You are on page 1of 18

KELAINAN DEFEK JANTUNG

A. Konsep Dasar
1. Defenisi Kelainan defek merupakan kelainan jantung bawaan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan system kardiovaskular atau kelainan susunan jantung yang sudah ada sejak lahir, jadi terjadi pada saat masih embrio. Kelainan defek dibagi dua yaitu : a. Defek Septum Atrium (DSA Adalah kelainan defek yang menjurus ke arah beban volume pada jantung bagian kanan, dimana septuim atrium yang matang terjadi proses embriologi yang rumit dan struktur tidak sempurna. !entuk atrial septal defek yang paling umum adalah menetapnya ostium sekundum pada pertengahan septum ("# $ kasus % bentuk yang lain adalah ostium primum (terletak di septum bagian bawah persisten yang dapat disertai dengan kelainan katup mitralis atau bikuspidalis. !entuk ketifa adalah defek sinus venosus di septum di bagian atas. Keadaan ini sering terjadi anomaly aliran darah sebagioan dari vena pulmonalis ke dalam vena kava superior. &ada ketiga bentuk kasus ini darah yang mengandung oksigen mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan sehingga meningkatkan output dan aliran darah pulmonal. b. Defek Septum 'entrikel (DS' Adalah kelainan defek yang menjurus kea rah beban volume pada jantung bagian kiri. Atau suatu keadaan yang abnormal, yaitu pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan, dimana sekat atau septum ventrikel tidak terbentuk sempurna. &ada kelainan ini, pada septum interventrikuler terdapat lubang yang persisten akibat kegagalan fusi dari septum aorta menyebabkan darah mengalir dari ventrikel kiri yang tekanannya tinggi ke ventrikel kanan yang tekanannya lebih rendah. Defek besar menyebabkan gagal jantung kiri terjadi lebih awal. &irau kiri ke kanan derajat sedang tetapi kronis dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah paru dan gagal jantung kanan. !anyak defek ventrikel yang menutup spontan pada masa kanak(kanak awal. 2. Etiologi &enyebab terjadinya kealinan defek jantung baik DSA maupun DS' adalah se)ara pasti belum diketahui. Akan tetapi terdapat fa)tor predisposisi penyebab terjadinya kelainan defek yaitu *aktor lingkungan : infeksi pada kehamilan (+bu yang menderita ,ubella , ibu hamil dengan alkoholik, usia pada saat hamil lebih dari -# tahun, ibu yang menderita D. dan obat seperti thalidomide. 3. Patofisiologi

a. Defek Septum Atrium Antara minggu keempat dan ketujuh dari kehidupan fetalis, dua lembar lipatan jaringan terbentuk memisahkan ruang menjadi atrium kiri dan kanan . Septum primum, mempunyai dua defek tetapi ini se)ara normal akan tertutup sewaktu bagian kedua, dimana terdapat suatu )elah sehingga dapat terjadi regurgitasi darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri dan kemudian sebagian darah ini masuk ke atrium kanan. Akibatnya tidak terjadi pembesaran atrium kiri meskipun terdapat juga insufisiensi mitral &ada ostium sekundum ditutupi oleh lipatan septum sekundum. &ada kehidupan fetalis lipatan septum sekundum bertindak sebagai katup yang menyebabkan darah langsung masuk ke atrium kanan dari vena sistemik tanpa melalui paru, yang kemudian mengalir masuk ke dalam atrium kiri. Sewaktu sirkular pulmonal telah terbentuk septum sekundum menutup dan pada sebagian besar kasus kedua lapis lipatan menjadi satu. Sebagian besar kanak(kanak dan beberapa orang dewasa , lubang dapat dilalui diantara kedua lapisan yang disebut lubang paten foramen ovale b. Defek Septum 'entrikel Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi sirkulasi sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi pulmonal. /al ini menyebabkan darah mengalir ke arteri pulmonal melalui defek septum. 'oluime darah di paru(paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan di ventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri ke kanan. +ni akan beresiko endokarditis, dan mengakibatkan hipertrofi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya workload, terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna. 4. Manifestasi klinik a. Defek Septum Atrium 0 1 2 4 Sebagian besar pasien dengan defek yang ringan atau sedang tidak menunjukkan gejala. &ada pirau yang besar, timbul dispnea pada saat aktifitas, gagal jantung dan infeksi saluran nafas 3erdengan murmur ejeksi sistolik yang )ukup keras di sela iga kedua dan ketiga akibat peningkatan aliran arteri pulmonalis. &ada pemeriksaan palpasi terdapat kelainan ventrikel kanan yang hiperdinamik di parasternal kiri. &ada auskultasi terjadi bunyi jantung dua tanpa bising

