You are on page 1of 15

Asuhan Keperawatan TB PARU

THURSDAY, AGUST 31, 2007 BY: IWAN SAIN, SKP

1. Pengertian Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis. 2. Etiologi Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal ,!- ,"/mm. #ebagian besar kuman terdiri atas asam lemak $lipid%. &ipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. 'uman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin $dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es%. (al ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. )ari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. #ifat lain kuman adalah aerob. #ifat ini menunjukkan bah*a kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. )alam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. +asil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas $droplet infe,tion% sampai al-eoli, maka terjadilah infeksi primer $ghon% selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks $ranke%. keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-! tahun. #edangkan yang disebut tuberkulosis post primer $reinfe,tion% adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut. !. Proses Penularan Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nu,lei yang dikeluarkan ke udara oleh indi-idu terinfeksi dalam fase aktif. #etiapkali penderita ini batuk dapat mengeluarkan ! droplet nu,lei. Penularan umumnya terjadi di dalam ruangan dimana droplet nu,lei dapat tinggal di udara dalam *aktu lebih lama. )i ba*ah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan ,epat tetapi dalam ruang yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. )ua faktor penentu keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada indi-idu baru yakni konsentrasi droplet nu,lei dalam udara dan panjang *aktu indi-idu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di samping daya tahan tubuh yang bersangkutan.

)i samping penularan melalui saluran pernapasan $paling sering%, .. tuber,ulosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pen,ernaan dan luka terbuka pada kulit $lebih jarang%. 4. /nsiden Penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kuman mikrobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Program penaggulangan se,ara terpadu baru dilakkan pada tahun 1001 melalui strategi )2T# $dire,tly obser-ed treatment short,ourse ,hemoterapy%, meskipun sejak tahun 100! telah di,anangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis. 'egelisahan global ini didasarkan pada fakta bah*a pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis tidak terkendali, hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular $+T3 positif%. Pada tahun 1001, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta penderita dengan kematian tiga juta orang $4(2, 1005%. )i negara-negara berkembang kematian karena penyakit ini merupakan 21 6 dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat di,egah. )iperkirakan 01 6 penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 51 6 adalah kelompok usia produktif $11-1 tahun%. Tuberkulosis juga telah menyebabkan kematian lebih banyak terhadap *anita dibandingkan dengan kasus kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas. )i indonesia pada tahun yang sama, hasil sur-ey kesehatan rumah tangga $#'7T% menunjukkan bah*a penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernapasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. 4(2 memperkirakan setiap tahun menjadi 18!. kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 14 . . se,ara kasar diperkirakan setiap 1 . penduduk /ndonesia terdapat 1! penderita baru tuberkulosis dengan +T3 positif. 1. 3natomi dan 9isiologi #aluran penghantar udara hingga men,apai paru-paru adalah hidung, farin:, larin: tra,hea, bronkus, dan bronkiolus. (idung ; <ares anterior adalah saluran-saluran di dalam. rongga hidung. #aluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai -estibulum. $rongga% hidung. 7ongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farin: dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam. rongga hidung. 9arin: $tekak% ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang ra*an krikoid. .aka =letaknya di belakang larin: $larin:-faringeal%. &aring: $tenggorok% terletak di depan bagian terendah farin: yang mernisahkan dari ,olumna -ertebrata, berjalan dari farin:. sampai ketinggian -ertebrata ser-ikals dan masuk ke dalarn tra,hea di ba*ahnya. &aryn: terdiri atas kepingan tulang ra*an yang diikat bersama oleh ligarnen dan membran. Tra,hea atau batang tenggorok kira-kira 0 ,m panjangnya tra,hea berjalan dari laryn: sarnpai kira-kira ketinggian -ertebrata torakalis kelima dan di tempat ini ber,abang m,njadi dua bron,kus $bron,hi%. Tra,hea tersusun atas 1" - 2 lingkaran tak- lengkap yang berupan ,in,in tulang ra*an yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang

