Professional Documents
Culture Documents
Mean = 49,5
2. Median
Median adalah nilai yang terletak di tengah dari suatu data yang telah diurutkan.
Mean data tunggal ganjil:
Median = 40
3. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dari suatu data.
Modus = 11
III.2.2. Siklus Periode Sunspot
Data jumlah sunspot merupakan data berdasarkan waktu. Data jumlah
sunspot dianalisis menggunakan Fast Forier Transform (FFT). Fast Forier
Transform mengubah data dalam domain waktu menjadi domain frekuensi untuk
dianalisis lebih lanjut. FFT menghasilkan vector bilangan kompleks dari data
sunspot. Vector bilangan kompleks inilah yang akan dianalisis hingga
memperoleh periode sunspot. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software
MATLAB.
Gambar 3. Grafik data sunspot
Gambar 3 merupakan plot data dari jumlah sunspot tahun 1700 hingga
2012. Dari grafik tersebut, dapat dilihat jumlah sunspot memiliki pola osilasi.
Analisis lebih lanjut dilakukan dengan mentransformasikan data jumlah sunspot
tersebut ke domain frekuensi. Transformasi tersebut dilakukan dengan Fast Forier
Transform (FFT) menggunakan software MATLAB. Plot hasil transformasi
Forier merupakan vector bilangan kompleks sebagai berikut.
Gambar 4. Vektor bilangan kompleks dari data sunspot
Nilai absolut dari data bilangan kompleks tersebut disebut power.
Kemudian, mencari frekuensi data dengan menggunakan terema nyquist.
Berdasarkan data tersebut, dapat diperoleh data siklus per tahun. Plot grafik
hubungan power dengan frekuensi adalah pada gambar berikut.
Gambar 5. Grafik hubungan power dengan frekuensi
Skala dalam siklus per tahun masih sulit untuk dianalisis. Data tersebut
kemudian diubah dalam bentuk tahun per siklus dengan mengubah satuan
frekuensi menjadi periode. Seperti telah diketahui, periode berbanding terbalik
dengan frekuensi (T = 1/f), sehingga dapat diperoleh periode dari data sunspot
tersebut. Berikut ini adalah grafik siklus periode sunspot.
Gambar 6. Grafik periode (tahun per siklus) sunspot
Berdasarkan grafik pada gambar 6, dapat dilihat siklus periode dari
sunspot. Nilai tersebut merupakan frekuensi terkuat dari data jumlah sunspot.
Periode siklus sunspot yaitu setiap 10 tahun per siklus. Jadi, setiap 10 tahun
jumlah sunspot di permukaan Matahari akan maksimal.
IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan data jumlah sunspot pada periode tahun 1700 hingga 2012
yang diperoleh dari SIDC (Solar Influences Data Analis Center) dan dianalisis
menggunakan transformasi forier, didapatkan periode siklus sunspot setiap 10
tahun. Hasil perhitungan ini berbeda dengan referensi yang menyebutkan siklus
periode sunspot adalah setiap 11 tahun. Perbedaan ini karena data yang digunakan
dalam perhitungan dan pengolahan berbeda. Penulis menggunakan data terbaru
yaitu hingga tahun 2012.
Periode sunspot mengalami pergeseran dari siklus 11 tahunan menjadi 10
tahunan. Pergeseran ini kemungkinan dikarenakan aktifitas Matahari yang
semakin meningkat. Siklus periode sunspot masih pada posisi normal, hanya
mengalami pergeseran 1 tahun.
Masalah yang ditimbulkan sunspot yaitu saat jumlah sunspot memasuki
periode maksimum. Jumlah sunspot yang banyak pada permukaan Matahari
menimbulkan terjadinya badai Matahari. Menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa
badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME).
Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66
juta kali ledakan bom atom Hiroshima . Sedang CME adalah sejenis ledakan
sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel-partikel berkecepatan tinggi
yakni sekitar 400 km/detik.
Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan
antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada
sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global
positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit
komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan
kesehatan atau kehidupan manusia, misal karena magnet Bumi terganggu, maka
alat pacu jantung juga akan terganggu. Menurut penelitiannya, solar storm
berpotensi mengganggu 7 persen sambungan telekomunikasi. Bahkan solar storm
dengan energi yang lebih kuat dapat menimbulkan kerusakan yang cukup parah.
Apalagi terhadap perangkat GPS. Kabarnya solar storm juga berpotensi merusak
sinyal satelit yang biasa digunakan untuk membantu pencarian lokasi karena GPS
receiver tidak akan mampu mencari sinyal satelit yang terhalang oleh radiasi solar
storm. Efek solar storm ini dikabarkan akan berlangsung hingga berhari-hari.
Berdasarkan akibat-akibat yang ditimbulkannya, maka sangat penting bagi
manusia untuk mempelajari Matahari, terutama untuk mengantisipasi dampak-
dampak buruk yang dapat diakibatkan oleh aktivitasnya.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai pemusatan yang diperoleh dari data jumlah sunspot tahun 1700 hingga
2012 yaitu mean 49.5, median 40 dan modus 11.
2. Berdasarkan pengolahan data diperoleh periode siklus sunspot yaitu 10 tahun.
3. Jumlah sunspot akan maksimal setiap periode 10 tahun.
4. Periode siklus sunspot yang diperoleh dari pengolahan data memiliki
perbedaan dengan referensi yaitu 11 tahun.
5. Badai Matahari terjadi saat jumlah sunspot memasuki periode maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Boas, Mary L. 1966. Mathematical Method in the Physical Science. John Wiley
Chapra, C. Steven and Raymond P. Canale. 2008. Numerical Methods for
Engineers Fifth Edition. McGraw-Hill Education
NASA SCIENCE. 2013. National Aeronautics and Space Administration.
http://science.nasa.gov
NOOA. 2013. Boulder-Sunspot Number Data from NGDC. http://www.ngdc.
noaa.gov/stp/solar/ssndata.html
SILSO. 2013. SIDC - Solar Influences Data Analis Center.
http://sidc.oma.be/silso