b. 0 1 2 4 6 7

Defek Septum 'entrikel Adanya tanda(tanda gagal jantung kanan : sesak, murmur, distensi vena jugularis, edema tungkai dan hepatomegali Diaporesis Anoreksia 3akipnea 5jung(ujung jari hiperemik dan diameter dada bertambah &ada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik &ada palpasi dan auskultasi tekanan arteri pulmonalis yang tinggi dan penutupan katup pulmonalis teraba jelas pada sela iga ketiga kiri dekat sternum, dan mungkin teraba getaran bising pada dinding dada.

5. Prognosis a. Defek Septum Atrium 3anpa operasi umur rata(rata penderita defek fosa ovalis dan defek sinus venosus adalah -# tahun. 5ntuk defek atrioventrikuler lebih muda lagi. Angka mortalitas ini meningkat 4 8 0# $ apabila tekanan sistolik arteri pulmonalis 9 6# mm/g. DSA sangat membahayakan karena selama puluhan tahun tidak menunjukkan keluhan dalam perjalanannya. 3imbuilnya fibrilasi atrium dan gagal jantung merupakan gejala yang berat. b. Defek Septum 'entrikel Sebagian anak walaupun diberi pengobatan medik intensif tetap meninggal juga. Sebagian lagi akan berkembang menjadi sindrom :isenmenger yang pada umur muda juga akan meninggal. !ila tindakan bedah dilakukan pada waktu yang tepat, penderita dapat menge)ap kehidupan yang normal. 5mumnya jarang melampaui usia -# tahun. 6. Penatalaksanaan Medik a. Defek Septum Atrium DSA ke)il tidak perlu oprerasi karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik atau bahaya endokarditis infektif. DSA besar perlu tindakan bedah yang dianjurkan dilakukan dibawah umur 6 tahun (pra sekolah . ;alaupun setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih menunjukkan dilatasi. /al ini karena komplien otot jantung sudah berkurang. &ada penutupan spontan DSA sangat ke)il kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek fosa ovalis atau defek atrioventrikuler dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin jantung paru b. Defek Septum 'entrikel &asien dengan DS' besar perlu ditolong dengan obat(obatan untuk mengatasi gagal jantung. !iasanya diberikan digoksin atau diuretik, misalnya <asi=. !ila obat dapat memperbaiki keadaan, yang dilihat dengan membaiknya pernafasan dan

pertambahan berat badan maka operasi dapat ditunda sampai usia 1(2 tahun. 3indakan bedah sangat menolong% karena tanpa tindakan tersebut harapan hidup berkurang. >perasi bila perlu dilakukan pada umur muda jika pengobatan medik untuk mengatasi gagal jantung tidak berhasil.

B. Konsep Keperawatan
I. Pengka ian 1) Pengkajian Umum a. Keluhan 5tama Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis dan derajat defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak. b. ,iwayat Kesehatan 0. ,iwayat kesehatan sekarang Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi 1. ,iwayat kesehatan lalu a. &renatal /istory Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus ,ubella , mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat(obatan serta penyakit D. pada ibu. b. +ntra natal ,iwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi ). ,iwayat ?eonatus @angguan respirasi biasanya sesak, takipnea Anak rewel dan kesakitan 3umbuh kembang anak terhambat 3erdapat edema pada tungkai dan hepatomegali Sosial ekonomi keluarga yang rendah 2. ,iwayat Kesehatan Keluarga a. Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantung b. &enyakit keturunan atau diwariskan ). &enyakit )ongenital atau bawaan ). Sistem yang dikaji : o AktivitasAistirahat KeletihanAkelelahan Dispnea &erubahan tanda vital &erubahan status mental

