You are on page 1of 29

AKTOR PRO DEMOKRASI DALAM PILKADA : KASUS

MANGGARAI1
Oleh : Tim DEMOS

Hingga Agustus 2006, Pilkada telah dilangsungkan di 257 wilayah di seluruh Indonesia.
Pilkada sebelumnya banyak diharapkan melahirkan perubahan politik yang penting.
Pemilihan kepala daerah secara langsung diharapkan dapat melahirkan pemimpin yang
kredibel dan didukung oleh rakyat. Pilkada sebelumnya juga diharapkan bisa menjadi
instrumen pergantian politik, dimana orang terbaik di daerah bisa tampil. Akan lahir
orang-orang baru yang lebih bersih dan jujur. Pilkada juga menjadi sarana bagi pemilih
untuk menghukum dan memberi ganjaran bagi pejabat publik----kepala daerah yang
berhasil akan diganjar dengan terpilih kembali sebagai kepala daerah, sebaliknya kepala
daerah yang gagal dihukum dengan kegagalan menjadi kepala daerah kembali.

Dari Pilkada yang telah usai, harapan itu tampaknya belum terwujud. Pilkada masih
diwarnai dengan munculnya pejabat-pejabat lama. Pilkada tidak efektif menjadi sarana
pergantian kekuasaan. 2Yang terjadi justru seperti kesimpulan dalam Riset Demos”
Demokrasi telah “dibajak”!.3 Aktor-aktor non demokrasi menggunakan Pilkada sebagai
sarana untuk melanggengkan kekuasaan. Dalam hal ini para aktor dominan, yang tidak
mempunyai kepentingan untuk memajukan demokrasi, tidak menghindar atau menolak
perangkat-perangkat demokrasi melainkan menerimanya sebagai ‘aturan main’.
Meskipun demikian mereka kemudian memonopoli, menelingkung dan
menyalahgunakan aturan main demokrasi tersebut.

Masih banyaknya wajah pejabat lama dalam Pilkada kemungkinan karena belum semua
orang menjadikan Pilkada sebagai pintu masuk dalam melakukan perubahan. Aktor-aktor
pro demokrasi belum menggunakan Pilkada sebagai sarana perubahan dan pergantian
kekuasaan. Meski demikian, dari 257 Pilkada yang telah usai, tercatat ada sejumlah
kandidat dari aktor pro demokrasi yang ikut bertarung dalam Pilkada. Mereka
1
Makalah ini adalah ringkasan dari hasil penelitian Aktor Pro Demokrasi Dalam Pilkada di Manggarai,
Demos, Oktober 2006. Penelitian ini adalah bagian dari riset Demos mengenai aktor pro demokrasi dalam
Pilkada di tiga wilayah: Manggarai, Belitung Timur dan Serdang Bedagai.
2
Data Pilkada selama 1 tahun ( Juni 2005-Mei 2006) menunjukkan bagaimana Pilkada didominasi oleh
pejabat lama, elit birokrat dan pengusaha. Selama 1 tahun Pilkada tersebut, telah berlangsung 247
pemilihan. Dari 247 wilayah yang melangsungkan Pilkada, sebanyak 193 orang kepala daerah ( 78.1%)
maju kembali mencalonkan diri sebagai kandidat kepala daerah. Hanya 54 orang (21.9%) yang tidak maju
sebagai calon. Dari 193 orang incumbent tersebut, sebagian besar (193 pemilihan) memenangkan kembali
kepala daerah. Jika ditambah dengan incumbent wakil kepala daerah yang memenangkan Pilkada (17
pemilihan), total sebanyak 210 Pilkada dimenangkan kembali oleh pejabat lama. Atau 85% kepala daerah
terpilih adalah pejabat lama. Hanya 15% yang berasal dari orang-orang baru. Perlu dicatat, 15% kepala
daerah ini bukan orang baru sama sekali. Sebagian besar mereka adalah politisi dan birokrat lokal ( seperti
ketua partai atau pejabat di daerah). Dikutip dari Lingkaran Survei Indonesia, Satu Tahun Pilkada,
Monograf, Tidak Diterbitkan, Agustus 2006.
3
Salah satu kesimpulan dari hasil penelitian DEMOS putaran 1 yang kemudian diperkuat atau diafirmasi
oleh penelitian DEMOS putaran kedua. Lihat Eexecutive Summary Report oleh Tim DEMOS, ”Studi
Mengenai Masalah-masalah dan Pilihan-pilihan Demokratisasi di Indonesia”, 2004

1
menggunakan Pilkada untuk bertarung memperebutkan posisi politik. Ada yang menang
ada juga yang kalah.

Pilkada Calon Posisi Menang / Kalah


Manggarai Deno Kamelus Wakil Bupati Menang
Belitung Timur Basuki Cahaya Bupati Menang
Purnama
Serdang Bedagai Sukirman Wakil Bupati Menang
Muko-Muko
Binjai
Seluma
Sekadau

Makalah ini akan menguaraikan secara ringkas bagaimana aktor pro demokrasi di
Manggarai terlibat dalam Pilkada----ikut maju sebagai kandidat. Apa dan bagaimana
strategi yang dipakai oleh aktor pro demokrasi tersebut. Riset ini adalah bagian dari studi
DEMOS mengenai aktor demokrasi yang terlibat dalam Pilkada di 3 wilayah---masing-
masing Manggarai, Belitung Timur dan Serdang Bedagai.

1. Sekilas Gambaran Pilkada Manggarai


Manggarai adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Total wilayah
Manggarai adalah 8.85% dari luas seluruh Provinsi Nusa Tenggara Timur. Manggarai
adalah kabupaten dengan luas wilayah nomor 3 di Nusa Tenggara Timur---setelah Sumba
Timur, dan Kabupaten Kupang. 4Bukan hanya dari sudut luas wilayah. Manggarai juga
kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di seluruh Nusa Tenggara Timur. Total
penduduk Manggarai saat ini berjumlah 487.192 jiwa atau 11.63% dari keseluruhan
penduduk di Nusa Tenggara Timur yang berjumlah 4,2 juta jiwa. 5

Masyarakat Manggarai mayoritas mempunyai karakteristik yang homogen. Sebagian


besar penduduknya (90.2%) beragama Katolik. Sebagian besar (92.5%) masyarakatnya
mempunyai suku yang sama, yakni Manggarai. Dilihat dari pendidikan, sebagian besar
masyarakatnya berpendidikan rendah. Data tahun 2003 menunjukkan, yang
berpendidikan rendah ( lulus SD atau di bawahnya) mencakup 86.9%. Sebagian besar
penduduknya juga masih hidup dalam kemiskinan.6

Menurut data pendataan pemilih (KPU) tahun 2004, jumlah pemilih di Kabupaten
Manggarai mencapai 458.724 orang. Jumlah pemilih ini tersebar di 12 kecamatan dengan
pemilih terbesar berada di kecamatan Ruteng (13.1%) dan Satar Mese (12.3%).
Kecamatan lain yang besar adalah Borong, Poco Ranaka dan Langke Rembong. Sebagian
besar (89.7%) pemilih di Kabupaten Manggarai tinggal di pedesaan, sementara 10.3%
lainnya berada di perkotaan.

4
Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Timur Dalam Angka, 2003, hal. 65
5
Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Timur Dalam Angka, 2003, hal. 65
6
Badan Pusat Statistik (BPS), Manggarai Dalam Angka, 2003

2
Manggarai adalah basis bagi partai-partai nasionalis.7 Secara tradisional, Manggarai
adalah basis bagi Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pada
masa Orde Baru, Manggarai ( dan juga wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya) adalah
lumbung suara bagi Partai Golkar. Perolehan suara Partai Golkar di kabupaten ini selalu
di atas angka 70%. Setelah tahun 1999, ketika muncul kebebasan mendirikan partai
politik, suara Partai Golkar mulai turun, meski tetap menjadi salah satu partai yang
dominan hingga kini. Pada Pemilu Tahun 1999, PDIP mendominasi dengan suara
44.69%, sementara Golkar 28.52%. Perolehan suara PDIP ini tidak bisa dipertahankan
pada Pemilu Tahun 2004. Suara PDIP melorot menjadi 16.6%, sedangkan Golkar
suaranya relatif stabil (24.99%). Penurunan suara PDIP ini bisa jadi karena kinerja partai
yang dinilai buruk. Tetapi kemungkinan lain, munculnya partai-partai lain yang
berhaluan nasionalis sebagai alternatif dari PDIP---misalnya Partai Pelopor, PBSD, PPIB,
PNBK dan sebagainya.

