You are on page 1of 14

BAB V KOMPLEKSOMETRI

5.1. Tujuan Praktikum - Memahami prinsip-prinsip dasar titrasi kompleksometri - Menentukan kesadahan air 5.2. Tinjauan Pustaka Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Contoh dari kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga titrasi dengan merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri.[1] Kalau diperhatikan contoh-contoh kompleks, terlihat bahwa suatu kompleks selalu terjadi dari sebuah ion logam yang dinamakan ion sentral atau inti dan komponen lain yang berupa ion negatif atau molekul, yang dinamakan ligand. [2]

Gambar 5.2.1. kurva titrasi kompleksometri

EDTA merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul. Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan produk baru seperti CuHY. Faktor-faktor yang membuat EDTA sebagai titrimetri: - selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam. - kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali) - dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam. - telah dikembangkan indikatornya secara khusus.

- mudah diperoleh bahan baku primernya. - dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi. Macam-macam titrasi kompleksometri: - Titrasi langsung Merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan ion yang akan ditetapkan ditambah dengan buffer, misalnya buffer pH 10 lalu ditambah indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dangan larutan baku dinatrium edetat. Untuk mecegah pengendapan logam hidroksida atau garam basa dengan buffer, dilakukan dengan penambahan pembentukan kompleks pembantu misalnya tartrat, sitrat, atau trietanol amin. - Titrasi kembali Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidrokasida pada pH yang dikehendaki untuk titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya: sulfat, kalsium oksalat untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion logam yang membentuk kompleks lebih stabil dengan natrium edeta daripada dengan indikator. Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan larutan baku dinatrium edetat berlebihan kemudian larutan ditambah buffer pada pH yang diinginkan, dan kelebihan dinatrium edetat di titrasi kembali dengan larutan baku ion logam. Titik akhir ditunjukkan dengan pertolongan indikator logam. - Titrasi subtitusi Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut memberikan titik akhir yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga ion logam tersebut membentuk kompleks dengan dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain seperti magnesium dan kalsium. Kalsium, timbal dan raksa dapat ditetapkan dengan cara ini dengan indikator hitam eriokrom dengan hasil yang memuaskan. - Titrasi tidak langsung Cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menetukan kadar ion-ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagi contoh barbituratetidat bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan dengan ion merkuri dalam keadaan basa sebagai ion kompleks. Setelah pengendapan dengan kelebihan Hg(II), kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan kembali dalam larutan baku EDTA berlebihan. - Titrasi Alkalimetri Mn+ + H2Y2- (MY)+n-4 + 2HLogam larutan yang ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam suasana netral terhadap indikator yang digunakan. Penetapan titik akhir menggunakan indikator asam-basa atau secara potensiometri. [4] Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga merupakan ion logam lain maupun

garam-garam bikarbonat dari Ca2+, Sr, Mg2+. Mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat normal. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation Ca2+, atau Mg2+, yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. - Kesadahan sementara (temporer), adalah kesadahan yang disebabkan oleh ion Ca dan Mg yang berkaitan dengan ion bikarbonat (HCO3-) mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk endapan CaCO3 atau MgCO3. - Kesadahan tetap (permanen), adalah kesadahan yang disebabkan oleh ion Ca dan Mg yang berikatan dengan ion Cl-, SO42-, NO3. Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda kapur sehingga terbentuk endapan kalium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan) dalam air.[3] Tabel 5.2.1 Derajat Kesadahan Derajat Kesadahan Lunak Agak Sadah Sadah Sangat Sadah Ca (ppm) <50 50-100 100-200 >200 Mg (ppm) <2,9 2,9-5,9 5,9-11,9 >11,9 CaCO3 mg/L 1-75 75-150 150-300 >300

Tabel 5.2.2 Batas Kesadahan Air Unsurunsur pH Ca Mg Indonesia Maksimum Maksimum yang yang dianjurkan diperbolehkan 6,5 8,5 6,5 8,5 75 200 30 150 W.H.O Maksimum Maksimum yang yang dianjurkan diperbolehkan 7,0 8,5 7,0 8,5 75 200 50 150

Satuan mg/lt mg/lt mg/lt

Aplikasi kompleksometri adalah untuk penentapan kadar Ca dan Mg dalam sampel air. Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH dalam kompleksometri juga digunakan sebagai zat pereaksi. [3] Pada percobaan digunakan larutan buffer dengan pH 10. Penambahan larutan buffer pH 10 berfungsi supaya suasana dalam keadaan basa ketika melakukan proses titrasi dan untuk mempertahankan nilai pH.[5]

