You are on page 1of 8

F.

:
' d
PSRPUSTAK
' TAN
?0&$ PEnYEtt0ll(E''l ftAsiuil [EtlSmt[|il
STAIVtrIAFI
PEBUSAHAAN UMUM LI STRI K NEGARA
sir' LN
26:,ts|Elcl
Lampiran Surat Keputusan Direl<si PLN
No: 041/ D| R/ 8O Tanggat 21 Mei 1980
PEtrIcIMAhI F'ENIEFIAPA]\I
srsTEM DrsiTFllErusit eo Kv
FASA-TI GA,
3-KAnf Ar
trIENGiAN TAHANAN
trIEIVtrIAH
trlAIV
TAHANAI\I
TI NGiGiI
D E P A R T E ME N P E R T A MB A N G A N D A N E N E R G I
PERUSAHAAN
UMUM LI STRI K NEGARA
J L
T R U N C J O Y O
I V 4 I / 1 3 5
-
K E B A Y O R A N B A R - U
- . J A K A R T A
l+1
L - * l
PEDOMAN
]
'ig*ilf::R'q.pAN
i snsreryl
'iJ$srF{{Bust
?s
ii:"v, irr{.t-.;l:1,,...,iiai,;
j-)ENGAFd
I,AHANAzu
RENDI\F.; {.}ANi
T.o,$.tAi dAfV
Disusun
oleh :
l ' KEL' MP' K
' EMBAKUAN
BTDANG
DrsrF*rst , S'
Cengan
Surar Keputusan
Direksi
perusahaan
Unru;rcr
l _i stri k
Negara No- 14Z/Dl R/Tg
ranggai
Jg tj r:;emj _i *.r
i 979"
?" KELOMPOK
KERJA
SI STEN4
DSSTRf SUS}
dengan
Surar Keputusan
Di rektur
pusat penye{i di kan
i ,rtasai ah
Kel i stri kan
tanggai
?7 Febru;l ri i i i i i CI-
i Vo. 0O6/LMK179
ranqEal
3 Septenrber
i SZ$ yari :i
ie{ah rJiperbarui
dengai.l
Surat
l.i:rfr*ttri."oan
frj; -
i i sx/L&fi K/I980-
Di t erbi t kan c; i eh :
DEPAf t TEMEN pERTAMBANGAI \ j
i t .
, i hi t _. i : , . !
PEBUSAHAAN
UMUM
LI STRi K ; , i r Jr
* p*
j l -
Trrrnoi oyo
Mt l i 35_Kebayora*: garl r
JAKARTA.
JAKARTA.
I 98C.
SUSUNAEI ANGGOTA KELOMPOK PEMBAKUAN
Surat Kegttusan Direksi Perusahaan Umum
No. z 1a2lDlRl79
:
Tanggal :
'18
Desember 1979
BI DANG DI STR! Bi -' SI
Li stri k Negara
1 . Kepaia Bagian Pembakuan, Pusat
(ex-offi col
Penyei i di kan Masal ah Kel i stri kan
: Ketua Merangkap
Anggrota Tetap
2- l r. Moel i adi Oeti i
3. lr. Soenario Sastrosewoio
4. {Ditetapkan
Kemudian
5. Civ. Ing. Suwarno Suardio
5. l r- Komari
7. l r. Sambodho Sumani
8. lr. Karciioendi WiraPradia
g.
lr. Roseno Musta{'a
10. i r. Oni owi ri o Suwarno M.Sc.
11. l r. Nabri s Kat i b
12. lr. Nurtiahia Manuaba
13.
-
l r. Adi Wardoi o
14- lr. Siswanto
15- l r- Sl amet Wi dodo
16. lr. Sumarto Suiirman
17- l r. Masgunarto Budi man
Sebagai Ketua Harian merangkaP
Anggota Tetap
Sebagai Sekretaris merangkaP
Anggota Tetap
Sebagai Wakil Sekretaris merarqkap
Anggota Tetap
Sebagai Anggota TetaP
Sebagai Anggota Tetap
Sebagai Anggrota Tetap
Sebaqni Arrggota TetaP
Sebagai Anggnta TetaP
Sebagai Anggota TetaP
Sebagai Anqgota Tetap
Sebagai Anggota Tetap
Sebagai Anggota Tetap
Sebagai Anggota TetaP
Sebagai Anggota Tetao
Sebagai Anggota TetaP
Sebagai Anggota TetaP
Ketua nrerangkap
Anggota
Sekretaris merangkap
Arqgota
Anqqota
Anggota
Anggota
Anggota
AngEota
Anggota
Anggota
SUSIUNAN ANGGOTA KELOMFOK KERJA STSTEM DISTRIBUSI
Surat Keputusan Oirektur Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
No. : OOI/LMK/8O.