Pilkada Manggarai dilaksanakan tanggal 27 Juni 2005. Pilkada diikuti oleh 4 pasangan
calon bupati/ wakil bupati, masing-masing pasangan Antony Bagul Dagur- Kandar Pius,
Gabriel Wajong Thody- Wilhelmus Nanggur, Victor Slamet- Ambrosius Dandut, dan
pasangan Christian Rotok- Deno Kamelus. Jumlah pemilih terdaftar mencapai 278.931
pemilih. 8Dari jumlah tersebut, yang menggunakan haknya sebanyak 244.215 ( 87.55%).
Dari data ini, tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Manggarai termasuk tinggi.
Pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menangkan Pilkada di Manggarai ini
dengan suara 46.84%.

Kandidat Jumlah Suara Persen


Antony Bagul Dagur dan Kandar 64.845 26.55%
Pius
Gabriel Wajong Thody dan 17.49%
Wilhelmus Nanggur 42.726
Victor Slamet dan Ambrosius 9.12%
Dandut 22.284
Christian Rotok dan Deno Kamelus 114.406 46.84%
Total 244.261 100
Sumber: Keputusan KPU Kabupaten Manggarai No. 39 Tahun 2005, Tanggal 6 Juli 2005

Dari nama-nama yang maju dalam Pilkda, hanya ada satu nama yang berasal ( latar
belakang) dari kelompok masyarakat sipil, yakni Deno Kamelus. Kamelus sebelumnya
adalah dosen hukum di Unvisersitas Cendana, Kupang. Ia pernah menjadi sekretaris
jenderal PMKRI ( Pergerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) NTT. Selain sebagai dosen,

7
Pada Pemilu Legislatif 2004, partai-partai berhaluan nasionalis ini mendapat suara yang cukup baik di
Manggarai. Perolehan suara PKPI, PPDI, PBS, dan Peloor di Manggarai jauh melebihi suara rata-rata partai
tersebut di Nusa Tenggara Timur dan nasional. Partai Pelopor misalnya, di Manggarai berhasil mendapat
6.47% suara, sementara di tingkat nasional partai ini hanya mendapat 0.78% suara. PKPI yang di tingkat
nasional hanya mendapat suara 1.25%, di Manggarai berhasil mendapat total suara 7.74%. Diolah dari
KPU, Daerah Pemilihan dan Hasil Pemilu Legislatif Indonesia, 2004
8
KPU Manggarai, Rekapitulasi Perubahan Jumlah Pemilih Tetap Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Kabupaten Manggarai, 26 Juni 2005.

3
Deno Kamelus juga dikenal terlibat dalam berbagai kegiatan LSM di Manggarai dan
NTT. Di luar Deno Kamelus, calon kepala daerah lain berlatar belakang birokrat.

Calon Bupati / Wakil Latar Belakang


Bupati
Antony Bagul Dagur Birokrat
Kandar Pius Birokrat
Gabriel Wajong Thody Kepolisian
Wilhelmus Nanggur Birokrat
Victor Slamet Birokrat
Ambrosius Dandut Birokrat
Christian Rotok Birokrat
Deno Kamelus Akademisi dan LSM
Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat

2. Struktur Kesempatan dan Proses Pencalonan

Hambatan pertama dari pasangan Christian Rotok- Deno Kamelus adalah mendapatkan
kendaraan partai politik untuk pencalonan. Hambatan mendapat kendaraan politik untuk
pencalonan, kerap ditemui oleh aktor pro demokrasi yang maju dalam Pilkada. Di sini
aktor pro demokrasi harus bersaing dengan kandidat lain untuk mendapatkan kendaraan
politik.

Dari semua partai yang ada di Manggarai, hanya Partai Golkar dan Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) yang bisa mencalonkan kandidat kepala daera sendiri---
tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Pada Pemilu Legislatif 2004, Partai Golkar
mendapatkan 24.99% suara, sementara PDIP mendapat 16.60% suara. Di luar kedua
partai tersebut, partai lain mendapatkan suara di bawah 15%. Dengan jumlah partai yang
terbatas, terjadi persaingan yang ketat untuk mendapatkan kendaraan politik. Bahkan,
pertarungan mendapatkan partai pengusung mungkin lebih ketat dan seru dibandingkan
pertarungan dalam Pilkada itu sendiri.

Kandidat Partai Pendukung Kekuatan Partai (%)


Suara Kursi di
Pemilu DPRD
Legislatif
Antony Bagul Dagur dan Kandar Golkar 24.99 27.50
Pius
Gabriel Wajong Thody dan Koalsi Kerakyatan 18.95 15
Wilhelmus Nanggur (PKPI,PDS,PPD,PNIM,
PPDK,P MERDEKA)
Victor Slamet dan Ambrosius 11.78 15
Dandut Pelopor, PBSD, PIB
Christian Rotok dan Deno PKB,PPDI,PNBK, 16.74 17.5
Kamelus Demokrat, PAN

4
Pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius dicalonkan oleh Partai Golkar.
Pencalonan pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius relatif berjalan mulus.
Pencalonan Antony Bagul Dagur sendiri sebetulnya mendapat banyak protes baik dari
kalangan dalam Golkar maupun dari kelompok sipil masyarakat Manggarai ( LSM dan
organisasi massa). Bagul dinilai telah gagal memimpin Manggarai lima tahun
sebelumnya dan tidak pantas mencalonkan kembali sebagai calon bupati. Meski
mendapat banyak protes dan demonstrasi, pencalonan Bagul relatif tidak mendapat
hambatan berarti. Kekuatan Antony Bagul Dagur di Golkar cukup kuat sehingga dengan
mudah bisa terpilih sebagai calon bupati.

Relatif mulusnya Antony Bagul Dagur mendapat kendaraan politik, tidak dapat
dilepaskan dari posisi partai Golkar. Dengan perolehan suara Pemilu Legislatif 25%,
Golkar tidak perlu berkompromi dengan partai lain dalam menjalin koalisi. Ini juga
ditunjang oleh kuatnya domonasi Antony Bagul Dagur di Golkar. Hampir tidak ada tokoh
kuat yang bisa menyaingi dominasi Antony Bagul Dagur di Golkar.

Dari 24 partai yang bertarung dalam Pemilu Legislatif, tercatat hanya 14 partai yang
mempunyai kursi di DPRD. Di luar PDIP dan Golkar, partai lain hanya menguasai di
bawah 15% kursi yang ada di DPRD. Ini mengakibatkan berlangsungnya berbagai
macam koalisi. Selain PDIP dan Golkar, ada tiga partai yang mempunyai suara / kursi
cukup besar, yakni: Pelopor (4 kursi), PKPI ( 4 kursi), dan PKB ( 4 kursi). Tidak
mengherankan jikalau ketiga partai ini menjadi incaran calon kepala daerah yang tidak
mendapatkan tiket dari PDIP dan Golkar.

Pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno semula mengaincar Partai Pelopor. DPD


Partai Pelopor Manggarai memilih Christian Rotok-Kamilus Deno, tetapi DPP Partai
Pelopr di Jakarta menganulir dukungan pada Christian Rotok-Kamilus Deno, dan lebih
memilih pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut. Gagal mendapat kendaraan dari
Partai Pelopor, pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno mengalihkan ke Partai
Kebangkitan Bangsa ( 4 kursi) dan Demokrat ( 1 kursi). Di Partai Demokrat, pasangan
Rotok-Deno berhasil mendapat dukungan dengan menyingkirkan dua pasangan lain yang
juga mendaftar lewat Partai Demokrat ( pasangan Gaby Tody Wajong-Willem Nanggur
dan Hubert Ubur-Shadam Odom). 9 Sementara di PKB, pasangan ini relatif lebih mudah
mendapat dukungan. 10Dari dua partai ini, pasangan Christian Rotok-Kamilus Deno
sudah mendapatkan partai dengan jumlah total suara 8.52%. Kekuarangan suara
diperoleh dengan menggandeng PPDI,PNBK, dan PAN. Total gabungan dari 6 partai ini
menghasilkan gabungan suara sebesar 16.74%---angka yang cukup untuk melamar
sebagai calon kepala daerah ke KPUD.

3. Latar Belakang Kandidat dan Citra Diri Kandidat

3.1. Latar Belakang Kandidat

9
“ Partai Demokrat Rekomendasikan Rotok”, Pos Kupang, 6 April 2005
10
”DPP PKB Restui Totok-Deno”, Pos Kupang, 29 Maret 2005

5
Pilkada di Manggarai menjadi arena pertarungan bagi para birokrat. Kecuali Deno
Kamelus, semua calon bupati/wakil bupati adalah birokrat/ mantan birokrat. Antony
Bagul Dagur adalah bupati yang tengah memerintah ( incumbent). Pasangan Bagul
adalah Pius Kandar, kepala dinas kesehatan Manggarai. Kandar adalah birokrat tulen,
menjalani karir sebagai pegawai dari bawah.

Gabriel Wajong Thody adalah seorang komisaris polisi. Jabaran terakhir saat mendaftar
sebagai calon bupati adalah kepala sub bagian intelkam Polwil Madiun. Ia lahir di
Satarmese, tetapi besar dan banyak berkarir di Surabaya. Pendidikan SMA hingga sarjana
dilewatkan di Surabaya. Riwayat pekerjaan Thody di kepolisian juga banyak dihabiskan
di Jawa Timur. Pekerjaan pertama Thody adalah staf Intel Pampol di Polwil Madura.
Dari Madura, ia berpindah-pindah tugas tetapi tetap berada di wilayah Jawa Timur---
Surabaya, Sidoarjo dan terakhir Madiun. Thody berasal dari keluarga terpandang dan
berpengaruh di Manggarai. Beberapa saudara Thody menempati posisi penting di DPRD
Manggarai. Pasangan Thody, Wilhelmus Nanggur, adalah seorang pensiunan pegawai
negeri. Ia tipe birokrat tulen, memulai karir dari bawah sebagai di kantor pembantu
Gubernur NTT wilayah utara. Jabatan tertingginya adalah kepala BKKB ( Badan
Kordinasi Kaluarga Berencana Nasional) Manggarai dan kepala kantor catatan sipil
Manggarai.

Meski berasal dari keluarga terpandang, kelemahan Gabriel Wajong Thody adalah telah
lama meninggalkan Manggarai. Meski lahir di Manggarai, Thody kurang dikenal oleh
masyarakat Manggarai. Padahal dalam pemilihan secara langsung, pengenalan pemilih
adalah modal paling utama. Kelemahan ini juga dialami oleh pasangan Victor Slamet-
Ambrosius Dandut. Victor Slamet, seperti Thody, lahir di Manggarai. Tetapi besar dan
bekerja di Jakarta. Pasangan Victor Slamet, Ambrosius Dandut, adalah seorang birokrat.
Jabatan terakhir Dandut adalah kepala dinas pendapatan daerah ( Dipenda) Manggarai.

Calon Bupati / Wakil Pekerjaan


Bupati
Antony Bagul Dagur Incument ( Bupati yang tengah menjabat)
Kandar Pius Kepala dinas kesehatan Manggarai
Gabriel Wajong Thody Kabag/Kasubag Intelkam Wilayah Madiun, Jawa Timur
Wilhelmus Nanggur Pensiunan PNS, mantan Kepala Badan Koordinasi keluarga
Bencana Nasional (BKKBN) Manggarai
Victor Slamet Staf di Departemen Pertanian, Jakarta
Ambrosius Dandut Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda), Manggarai
Christian Rotok Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Barat
Deno Kamelus Dosen Fakultas Hukum Universitas Cendana, Kupang
Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat

Christian Rotok juga seorang birokrat. Sebelumnya ia sempat menjadi kepala dinas
pendapatan daerah Manggarai. Saat Manggarai Barat menjadi kabupaten sendiri, ia
diangkat menjadi sekretaris daerah. Pasangan Rotok adalah Deno Kamelus, seorang
doktor dan ahli hukum dari Universitas Cendana, Kupang. Deno cukup disegani dan
dihormati di kalangan anak muda dan aktovis Lembaga Swadaya Masyarakat. Modal
Deno yang lain adalah pernah menjadi sekjen PMKRI ( Pergerakan Mahasiswa Kristen

6
Republik Indonesia) NTT. Rotok dan Deno mempunyai kedekatan dengan mantan
pejabat di Manggarai dan Nusa Tenggara Timur---diantaranya mantan Bupati Manggarai,
Gaspar Ehok dan mantan Gubernur NTT, Ben Mboy.

Dengan komposisi latar belakang seperti di atas, Pilkada di Manggarai adalah


pertarungan antar birokrat. Pilkada juga ajang pertarungan antara calon yang berasal dari
Manggarai (Antony Bagul Dagur dan Christian Rotok) dengan calon yang berasal dari
luar Manggarai yang datang kembali ke Manggarai saat Pilkada (Gabriel Wajong Thody
dan Victor Slamet). Calon yang berkarir dan bekerja di Manggarai relatif mempunyai
keuntungan karena lebih dikenal. Tetapi calon ini (Antony Bagul Dagur dan Christian
Rotok) juga rentan dengan isu korupsi. Antony Bagul Dagur diisukan terlibat dalam
korupsi pengadaan alat uji kendaraan. Sementara Christian Rotok diisukan terlibat dalam
penggelapan dama sebanyak Rp. 129 juta saat menjadi kepala dinas pendapatan daerah
Manggarai.

3.2. Tim Sukses


Hampir semua kandidat membentuk dua tim sukses. Tim sukses yang resmi dibentuk
dengan melibatkan partai pendukung kandidat. Tim sukses tidak resmi adalah tim sukses
yang dibuat oleh kerabat dan anggota keluarga. Tim Sukses pasangan Antony Bagul
Dagur- Kandar Pius misalnya juga membentuk dua tim sukses, meski kedua tim sukses
tersebut berada di bawah kendali satu orang, yakni Cosmos Djalang. Djalang adalah
tokoh senior Golkar di Manggarai, yang sehari-hari menjabat sebagai ketua Fraksi Golkar
di DPRD Manggarai. Struktur tim sukses terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara,
koordinator lapangan dan saksi-saksi. Seksi-seksi. Tim sukses dibuat di tingkat
kecamatan dan desa. Ada tim yang dipayungi oleh Golkar, ada tim yang keluarga. Tim
keluarga itu bertanggung jawab langsung pada Bagul Dagur. Bagian terpenting dari tim
sukses adalah koordinator lapangan ( korlap) yang ada di tingkat desa. Korlap di tingkat
desa ini direkrut dari pengurus dan anggota Golkar.

Munculnya dua tim sukses ini, tidak efektif. Meskipun kerja dari dua tim sukses tersebut
sering dikordinasikan bersama. Acapkali terjadi tumpang tindih kegiatan dan tidak
terkoordinasi dengan baik.

Pola tim sukses yang berbeda dibuat oleh pasangan Victor Slamet-Ambrosius Dandut.
Menurut Lumbertus Ketawang, anggota inti dari tim sukses direkrut dari keluarga besar
Victor Slamet. Partai tidak menjadi bagian khusus dari tim tim sukses. Tim sukses dari
partai diharapkan bekerja dengan anggota dan struktur dan mesin politik yang dipunyai.