melengkapi lingkaran disebelah belakang tra,hea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. +ron,hus yang terbentuk dari belahan dua tra,hea pada ketinggian kira-kira -ertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan tra,hea dan dilapisi oleh.jenis sel yang sama. +ronkus-bronkus itu berjalan ke ba*ah dan kesamping ke arah tampuk paru. +ron,kus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah ,abang utama le*at di ba*ah arteri, disebut bron,kus lobus ba*ah. +ronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di ba*ah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa ,abang yang berjalan kelobus atas dan ba*ah. >abang utama bron,hus kanan dan kiri ber,abang lagi menjadi bron,hus lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Per,abangan ini berjalan terus menjadi bron,hus yang ukurannya semakin ke,il, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terke,il yang tidak mengandung al-eoli $kantong udara%. +ronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih / mm. +ronkhiolus tidak diperkuat oleh ,in,in tulang ra*an. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. #eluruh saluran udara ke ba*ah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. 3l-eolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara ke,il atau al-eoli pada dindingnya. )u,tus al-eolaris seluruhnya dibatasi oleh al-eoilis dan sakus al-eolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira ,1 s/d 1, ,m. Terdapat sekitar 2 kali per,abangan mulai dari tra,hea sampai #akus 3l-eolaris. 3l-eolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn. Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. )ilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan -is,eral pleura. )i dalam rongga pleura terdapat ,airan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, -enula, bron,hial -enula, du,tus al-eolar, sakkus al-eolar dan al-eoli. )iperkirakan bah*a stiap paru-paru mengandung 11 juta al-eoli, sehingga mempunyai permukaan yang ,ukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas. Proses fisiologi pernafasan dimana 2 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan > 2 dikeluarkan keudara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. #tadium pertama adalah -entilasi yaitu masuknya ,ampuran gas-gas ke dalam dan keluar paruparu. karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan al-eolus akibat kerja mekanik dari otot-otot. #tadium kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu ? $1% )ifusi gas antara al-eolus dan kapiler paru-paru $respirasi eksternal% dan antara darah sistemik dan sel.-sel jaringan $2% )istribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam al-eolus. $!% 7eaksi kimia dan fisik dari 2 dan > 2 dengan darah respimi atau respirasi interna menipak-an stadium akhir dari respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk- mendapatkan energi, dan > 2 terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru $4% Transportasi, yaitu. tahap k,dua dari proses pemapasan men,akup proses difusi gas-gas

melintasi membran al-eolus kapiler yang tipis $tebalnya kurang dari ,1 urn%. 'ekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. $1% Perfusi, yaitu pemindahan gas se,ara efektif antara. al-eolus dan kapiler paruparu membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi $aliran darah% dalam kapiler dengan perkataan lain -entilasi dan perfusi. dari unit pulmonary harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka -entilasi dan perfusi hampir seimbang ke,uali pada apeks paru-paru. Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut: $1% Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan 2ksigen dari udara atmosfer kedarah -ena dan mengeluarkan gas ,arbondioksida dari al-eoli keudara atmosfer. $2% menyaring bahan bera,un dari sirkulasi $!% reser-oir darah $4% fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas 1. Patofisiologi Port de@ entri kuman mi,robaterium tuber,ulosis adalah saluran pernafasan, saluran pen,ernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuber,ulosis terjadi melalui udara $air borne%, yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. +asil tuberkel yang men,apai permukaan al-eolus biasanya diinhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar ,enderung tertahan di saluran hidung dan ,abang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. #etelah berada dalam ruang al-eolus biasanya di bagian ba*ah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus ba*ah. +asil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. &eukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit ba,teria namun tidak membunuh organisme tersebut. #esudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. 3l-eoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. +asil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional. .akrofag yang mengadakan infiltrasi m,ajadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. 7eaksi ini biasanya membutuhkan *aktu 1 sampai 2 hari. ". .anifestasi 'linik Tuberkulosis sering dijuluki Athe great imitatorB yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik. Cambaran klinik T+ paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik? 1. Cejala respiratorik, meliputi? a. Batuk Cejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.

