Professional Documents
Culture Documents
d
1,040 1,207 1,334 1,287 1,219 1,019
Sumber: Data Konsultan (2006)
Specifik Gravity (Gs) = 2,514 t/m
3
; Kadar Air Optimum (w) = 31,20 %
Berat Volume Kering Maksimum (
dmax
) = 1,334 gr/cm
3
ANALISIS HIDROLOGI
Hujan Rencana
Perhitungan tinggi hujan rencana dimaksudkan untuk dipakai menghitung debit banjir
rencana pada bendung pengelak. Periode ulang yang dipakai dalam menghitung tinggi
hujan rencana ini adalah 5 tahun. Untuk perhitungan hujan rencana, data yang tersedia
adalah data hujan selama 23 tahun dimulai tahun 1981 sampai tahun 2003, perhitungan
tinggi hujan rencana menggunakan persamaan Gumbel.
Rt = R Sx k +
k =
Sn
Yn Yt
4 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 1- 15
Sx =
( )
1
2
E
n
R R
R total = 1702 mm
R rata-rata ( R ) = 74 mm
R R E ( )
2
= 15876 mm
Tabel 2: Reduced Variate
Tr (tahun)
Reduced
Variate
2 0,36651
5 1,9940
10 2,25037
20 2,97019
50 3,90194
100 4,60015
200 5,29561
Sumber: Soemarto (1985)
Perhitungan hujan rencana
k =
= 1,3557
Sx =
1 23
15876
= 26,86 mm
Rt =
= 110,4 110 mm
Jadi hujan rencana untuk periode 5 tahun adalah (R
5
) = 110 mm
Metode Nakayasu
Nakayasu menurunkan rumus hidrograf satuan sintetik berdasarkan hasil
pengamatan dan penelitian pada beberapa sungai di Jepang. Untuk mengetahui debit
rencana banjir maka ordinat hidrogaf satuan dikalikan hujan rencana sehingga dapat
dihasilkan debit banjir rencana untuk periode 5 tahun yang terdapat pada tabel dibawah
ini.
0811 , 1
5283 , 0 9940 , 1
86 , 26 3557 , 1 74 +
Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 5
Tabel 3: Debit Banjir Rencana untuk Periode Ulang 5 tahun
Waktu (jam) Hidrograf Satuan Debit Q5 (m3/detik) Keterangan
0.0 0,000 0,000
0.5 0,107 11.77
1.0 0,565 62,15
1.5 1,494 164,34
2.0 2,980 327,8 Puncak
2.5 2,288 251,68
3.0 1,757 193,27
3.5 1,350 148,5
4.0 1,036 113,96
4.5 0,827 90,97
5.0 0.694 76,34
5.5 0,582 64,02
6.0 0,488 53,68
6.5 0,409 44,99
7.0 0,343 37,73
7.5 0,288 31,68
8.0 0,248 27,28
8.5 0,217 23,87
9.0 0,190 20,9
9.5 0,167 18,37
10.0 0,146 16,06
10.5 0,128 14,08
11.0 0,112 12,32
Dari hasil perhitungan debit banjir rencana dapat diperoleh suatu grafik. Grafik debit
banjir rencana untuk periode ulang 5 tahun adalah sbb.
Gambar 2: Grafik Debit Banjir Rencana Periode Ulang 5 Tahun
0
50
100
150
200
250
300
350
0 5 10 15 20
waktu (jam)
d
e
b
i
t
(
m
3
/
j
a
m
)
6 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 1- 15
Debit Outflow
Debit outflow merupakan debit yang keluar dari bendung pengelak, kalau fasilitas
pengeluarannya berupa terowongan, maka harus diperhitungkan terhadap dua macam
keadaan. Perhitungan besarnya outflow melalui terowongan pada bendung pengelak Jadi
II dapat disajikan dalam bentuk grafik rating curve. Rating curve yaitu curva yang
menunjukkan hubungan antara tinggi muka air pada penampang tersebut dengan debit
yang lewat.
100.00
102.00
104.00
106.00
108.00
110.00
112.00
114.00
0 100 200 300 400
Debit (m3/detik)
E
l
e
v
a
s
i
Gambar 3: Hubungan Elevasi dan Debit Outflow Bendung Pengelak
Volume Tampungan Waduk Jadi II
Volume tampungan waduk Jadi II diukur dari dasar sungai dengan elevasi +
98,30 sampai dengan + 138,00, dengan potensi tampungan maksimum mencapai
2.063.235 m
3
. Lengkung kapasitas Bendung Jadi II yaitu hubungan antara Elevasi
kontur muka tanah di daerah genangan bendung pengelak dengan luas genangan dan
volume tampungan bendung pengelak. Lengkung kapasitas bendung pengelak ini
diperlukan untuk menghitung penulusuran banjir (floodrouting).