Yang menarik adalah tim sukses pasangan Christian Rotok - Deno Kamelus. Pasangan ini
membentuk dua tim sukses: tim sukses resmi yang terdiri dari orang-orang dari partai
pendukung dan tim sukses bayangan. Tim sukses bayangan terdiri atas relawan, aktivis
Lembaga Swadaya Masyarakat. Tim sukses bayangan ini sudah bekerja jauh sebelum
pelaksanaan Pilkada di Manggarai dimulai. Menurut Martinus Adur, ketua tim sukses
Rotok – Deno, tim sukses semua berupa kelompok-kelompok studi yang dibentuk
pertengahan 2004---hampir satu tahun sebelum Pilkada.Kelompok studi ini awalnya
membicarakan masalah Undang-Undang Pemerintah Daerah. Dalam tiap diskusi, mereka

7
selalu menyelipkan Christian Rotok - Deno Kamelus sebagai pasangan yang paling layak
memimpin Manggarai. Dari tim diskusi di tingkat kabupaten, dibentuk tim serupa di
kecamatan dan desa-desa. Sampai menjelang kampanye, hampir ¾ desa sudah dibentuk
kelompok-kelompok kecil ini. Setalah pelaksanaan kampanye, tim diskusi kecil ini
tinggal dialihfungsikan sebagai tim sukses.

4. Basis Sosial dan Sumber Kekuasaan Kandidat

4.1. Basis Ekonomi


Dilihat dari basis ekonomi kandidat, Antony Bagul Dagur adalah kandidat dengan basis
ekonomi yang paling paling kuat. Ia mempunyai perkebunan kopi dengan pegawai
mencapai 37 orang, usaha pertanian dan peternakan. Selain perkebunan, Bagul juga
mempunyai usaha SPBU dan SPBN. Ia juga mempunyai usaha tanam bonsai yang
menguntungkan. Bagul dikenal sebagai keluarga kaya yang terpandang di Manggarai.
Rumahnya mencolok karena banyak ( 6 buah), besar dan dipenuhi oleh mobil mewah.
Sementara kandidat lain tidak mempunyai kekuatan ekonomi sebesar Bagul Dagur.
Modal ekonomi dari Rotok-Deno adalah kedekatannya dengan pengusaha muda
Manggarai, seperti Hendrik H. Ongkor, Ipi Soe dan Wahyudi Wibisono.11

Antony Bagul Dagur menggunakan kekuasaan politik dan kemampuan keuangan untuk
meluaskan dukungan. Modal sebagai bupati Manggarai dimanfaatkan oleh Bagul Dagur
untuk melakukan kunjungan ke desa-desa dan rumah adat. Dalam setiap kunjungan,
Bagul tidak lupa memberika sejumlah uang untuk sejumlah keperluan. Dagur terkenal
dengan keroyalannya ( mudah mengeluarkan uang) terutama ketika melakukan
kunjungan ke desa-desa. Menurut pengakuan Bagul Dagur, selama ia menjadi bupati ia
telah menyumbang ( dengan menggunakan uang pribadi) sebanyak 237 rumah adat. Tiap
rumah adat dibantu antara Rp. 5 hingga 10 juta. Bagul Dagur juga membantu partai-
partai yang ada di Manggarai----pemberian uang operasional. Semua uang itu, menurut
Bagul Dagur diambil dari dana pribadi hasil usaha bisnisnya. 12

Calon Bupati / Wakil Basis Ekonomi


Bupati
Antony Bagul Dagur Selain sebagai bupati yang tengah menjabat, Bagul Dagur
seorang pengusaha
Kandar Pius Tidak ada
Gabriel Wajong Thody Keluarga dari latar belakang pengusaha
Wilhelmus Nanggur Tidak ada
Victor Slamet Tidak ada
Ambrosius Dandut Tidak ada
Christian Rotok Kedekatan dengan sejumlah pengusaha muda Manggarai
Deno Kamelus Tidak ada
Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat

11
“Mulanya Sekedar Main-Main Dalam Diskusi Lepas”, Media Rakyat, 19 Juli 2005
12
Wawancara Antony Bagul Dagur, 8 Juni 2005 di Manggarai

8
Dari semua pasangan kandidat, pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius
mengeluarkan dana paling besar. Pasangan ini paling sering melakukan kampanye
terbuka dan kunjungan ke desa dan rumah adat. Dalam setiap kunjungan, Bagul Dagur
selalu memberi bantuan dana. Menurut Cosmas Djalang, ketua tim sukses pasangan ini,
Bagul Dagur agak royal dalam mengeluarkan uang. Setiap datang permintaan bantuan,
selalu diberikan uang oleh Bagul Fagur. 13 Hampir semua tim sukses kandidat
menganggarkan pengeluaran untuk sosialisasi dan kunjungan ke desa-desa.

4.2. Basis Kekuatan Politik


Dilihat dari basis kekuatan politik, pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius adalah
pasangan yang sebenarnya memperoleh dukungan terbesar. Bagul seorang senior di
Partai Golkar Manggarai. Ia pernah memperoleh penghargaan khusus dari Soeharto tahun
1982 ketika berhasil memenangkan Golkar di Manggarai. Pasangan lain yang
mempunyai basis kekuatan politik besar adalah Gabriel Wajong Thody- Wilhelmus
Nanggur. Sama seperti Bagul Dagur, karir Nanggur banyak dihabiskan di partai Golkar.
Ia pernah menjadi wakil ketua DPD Golkar Manggarai dan ketua Fraksi Golkar di DPRD
Manggarai. Tampaknya pilihan Gabriel Wajong Thody untuk menggaet Naggur sebagai
calon wakil bupati karena pertimbangan basis politik Nanggur.

Calon Bupati / Wakil Kekuasaan Politik


Bupati
Antony Bagul Dagur Tokoh senior Golkar Manggarai
Kandar Pius Tidak ada
Gabriel Wajong Thody Tidak ada
Wilhelmus Nanggur Mantan politisi Golkar. Pernah menjadi wakil ketua DPD
Golkar Manggarai dan ketua Fraksi Golkar di DPRD
Manggarai
Victor Slamet Tidak ada
Ambrosius Dandut Tidak ada
Christian Rotok Mantan politisi Golkar. Pernah menjadi pengurus Golkar
Manggarai
Deno Kamelus Tidak ada
Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat

4.3. Jaringan Sosial


Salah satu kekuatan yang memainkan peranan penting dalam Pilkada adalah pola
kekerabatan di Manggarai. Masyarakat Manggarai sangat menghargai kampung atau
dalam bahasa setempat disebut beo. Kampung tidak sekedar gugusan rumah sebagai
tempat tinggal, tetapi juga gugusan adat dan religiusitas. Orang Manggarai sangat terikat
dengan kampungnya, karena di dalam kampung itu terdapat keluarga besarnya. Dalam
kampung umumnya terdapat jaringan kekerabatan yang erat, masing-masing anggota
keluarga saling berkaitan dan berjaringan. 14

13
Wawancara Cosmas Djalang, ketua tim sukses Antony Bagul Dagur - Kandar Pius, 15 Juni 2006 di
Manggarai
14
Sebagai perbandingan tentang pentingnya jaringan kekerabatan dalam Pilkada di Sumba Timur, lihat
Jacqueline Vel, ”Pilkada in East Sumba: An Old Rivalry in a New Democratic Setting”, Indonesia, No. 80.
Oktober 2005.