Tanggal : 27 Februari 1980
1. lr. Kardiundi WiraPraciia
2" lr. Tenggono
l r- Roteno Mustafa
l r- Sumarto Sudi rman
l r. Sambodho Sumani
i r. A. Wanqge
3r. Soekoer
i . )t abrrs Kat i b
) 4. ABDULRACHMAN BEE
I
SPLN 26: 198O
PEDOMAN PENERAPAN SISTE]VI DISTRIBUSI 20 KV. FASA-TIGA,
3-KAWAT
DENGAN TAHANAN RENDAH DAN TAHAI\'IAT'I TINGGI
PASAL SATU
RUANC LNGKTIP DAN TLIJUAN
,
i " [ l uang Li ngkuP
p.rjoman
ini dimaksudkan untuk menieiaskan
dasar yangperiu dipertimbangkan dalam memiiih besar-
;
n)ra nilai tahanan bagi pentanahan netral sistem distribusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat serta dalam.'mene-
rapkan sistem distribusi tersebut'
, pedoman
ini riisusun berdasarkan SPLN 2: 1978
yang menetapkan bahwa pentanahan netral sistem ini
r adalah
pentanahan dengan tahanan'
7- Tujuan
,fujuannya
iaiah untuk memberikan
pegangan yang iebih terarah bagi pemilihan besarnya nilai tahanan
,_:e'ranthsrl nerral sisrem distribusi 20 kV. fasa-tiga, 3-kawat serta penerapannya di lndonesia.
PASAL DUA
DEFINISI
_r.
pentanahan
netral sistem ialah hubungan netral ke tanah, baik langzung maupun meiaiui tahanan, reak-
tansi atau KumParan Peterson.
i.
.)errianahan netraL sistem dengan tahanan ialah pentanahan netral sistem meialui impedansi
yang unsur
utamanya adalah tahanan.
;.
pentanahan
netrai sistem dengan tahanan rendah ialah pentanahan sistem di mana besarnya arus ganggu-
an satu fasake tanah antara 10 sampai 25 prosen dari arus hubung-singkat
tiga-fasa, atau :
l f , - t C
=
{0. 1
: A. 25) t t
- t . ,
5.
pentanahan
netral sistem dengan tairanan tinggi ialah pentanahan netral sistem di mana besarnya arus
gaxgguan ke tanah tidak melebihi 25 A-
7. Sistem distribusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat dengan tahanan rendah ialah sistem distribusi di mana niiai
Lahanan pentanahan ditetapkan antara 17
-
40 ohm'
g.
Sistem distribusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat dengan tahanan tinggi iaiah sistem distribusi di mana niiai
tahanan pentanahan ditetapkan 500 ohm.
PASAL TIGA
PERTIMBANGAN KEADAAN DI INDONESIA
g. pLN
telah menetapkan di dalam SPLN 2:1978bahwa sistem distribusi 20 kV, fasa-tiga. 3-kawat dengan
pentanahan melalui tahanan sebagai suatu sistem distribusi
yang beriaku umum tii seluruh wilayah kerja
PLN.
Ketentuan-keteniuan
yang ada pada ketetapan tersebut beium mengatur
pemilihan niiai tahanan bagi
pentanahan netral sistem distribusi tersebut serta penerapannya di Inrionesia.
1,0" Dalam sisrem distnbusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat yang beroperasi di Indonesia terdapat dua macam ta-
iraran pentanahan netral yaitu tahanan rendah dan tahanan tinggi'
Sistem distribusi 20 kJI dengan tahanan rendah terdapat terutama di Jawa Barat dan Jakarta Raya
sedang sistem distribusi 20 kV dengan tahanan tinggi terdapat di Jawa Timur.