Perhitungan Penulusuran Banjir Lewat Waduk
Penelusuran banjir melalui waduk dimaksudkan untuk menentukan tinggi muka
air banjir melalui terowongan bendung pengelak dengan memperhitungkan debit masuk
(inflow) debit keluar melalui terowongan (outflow) dan tampungan air di waduk
(storage).
Gambar 4: Hubungan Antara Volume dan Luas Genangan
dengan Elevasi Kontur Muka Tanah
Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 7
Hasil perhitungan penulusuran banjir melalui terowongan bendung pengelak
pada Waduk Jadi II diperoleh debit outflow maksimum melalui terowongan sebesar
312.43 m
3
/detik dan ketinggian bendung pengelak sebesar 7,50 m 8,00 m. Debit
puncak tanpa adanya bendung pengelak (Qp = 327,80 m
3
/detik), sedangkan debit
puncak dengan adanya bendung pengelak menjadi 312,43 m
3
/detik dari banjir rencana.
Jadi besarnya debit puncak dapat diturunkan/direduksi oleh bendung pengelak sebesar
15,37 m
3
/detik. Grafik dari penulusuran banjir dapat dilihat pada gambar 4 di bawah
ini:
Gambar 5: Hidrograf Penelusuran Banjir
BENDUNG PENGELAK
Material Bendung Pengelak
Data-data material timbunan sebagai berikut :
- Sudut geser dalam = 28
o
- Specific Gravity Gs = 2,514 t/m
3
- water content w = 31,20 %
- kohesi c = 20 t/m
- permiabilitas k = 5 x 10
5
cm/detik
- koefisien gempa e = 0,12
Tinggi Bendung Pengelak
Perhitungan tinggi bendung pengelak dapat dirumuskan :
H = hd + hf
Dimana :
H = Tinggi bendung pengelak
hd = Tinggi air (8 m)
hf = Tinggi jagaan (1 m)
Kemiringan Bendung Pengelak
Kemiringan bendung pengelak dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Kemiringan up stream : 1:1
- Kemiringan down stream : 1:1
Stabilitas Tubuh Bendung Pengelak
Kondisi tubuh Bendung pengelak :
- Tinggi bendung pengelak = 8 m
- Elevasi river bed = + 101,00 m
- Elevasi muka air maksimum = + 109,00 m
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0
waktu(jam)
d
e
b
i
t
(
m
3
/
d
e
t
i
k
)
8 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 1- 15
- Lebar puncak bendung = 2,4 m
- Lebar dasar bendungan = 22,4 m
3 m
L1 = 10 m
L2 = 15 m
L = 25 m
D = 18 m
0,3 L1 = 3 m
10 m 11 m
1
:
1
1
:
1
V
2.4 m
9 m 8 m
8 m
12,4 m
2,4 m
20,4 m
14,8 m
Gambar 6: Dimensi Bendung Pengelak
Dalam menganalisa bendung pengelak harus diperhatikan beberapa hal berikut ini :
Menentukan Garis Rembesan dan Jaring Aliran
h air maksimum = elevasi muka air maksimum elevasi river bed
= 109,00 101,00
= 8 m
panjang L
1
= 1 x 8,00
= 8 m
panjang L
2
= 20,4 8
= 12,4 m
garis depresi = 0,3 x L
1
= 0,3 x 8 = 2,4 m
D = Garis depresi + L
2
= 14,8 m
Untuk menentukan garis rembesan dan flow net digunakan metode Cassagrande
Diketahui koefisien permiabilitas horizontal
Kh = 5 x 10
5
cm/detik
Koefisien permiabilitas vertical diambil 1/5 Kh
Kv = 1/5 x 5 x 10
5
Kh
Kv
=
5
1
Koefisien penyusutan ()
=
Kh
Kv
=
5
1
= 0,4472
Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 9
Maka didapat
L x = 25 x 0,4472 = 9,12 m
L
1
x = 10 x 0,4472 = 3,6 m
L
2
x = 15 x 0,4472 = 5,5 m
D x = 18 x 0,4472 = 6,62 m
Dengan metode Casagranda
yo =
2 2
d h + - d
=
2 2
62 . 6 8 + - 6.62
= 3.8 m
Persamaan basic parabola
y =
2
. . 2 yo x yo +
y =
2
8 , 3 . 8 , 3 . 2 + x
y = 44 , 14 . 6 , 7 + x
Dari persamaan diatas dapat dicari harga x dan y sebagai berikut ini:
Tabel 4: Garis Rembesan
x (m) y (m) x (m) y (m)
-1,9 0 4 6,7
0 3,8 5 7,2
1 4,7 6 7,7
2 5,4 7 8,2
3 6,1 8 8,7
Menghitung Besarnya Kapasitas Rembesan
Perhitungan selanjutnya berdasarkan pada flownet. Debit rembesan lebar
bendung pengelak dapat dihitung dengan rumus:
q = K . h .