9
Pentingnya jaringan kekerabatan ini terlihat dari diikutsertakannya anggota keluarga
dalam tim sukses kampanye. Dalam tim sukses pasangan Victor Slamet dan Ambrosius
Dandut misalnya, sebagian besar berasal dari keluarga. 15Masing-masing kandidat juga
berusaha mendayagunakan anggota dan jaringan keluarga untuk mendapatkan dukungan.
Salah satu cara yang umum dipakai oleh kandidat adalah dengan mengkampanyekan
kebanggaan keluarga. Orang Manggarai umumnya bangga jikalau ada kerabat atau
anggota keluarga yang menempati posisi penting dalamm jalur birokrasi. Adanya anggota
keluarga yang menjadi pejabat bisa menaikkan status kerabat dalam masyarakat. 16

Calon Bupati / Wakil Bupati Asal


Antony Bagul Dagur Racang Lembor*
Kandar Pius Cibal
Gabriel Wajong Thody Satarmese
Wilhelmus Nanggur Borong
Victor Slamet Langke Rembong
Ambrosius Dandut Lamba Leda
Christian Rotok Lamba Leda
Deno Kamelus Ruteng
Catatan: *) Kecamatan Racang Lebor sebelumnya adalah bagian dari Kabupaten Manggarai.
Setelah pemekaran tahun 2003, wilayah Racang Lembor masuk ke kabupaten Manggarai Barat.
Sumber : Diolah dari daftar riwayat hidup dari masing-masing kandidat

Pentingnya jalur kekerabatan untuk menarik dukungan pemilih ini bisa dilihat dari hasil
Pilkada yang telah usai. Kandidat menang cukup besar di wilayahnya masing-masing.
Gabriel Wajong Thody misalnya, berasal dari kampung Pocoleok, di kecamatan
Satarmese. Thody mempunyai keluarga besar di kampung ini. Anggota keluarga
memyebar ke desa-desa lain ( di antaranya karena hubungan perkawinan). Sebagian besar
karir Rhody dihabiskan di kepolisian wilayah Jawa Timur. Karior pertamanya di
Mandua, terus pindah ke Surabaya, dan hingga Pilkada bertugas di Polwil Madiun. Meski
lama berkarir di Jawa, ikatan kekerabatan Thody di kecamatan Satarmese masih cukup
kuat. Wilayah ini terbukti menjadasi salah satu lumbung suara bagi pasangan Thody -
Nanggur. Dari total 42.726 suara yang bisa dikumpulkan oleh Thody, sebagian besar (29.63%)
disumbang oleh pemilih yang tinggal di wilayah Satarmese. Bahkan jika dibandingkan
perolehan suara kandidat lain di Satarmese, Thody unggul secara telak. Dari total pemilih
yang ada di Satarmese, sebagian besar suara (47.89%) mengalir ke pasangan Thody -
Nanggur.

Gabriel Wajong
Antony Bagul Thody dan Christian Rotok
Dagur dan Wilhelmus Victor Slamet dan dan Deno
Kecamatan Kandar Pius Nanggur Ambrosius Dandut Kamelus
Suara Persen Suara Persen Suara Persen Suara Persen

15
Wawancara Lumbertus Ketaut, tim sukses pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut, Manggarai,
16 Juni 2006
16
Wawancara Kolingtus Wajong, tim sukses pasangan Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur,
Manggarai, 15 Juni 2006

10
Langke
Rembong 7994 12,33% 4150 9,71% 3506 15,73% 10936 9,56%
Satar Mese 6051 9,33% 12659 29,63% 4015 18,02% 3706 3,24%
Ruteng 11110 17,13% 7038 16,47% 3144 14,11% 9768 8,54%
Lamba Leda 1426 2,20% 397 0,93% 298 1,34% 12863 11,24%
Reok 2936 4,53% 976 2,28% 974 4,37% 8815 7,71%
Cibal 3256 5,02% 979 2,29% 1103 4,95% 12589 11,00%
Wae Rii 4392 6,77% 1456 3,41% 939 4,21% 4656 4,07%
Sambi Rampas 3693 5,70% 1260 2,95% 1178 5,29% 6021 5,26%
Elar 3536 5,45% 1243 2,91% 776 3,48% 8390 7,33%
Borong 5633 8,69% 7923 18,54% 3985 17,88% 8863 7,75%
Poco Ranaka 5210 8,03% 1666 3,90% 1038 4,66% 20214 17,67%
Kota Komba 9608 14,82% 2979 6,97% 1328 5,96% 7585 6,63%
TOTAL 64845 100 % 42726 100 % 22284 100 % 114406 100 %
Sumber: Diolah dari KPUD Manggarai, Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai, Lampiran 2 Model DB1-
KWK

Hal yang sama juga dialami oleh kandidat lain, misalnya Christian Rotok. Kampung asli
Rotok adalah Nampartabong di kecamatan Lamba Leda. Kampung ini termasuk kampung
besar. Orang-orang Nampartabong dikenal sebagai keturunan bangsawan dan cukup
dihormati. Sama seperti kampung lain, orang Nampartabong juga menyebar ke desa-desa
lain akibat hubungan perkawinan. 17Di kecamatan Lamba Leda ini, pasangan Christian
Rotok dan Deno Kamelus menang dengan sangat telak. Dari 14.984 pemilih yang ada di
Lamba Leda, hampir seluruhnya (12.863 orang atau 85.84%) memilih pasangan Christian
Rotok dan Deno Kamelus. Ada kebanggan bagi warga kampaung apabila ada anggota
kerabat atau keluarga yang berhasil, apalagi menjadi pejabat pemerintah. Yang agak
perkecualian adalah pasangan Victor Slamet dan Ambrosius Dandut. Victor Slamet
sendiri berasal dari Langke Rembong. Di wilayah ini pasangan ini hanya mendapat
13,19% suara. Tetapi perlu dicatat, perolehan suara pasangan ini di semua kecamatan di
Manggarai memang kecil.

Yang paling dirugikan dari pola kekerabatan ini adalah pasangan Antony Bagul Dagur
dan Kandar Pius. Antony Bagul Dagur berasal dari Desa Tongwelak di kecamatan
Lambor. Dulunya, kecamatan ini adalah bagian dari Manggarai. Setelah pemekaran tahun
2003, kecamatan Lambor masuk ke Kabupaten Manggarai Barat. Bagul Dagur sendiri
mempunyai jaringan keluarga yang cukup besar di Lambaor, tetapi tidak bisa digunakan
karena bukan lagi penduduk Manggarai. 18

Gabriel Victor
Antony Wajong Slamet Christian
Bagul Dagur Thody dan dan Rotok dan
Kecamatan dan Kandar Wilhelmus Ambrosius Deno
Pius Nanggur Dandut Kamelus TOTAL
17
Wawancara Martinus Adur, ketua tim sukses pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus, Manggarai,
10 Juni 2006
18
Wawancara Cosmos Djalang, ketua tim sukses pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius,
Manggarai, 15 Juni 2006

11
Langke Suara 7994 4150 3506 10936 26586
Rembong
(Kampung
Victor Slamet) Persen 30,07% 15,61% 13,19% 41,13% 100 %
Satar Mese Suara 6051 12659 4015 3706 26431
(Kampung
Gabriel
Wajong
Thody)
Persen 22,89% 47,89% 15,19% 14,02% 100 %
Lamba Leda Suara 1426 397 298 12863 14984
(Kampung
Christian
Rotok) Persen 9,52% 2,65% 1,99% 85,84% 100 %
Sumber: Diolah dari : (1) Keputusan KPUD Manggarai Nomor 39 Tahun 2005, Tanggal 6 Juli 2005 (2)
Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai, Lampiran 2 Model DB1-KWK.