o Sirkulasi ,iwayat hipertensi :ndokarditis &enyakit katup jantung :dema pada tungkai 3akikardi .urmur sistolik dan diastolik !unyi jantung S0 dan S1 melemah &enurunan )urah jantung Ansietas, khawatir, takut Stress yang bAd penyakit Anoreksia &embengkakan ekstremitas bawahAedema Kelemahan pening Dispnea 3akipnea !unyi nafas : mengi ;arna kulit pu)at, sianosis &enurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga Kehilangan tonus otot Kulit le)et

o +ntegritas ego

o .akanan dan )airan

o ?eurosensori

o &ernafasan

o +nteraksi sosial o Kenyamanan

2) Pengkajian Fisik a. +nspeksi &ertumbuhan badan jelas terhambat, pu)at dan banyak keringat ber)u)uran. 5jung(ujung jari hiperemik, diameter dada bertambah, nafas pendek, retraksi pada vena jugulum, sela interkostal dan region epigastrium. &ada anak kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik b. &alpasi +mpuls jantung hiperdinamik kuat terutama yang timbul dari ventrikel kiri. 3eraba getaraa bising pada dinding dada, pada DSA getaran bising teraba di sela iga ke ++ atau +++ kiri. &ada defek yang sangat besar sering tidak teraba

getaran bising karena tekanan di ventrikel kiri sama dengan tekanan di ventrikel kiri. 3eraba tepi hati tumpul di bawah lengkung iga kanan ). Auskultasi &ada DS' terdapat bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikutiB )li)kB sebagai akibat terbukanya katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteri pulmonalis yang melebar. !unyi jantung 1 mengeras terutama pada sela iga ++ kiri, umumnya closed split, terdengar bising holosistolik kasar di tepi sternum kiri dengan pungtum di sela iga ke +'. &ada DSA terdapat split bunyi jantung 1 tanpa bising sering menunjukkan gejala pertama dan salah satunya petunjuk akan DSA. Carak antara komponen aorta pulmonal bunyi jantung 1 pada inspirasi dan ekspirasi tetap sama sehingga disebut Dfi=ed splittingB . !ising sistolik dan pada pirau kiri ke kanan yang besar maka bising mik diastoli) berfrekuensi rendah terdengar pada sela iga ke +' kiri atau kanan. 3) Pemeriksaan Diagnostik :kokardiografi dapat menunjukkan beban volume ventrikel kanan kadang(kadang tampak defeknya itu sendiri. :)ho transesofageal dapat meningkatkan sensitivitas akan adanya pirau yang ke)il dan foramen ovale paten. Aliran radionuklir menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan. .,+ untuk menjelaskan anatominya. Kateterisasi jantung, masih merupakan diagnosti) pasti, karena dapat menunjukkan dengan jelas adanya peningkatan saturasi oksigen antara vena )ava dan ventrikel kanan akibat ber)ampurnya darah mengandung oksigen dari atrium kiri, menilai beratnya pirau dan mengukur tahanan vas)ular darah pulmonary. Angiografi kontras ventrikel kanan dan ventrikel kiri dapat menunjukkan kelainan katup terkait atau anomaly aliran vena pulmonalis. II. Diagnosa Keperawatan 0. 1. 2. -. 4. 6. 7. &enurunan )urah jantung bAd malformasi jantung. @angguan pertukaran gas bAd kongesti pulmonal. +ntoleran aktifitas bAd ketidakseimbangan rasio ventilasi perfusi. @angguan tumbuh kembang bAd tidak adekuatnya suplai oksigen dan Eat nutrisi ke jaringan. ?utrisi kurang dari kebutuhan tubuh bAd kelelahan dan anoreksia Kerusakan integritas kulit bAd edema dan gangguan perffusi jaringan. ,esiko tinggi infeksi bAd menurunnya status kesehatan. yang berlebihan dengan adanya ventrikel dan atrium kanan yang membesar, dan

".

Ansietas bAd status hospitalisasi anak, kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi anaknya.