Nd
Nf
Dimana :
q = debit rembesan persatuan lebar (m
3
/detik)
Nf = jumlah angka pembagi dari garis aliran
Nd = jumlah angka pembagi dari garis ekipotensial
K = koefisien permeabilitas
K = Kv Kh.
Kv = 1/5 Kh Kh = 5 x 10
-5
cm/detik
Kh = 5 x 10
-7
m/detik
Kv = 1/5 . 5 x 10
-7
= 10 x 10
-8
m/detik
K = ( ) ( )
8 7
10 10 10 5
x x
= 2,236 x 10
-7
m/detik
10 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 1- 15
q = K . h .
Nd
Nf
q = 2,236 x 10
-7
. 10 .
7
4
q = 1,02 x 10
-6
m
3
/detik/m
Gambar 7: Garis Rembesan dan Jaring Aliran
Analisis Stabilitas Piping Bendung Pengelak
Dalam menentukan stabilitas piping bendung pengelak akan digunakan data-data
yang telah ada. Dimana kita hanya merubah beberapa kemiringan lereng bagian hilir
tanggul (m). Dalam analisa ini stabilitas piping bendung pengelak harus memenuhi
faktor keamanan yang telah ditentukan (Fs > 1.5). Kemiringan lereng yang akan ditinjau
adalah:
1. Kemiringan up stream 1 : 1 (m = 1)
2. Kemiringan down stream 1 : 1 ( m = 1)
Data-data yang digunakan dalam menentukan stabilitas piping bendung
pengelak adalah:
- Fs = Faktor keamanan (> 1.5)
- Gs = Specifik Gravity (2,514)
- h = Tinggi muka air (8 m)
- L = Lebar bendung pengelak (20,4 m)
Fs =
H
L
e
Gs
1
1
> 1,5
Berat volume kering (d)
d =
e
w Gs
+
1
1,334 =
e +
1
1 514 , 2
1,334 + 1,334e = 2,514
1,334e = 1,18
e = 0,88
8 cm 9 m
20,4
cm
3 cm
2,4m
Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 11
Fs =
8
4 , 20
88 , 0 1
1 514 , 2
+
>1,5
= 2,05 > 1,5 (ok)
Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa bendung
pengelak ini aman terhadap bahaya piping.
Analisis Stabilitas Bendung Pengelak
Dalam analisis stabilitas bendungan ini ditinjau 2 keadaan yang dianggap berbahaya.
1. Keadaan air waduk penuh
2. Penurunan air secara tiba-tiba
Dalam menggambar lingkaran yang membentuk bidang yang memberikan Fs paling
rendah disebut sebagai lingkaran kritis dimana titik pusatnya dapat dicari dengan
menggunakan cara Felleniu (lihat Gambar 8).
Harga 1 dan 2 didapatkan berdasarkan kemiringan lereng bendung pengelak atau
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 5: Nilai 1, 2 dan
Kemiringan
o
o
1
o
2
1 : 0,58 60 29 40
1 : 1 45 28 37
1 : 1,25 33,8 26 35
1 : 2 26,56 25 35
1 : 3 18,4 25 35
1 : 5 11,3 15 37
o
R
2
H
H
4.5 H
Gambar 8: Menentukan Titik Pusat Lingkaran Kritis
12 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 1- 15
wet =
( )
e
w Gs w
+
+
1
1
sat =
( )
e
e Gs w
+
+
1
=
( )
88 , 0 1
88 , 0 514 , 2 1
+
+
=
( )
88 , 0 1
312 , 0 1 514 , 2 1
+
+
= 1,754 t/m
3
= 1,805 t/m
3
Faktor keamanan
1. Keadaan normal :
Fs =
( ) ( )
50 , 1
tan
>
E
+ E
T
U N L C
2. Keadaan gempa
Fs =
( ) ( )
( )
10 , 1
tan
>
+ E
+ E
Te T
Ne U N L C
Gambar 9: Pembagian Segmen Tubuh Bendung Pengelak
Stabilitas lereng udik kemiringan (1 : 1) pada saat air penuh
1. Keadaan normal
Fs =
( ) ( )
5 , 1
tan
>
E
+ E
T
U N L C
Fs =
Fs = 7,71 > 1,5 (aman)
2. Keadaan gempa
Fs =
( ) ( )
1 , 1
) (
tan
>
+ E
+ E
Te T
Ne U N L C
Fs =
Fs = 7,35 > 1,1 (aman)
( ) ( )
5 , 1
18 , 35
28 tan 41 , 2 68 , 66 17 , 66 64 , 271
0
>
( ) ( )
5 , 1
18 , 35
28 tan 68 , 66 17 , 66 64 , 271
0
>
Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 13
Stabilitas lereng hilir kemiringan (1 : 1) pada saat air penuh
1. Keadaan normal
Fs =
( ) ( )
5 , 1
tan
>
E
+ E
T
U N L C
Fs =
Fs = 13,68 > 1,5 (aman)
2. Keadaan gempa
Fs =
( ) ( )
1 , 1
) (
tan
>
+ E
+ E
Te T
Ne U N L C
Fs =
Fs = 11,42 > 1,1 (aman)
Tabel 6: Hasil Perhitungan Stabilitas Lereng
Bagian Kemiringan Kondisi Keadaan Fs Status
Udik 1 : 1 air penuh normal 7,71 1,5 aman
1 : 1 gempa 7,35 1,1 aman
1 : 1 air kosong normal 13,75 1,5 aman
1 : 1 gempa 11,43 1,1 aman
Hilir 1 : 1 selalu kosong normal 13,75 1,5 aman
1 : 1 gempa 11,43 1,1 aman
Stabilitas Geser Terhadap Lereng
Stabilitas terhadap geser ditinjau pada saat waduk dalam keadaan penuh.