11. sistem distribusi 20 kv, fasa-tiga. 3-kawat dengan tahanan rendah beroperasi di tiaerah perkotaan mau-
pun luar kota yang pada dasarnya menghendaki
jaringan kabei tanatr (saiuran daiam tanah).
i .j
. llistem distribusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat dengan tahanan tinggi beroperasi di daerah perkotaan mauPun
h;a-r kota yang pada dasarnya menghendaki
jaringan saiuran udara'
-\
13.
SPLN 26 : 1980
Beroperasinya berbagai macarn
pentanahan nerral sistem menimbuikan masalah logistik yang cukup
gawat,bagi PLN dan dapat menggang!ru kelancaran
jalannya pengUsahaan'
Oleh karena iru periu <iiambil iangkahJangkah di biciang pembakuan, satu dan lain untuk menyederha-
nakan pengeioiaan barang serta kelancaran pengusahaan'
PASAL EMPAT
PERTIMBANGAN DASAR PENERAPAN
t)a:a;i, SpL\ l: 1976 telah diuraikan pertimbangan dasar maupun pertimbangan penerapannya di Indo-
:r:si: bag penanahan netral sistem termasuk pentanahan netral sistem dengan tahanan pada sistem
;rsl;ibusj 20 kV. fasa-tiga, 3-kawat. Dalam menetapkan pilihannya bahwa pentanahan netral sistem ini
aca-lah
pentanahan
dengan tahanan, ditetapkan puia pengarnanan sistem tersebut, yang daiam hal ini
::rial<u bagr pentanahan netral sistem dengan tahanan rendah.
Dengan diterapkalnya pentanahan netral sistem dengan tahanan tinggr, perlu diingatkan kembali, bahwa
pacia
dasamya pemilihan pentanahan netral sistem di lndonesia, khususnya untuk sistem distribusi,
mengutarnakan faktor keselamatan manusia. Tergantung kepada keadaan daerahnya maka faktor kese-
iamatan manusia ini rnerupakan faktor yang paiing penting dalam menentukan pilihan apakah suatu sis-
tem distribusi akan tiibangun dengan saiuran udara atau saluran daiam tanah
ftabel
tanah).
Sistem distribusi 20 kV, fasa-tiga. 3-kawat dengan tahanan tinggi adalah suatu
jaringan dengan salurart
udara yang dirancang untukdibangun didaerah perkotaan dan luar kota, yang :
(u) padatpenduduknya;
(b) tidak ada kesulitan teknik yang berarti dalam pembangunannya, dan/atau;
(r) tidak begitu mengganggu keindahan kota/iuar kota-
Sistem distribusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat dengan tahanan rendah adalah suatu
jaringandengan saiurart
dalam tanah
(kabel tanah) yang dirancang untuk dibangun di daerah perkotaan dan luar kota, yang :
(u) padat penduciuknya;
(b) saluran udara akan mengaiami kezulitan teknik daiam pembangunannya, dani atau;
(.) saluran udara akan mengganggu keindahan kota/luar kota-
Di daerah perkotaan dan luar kota yang ridak padat penduduknya dapat dibangun
jaringan dengan salur-
an udara.
Sistem distribusi dengan tahanan rendah ini tidak dapat diparalel (interkoneksi) dengan sistem distri-
busi dengan tahanan tinggi. Walaupun demikian sistem distribusi dengan tahanan tingB ini dapat <iiubah
menjadi sistem dengan tahanan rendah dengan penyesuaian tahanan (pentanahan netral) dan rele peng-
arnan-
1g. Faktor keselamatan manusia yang dinyatakandenganpembatasan tegangan sentuh. berikut pengamanan-
iiya diuraikan dalam lampiran.
PASAL LIMA
PE}{ETAPA}{ NILAI TAHANAN DAN
ARUS GANGGUAN SERTA PENERAPANi\ryA
20. Sisrem disrribusi 20 kV, fasa-tiga, 3-kawat dengan tahanan rendah. Dengan berpedoman kepada Pasal
Tiga dan Empat di atas, maka nilai tahanan. arus gangguan, pengirmanan serta penerapitnnya ditetapkan
sbb. :
2O"l Niiai tahanannya 10
-
40 ohm dan arus gangguan satu fasa ke-tanah maksimum 1000 A, dipakai
dengan
jaringan kabel tanah atau saluran dalam tanah'
2A.2 Niiai tahanann)'a 40 ohm dan arus gangguan satu fasa ke-tanah maksimum 300 A, dipakai dengan
janngan saiuran utiara dan campuran saluran udara dengan kabel tanah.