III. Inter!ensi Keperawatan 1. Penurunan curah jantung b d malformasi jantung 3ujuan : Klien menunjukkan tanda vital dalam batas yang normal yang ditandai dengan: disritmia terkontrol, tidak sesak, bebas dari gagal jantung. +ntervensi : 0 >bservasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit. !asional : &enurunan )urah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi perifer. &u)at menunjukan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya )urah jantung. 1 3egakkan derajat sianosis (sirkumoral, membrane mukosa, )lubbing . !asional : Sianosis dapat terjadi sebagai refraktori @CK. Area yang sakit sering berwarnabiru atau belang karena peningkatan kongesti vena. 2 .onitor tanda(tanda F/* (gelisah, ta)hikardia, ta)hipnea, sesak, lelah saat minum susu, periorbital edema, oliguria !asional : 3anda(tanda F/* merupakan indikator penilaian terhadap adanya gagal jantung dan untuk menentukan intervensi selanjutnya. !erkolaborasi dalam pemberian digo=in order, dengan menggunakan teknik pen)egahan bahaya toksisitas. !asional : +nsiden toksisitas tinggi (1#$ karena sempitnya batas antara rentang terapeutik dan toksik. Digo=in harus dihentikan pada adanya kadar obat toksik, frekuensi jantung lambat. 4 !erikan pengobatan untuk menurunkan after load. !asional : 6 >bat digunakan untuk meningkatkan volume sekun)up, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti. !erikan diuretika sesuai indikasi. !asional : 3ipe dan dosis diureti) tergantung pada gagal jantung. &enurunan pre load paling banyak digunakan dalam mengobati pasien dengan )urah jantung relative normal ditambah dengan gejala kongesti. 2. "angguan pertukaran gas b d kongesti pulmonal

3ujuan :

Klien dapat menunjukan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat pada jaringan serta tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru, yang ditandai dengan klien bebas dari gejala distress pernapasan.

+ntervensi : 0 .onitor kualitas dan irama pernapasan. !asional : 1 Calan napas yang kolaps dapat menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi, se)ara negative mempengaruhi pertujaran gas. !erikan posisi semi fowler pada anak. !asional : .enurunkan konsumsi atau kebutuhan oksigendan mempermudah pernapasan yang meningkatkan kenyamanan fisiologi dan psikologi. 2 Anjurkan kepada klien untuk istirahat yang )ukup. !asional : 4 +stirahat akan membantu respon klien terhadap aktivitas dan kemampuan berpartisipasi dalam perawatan. Anjurkan klien untuk batuk efektif, napas dalam. !asional : !asional : 6 .embersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen. .eningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki atau menurunkan hipoksemia jaringan. !erikan obat diuretika seperti lasi=. !asional : .enurunkan kongesti alveolar, meningkatkan pertukaran gas. !erikan oksigen jika ada indikasi.

3. #ntoleran aktifitas b d ketidakseimbangan rasio ventilasi perfusi 3ujuan : Klien dapat mempertahankan aktivitas yang adekuat dan anak akan berpartisipasi dalam aktivitas yang dilakukan oleh anak seusianya, yang ditandai dengan menurunkan kelemahan dan kelelahan serta tanda vital dalam batas normal selama beraktivitas. +ntervensi : 0 &eriksa tanda vital sebelum dan selama aktivitas, terutama bila pasien menggunakan vasodilator atau diuretik. !asional : 3anda(tanda vital dapat berubah setelah melakukan suatu aktivitas efek akibat obat (vasodilatasi , perpindahan )airan (diuretik dapat mempengaruhi fungsi jantung. 1 +jinkan anak untuk beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat tidur. !asional : 2 Dengan memenuhi istirahat tidur dapat menghemat energi dan membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan. !asional : Dengan permainan dan aktivitas ringan dapat men)egah kerja jantung se)ara tiba(tiba. !erikan periode istirahat setelah melakukan aktivitas.

!asional :

.emenuhi kebutuhan aktivitas atau permainan anak tanpa mempengaruhi stress miokard atau kebutuhan oksigen yang berlebihan.

/indarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau dingin. !asional : Suhu lingkungan yang panas atau dingin dapat mengganggu rasa aman nyaman anak sehingga ia sering malas untuk beraktivitas.