.ula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan ber,ampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan. b. Batuk darah )arah yang dikeluarkan dalam dahak ber-ariasi, mungkin tampak berupa garis atau ber,ak-ber,ak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. +atuk darak terjadi karena pe,ahnya pembuluh darah. +erat ringannya batuk darah tergantung dari besar ke,ilnya pembuluh darah yang pe,ah. c. Sesak napas Cejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothora:, anemia dan lain-lain. d. Nyeri dada <yeri dada pada T+ paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Cejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena. 2. Gejala sistemik, meliputi: a. )emam .erupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenDa, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek. b. Cejala sistemik lain Cejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas *alaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia. Cejala klinis (aemoptoe? 'ita harus memastikan bah*a perdarahan dari nasofaring dengan ,ara membedakan ,iri,iri sebagai berikut ? 1. +atuk darah a. )arah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan b. )arah berbuih ber,ampur udara ,. )arah segar ber*arna merah muda d. )arah bersifat alkalis e. 3nemia kadang-kadang terjadi f. +enDidin test negatif 2. .untah darah a. )arah dimuntahkan dengan rasa mual b. )arah ber,ampur sisa makanan ,. )arah ber*arna hitam karena ber,ampur asam lambung d. )arah bersifat asam

e. 3nemia seriang terjadi f. +enDidin test positif !. Epistaksis a. )arah menetes dari hidung b. +atuk pelan kadang keluar ,. )arah ber*arna merah segar d. )arah bersifat alkalis e. 3nemia jarang terjadi ". Test )iagnostik 9oto thora: P3 dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan radiology standar. Eenis pemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik, tomogram dan lain-lain. Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain : a. +ayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru. b. +ayangan yang bera*an $pat,hy% atau berber,ak $noduler% ,. 'elainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru d. +ayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu e. +ayangan bilier Pemeriksaan +akteriologik $#putum% ; )itemukannya kuman mi,obakterium T+> dari dahak penderita memastikan diagnosis tuber,ulosis paru. Pemeriksaan biasanya lebih sensiti-e daripada sediaan apus $mikroskopis%. Pengambilan dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Pada pemeriksaan pertama. sebaiknya ! kali pemeriksaan dahak. Fji resistensi harus dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan. Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan T+> paru di /ndonesia. 8. 'lasifikasi 'lasifikasi T+ Paru dibuat berdasarkan gejala klinik, bakteriologik, radiologik dan ri*ayat pengobatan sebelumnya. 'lasifikasi ini penting karena merupakan salah satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi. #esuai dengan program Cerdunas P2T+ klasifikasi T+ Paru dibagi sebagai berikut? a. T+ Paru +T3 Positif dengan kriteria? 1. )engan atau tanpa gejala klinik 2. +T3 positif? mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali disokong biakan positif satu kali atau disokong radiologik positif 1 kali. !. Cambaran radiologik sesuai dengan T+ paru. b. T+ Paru +T3 <egatif dengan kriteria? 1. Cejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan T+ Paru aktif 2. +T3 negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.

