Disusun oleh: Junaedy Amalia Rosdiani Identitas Nama : Tn. My JK : Laki - laki Umur : 56 tahun Alamat : Jl. Swasembada Barat, Jakarta Utara Pekerjaan : pegawai swasta Agama : Islam Tgl MRS : 3 November 2013 Anamnesa Keluhan utama: Pasien mengeluh nyeri dan sulit menggerakkan kaki kiri sejak 2 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke UGD mengeluh nyeri dan sulit menggerakkan kaki kiri sejak 2 minggu SMRS. Demam dan nyeri juga dirasakan oleh pasien sejak 2 hari SMRS. Pasien mengaku sering mengalami nyeri pada kaki kiri sejak 4 bulan yang lalu, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien mengaku ketika naik sepeda motor tiba-tiba ditabrak oleh pengendara sepeda motor lain. Setelah tertabrak os tidak pingsan, tidak pusing, tidak muntah, penglihatan tidak kabur, kepala tidak terasa nyeri. Setelah kecelakaan tersebut, pasien mengaku datang ke yayasan patah tulang dan dilakukan perawatan sebanyak 3 kali perawatan. Pada bulan pertama pasien dirawat selama 22 hari, lalu pada bulan kedua pasien dirawat selama 17 hari, dan yang terakhir selama 10 hari. Namun pasien tetap mengeluh belum ada perubahan. Selama perawatan, pasien tidak mengkonsumsi obat- obatan.
Riwayat Penyakit Dahulu HT, DM dan penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga: TD tinggi, DM, dan penyakit jantung pada keluarga disangkal Riwayat pengobatan Pasien sudah mendapat terapi sebelumnya karena setelah kecelakaan pasien langsung dibawa ke yayasan patah tulang Pemeriksaan Fisik Primary Survey - A (airway) bebas - B (brathing) bebas - C (circulation) baik - D (disability) - gangguan pergerakan pada kaki kiri - nyeri (+) - bengkak (+) - kemerahan (+) E (exposure): - Tidak ada luka pada tempat lain Secondary Survey Keadaan umum : Tampak sakit Kesadaran : compos mentis Tanda Vital - Nadi : 84 x/menit - Pernapasan : 20 x/menit - Suhu : 36,5 0 C - TD : 120 / 70 mmHg STATUS GENERALIS Kepala - - Normocephali, tidak ada laserasi, tidak ada benjolan yang teraba - Mata : pupil isokor refleks pupil +/+ Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/- palpebra normal - Hidung : deviasi septum -/- tanda radang -/- Sekret -/- - Telinga : Bentuk normal mukosa hiperemis -/- sekret -/- serumen -/-
- Mulut : Bibir tidak kering Sianosis - Lidah tidak tremor faring hiperemis - Tonsil T1/T1 Leher: - KGB tidak teraba pembesaran - tiroid tidak teraba pembesaran - nyeri menelan -/- - JVP 5+2 cmH20
Thoraks: - Inspeksi dada simetris retraksi iga (-) krepitasi (-) - palpasi nyeri tekan (-) vokal fremitus ka=ki
- perkusi sonor di seluruh lapangan paru
- auskultasi vesikuler +/+ ronkhi -/- wheezing -/- Jantung: - inspeksi iktus kordis tidak terlihat - palpasi iktus kordis teraba di ICS V midclavikularis sinistra - perkusi -batas jantung kiri ICS V linea midclavikularis sinistra -batas jantung kanan ICS IV linea parasternal - Auskultasi BJ I-II murni reguler murmur (-) gallop (-)
Abdomen Inspeksi : Scar (-) Edema (-) distensi usus (-) spider nevi (-) hiperemis (+) Auskultasi : B.U (+) N Palpasi - nyeri tekan kuadran kanan atas (+) - Hepar : Tidak teraba pembesaran - Splen : Tidak teraba pembesaran - Ballotement ginjal -/- - nyeri tekan suprapubis (-)
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen Ekstremitas : - Atas: Luka lecet (-) Akral hangat +/+ Sianosis -/-
F (feel) : tanda inflamasi (+) (bengkak, kemerahan, panas, penurunan fungsi), krepitasi tidak dilakukan pemeriksaan, arteri dorsalis pedis (teraba denyut), nyeri tekan lokal (+)
M (move) : pergerakan ekstremitas (pergerakkan fleksi dan ekstensi pergelangan kaki kiri terbatas)
Foto rontgen DIAGNOSIS KERJA Fraktur tertutup tibia fibula 1/3 distal displaced Tindakan yang dilakukan Farmako : - IVFD - Analgetik, antibiotik, ATS
Reposisi tertutup Imobilisasi dengan Gips Long leg plester
Jika reposisi tertutup kurang baik dilakukan open reduksi dg operasi dan pemasangan internal fiksasi 1. Screw 2. Plate+screw 3. Tibial nail
Foto rontgen post ORIF Tinjauan Pustaka ANATOMI TIBIA FIBULA
Definisi Fraktur Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total / parsial oleh tekanan yang berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan. Fraktur ekstremitas bawah ruda paksa. Etiologi Peristiwa trauma Fraktur kelelahan atau tekanan Fraktur patologik
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula Fraktur proksimal tibia Fraktur Infrakondilus Tibia Fraktur Berbentuk T Fraktur Kondilus Tibia(bumper fracture) Fraktur Kominutiva Tibia Atas Fraktur dan dislokasi pada pergelangan kaki
Fraktur Diafisis Fraktur Tertutup Korpus Tibia pada Orang Dewasa Fraktur Tertutup Korpus Tibia pada Anak-anak Fraktur Tertutup Pada Korpus Fibula Fraktur Tertutup pada Tibia dan Fibula
PEMERIKSAAN KLINIS Kulit rusak atau robek, kadang-kadang kulit tetap utuh tetapi melesak atau telah hancur. Kaki memuntir keluar dan deformitas tampak jelas. Kaki dapat menjadi memar dan bengkak. Nadi dipalpasi menilai sirkulasi Jari kaki sensasi Pada fraktur gerakan boleh, tetapi pasien diminta untuk menggerakkan jari kakinya Sebelum terapi, perlu dilakukan penentuan beratnya cedera. Diagnosis Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Teknik Penanganan Non operatif : Reduksi, Imobilisasi, Pemeriksaan dalam masa penyembuhan Operatif : Absolut dan Relatif Jenis-jenis operasi pada fraktur tibia 1. Fiksasi eksternal Standar Ring Fixators ORIF Intramedullary nailing 2. Amputasi
Komplikasi 1) Infeksi 2) Delayed union 3) Non union 4) Avaskuler nekrosis 5) Kompartemen Sindrom 6) Mal union 7) Trauma saraf terutama pada nervus peroneal komunis 8) Gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki
Daftar Pustaka Hadiwidjaja, Satimin. 2004. Anatomi Extremitas (Suatu Pendekatan Anatomi Regional) Jilid 2 Sei Extremitas Inferior. Sebelas Maret University Press. Surakarta Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar: Bintang Lamumpatue. Sjamsuhidajat R, Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta: EGC. Skinner, Harry B. 2006. Current Diagnosis & Treatment In Orthopedics. USA: The McGraw-Hill Companies.