$. "angguan tumbuh kembang b d tidak adekuatn%a suplai oksigen dan &at nutrisi ke jaringan 3ujuan : Klien dapat mempertahankan berat badan dan tinggi badan yang sesuai yang ditandai dengan !! dan 3! dalam batas normal sesuai dengan usianya. +ntervensi : 0 Sediakan diit yang seimbang, tinggi Eat(Eat nutrisi. !asional : 5ntuk memaksimalkan kualitas masukan nutrisi perkembangan otak. 1 .onitor tinggi dan berat badan anak. !asional : 2 Sebagai suatu indikator atau petunjuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi. Celaskan pada orang tua mengenai tumbang anak !asional : Agar orang tua dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga dapat berperan serta dalam pemberian pengobatan atau terapi. 4 Fiptakan lingkungan yang tenang. !asional : !asional : 5ntuk memenuhi istirahatArelaksasi klien se)ara optimal .emenuhi sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard guna melawan efek hipoksia atau iskemik. '. (utrisi kurang dari kebutuhan tubuh b d kelelahan dan anoreksia 3ujuan : Klien akan mempertahankan intake makanan dan minuman yang adekuat untuk mepertahankan berat badan dalam rangka pertumbuhan, dengan )riteria hasil porsi makan dihabiskan, !! meningkat atau dipertahankan. +ntervensi : 0 3imbang !! setiap hari dengan timbangan dan waktu yang sama. !asional : .emberikan informasi sehubungan dengan kebutuhan nutrisi dan kefektifan terapi. Kehilangan !! bermakna dan masukan !erikan oksigen 0(1 liter per menit. sehingga dapat mempertahankan berat badan dan membantu didalam

makan buruk memberikan petunjuk tentang sensitivitas kemudi ventilator. 1 Fatat intake dan out put se)ara benar. !asional : 2 !erguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan )airan. !erikan makan dalam porsi ke)il tetapi sering. !asional : .enghindari kelelahan saat makan, meminimalkan anoreksia dan mual serta untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi klien. !erikan intake )airan yang adekuat. !asional : Klien yang memperoleh pengobatan diuretika )enderung mengalami kekurangan )airan akibat out put yang berlebihan. ). *erusakan integritas kulit b d edema dan gangguan perffusi jaringan 3ujuan : Klien dapat mempertahankan integritas kulitnya yang ditandai dengan anak bebas dari edema, memiliki kulit yang bersih dan utuh, integritas kulit terjamin. +ntervensi : 0 Kaji kulit, )atat adanya penonjolan tulang, edema area sirkulasi tergangguApigmentasi. !asional : 1 Kulit sangat beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilitas fisik dan gangguan status nutrisi. &ijat area kemerahan atau yang memutiih. !asional : 2 .eningkatkan aliran darah, dan meminimalkan hipoksia jaringan. 5bah posisi sesering mungkin di tempat tidurAkursi, bantu latihan rentang gerak pasifAaktif. !asional : .emperbaiki sirkulasiAmenurunkan waktu satu area yang mengganggu aliran darah. !erikan perawatan kulit kering dan meminimalkan dengan keadaan lembabAekskresi. !asional : 4 Kulit yang terlalu kering atau lembab dapat memper)epat proses kerusakan. /indari pemberian obat intramuskuler. !asional : :dema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorbsi obat dan merupakan faktor predisposisi untuk kerusakan kulit. +. !esiko tinggi infeksi b d menurunn%a status kesehatan 3ujuan : Klien mengalami resiko infeksi minimal, yang ditandai dengan anak tidak menunjukan tanda(tanda infeksi, dapat mengkonsumsi diet sesuai

usia, anak tidak berhubungan dengan individu yang terinfeksi atau anak yang terkontaminasi. +ntervensi : 0 Fatat faktor resiko terjadinya infeksi. !asional : 1 Kesadarn akan faktor resiko akan memberikan kesempatan untuk membatasi efeknya. @unakan teknik aseptik yang )ermat untuk semua prosedur. !asional : 2 .eminimalkan perkembangan organisme penyebab infeksi dan anak dapat terhindar dari infeksi nosokomial. &antau suhu setiap saat. !asional : !asional : 4 5ntuk mendeteksi kemungkinan terjadinya infeksi Dengan terpenuhinya nutrisi klien yang adekuat dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi. !erikan penjelasan kepada orang tua tentang )ara()ara penyebaran infeksi. !asional : 6 +nformasi yang adekuat akan membantu dalam proses pemulihan klien. Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian antibiotik. !asional : .eminimalkan proses perkembangan bakteri dan men)egah terjadinya inflamasi. !erikan diet lengkap nutrisi sesuai usia klien.