,. +ekas T+ Paru dengan kriteria? a. +akteriologik $mikroskopik dan biakan% negatif b. Cejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru. ,. 7adiologik menunjukkan gambaran lesi T+ inaktif, menunjukkan serial foto yang tidak berubah. d. 3da ri*ayat pengobatan 23T yang adekuat $lebih mendukung%. 0. Penanganan .edik Tujuan pengobatan pada penderita T+ Paru selain untuk mengobati juga men,egah kematian, men,egsah kekambuhan atau resistensi terhadap 23T serta memutuskan mata rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif $2-! bulan% dan fase lanjutan $4-5 bulan%. Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Eenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi 4(2 adalah 7ifampisin, /<(, Pirasinamid, #treptomisin dan Etambutol. #edang jenis obat tambahan adalah 'anamisin, 'uinolon, .akrolide dan 3moksisilin G 3sam 'la-ulanat, deri-at 7ifampisin//<(. Fntuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan ri*ayat pengobatan sebelumnya. )i samping itu perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan T+ yang dikenal sebagai irectly !bser"ed #reatment Short $ourse % !#S& yang direkomendasikan oleh 4(2 yang terdiri dari lima komponen yaitu? 1. 3danya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam penanggulangan T+. 2. )iagnosis T+ melalui pemeriksaan dahak se,ara mikroskopik langsung sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut. !. Pengobatan T+ dengan paduan 23T jangka pendek dengan penga*asan langsung oleh Penga*as .enelan 2bat $P.2% khususnya dalam 2 bulan pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari. 4. 'esinambungan ketersediaan paduan 23T jangka pendek yang ,ukup. 1. Pen,atatan dan pelaporan yang baku. +. P72#E# 'EPE7343T3< '. (engkajian )ata-data yang perlu dikaji pada asuhan kepera*atan dengan Tuberkulosis paru $)oengoes, 2 % ialah sebagai berikut ? 1. 7i*ayat PerjalananPenyakit a. Pola akti-itas dan istirahat #ubjektif ? 7asa lemah ,epat lelah, akti-itas berat timbul. sesak $nafas pendek%, sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.

2bjektif ? Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak $tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru%, demam subfebris $4 -41 >% hilang timbul. b. Pola nutrisi #ubjektif ? 3noreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan. 2bjektif ? Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan. ,. 7espirasi #ubjektif ? +atuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada. 2bjektif ? .ulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau ber,ak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu $penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural%, sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris $effusi pleura.%, perkusi pekak dan penurunan fremitus $,airan pleural%, de-iasi trakeal $penyebaran bronkogenik%. d. 7asa nyaman/nyeri #ubjektif ? <yeri dada meningkat karena batuk berulang. 2biektif ? +erhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis. e. /ntegritas ego #ubjektif ? 9aktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan. 2bjektif ? .enyangkal $selama tahap dini%, ansietas, ketakutan, mudah tersinggung. 2. 7i*ayat Penyakit #ebelumnya? a. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh. b. Pernah berobat tetapi tidak sembuh. ,. Pernah berobat tetapi tidak teratur. d. 7i*ayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru. e. )aya tahan tubuh yang menurun. f. 7i*ayat -aksinasi yang tidak teratur. !. 7i*ayat Pengobatan #ebelumnya? a. 'apan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya. b. Eenis, *arna, dosis obat yang diminum. ,. +erapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya. d. 'apan pasien mendapatkan pengobatan terakhir. 4. 7i*ayat #osial Ekonomi? a. 7i*ayat pekerjaan. Eenis pekerjaan, *aktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan. b. 3spek psikososial. .erasa diku,ilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu *aktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.

