You are on page 1of 13

SUDUT PERASAANKU, CINTA SEJATI, KEPASTIAN YANG TAK PASTI, KERINDUAN MENYEPI dan TAUBATKU KEPADA-MU

Mestinya hatiku bisa berteduh dihatimu Kedua belah matamu tak mampu melihat hadirku kedua belah tanganmu tak mampu menggapai diriku Aku adalah sosok gelap dirimu Butiran harapan yang ada dihatiku kandas terbawa arus asmara yang aku ciptakan sendiri Walau arti cintamu kuharap... Kasihmu kudamba...

Tiap jengkal waktuku, aku merasakan hadirku hanyalah ilustrasi bagimu Kau tak merasakan apa yang aku rasakan Kekosongan demi kekosongan terpancar diwajahmu bak embun pagi yang kian sirna meninggalkan hari Aku terlampau jauh berharap Mimpi-mimpi yang kubangun untukmu tak sedikitpun mampu membuka hatimu Aku tak mengerti aku Aku tak tau tentang perasaanku Getaran cinta yang ada dihatiku Sesungguhnya bukan cinta semu yang kurasakan

Jika memang ini mimpi, kembalikanlah aku kedalam alam sadarku Aku tak mampu terus berharap dan berharap hingga jiwaku terbang terbawa angin

Terpesonaku Pada Dunia, Indah dan Menawan, Menawarkan Sejuta Cinta dan Kebahagiaan, Yang Tak Pernah Terlupakan, Sekejap cintamu membutakan aku Ku biarkan engkau mengukir namamu

Di sudut hatiku
Ku biarkan engkau merasakan rinduku..

Memberiku harapan

Juga memberiku kerapuhan


Mungkin hanya sekedar kewajiban itu kau lakukan Bukan karna murni perhatian.. Hanya karna setitik harapan Apa semua khayalan

Atau karna aku takut kehilangan,

Ku Terhanyut Dalam Keindahannya,


Ku Terpesona Pada Cinta dan Kebahagiaan Dunia, Namun, Ketika Aku Terjatuh,

Aku Mennyadari,
Semua Keindahan Itu Hanya Sia-Sia.,.. kini kepastian tak kudapatkan..

Dukana insan murni menyepi Dukana membran cinta tak jadi Dukana ajal jiwa di ujung duri

Adlibitum mengubah gipsi asmara


Saat prematur terucap rindu Melemah cinta sembilu ambivalen

Dikebiri angin menghilir awan tak hujan


Menyiram rasa melontar kejutan Oh Berhamburan menepi ketempat aman Oh bercengkrama dengan kehampaan Sebab tak pernah ku temukan lagi Semua menjadi tak berarti karna sang bulan beranjak pergi Hujan dibulan september kini telah terjadi Dipepet ketidaknyataan persepsi Di sokong oleh pernyataan keetidaksesuaian janji.

Aku yang merintih

merangkak kearah yang tak tentu


tak tentu arah yang kutuju aku hilang terenggut hembusan angin yang berlalu

aku hanya bisa diam termangu


menatap dingin yang seolah membeku mengingat lagi masa masa kelamku dimana aku tak pernah mengenal tuhanku dimana aku tak pernah bersujud padamu aku tak pernah melantunkan nada nada suci mu dan menghabiskan sisa umurku dengan kehidupan duniawi yang tak menentu

Kini aku rapuh termakan waktu bersama noda noda yang membelitku

oh tuhan bagaimana aku


Kemana aku harus pergi? Jalan di depan sudah semakin berat untukku Tubuhku tak sanggup lagi berdiri dicabik cabik oleh dosa dan air mata terkoyak oleh keserakahan yang berdusta dengan bangga

Di ufuk timur pun matahari tak sudi lagi menampakkan dirinya padaku
tubuhku yang kian remuk termakan waktu tertindas oleh deru angin yang sangat menusuk jantungku ku lihat daun daun tak lagi hijau

embun pun berubah menjadi cucuran darah

Mungkinkah aku dapat terlelap diatas dosaku

aku terlalu bodoh untuk mengerti hidupku yang semu

Ya Allah,
aku ingin beranjak dari lingkaran setan yang selalu menyesatkanku

menyisakan lumpur hitam dalam diriku


aku ingin pergi dari lembah hitam ini...

Thanks !

Create by DENNY RIVANI

You might also like