,. -nsietas b d status hospitalisasi anak. prosedur dan tes diagnostik. kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi anakn%a 3ujuan : Klien dan orang tua tidak menunjukkan ke)emasan, ditandai dengan anak dapat berespon terhadap prosedur pengobatan, orang tua akan mengekspresikan perasaaannya karena memiliki anak dengan kelainan jantung, mendiskusikan ren)ana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan. +ntervensi : 0 Celaskan prosedur dengan )ermat sesuai dengan tingkat pemahaman anak. !asional : 1 5ntuk menurunkan rasa takut atau )emas terhadap hal(hal yang tidek diketahuinya. 3ingkatkan ekspresi perasaan dan takut, seperti menolak dan marah. !iarkan klienAkeluarga mengetahui ini sebagai reaksi normal. !asional : 2 &erasaan yang tidak diekspresikan dapat menimbulkan keka)auan internal dan meningkatkan ke)emasan. Dorong keluarga untuk menganggap klien seperti sebelumnya

!asional : -

.eyakinkan klien dan keluarga bahwa perannya di dalam keluarga tidak berubah.

!erikan informasi yang jelas tentang kondisi anaknya !asional : 4 .enambah pengetahuan keluarga tentang penyakit anaknya sehingga dapat meminmalkan ke)emasannya. !erikan beberapa )ara pada anak untuk melibatkannya dalam prosedur, misalnya memegang suatu alat, seperti balutan. !asional : 6 5ntuk meningkatkan rasa kontrol, mendorong kerja sama dan mendukung keterampilan koping anak. Kaji tingkat pengetahuan klienAkeluarga dan keinginannya untuk belajar. !asional : .engidentifikasi klienAkeluarga penjelasan. se)ara serta verbal tingkat dan pemahaman memberikan kesalahpahaman

I". I#ple#entasi Keperawatan &ada tahap implementasi atau pelaksanaan dari asuhan keperawatan meninjau kembali dari apa yang telah diren)anakanAintervensi sebelumnya, dengan tujuan utama pada pasien dapat men)akup perbaikan )urah jantung, tidak terjadi gangguan pertukaran gas, mempertahankan tingkat aktifitas, pertumbuhan dan perkembangan anak baik, pemeliharaan keseimbangan nutrisi, menghindari resiko infeksi, mempertahankan integritas kulit dan pengurangan ke)emasan. ". E!al$asi Keperawatan /asil yang diharapkan yaitu : 0. Apakah pasien dapat menunjukkan perbaikan )urah jantungG 1. Apakah pasien dapat menunjukkan pertukaran gas yang optimalG 2. Apakah paiesn mempertahankan tingkat aktivitasG -. Apakah pasien dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normalG 4. Apakah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat G 6. Apakah pasien dapat menghindari resiko infeksi G 7. Apakah pasien dapat mempertahankan integritas kulit G ". Apakah pasien dan keluarga menunjukkan penurunan rasa takut yang berhubungan dengan prosedur dan kurang pengetahuan G

DA*3A, &5S3AKA
.arilynn : Doenges, dkk., 1###, Rencana Asuhan Keperawatan, Kedokteran, :@F, Cakarta. &enerbit !uku

?gastiyah, 0HH7, Perawatan Anak Sakit, &enerbit !uku Kedokteran, :@F, Cakarta. Sylvia I <orraine, 0HH-, Patofisiologi, *onsep *linis Proses Pen%akit. &enerbit !uku Kedokteran, :@F, Cakarta. Staf &engajar Kesehatan Anak *K5+, 0H"4, Ilmu Kesehatan Anak, *K5+ Cakarta. Staf &engajar &atologi Anatomi *K5 Airlangga, 0HH4, Buku Ajar Patologi II, *K5 Airlangga, Cakarta. Staf &engajar *K5+, 0H"6, &atologi, *K5+, Cakarta. Suriadi I ,ita Juliani, 1##0, Asuhan Keperawatan Pada Anak, &enerbit *ajar +nterpratama, Cakarta. 3ierney, dkk., 1##1, Diagnosis dan erapi Kedokteran, &enerbit Salemba .edika, Cakarta. 5nderwood, 0HH7, Patologi !mum " Sistematik% &enerbit !uku Kedokteran :@F, Cakarta.