1. 9aktor Pendukung? a. 7i*ayat lingkungan. b. Pola hidup. <utrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri. ,. Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pen,egahan, pengobatan dan pera*atannya. ". Pemeriksaan )iagnostik? a. 'ultur sputum? .ikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit. b. Tes Tuberkulin? .antou: test reaksi positif $area indurasi 1 -11 mm terjadi 48-52 jam%. ,. Poto torak? /nfiltnasi lesi a*al pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran ber,ak-ber,ak seperti a*an dengan batas tidak jelas ; Pada ka-itas bayangan, berupa ,in,in ; Pada kalsifikasi tampak bayangan ber,ak-ber,ak padat dengan densitas tinggi. d. +ron,hografi? untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena T+ paru. e. )arah? peningkatan leukosit dan &aju Endap )arah $&E)%. f. #pirometri? penurunan fuagsi paru dengan kapasitas -ital menurun. !. )iagnosa 'epera*atan )iagnosa kepera*atan yang laDim terjadi pada klien dengan Tuberkulosis paru adalah sebagai berikut? 1. +ersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan? #ekret kental atau sekret darah, 'elemahan, upaya batuk buruk. Edema trakeal/faringeal. 2. Cangguan pertukaran gas berhubungan dengan? +erkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis, 'erusakan membran al-eolar kapiler, #ekret yang kental, Edema bron,hial. !. 7esiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan? )aya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang inenetap, 'erusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, .alnutrisi, Terkontaminasi oleh lingkungan, 'urang pengetahuan tentang infeksi kuman. 4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan? 'elelahan, +atuk yang sering, adanya produksi sputum, )ispnea, 3noreksia, Penurunan kemampuan finansial. 1. 'urang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pen,egahan berhubungan dengan? Tidak ada yang menerangkan, /nterpretasi yang salah, /nformasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, Terbatasnya pengetahuan/kognitif 4. 7en,ana 'epera*atan 3dapun ren,ana kepera*atan yang ditetapkan berdasarkan diagnosis kepera*atan yang telah dirumuskan sebagai berikut?

1. +ersihan jalan napas tidak efektif Tujuan? .empertahankan jalan napas pasien. .engeluarkan sekret tanpa bantuan. .enunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas. +erpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi. .engidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat. /nter-ensi? a. 'aji fungsi pernapasan? bunyi napas, ke,epatan, imma, kedalaman dan penggunaan otot aksesori. )asional: Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasi se,ret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dan kerja pernapasan meningkat. b. >atat kemampuan untuk mengeluarkan se,ret atau batuk efektif, ,atat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis. )asional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bron,hial yang memerlukan e-aluasi/inter-ensi lanjut. ,. +erikan pasien posisi semi atau 9o*ler, +antu/ajarkan batuk efektif dan latihan napas dalam. )asional: .eningkatkan ekspansi paru, -entilasi maksimal membuka area atelektasis dan peningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan d. +ersihkan sekret dari mulut dan trakea, su,tion bila perlu. )asional: .en,egah obstruksi/aspirasi. #u,tion dilakukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret. e. Pertahankan intake ,airan minimal 21 ml/hari ke,uali kontraindikasi. )asional: .embantu mengen,erkan se,ret sehingga mudah dikeluarkan f. &embabkan udara/oksigen inspirasi. )asional: .en,egah pengeringan membran mukosa. g. +erikan obat? agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi. )asional: .enurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial, berguna jika terjadi hipoksemia pada ka-itas yang luas. h. +antu inkubasi darurat bila perlu. )asional: )iperlukan pada kasus jarang bronkogenik. dengan edema laring atau perdarahan paru akut. 2. Gangguan pertukaran gas Tujuan? .elaporkan tidak terjadi dispnea. .enunjukkan perbaikan -entilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan C)3 dalam rentang normal. +ebas dari gejala distress pernapasan.