4.4. Jaringan Organisasi Masyarakat


Masing-masing kandidat berusaha mendapat dukungan dari Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang ada di Manggarai. Kalangan LSM sendiri terbelah antara
mereka yang sama sekali tidak terlibat dalam Pilkada, dan mereka yang secara jelas
mendukung salah satu kandidat. Kalangan yang tidak ingin terlibat dalam Pilkada
diantaranya Asprida (Yayasan Prima Sari Desa), Diaspora, Kupas, Lembaga Pengkajian
Permasalahan Masyarakat (LPPM), Yayasan Citra Permata, dan Hutan Lestari. Mereka
berargumentasi LSM idealnya berada di luar pemerintahan dan mengkritisi kebijakan
pemerintah.19

Sementara kelompok masyarakat sipil lainnya ikut serta mendukung calon dalam Pilkada.
Menurut kelompok ini, Pilkada adalah sarana penting untuk pendidikan politik
masyarakat. Kelompok sipil harusnya turut serta mendukung calon-calon yang bersih
agar terpilih sebagai kepala daerah. Semula kalangan LSM di Manggarai akan
mendukung pasangan Alo Abar-Rony Marut yang mendaftar lewat PDIP. Pasangan ini
dipandang mencerminkan kekuatan masyarakat sipil yang ada di Manggarai. Sayangnya,
pasangan ini tidak lolos pendaftaran dari PDIP.

Dari 4 pasangan calon yang maju dalam Pilkada, kalangan LSM sebagian besar
mendukung Christian Rotok-Deno Kamelus. Menurut Mus Wagut dari Yayasan Prima
Sari Desa, dukungan sejumlah LSM di Manggarai pada pasangan ini bukan karena
pasangan ini adalah calon yang sempurna dan ideal, tetapi hanya karena pasangan ini
mempunyai kesalahan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan calon lain. Anthony
Bagul Dagur adalah calon bupati yang dipandang mempunyai kesalahan paling besar.
Bagul Dagur dinilai sebagai orang yang bertanggungjawab atas terjadinya insiden Ruteng
Berdarah tahun 2004. 20
19
Wawancara Mus Wagut, koordinator Yayasan Prima Sari Desa
20
Kasus ini bermula dari penggusuran masyarakat adat yang telah lama hidup dan tinggal di Kawasan
Hutan Colol-Ruteng. Alasan pemerintah daerah, kasawan ini oleh Departemen Kehutanan ditetapkan
sebagai kawasan hutan lindung, dan karenanya harus terbebas dari pemukiman dan usaha ekonomi. Padahal

12
Pasangan Gabriel Wajong Thody -Wilhelmus Nanggur dan Victor Slamet - Ambrosius
Dandut juga tidak banyak didukung karena calon kepala daerah bukan berasal dari
Manggarai. Meski mereka lahir di Manggarai, kedua calon kepala daerah ini besar dan
telah lama tinggal di luar Jawa. Kalangan LSM menilai kedua calon kepala daerah ini
hanya memanfaatkan Pilkada untuk tujuan pragmatis berebut kekuasaan. Pilihan paling
banyak jatuh ke pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus. Calon ini selain orang
Manggarai ( lahir, besar dan bekerja di Manggarai) juga dipandang punya catat yang
relatif sedikit di banding pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Tetapi bukan
berarti pasangan ini bersih di mata kalangan LSM. Christian Rotok diduga terlibat dalam
kasus korupsi yang dilakukan selama ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan
Manggarai.

Salah satu LSM yang secara tegas mendukung Christian Rotok-Deno Kamelus adalah
Yayasan Ayo Indonesia. Menurut Tarsi Hurmali dari Yayasan Ayo Indonesia, pihaknya
mendukung pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus karena di antara kandidat lain,
pasangan ini punya cacat paling kecil. ” Pasangan ini memang tidak sempurna, tetapi
kesalahannya paling kecil di banding kandidat lain” katanya. LSM ini mendukung Rotok-
Deno juga melihat program kerja yang ditawarkan pasangan ini paling baik. Yayasan
Ayo Indonesia terlibat aktif untuk mendukung pasangan Rotok Deno, meski tidak
menjadi bagian dari tim sukses. 21 LSM lain yang secara tegas mendukung Christian
Rotok-Deno Kamelus adalah Yayasan Mitra Kita. Menurut Ganis D. Bajang, pihaknya
mendukung Rotok-Deno karena persamaan program. Pasangan Christian Rotok-Deno
Kamelus adalah kandidat yang secara jelas menyebut program kerjanya adalah
pemekaran Manggarai Timur. Yayasan Mitra Kita kebetulan berjuang juga untuk
pemekaran wilayah Manggarai Timur.22

Kandidat Kepala Daerah LSM Pendukung


Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius Yayasan Lembaga Pengkajian Peneliti
Demokrasi Masyarakat (LPPDM).
Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus
Nanggur -

di kawasan ini sejak lama merupakan kawasan tempat masyarakat hidup dan bercocok tanam. Selama itu,
kawasan tersebut telah dikelola masyarakat sebagai perkebunan kopi, cenkeh, vanili, dan tanaman
holtikultura lainnya. Sejak bulan Oktober 2002, pemerintah daerah Manggarai menggelar operasi
penggusuran dan penangkapan petani dan masyarakat adat Meler-Kuwus dengan dalih pengamanan areal
kawasan hutan lindung. Peristiwa Ruteng terjadi ketika aparat kepolisian bertindak keras dalam
menghadapi aksi petani yang meminta dilepaskannya 7 orang masyarakat Colol yang ditangkap dengan
tuduhan merambah Kasawan Wisata Ruteng satu hari sebelumnya. Negosiasi dengan polisi menemui jalan
buntu dan berakhir dengan bentrokan. Akibatnya, enam orang warga Colol tewas tertembak dan sejumlah
polisi juga terluka kena bacok. Kasus ini sempat menjadi perhatian nasional dan mendapat tanggapan
langsung dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusis (Komnas HAM). Kebijakan Bagul Dagur ini dinilai
oleh kalangan LSM di Manggarai tidak berpihak kepada masyarakat kecil. Detil peristiwa ini lihat Kertas
Posisi Tim Advokasi untuk Rakyat Manggarai, Mencoba ( Lagi) Menjadi Orang Manggarai: Rekaman
Kejahatan Operasi Kehutanan di Manggarai Nusa Tenggara Timur, Oktober 2004.
21
Wawancara Tarsi Hurmali, koordiantor Yayasan Ayo Indonesia
22
Wawancara Ganis D. Bajang, koordinator Yayasan Mitra Kita.

13
Victor Slamet dan Ambrosius Dandut -
Christian Rotok dan Deno Kamelus Ayo Indonesia, Yayasan Mitra Kita
Tidak mendukung calon Yayasan Prima Sari Desa, Diaspora,
Kupas, Lembaga Pengkajian
Permasalahan Masyarakat (LPPM),
Yayasan Citra Permata, dan Hutan Lestari

Kandidat dan tim sukses belum memandang kelompok sipil dan LSM sebagai kelompok
strategis yang perlu digandeng untuk meluaskan basis dukungan. Kandidat masih melihat
LSM sebagai kekuatan elitis yang tidak mengakar dan tidak mempunyai jaringan
langsung ke masyarakat. Yang menarik, kandidat umumnya menggunakan LSM untuk
mengkritisi ( atau menjatuhkan ) lawan politik.

Pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius menggunakan Yayasan Lembaga Pengkajian


Peneliti Demokrasi Masyarakat (LPPDM) terutama untuk menjatuhkan pasangan
Christian Rotok -Deno Kamelus. Dalam sejumlah kesempatan, LSM ini melakukan
demonstrasi dan menyebarkan selebaran yang mengungkit kasus korupsi yang diduga
dilakukan oleh Christian Rotok semasa menjabat sebagai kepala dinas pendapatan
daerah. Hal yang sama juga dilakukan oleh LSM yang mendukung Christian Rotok-
Deno Kamelus. LSM ini secara aktif mengorek berbagai kasus dugaan korupsi dan kasus
kekerasan pada petani yang dilakukan oleh Bagul Dagur.