KELAINAN DEFEK JANTUNG


Pengertian : Kelainan defek mrpk kelainan jantung bawaan yg disebabkan oleh gangg perkembangan system kardiovaskular atau kelainan susunan jantung yg sudah ada sejak lahir. Kelainan defek dibagi dua yaitu : 1. ". Etiologi $enyebab se%ara pasti belum diketahui. &aktor predisposisi kelainan defek yaitu' &aktor lingkungan infeksi pd kehamilan()ubella!* bumil dgn alkoholik* usia saat hamil +,- thn* ibu yg menderita D. dan obat spt thalidomide. Defek Septum Atrium DSA! Defek Septum #entrikel DS#!

Manifestasi klinik Defek Septum Atrium 1. Klien dgn defek ringan(sedang tidak menunjukkan gejala. ". Dispnea saat aktifitas* gagal jantung dan infeksi saluran nafas. /. 0dpt murmur ejeksi sistolik pd sela iga kedua dan ketiga. ,. $d palpasi tdp kelainan ventrikel kanan. 1. $d auskultasi 23 dua tanpa bising Defek Septum #entrikel 1. 0anda gagal jantung kanan: sesak* murmur* distensi vena jugularis* edema tungkai dan hepatomegali. ". Diaporesis /. Anoreksia ,. 0akipnea 1. $d palpasi dan auskultasi tekanan art. pulmonalis tinggi dan penutupan katup pulmonalis teraba jls pd sela iga / kiri dekat sternum* dan teraba getaran bising pd dinding dada. Penatalaksanaan Medik 1. Defek Septum Atrium DSA ke%il tidak perlu operasi. DSA besar perlu tindakan bedah dibawah umur 4 tahun. ". Defek Septum #entrikel $engobatan untuk mengatasi gagal jantung spt' digoksin atau diuretik* misalnya 5asi6!. 0indakan bedah. Asuhan Keperawatan I. Pengkajian $engkajian 7mum

Kel. utama' 0ergantung jenis dan derajat defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium* biasanya tjd sesak* edema tungkai dan diaporesis. )iwayat Kesehatan : )iwayat kesehatan sekarang* )iwayat kesehatan lalu )iwayat Kesehatan Keluarga. Sistem yang dikaji :

Aktivitas/istirahat: Keletihan(kelelahan* Dispnea* $erubahan tanda vital* $erubahan status mental. Sirkulasi: )iwayat hipertensi* 8ndokarditis* $enyakit katup jantung* 8dema pada tungkai* 0akikardi* .urmur sistolik dan diastolik* 2unyi jantung S1 dan S" melemah* $enurunan %urah jantung. Integritas ego: Ansietas* khawatir* takut* Stress yang b(d penyakit. Makanan/cairan: Anoreksia* $embengkakan ekstremitas bawah(edema. Neurosensori: Kelemahan* pening. Pernafasan: Dispnea* 0akipnea* 2unyi nafas: mengi* 9arna kulit pu%at* sianosis. Interaksi sosial: $enurunan peran dlm aktivitas sosial dan keluarga. Kenyamanan: Kehilangan tonus otot* Kulit le%et.

$engkajian &isik

:nspeksi:

$ertumbuhan

terhambat*

pu%at

dan

diaporesis. 7jung-ujung jari hiperemik* diameter dada bertambah* nafas pendek* retraksi vena jugularis.

$alpasi:

:mpuls jantung hiperdinamik kuat ventrikel kiri. 0eraba getaran bising pada dinding dada* pada DSA getaran bising teraba di sela iga ke :: atau ::: kiri.

Auskultasi:

$ada DS# 23 1 mengeras terutama pada apeks* 23 " mengeras terutama pada sela iga :: kiri.

$emeriksaan

Diagnostik:

8kokardiografi*

8%ho

transesofageal*

Angiografi kontras ventrikel kanan dan ventrikel kiri. II. Diagnosa Keperawatan 1 " / $enurunan %urah jantung b(d malformasi jantung. ;angguan pertukaran gas b(d kongesti pulmonal. :ntoleran aktifitas b(d ketidakseimbangan rasio ventilasi perfusi.

, 1 4 > ?