5.3. Tinjauan Bahan A. Ammonia Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Bentuk Titik didih Titik beku Ammonium klorida Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Bentuk Titik leleh Titik didih pH Aquadest Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Titik didih Titik beku Bentuk pH EDTA Rumus molekul Berat molekul Warna Titik lebur pH Indikator EBT Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Bentuk Kelarutan air : NH3 : 17,031 g/mol : tak berwarna : bau tajam mirip dengan garam berbau : gas : -33,4 C : -77,7 C : NH4Cl : 53,49 g/mol : putih : berbau : bubuk kristal padat : 338 C : 520 C : 5,5 (asam) : H2O : 18 g/mol : bening :: 100 : 0 : cair : 5-7 : C10H16N2O5 : 292,24 g/mol : putih : 237-245 C : 1,5 : C20-H12-N3-O7-S : 461,39 g/mol : hitam kecoklatan : berbau : padatan bubuk : 50 g/L (20 C)

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

Indikator murexide Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Bentuk Titik lebur Natrium hidroksida Rumus molekul Titik didih Titik leleh Berat molekul Warna Bentuk Natrium klorida Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Bentuk Bau Seng sulfat Rumus molekul Berat molekul Warna Bau Bentuk

: C8H8N6O6 : 284,19 g/mol : ungu merah : tidak berbau : padatan bubuk : > 300 C : NaOH :1390 C : 318 C : 39,9971 g/mol : putih : zat padat : NaCl : 58,44 g/mol : putih : sedikit bau : bubuk kristal padat : sedikit berbau : ZnSO4 : 179,43 g/mol : tidak berwarna : tidak berbau : solid

5.4. Alat dan Bahan A. Alat-alat yang digunakan: - batang pengaduk - beakerglass - botol aquadest - buret - corong - Erlenmeyer - gelas arloji - kertas saring - labu ukur - neraca analitik - pipet ball - pipet tetes - pipet volume - statif dan klem - termometer 5.5. Prosedur Percobaan A. Preparasi larutan - membuat larutan seng sulfat 0,01 M sebanyak 100 mL - membuat larutan buffer pH 10 sebanyak 100 mL (6,75 gram amonium klorida kemudian tambahkan dengan 57 mL larutan amonia pekat) - membuat larutan natrium hidroksida 2M sebanyak 100 mL - membuat larutan EDTA 0,01 M sebanyak 500 mL - membuat campuran EBT-NaCl dan Murexide-NaCl B. Standarisasi larutan EDTA 0,01 - memipet 25 mL larutan seng sulfat 0,01 M dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL - enambahkan kurang lebih 75 mL aquadest dan 2 mL larutan buffer pH 10 - mengocok lalu menambahkan sedikit indikator EBT-NaCl sampai warna larutan merah anggur - mentitrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai warna larutan menjadi biru - mengulangi percobaan sampai 3 kali C. Menentukan kesadahan total - memipet 25 mL larutan contoh, memasukkan ke dalam Erlenmeyer - menambahkan 20 tetes larutan NaOH 2 M dan sedikit indikator MurexideNaCl - mentitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi warna merah anggur - melakukan percobaan sampai 3 kali B. Bahan-bahan yang digunakan: - air sampel 1 (air PDAM) - air sampel 2 (air sumur) - ammonia (NH3) - ammonium klorida (NH4Cl) - aquadest (H2O) - EDTA (C10H12N2Na4O8.2H2O) - indikator EBT (C20H12N3O7)NaCl - indikator Murexid (C8H8N6O6)-NaCl - natrium hidroksida (NaOH) - seng sulfat (ZnSO4) - natrium klorida (NaCl)

D. Menentukan kesadahan tetap - memipet 25 mL larutan contoh, masukkan ke dalam Erlenmeyer - menambahkan 20 tetes larutan NaOH 2 M dan 5 mL larutan buffer pH 10 serta sedikit indikator EBT-NaCl - mentitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi biru - melakukan percobaan sampai 3 kali. 5.6. Data Pengamatan Tabel 5.6.1. Data pengamatan standarisasi larutan EDTA Keterangan Volume larutan seng sulfat dititrasi (mL) Volume larutan EDTA peniter (mL) Volume rata-rata larutan peniter (mL) I 25 21 II 25 21,2 21,13 III 25 21,2

Tabel 5.6.2. Data pengamatan penentuan kesadahan total (PDAM) Keterangan Volume larutan yang dititrasi - sampel (mL) Volume larutan EDTA peniter (mL) Volume rata-rata larutan peniter (mL) I 25 1,8 II 25 1,7 1,7 III 25 1,7