5. Strategi Kandidat

5.1. Metode Kampanye dan Pola Mobilisasi


Masing-masing kandidat mempunyai metode kampanye yang berbeda. Pasangan Antony
Bagul Dagur - Kandar Pius mengkombinasikan kampanye dengan massa terbuka dan
kunjungan ke desa-desa dan rumah adat. Tim kampanye Bagul Dagur – Kandar Pius
percaya, kemampuan kandidat menarik massa dalam kampanye adalah salah satu
pertanda keberhasilan kandidat. Kandidat yang paling banyak menarik massa dalam
kampanye kemungkinan besar akan memenangkan Pilkada., berbekal keyakinan itu, tim
kampanye Bagul Dagur – Kandar menggunakan arena kampanye dengan massa terbuka.
Dalam kampanye terbuka, tim pasangan ini kerap menyewa hiburan dan mendatangkan
juru kampanye dari Nusa Tenggara Timur.

Bagul Dagur sendiri merancang kampanye dengan megah. Untuk keperluan kampanye
terbuka, ia rela membeli kendaraan mewah, dan truk-truk untuk mengangkut massa.
Kendaraan tersebut khusus dibeli untuk keperluan kampanye, setelah pelaksanaan
Pilkada, kendaraan-kendaraan itu akan dijual.

Kampanye dengan massa terbuka juga dilakukan oleh pasangan Christian Rotok -Deno
Kamelus, meski massa yang dikumpulkan dalam kampanye pasangan ini tidak sebanyak
massa Rotok- Kandar. Selain lewat kampanye terbuka, pasangan ini juga melakukan
kampanye dengan mengunjungi desa, rumah adat dan sebagainya. Praktis, selama

14
pelaksanaan kampanye hanya pasangan Antony Bagul Dagur-Kandar Pius dan pasangan
Christian Rotok-Deno Kamelus yang memaksimalkan kampannye terbuka.

Pola kampanye berbeda dilakukan oleh pasangan Victor Slamet-Ambrosius Dandut.


Menurut Dandut, ia tidak memakai kampanye dengan menggunakan kampanye terbuka.
Pola kampanye ini membutuhkan dana sangat besar---untuk menyewa kendaraan,
mendatangkan penyanyi dan hiburan. Di samping itu tidak mudah mengumpukkan dan
menghimpun orang dalam jumlah besar. Inbi ditambah dengan persiapan yang minim,
praktis hanya tiga bulan saja persiapan yang dilakukan oleh pasangan ini sebelum
Pilkada. Pasangan ini lebih memilih kampanye dengan mengunjungi desa atau petani.

Pola kampanye yang sama dilakukan oleh pasangan Gabriel Wajong Thody-Wilhelmus
Nanggur. Pasangan ini juga tidak mengandalkan kampanye terbuka dengan pengumpulan
massa. Beberapa kali pasangan ini memang melakukan kampanye di lapangan terbuka,
tetapi metode kampanye ini tidak menjadi prioritas. Padahal, Thody dikenal sebagai
orator ulung. Sebagai gantinya, kampanye lebih banyak dilakukan dengan mendatangi
desa atau pemlih secara langsung. Uang yang sedianya dialokasikan untuk kampanye
terbuka, dipakai untuk kampanye menggunakan medium luar ruang---seperti mencetak
spanduk, leaflet dan poster dalam jumlah besar.

Dalam pemilihan kepala daerah secara langsung, salah satu kunci sukses kepala daerah
adalah penjangkauan pemilih. Kandidat harus bisa menjangkau sebanyak mungkin
pemilih. Menarik untuk melihat bagaimana strategi yang dipakai oleh masing-masing
kandidat dalam mememperoleh dukungan dari pemilih. Masing-masing kandidat tampak
mempunyai metode dan strategi yang berbeda.

Penjangkauan pemilih ini menyulitkan bagi kandidat terutama yang tidak tinggal di
Manggarai---dalam hal ini Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet. Meski lahir di
Manggarai, Gabriel Wajong Thody besar dan bekerja di Luar Manggarai. Menurut tim
sukses Thody, persoalan utama dalam menjangkau pemilih adalah pengenalan terhadap
Thody yang masih kecil. Thody sendiri baru berada di Manggarai dan konsentrasi datang
ke desa-desa satu bulan ( saat kampanye). Pengenalan terhadap figur dan program Thody
dilakukan 3 bulan setelah penetapan calon kepala daerah oleh KPUD. Strategi yang
dipakai oleh tim sekses Thody adalah dengan menyebarkan media luar ruang dalam
jumlah besar---spanduk, leaflet yang di tempel di jalan-jalan, stiker dan buku saku profil
kandidat. Pengerjaan atribut kampanye ini dilakukan di Surabaya. Thody melakukan
kampanye besar-besaran dengan menyebarkan kaos, menempel leaflet di jalan-jalan dan
memasang spanduk.

Hal yang sama dilakukan oleh Victor Slamet. Kelemahan utama dari Victor Slamet,
menurut tim suksesnya, adalah kurang dikenal oleh masyarakat pemilih. Ini karena Victor
Slamet bekerja di Jakarta dan tidak dikenal oleh masyarakat terutama yang berada di
dessa-desa. Yang dilakukan oleh tim sukses adalah mengenalkan Victor Slamet
sebanyak-banyaknya lewat spanduk dan poster. Selain lewat medium itu, pengenalan
juga dilakukan dengan mengunjungi desa-desa dan memberikan bibit pertanian secara
gratis kepada pemilih.

15
Jika kandidat bupati seperti Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet masih kesulitan
dalam mengenalkan diri ( popularitas), tidak demikian halnya dengan Antony Bagul
Dagur. Sebagai mantan bupati, Bagul Dagur jauh lebih dikenal dibandingkan dengan
kandidat lain. Bagul Dagur memanfaatkan posisinya sebagai mantan bupati untuk
menjangkau pemilih----dengan memanfaatkan jaringan kepala desa dan pengurus partai
hingga ke desa. Bagul turun ke desa-desa, mengumpulkan masyarakat dan membagi-bagi
uang. Menurut tim sukses Bagul Dagur, strategi ini ternyata tidak efektif dalam
mempengaruhi pemilih dan justru menjadi kelamahan Bagul Dagur23.

Selain lewat kunjungan ke desa-desa dan pemberian bantuan uang kepada masyarakat,
strategi yang dipakai oleh Antony Bagul Dagur adalah mobilisasi lewat kampanye.
Kampanye terbuka dilakukan secara besar-besaran ( show of force). Menurut Cosmas
Djalang, kampanye terbuka umumnya menjadi pertanda keberhasilan kandidat. Kandidat
yang bisa mengumpulkan peserta kampanye paling banyak, punya potensi besar untuk
menang dalam Pilkada. 24Atas dasar kapercayaan ini, kampanye terbuka dibuat sebesar
mungkin. Dari semua kandidat, kampanye Antony Bagul Dagur selalu dihadiri oleh
puluhan ribu orang. Tetapi kemeriahan saat kampanye tidak berhubungan dengan hasil
dalam Pilkada.

Yang menarik adalah pola mobilisasi yang dipakai oleh pasangan Christian Rotok dan
Deno Kamelus. Pasangan ini tidak memakai pola mobilisasi yang terbuka, dengan
kampanye dan spanduk besar-besaran. Yang dilakukan oleh pasangan ini justru adalah
melakukan kampanye dari rumah ke rumah ( door to door campign). Kegiatan ini
dilakukan bahkan jauh sebelum pelaksanaan Pilkada dimulai. Ini diakui oleh pasangan ini
sebagai salah satu kunci sukses keberhasilan mereka dalam memenangkan Pilkada. Tim
sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus sudah bekerja jauh sebelum Pilkada. Sebagai
hasilnya, kandidat Christian Rotok lebih dikenal luas oleh masyarakat. Tim sukses
Christian Rotok dan Deno Kamelus terbentuk lewat proses informal. Bermula dari
pertemuan beberapa anak muda di Ruteng, berdiskusi masalah politik dan suksesi
pemerintahan di Manggarai. Ini terjadi bulan Januari 2004, hampir satu setengah tahun
menjelang Pilkada. Diskusi ini menyertakan sejumlah anak muda, aktivis LSM dan
pengusaha muda. Pertemuan dan diskusi informal ini berlanjut dengan menghadirkan
sejumlah tamu dan pembicara politisi lokal Manggarai dan Nusa Tenggara Timur. Dari
berbagai pertemuan itu, mereka sepakat mendorong Christian Rotok untuk maju dalam
pemilihan kepala daerah Manggarai. 25 Diskusi terus berlanjut, dilakukan di sejumlah
tempat. Dalam berbagai dikusi itu juga sudah dipikirkan siapa orang yang akan
mendampingi Christian Rotok sebagai calon wakil bupati. Rotok menyebut Deno
Kamelus, seorang dosen dan ahli hukum dari Universitas Cendana di Kupang. Meski