/nter-ensi a. 'aji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya respirasi, keterbatasan ekspansi dada dan kelemahan. 7asional? Tuberkulosis paru dapat rnenyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru-pani yang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleural effusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala-gejala respirasi distress. b. E-aluasi perubahan-tingkat kesadaran, ,atat tanda-tanda sianosis dan perubahan *arna kulit, membran mukosa, dan *arna kuku. 7asional? 3kumulasi se,ret dapat menggangp oksigenasi di organ -ital dan jaringan. ,. )emonstrasikan/anjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan, terutama pada pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim. 7asional? .eningkatnya resistensi aliran udara untuk men,egah kolapsnya jalan napas. d. 3njurkan untuk bedrest, batasi dan bantu akti-itas sesuai kebutuhan. 7asional? .engurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi. e. .onitor C)3. 7asional? .enurunnya saturasi oksigen $Pa22% atau meningkatnya Pa> 2 menunjukkan perlunya penanganan yang lebih. adekuat atau perubahan terapi. f. +erikan oksigen sesuai indikasi. 7asional? .embantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder hipo-entilasi dan penurunan permukaan al-eolar paru. *. )esiko tinggi in+eksi dan penyebaran in+eksi #ujuan: .engidentifikasi inter-ensi untuk men,egah/menurunkan resiko penyebaran infeksi. .enunjukkan/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang. aman. Intervensi a. 7e-ie* patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, penyebaran infeksi melalui bronkus pada jaringan sekitarnya atau aliran darah atau sistem limfe dan resiko infeksi melalui batuk, bersin, meludah, terta*a., ,iuman atau menyanyi. 7asional? .embantu pasien agar mau mengerti dan menerima terapi yang diberikan untuk men,egah komplikasi. b. /dentifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi seperti anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan. 7asional? 2rang-orang yang beresiko perlu program terapi obat untuk men,egah penyebaran infeksi. ,. 3njurkan pasien menutup mulut dan membuang dahak di tempat penampungan yang tertutup jika batuk. 7asional? 'ebiasaan ini untuk men,egah terjadinya penularan infeksi.

d. Cunakan masker setiap melakukan tindakan. 7asional? .engurangi risilio penyebaran infeksi. e. .onitor temperatur. 7asional? 9ebris merupakan indikasi terjadinya infeksi. f. /dentifikasi indi-idu yang berisiko tinggi untuk terinfeksi ulang Tuberkulosis paru, seperti? alkoholisme, malnutrisi, operasi bypass intestinal, menggunakan obat penekan imun/ kortikosteroid, adanya diabetes melitus, kanker. 7asional? Pengetahuan tentang faktor-faktor ini membantu pasien untuk mengubah gaya hidup dan menghindari/mengurangi keadaan yang lebih buruk. g. Tekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani. 7asional? Periode menular dapat terjadi hanya 2-! hari setelah permulaan kemoterapi jika sudah terjadi ka-itas, resiko, penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai ! bulan. h. Pemberian terapi /<(, etambutol, 7ifampisin. 7asional? /<( adalah obat pilihan bagi penyakit Tuberkulosis primer dikombinasikan dengan obat-obat lainnya. Pengobatan jangka pendek /<( dan 7ifampisin selama 0 bulan dan Etambutol untuk 2 bulan pertama. i. Pemberian terapi PyraDinamid $PH3%/3ldinamide, para-amino salisik $P3#%, sikloserin, streptomisin. 7asional? 2bat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten. j. .onitor sputum +T3 7asional? Fntuk menga*asi keefektifan obat dan efeknya serta respon pasien terhadap terapi. ,. (erubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan #ujuan: .enunjukkan berat badan meningkat men,apai tujuan dengan nilai laboratoriurn normal dan bebas tanda malnutrisi. .elakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat. /nter-ensi? a. >atat status nutrisi paasien? turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, ri*ayat mual/rnuntah atau diare. 7asional? berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan inter-ensi yang tepat. b. 'aji pola diet pasien yang disukai/tidak disukai. 7asional? .embantu inter-ensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet pasien. ,. .onitor intake dan output se,ara periodik. 7asional? .engukur keefektifan nutrisi dan ,airan.