Tabel 7: Momen Penahan
Indek Gaya (ton) Lengan (m) Momen
W1 1,67 11,7 19,54
W2 71,43 13,6 971,45
W3 11,77 10,2 120,05
W4 26,86 10,2 273,97
W5 10,74 8 85,92
W6 18,86 8 150,88
W7 18,33 6,1 111,81
W8 23,36 4,2 97,69
W9 32 13,6 435,2
Total 214,92 2266,51
( ) ( )
5 , 1
10 , 20
28 tan 43 , 25 16 , 32 64 , 271
0
>
( ) ( )
5 , 1
86 , 3 10 , 20
28 tan 41 , 2 43 , 25 16 , 32 64 , 271
0
>
+
14 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 1- 15
Stabilitas Terhadap Momen Guling
Tabel 8: Momen Guling
Indek Gaya (ton) Lengan (m) Momen
G1 0,60 8 4,80
G2 25,72 2,3 59,15
G3 4,24 7,2 30,55
G4 9,67 2,8 27,07
G5 3,87 6,3 24,37
G6 6,79 1,2 8,15
G7 8,37 3,8 31,82
G8 6,60 1,3 8,58
G9 11,52 5,9 67,97
Total 77,38 262,45
Kontrol terhadap geser
Sf = 5 , 1 >
E
E
G
V
Sf = 5 , 1
38 , 77
92 , 214
>
Sf = 5 , 1 78 , 2 > ( Ok )
Kontrol terhadap guling
Sf = 5 , 1 >
E
E
MG
MV
Sf = 5 , 1
45 , 262
51 , 2266
>
Sf = 5 , 1 6 , 8 > ( Ok )
Gambar 10: Skema Tubuh Bendung Pengelak Banjir
Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir 15
KESIMPULAN
1. Berdasarkan perhitungan Nakayasu maka diketahui bahwa debit puncak banjir
(Q 5 tahun) adalah Qp = 327,80 m
3
/detik.
2. Dan hasil dari flood routing diketahui tinggi bendungan adalah 8 m
3. Hasil perhitungan stabilitas lereng air penuh, air kosong di udik maupun di hilir
adalah aman.
Sedangkan perhitungan awal pada bendung pengelak banjir pada Waduk Jadi II dengan
menggunakan debit banjir periode ulang 20 tahun, yaitu berdasarkan perhitungan
Nakayasu maka diketahui bahwa debit puncak banjir (Q 20 tahun) adalah Qp = 402
m
3
/detik. Dan hasil dari flood routing diketahui tinggi bendungan adalah 10 m. Hasil
perhitungan stabilitas lereng air penuh, air kosong di udik maupun di hilir adalah aman.
Daftar Pustaka
DPU Dirjen Pengairan (1986), Standart Perencanaan Irigasi Kp 01 Bagian
Perencanaan Jaringan Irigasi, Bandung: Galang Persada
Kumara, W.C., (2006) Study Enginering Desain Rencana Pembuatan Waduk
Pengendali Banjir Di Desa Jadi Kecamatan Semanding
Mawardi, Erman, (2002), Desain Hidraulik Bendung Tetap, Surabaya: Alfabeta
Soemarto, C.D. (2005) Hidrologi Teknik, Surabaya: Usaha Nasional
Sosrodarsono, Suyono (2003), Bendungan Type Urugan, Jakarta: Pradnya Paramita