Tabel 5.6.3. Data pengamatan penentuan kesadahan total (Sumur) Keterangan Volume larutan yang dititrasi - sampel (mL) Volume larutan EDTA peniter (mL) Volume rata-rata larutan peniter (mL) I 25 3,45 II 25 3,5 3,48 III 25 3,5

Tabel 5.6.4. Data pengamatan penentuan kesadahan tetap (PDAM) Keterangan Volume larutan yang dititrasi - sampel (mL) Volume larutan EDTA peniter (mL) Volume rata-rata larutan peniter (mL) I 25 3 II 25 3 3 III 25 3

Tabel 5.6.5. Data pengamatan penentuan kesadahan tetap (Sumur) Keterangan Volume larutan yang dititrasi - sampel (mL) Volume larutan EDTA peniter (mL) Volume rata-rata larutan peniter (mL) 5.7. Persamaan Reaksi Standarisasi larutan EDTA Zn 2 HIn 2 (biru)
(seng) (EDTA)
2+

I 25 4,4

II 25 4,5 4,46

III 25 4,5

ZnIn (merah) H
(seng EDTA) (hidrogen)

Menentukan kandungan Ca Ca 2 HIn 2 (biru)


(seng) (EDTA)
2+

CaIn
(kalsium EDTA)
2+

H
(hidrogen)

Menentukan kadar Ca dan Mg Ca 2 Mgy 2 (biru)


(kalsium) (magnesium EDTA)

Cay 2

Mg 2 H

(kalsium EDTA) (magnesium)

Mg

HIn

(biru)

MgIn (merah)

(magnesium)

(EDTA)

(magnesium EDTA) (hidrogen)

5.8. Pembahasan A. Standarisasi larutan EDTA 0,01 M Pada saat menstandardisasi larutan EDTA 0,01 M, didapatkan konsentrasi EDTA sebesar 0,01183 M. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena sifat EDTA yang tidak dapat larut dengan cepat, sehingga kestabilan dalam membentuk senyawa kompleks berjalan tidak sempurna. B. Menentukan kesadahan total Pada penentuan kesadahan total ditambahkan larutan NaOH 2 M. Tujuan dari penambahan larutan NaOH adalah sebagai zat pereaksi dan menambahkan sedikit indikator Murexid-NaCl sehingga warna larutan menjadi merah dan titrasi dengan EDTA sampai warna larutan menjadi merah anggur. Diperoleh kadar Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel 1 adalah 120 ppm yang termasuk kategori air agak sadah. Sedangkan kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh dalam sampel 2 adalah 178,4 ppm yang termasuk dalam kategori air sadah. C. Menentukan kesadahan tetap Pada penentuan kesadahan tetap, memipet larutan contoh dan menambahkan larutan NaOH sebagai zat pereaksi, lalu menambah larutan buffer untuk mempertahankan pH, dan menambah sedikit indikator EBT-NaCl, dititrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warnana menjadi biru. Dari hasil pengamatan dan perhitungan, kadar Ca2+ dan Mg2+ untuk sampel air PDAM yaitu 48 ppm, dan kadar Ca2+ dan Mg2+ pada air sumur diperoleh sebesar 71,46 ppm.

5.9. Kesimpulan - Kompleksometri ialah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, jadi membentuk hasil berupa kompleks. - Kesadahan air dipengaruhi oleh keberadaan ion-ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air - Dari sampel didapati, Kadar Ca2+ untuk sampel air PDAM yaitu 48 ppm, sedangkan dari sampel air sumur didapati kadar Ca2+ yaitu 71,46 ppm. Kadar Ca2+ dan Mg2+ untuk sampel air PDAM yaitu 120 ppm, sedangkan dalam air sumur didapati kadar Ca2+ dan Mg2+ yaitu 178,4 ppm. Kadar Mg2+ dalam air PDAM adalah 17,496 ppm, sedangkan pada sampel air sumur kadar Mg2+ didapati sebesar 25,89 ppm.

DAFTAR PUSTAKA
1. Khopkar, S.M. (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta. 2. Jr. R. A., Day dan Underwood, A. L., 1986. Analisa Kimia Kuantitatif, Penerbit Erlangga 3. Minah, Faidliyah Nilna, 2011, Diktat Kimia Analisis 1, Malang, Institut Teknologi Nasional. 4. (___http://www.scribd.com/doc/95393901/Titrasi-Kompleksometri/20/03/2013 5. (___http://www.scribd.com/doc/86546829/KOMPLEKSOMETRI/20/03/2013 6. (___http://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-analitik-dasar/laporan-titrasikompleksometri/ 7. (___http://arullatif.wordpress.com/2012/06/07/titrasi-kompleksometri/

V.