d. >atat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan medikasi. 3*asi frekuensi, -olume, konsistensi +uang 3ir +esar $+3+%. 7asional? )apat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi peme,ahan masalah untuk meningkatkan intake nutrisi. e. 3njurkan bedrest. 7asional? .embantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatan metabolik. f. &akukan pera*atan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan. 7asional? .engurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan yang dapat merangsang muntah. g. 3njurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat. 7asional? .emaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster. h. 7ujuk ke ahli giDi untuk menentukan komposisi diet. 7asional? .emberikan bantuan dalarn peren,aaan diet dengan nutrisi adekuat unruk kebutuhan metabolik dan diet. i. 'onsul dengan tim medis untuk jad*al pengobatan 1-2 jam sebelum/setelah makan. 7asional? .embantu menurunkan insiden mual dan muntah karena efek samping obat. j. 3*asi pemeriksaan laboratorium. $+F<, protein serum, dan albumin%. 7asional? <ilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi. k. +erikan antipiretik tepat. 7asional? )emam meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsurnsi kalori. 5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan. Tujuan? .enyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan. .elakukan perubahan prilaku dan pola hidup unruk memperbaiki kesehatan umurn dan menurunkan resiko pengaktifan ulang luberkulosis paru. .engidentifikasi gejala yang mernerlukan e-aluasi/inter-ensi. .enerima pera*atan kesehatan adekuat. /nter-ensi a. 'aji kemampuan belajar pasien misalnya? tingkat ke,emasan, perhatian, kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang diper,aya. 7asional? 'emampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik. 'eberhasilan tergantung pada kemarnpuan pasien. b. /dentifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan pada dokter misalnya? hemoptisis, nyeri dada, demam, kesulitan bernafas, kehilangan pendengaran, -ertigo. 7asional? /ndikasi perkembangan penyakit atau efek samping obat yang membutuhkan e-aluasi se,epatnya.

,. Tekankan pentingnya asupan diet Tinggi 'alori Tinggi Protein $T'TP% dan intake ,airan yang adekuat. 7asional? .en,ukupi kebutuhan metabolik, mengurangi kelelahan, intake ,airan membantu mengen,erkan dahak. d. +erikan /nformasi yang spesifik dalam bentuk tulisan misalnya? jad*al minum obat. 7asional? /nformasi tertulis dapat membantu mengingatkan pasien. e. jelaskan penatalaksanaan obat? dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalam jangka *aktu lama. Flangi penyuluhan tentang interaksi obat Tuberkulosis dengan obat lain. 7asional? .eningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan men,egah putus obat. f. jelaskan tentang efek samping obat? mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah 7asional? .en,egah keraguan terhadap pengobatan sehingga mampu menjalani terapi. g. 3njurkan pasien untuk tidak minurn alkohol jika sedang terapi /<(. 7asional? 'ebiasaan minurn alkohol berkaitan dengan terjadinya hepatitis h. 7ujuk perneriksaan mata saat mulai dan menjalani terapi etambutol. 7asional? Efek samping etambutol? menurunkan -isus, kurang mampu melihat *arna hijau. i. )orong pasien dan keluarga untuk mengungkapkan ke,emasan. Eangan menyangkal. 7asional? .enurunkan ke,emasan. Penyangkalan dapat memperburuk mekanisme koping. j. +erikan gambaran tentang pekerjaan yang berisiko terhadap penyakitnya misalnya? bekerja di penge,oran logam, pertambangan, penge,atan. 7asional? )ebu silikon beresiko kera,unan silikon yang mengganggu fungsi paru/bronkus. k. 3njurkan untuk berhenti merokok. 7asional? .erokok tidak menstimulasi kambuhnya Tuberkulosis; tapi gangguan pernapasan/ bron,hitis. l. 7e-ie* tentang ,ara penularan Tuberkulosis dan resiko kambuh lagi. 7asional? Pengetahuan yang ,ukup dapat mengurangi resiko penularan/ kambuh kembali. 'omplikasi Tuberkulosis? formasi abses, empisema, pneumotorak, fibrosis, efusi pleura, empierna, bronkiektasis, hernoptisis, u1serasi Castro, /nstestinal $C), fistula bronkopleural, Tuberkulosis laring, dan penularan kuman. 5. valuasi a. 'eefektifan bersihan jalan napas.

b. 9ungsi pernapasan adekuat untuk mernenuhi kebutuhan indi-idu. ,. Perilaku/pola hidup berubah untuk men,egah penyebaran infeksi. d. 'ebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi. e. Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan.

You might also like