;angguan tumbuh kembang b(d tidak adekuatnya suplai oksigen dan <at nutrisi ke jaringan. =utrisi kurang dari kebutuhan tubuh b(d kelelahan dan anoreksia Kerusakan integritas kulit b(d edema dan gangguan perffusi jaringan. )esiko tinggi infeksi b(d menurunnya status kesehatan. Ansietas b(d status hospitalisasi anak* kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi anaknya.

III. Intervensi Keperawatan Penurunan curah jantung b/d malformasi jantung :ntervensi :

@bservasi kualitas dan kekuatan denyut jantung* nadi perifer* warna dan kehangatan kulit. 0egakkan derajat sianosis %lubbing!. .onitor tanda-tanda AB& 2erkolaborasi dalam sirkumoral* membrane mukosa* gelisah* ta%hikardia* ta%hipnea* digo6in order* dengan

sesak* lelah saat minum susu* periorbital edema* oliguria!

pemberian

menggunakan teknik pen%egahan bahaya toksisitas.


2erikan pengobatan untuk menurunkan after load. 2erikan diuretika sesuai indikasi.

Gangguan ertukaran gas b/d kongesti ulmonal :ntervensi :


.onitor kualitas dan irama pernapasan. 2erikan posisi semi fowler pada anak. Anjurkan kepada klien untuk istirahat yang %ukup. Anjurkan klien untuk batuk efektif* napas dalam. 2erikan oksigen jika ada indikasi. 2erikan obat diuretika seperti lasi6.

Intoleran aktifitas b/d ketidakseimbangan rasio ventilasi erfusi :ntervensi :

$eriksa tanda vital sebelum dan selama aktivitas* terutama bila pasien menggunakan vasodilator atau diuretik.

:jinkan anak untuk beristirahat* dan hindarkan gangguan pada saat tidur. Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan. 2erikan periode istirahat setelah melakukan aktivitas. Bindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau dingin.

Gangguan tumbuh kembang b/d tidak adekuatnya su lai oksigen dan !at nutrisi ke jaringan :ntervensi :

Sediakan diit yang seimbang* tinggi <at-<at nutrisi. .onitor tinggi dan berat badan anak. 3elaskan pada orang tua mengenai tumbang anak Aiptakan lingkungan yang tenang. 2erikan oksigen 1-" liter per menit.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelelahan dan anoreksia :ntervensi :

0imbang 22 setiap hari dengan timbangan dan waktu yang sama. Aatat intake dan out put se%ara benar. 2erikan makan dalam porsi ke%il tetapi sering. 2erikan intake %airan yang adekuat.

Kerusakan integritas kulit b/d edema dan gangguan erffusi jaringan :ntervensi :

Kaji kulit* %atat adanya penonjolan tulang* edema area sirkulasi terganggu(pigmentasi. $ijat area kemerahan atau yang memutiih. 7bah posisi sesering mungkin di tempat tidur(kursi* bantu latihan rentang gerak pasif(aktif. 2erikan perawatan kulit kering dan meminimalkan dengan keadaan lembab(ekskresi. Bindari pemberian obat intramuskuler.

"esiko tinggi infeksi b/d menurunnya status kesehatan :ntervensi :

Aatat faktor resiko terjadinya infeksi.

;unakan teknik aseptik yang %ermat untuk semua prosedur. $antau suhu setiap saat. 2erikan diet lengkap nutrisi sesuai usia klien. 2erikan penjelasan kepada orang tua tentang %ara-%ara penyebaran infeksi. Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian antibiotik. rosedur dan tes diagnostik#

Ansietas b/d status hos italisasi anak# :ntervensi :

kurang engetahuan orang tua tentang kondisi anaknya 3elaskan prosedur dengan %ermat sesuai dengan tingkat pemahaman anak.

0ingkatkan ekspresi perasaan dan takut* seperti menolak dan marah. 2iarkan klien(keluarga mengetahui ini sebagai reaksi normal. Dorong keluarga untuk menganggap klien seperti sebelumnya 2erikan informasi yang jelas tentang kondisi anaknya 2erikan beberapa %ara pada anak untuk melibatkannya dalam prosedur* misalnya memegang suatu alat* seperti balutan. Kaji tingkat pengetahuan klien(keluarga dan keinginannya untuk belajar.

1!

You might also like