Kompleksometri 1. Membuat larutan seng sulfat 0,01 M WZnSO4 1000 MZnSO4 BM ZnSO4 V WZnSO4 1000 0,01 161,454 100 WZnSO4 0,1614 gram Jadi, ZnSO4 yang harus ditimbang adalah 0,1614 gram dan melarutkan dalam labu ukur 100 mL dengan aquadest sampai tanda batas. 2. Membuat larutan larutan NaOH 2 M WNaOH 1000 MNaOH BM NaOH V WNaOH 1000 2 40 100 WNaOH 8 gram Jadi, NaOH yang harus ditimbang adalah 8 gram dan melarutkan dalam labu ukur 100 mL dengan aquadest sampai tanda batas. 3. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M WEDTA 1000 MEDTA BM EDTA V WNaOH 1000 0,01 416 500 WNaOH 2,08 gram Jadi EDTA yang harus ditimbang adalah 2,08 gram dan melarutkan dalam labu ukur 500 mL dengan aquadest sampai tanda batas.

4. Perhitungan standarisasi Diketahui : M ZnSO4 V ZnSO4 M EDTA V EDTA 1 V EDTA 2 V EDTA 3 Ditanya : M EDTA Jawab : ra a ra a

= 0,01 M = 25 mL = 0,01 M = 21 mL = 21,2 mL = 21,2 mL = ...?

3 21 21,2 21,2 3 21,13

MZnSO4 VZnSO4 = MEDTA VEDTA 0,01 25 = MEDTA 21,13 0,25 M EDTA = 21,13 = 0,01183 M Jadi, molaritas yang didapatkan adalah 0,01183 M. 5. Menentukan kadar Ca2+ Diketahui : M EDTA = 0,01183 M 2+ BM Ca = 40 VEDTA 1 = 1,7 mL VEDTA 2 = 3,48 mL Vsampel1 = 25 mL Vsampel2 = 25 mL 2+ Ditanya : Kadar Ca pada tiap-tiap sampel Jawab : a. Sampel 1 air PDAM ( M ) a 1000 1 a2
a p 1

(3

0,01)

40 1000 25

48 pp Jadi, kadar Ca2+ yang diperoleh dari sampel air PDAM sebesar 48 ppm.

b. Sampel 2 air Sumur ( M 1 a2 (4,4667 0,01) 25

)
a p 1

a 1000 1000

40

71,46 pp Jadi, kadar Ca2+ yang diperoleh dari sampel air sumur sebesar 71,46 ppm. 6. Kadar Ca2+ dan Mg2+ pada tiap-tiap sampel Diketahui : Vsampel 1 = 25 mL Vsampel 2 = 25 mL MEDTA = 0,01182 VEDTA 1 = 3 mL VEDTA 2 = 4,46 mL BM CaCO3 = 100 Ditanya : Kadar Ca2+ dan Mg2+ Jawab : a. Sampel air PDAM ( M ) a 3 1000 a2 a M 2
a p

0,01) 100 1000 25 = 120 ppm 2+ Jadi, kadar Ca dan Mg2+ yang diperoleh dari sampel PDAM sebesar 120 ppm b. Sampel air sumur ( M ) a 3 1000 a2 a M 2
a p

(3

0,01) 100 1000 25 = 178,4 ppm 2+ Jadi, kadar Ca dan Mg2+ yang diperoleh dari sampel air sumur sebesar 178,4 ppm

(4,46

7. Menentukan kadar Mg2+ Diketahui: Kadar Ca2+ sampel 1 Kadar Ca2+ sampel 2 Kadar Ca2+ dan Mg2+ sampel 1 Kadar Ca2+ dan Mg2+ sampel 2 BM Mg2+ BM CaCO3 Jawab : 2+ a. Kadar Mg dalam sampel air PDAM Mg2+ = (ka ar a2 (120 48) a M 24,3 100
2 a p 1

= 48 ppm = 71,46 ppm = 120 ppm = 178 ppm = 24,3 = 100

ka ar a2

MM 2 a p 1 M a
3

17,496 pp Jadi, kadar Mg2+ yang didapatkan dalam sampel 1 sebesar 17,496 ppm. b. Kadar Mg2+ dalam sampel air sumur Mg2+ = (ka ar a2 (178,4 71,46) a M
2 a p 1

) - ka ar a2

MM 2 a p 1 M a
3

24,3 100

25,89 pp Jadi, kadar Mg2+ yang didapatkan dalam sampel 2 sebesar 25,89 ppm.

You might also like