaOH, dan selanjutnya
setelah selang waktu yang ditentukan,
NaOH yang tersisa dalam campuran
direaksikan dengan larutan HCl 0,02 M.
Setelah sisa NaOH dalam campuran
dinetralkan oleh larutan HCl, maka
kelebihan HCl dititrasi dengan
menngunakan basa kuat yaitu larutan
NaOH 0,02. Larutan NaOH bertindak
sebagai titran, sedangkan campuran
yang mengandung sisa HCl sebagai
titrat. Dalam proses titrasi ditambahkan
indikator fenolftalein yang berguna
untuk mendeteksi titik akhir titrasi,
dimana akan terjadi perubahan warna
dari bening menjadi merah muda.
Pada pemanasan pada campuran
etil asetat-NaOH setelah selang waktu
60 menit untuk waktu tak terhingga.
Proses pemanasan ini bertujuan untuk
mempercepat reaksi sehingga reaksi
penyabunan cepat selesai dan
mengetahui konsentrasi awal etil asetat
dalam campuran. Etil asetat memiliki
sifat yang mudah menguap, sehingga
proses titrasi harus dilakukan secepat
mungkin. Demikian pula saat proses
memipet maupun saat mereaksikan
larutan tersebut harus dilakukan secepat
mungkin agar tidak terjadi penguapan
yang dapat menurunkan volume etil
asetat.
Dari proses titrasi diperoleh
volume larutan NaOH 0,02 M yang
diperlukan untuk menetralkan sisa HCl
dalam campuran. Adapun volume NaOH
yang diperlukan untuk menetralkan sisa
HCl selama selang waktu reaksi 5 menit,
20 menit, 50 menit, 60 menit, serta
setelah pemanasan (waktu tak terhingga)
secara berturut-turut adalah 11,05 mL ;
11,65 mL ; 12,55 mL ; 12,75mL.
Sedangkan untuk pencampuran HCL 10
mL pada menit ke-60 dan pemanasan
volume NaOH yang digunakan adalah
17,95 mL. Kondisi ini menunjukkan
bahwa semakin banyak sisa asam (HCl)
dalam campuran maka volume NaOH
yang diperlukan untuk menetralkan
asam tersebut juga semakin banyak,
demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan data yang telah diperoleh,
maka diketahui bahwa konsentrasi etil
asetat mula-mula yang akan bereaksi
dengan NaOH adalah sebesar 0,01 M.
Nilai ini merupakan nilai a yang akan
digunakan dalam perhitungan
selanjutnya, dimana nilai a = b. Dari
perhitungan selanjutnya, diperoleh nilai
x (konsentrasi OH
-
bereaksi) selama
selang waktu yang ditentukan yaitu
berturut-turut sebesar 0,0092 M ; 0,0093
M ; 0,0095 M ; 0,0096 M dan 0,01059
M (untuk yang pemanasan). Dari nilai x
ini dapat dihitung tetapan laju reaksi (k)
yang merupakan jumlah molar (M)
konsentrasi ion OH
Dari persamaan ini diperoleh nilai
tetapan k untuk waktu 5; 20; 50; 60 dan
pemanasan menit secara berturut-turut
adalah sebesar 3,8333 ; 1,11 ; 0,6340;
0,6667 dan -0,4985 mol
-1
L s
-1.
Sehingga diperoleh nilai tetapan k rata-
rata sebesar 1,1491 mol
-1
L s
-1
. Dari
perhitungan, juga diperoleh harga
x a a
x