ZA3 Pensamanan sistem distribusi ini diselenggarakan dengan pengaman (rele) arus iebih sebagaimana
di atur dai am SPLN 2:1978.
l o .
L' I ,
18"
SPLN 26 : l 98O
2A.4 Sistem distribusi ini diterapkan oi daerah perkotaan atau luar kota yang padat penduduknya
riengan
jaringan kabel tanah dan di daerah perkotaan atau luar kota yang kurang padat penduduk-
nya dengan
jaringan saiuran udara'
?.1 . Sistem distribusi, fasa-tiga, 3-kawat dengan tahanan tinggi
llengan berpedoman kepada
pasal
Tiga dan Empat di atas, maka nilai tahanan, arus gangguan' pengaman-
at1 serta penerapannya ditetapkan sbb':
2,1.1 Nilai tahanannya 500 ohm dan arus gangguan satu-fasa ke-tanah maksimum 25A. dipakai dengan
jaringan saiuran udara.
zr.z
pengamanal
sistem distribusi ini diselengarakan
dengan reie arah
(directional relay)'
2t.3 Sistem distribusi ini diterapkan di daerah perkotaan atau luar kota yang pada dasarnya menghen-
daki
jaringan saiuran udara'
cat at ar l : si st i m di st r i busi dengan t ahanan t i nggi i ni dapat
j uga di t er apkan di daer ah
yang menghendaki adanya
j ar i ngan
kabel t anah dengan memperhat i kan
karakt eri st i k rel e yan-o di pakai .
I
a
SPLN 26 : 198O
LAMPIRAN
Faktor keseiamatan manusia
yang drnyatakan riengan pembatasan
nya, riiuraikan sebagai berikut :
Menghitung
kenaikan lesangan sentuh pada hantaran netral JTR
SUTM ke hantaran netral JTR.
Ili
JTR .
SUTM:
l|antaran netra! lll
llantaran lasa
Sistem dengan Pentanahan Netrai Pengaman
(PM)
i. sistem dlstribusi 20 kv. fasa-tiga.
3-kawat
oengan
pentanahan
nerrai
oirm, sehingga
arus gangguan satu-fasa
ke-tanah
dibatasi sampai 300 A'
2. sistem distribusi
20 kv, fasa-tiga.
3-kawat
dengan
pentanahan
netrai
ohm,sehi nggaanrsganggu*,"*-f.,"ke.tanahdi batasi sampai 25A.
tegarigan senruh. berikut pengamanan-
(Vo) sebagai
akibat gangguan satu fasa
melaiui
tahanan
40
melaiui
tahanan
500
l. Pada sistem
dengan
V o = 1 1 x
Bita dikehendaki
Vrt
tahanan
ren6ar:
V n = 3 0 0 x
,
di mana lf
=
300 A
60 V. berati Rf
=
0"2 ohm sehingga
:
0. 2
=60V
Mungkin sulit untuk memperoleh
tahanan pentanahan menyeluruh
(\) r1::T^1,:i*
d.an oleh karena itu harus diimban$
d,engan pemakaian
Pengaman
yang mempunyai
kepeka-
an dan keandalan
yang tnggi,
yalnr aapat uete6a dengan baik daiam wakfu sezuai dengan
karakteristiknYa.
oleh karena itu, bilamana
dipakai dengan
jaringan saluran udara, diterapkan
di riaerah
yang
kurang padat
PenduduknYa-
Pada sistem dengan tahanan iingg .
v n
=
I 1 x R 1 ' d i ma n a l l
= 2 5 4
Dengan Rt
=
2'0 oirm' diPeroieh
:
Vn
=
25 x 2' A
=
50V'
:,
a
; -
r4
I
i
i
/
SPLN 26 : 1980
Tegangan
senruh 50 v ini adarah ketentuan
IEC dan telah diterima PLN
(Pengumuman
No. 035/ PST/ 78) , sedangt ahananpent anahanmenyel ur uhsebesar 2ohmmasi hmungki n
diperoleh
atau diusahakan.
waiau demikian
tetap harus diusahakan
agar reie pengaman
*.*o.tyai
kepekaan dan keandalan
yang memadai'

You might also like