23
Wawancara Cosmas Djalang, Ketua tim sukses pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius, 15 Juni
2006 di Manggarai
24
Wawancara Cosmas Djalang, ibid.
25
Wawancara Christian Rotok , 15 Juni 2006 di Manggarai. Lihat juga “Catatan Di Balik Kemenangan
Credo: Mulanya Sekedar Main-Main Dalam Diskusi Lepas”, Media Rakyat, 9 Juli 2005

16
telah melangsungkan berbagai macam diskusi informal, pertemuan dengan sejumlah
tokoh politik, bentuk organisasi ini masih cair. 26

Bentuk kelompok diskusi yang cair itu berubah setelah kedatangan Martinus Adur dari
Kupang. Adur pernah menjadi anggota DPRD Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya ia
pernah menjadi ketua DPD Golkar sekaligus ketua DPRD Manggarai. Kelompok diskusi
ini meminta Martinus Adur menjadi koordinator dari kelompok diskusi tersebut----yang
nantinya akan menjadi cikal bakal tim sukses Christian Rotok-Deno Kamelus. Di bawah
Martinus Adur, kelompok diskusi ini menjadi lebih terorganisir dengan struktur dan
target yang lebih jelas. Kelompok ini juga aktif menjalin komunikasi dengan ketua partai
di Manggarai. Yang menarik, kelompok diskusi serupa ini dibentuk di setiap kecamatan
yang ada di Manggarai. Struktur organisasinya sederhana, terdiri atas 3 orang---
koordinator umum yang bertanggungjawab atas semua kegiatan, koordinator lapangan
yang bertanggungjawab dalam logistik dan sekretaris yang bertanggungjawab bagian
administrasi. Struktur yang sederhana ini diadopsi dalam kelompok diskusi yang dibuat
di tiap kecamatan. Dari kecamatan yang telah terbentuk kelompok diskusi, selanjutnya
dibuat di tingkat desa. Sampai Februari 2005, kelompok diskusi ini telah berhasil
membentuk kelompok-kelompok kecil hingga ke desa-desa di Manggarai. Sempat terjadi
pertemuan antar koordinator dan anggota kelompok diskusi kecamatan dan desa di
Ruteng. 27

Menurut Christian Rotok, pola tim kampanye mengadopsi pemasaran Multi Level
Marketing (MLM). Tim sukses kampanye di kabupaten merekrut koordinator daerah
(korda) di semua kecamatan yang ada di Manggarai. Masing-masing koordinator
kecamatan merekrut koordiantor lapangan di semua desa. Dan koordinator lapangan di
desa merekrut anggota yang akan melakukan kampanye dari rumah ke rumah ( door to
door campaign). Pola ini membentuk jaringan yang kuat. Sampai menjelang kampanye,
telah terbentuk 132 titik / desa di seluruh Manggarai.28 Ini berarti tim diskusi ini
mencakup hampirlebih dari separoh desa di Manggarai yang mencapai 250 buah.
Masing-masing titik melakukan diskusi dan pertemuan, membahas berbagai isu dan
masalah. Dalam berbagai pertemuan dan diskusi itulah, Christian Rotok atau Deno
Kamelus hadir dan mengisi diskusi. Rotok dan kamelus bisa melakukan pengenalan dan
sosialisasi prohram secara dini---sesuatu yang belum dilakukan oleh kandidat lain.
Menurut Rotok, ia telah menghadiri 132 titik itu sebelum Pilkada dimulai.

26
“Catatan Di Balik Kemenangan Credo: Analogi Suami Isteri, Sumi dan Anak-Anak”, Media Rakyat, 10
Juli 2005
27
Catatan Di Balik Kemenangan Credo: Pertemuan Umum Berlangsung Dalam Gudang Barang Milik
Hendrik”, Media Rakyat, 10 Juli 2005
28
Wawancara telepon Christian Rotok , 2 Agustus 2006

17
KABUPATEN / TIM SUKSES

Kecamatan A B
Koordinator Daerah Koordinator Daerah

Desa D E F G H I J K
Koordinator Lapangan Koordinator Lapangan

Rumah L M N O P Q R S
Tagga
Kampanye Dari Rumah Ke Rumah Kampanye Dari Rumah Ke Rumah

Gambar : Skema Kerja Tim Sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus

Menurut Martinus Adur, ketua tim sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus, salah satu
kunci kemenangan pasangan ini dalam Pilkada adalah pendekatan dan penggalangan jauh
hari sebelum kampanye. Ketika kandidat lain masih sibuk dengan pencalonan atau tidak
terpikir maju dalam Pilkada, tim sukses Christian Rotok dan Deno Kamelus telah
bergerak hingga ke desa-desa.29 Adur menyebut sejumlah alasan mengapa mengapa
penggalangan ini efektif. Pertama, meskipun Christian Rotok adalah kader Golkar,
bahkan Martinus Adur pernah menjadi ketua DPD Golkar---bukan jaminan bisa
mendapatkan kendaraan politik dari Golkar. Mesin politik karena itu tidak bisa
digerakkan segera. Kelompok diskusi informal ini lebih efektif karena bisa digunakan
jauh sebelum proses Pilkada dimulai. Kedua, penggalangan ini juga efektif untuk
mengenalkan sosok Christian Rotok dan Deno Kamelus, program-program yang diangkat
dan sebagainya. Rotok dan Kamelus menjadi dikenal dan dekat dengan pemilih.30 Ketika
masa kampanye dimulai, kelompok-kelompok diskusi yang telah ada di desa-desa
tersebut tinggal dialihfungsikan sebagai tim sukses.

5.2. Platform Dan Pengelolaan Isu


Masing-masing kandidat menawarkan berbagai visi dan program kerja jika nantinya
terpilih sebagai kepala daerah. Meski demikian, masing-masing kandaidat mempunyai
titik perhatian yang berbeda dalam merancang visi, misi dan program kerja. Program
kerja Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius dirumuskan dalam Gerbang Mamis (Gerakan
Membangun Masyarakat Miskin). 31Inti dari program ini adalah meningkatkan ketahanan
pangan dari masyarakat Manggarai. Bagul kerap mengangkat pengalamannya sebagai

29
Wawancara Martinus Adur, Ketua tim sukses pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus , 10 Juni
2006 di Manggarai
30
Wawancara Martinus Adur, ibid.
31
Wawancara Antony Bagul Dagur, kandidat bupati, 8 Juni 2006 di Manggarai

18
Bupati dan kemajuan yang telah dicapai Manggarai di bawah pemerintahannya. Titik
perhatian dari program pasangan ini adalah pada bidang pertanian. Salah satu program
yang banyak disampaikan oleh Bagul-Kandar Pus adalah intensifikasi dan ekstensifikasi
pertanian. Lahan yang ada dibatasi peralihan fungsinya, sementara lahan pertanian yang
saat ini masih tersedia ditingkatkan. Berbagai program telah dibuat diantaranya
pemberian kredit murah, dan pemberian bibit secara gratis kepada petani.

Program pertanian juga menjadi fokus dari pasangan Victor Slamet dan Ambrosius
Dandut. Fokus pada program bidang pertanian ini tidak bisa dilepaskan dari latar
belakang Victor Slamet sebagai sarjana pertanian. Victor Slamet saat maju sebagai calon
bupati juga masih tercatat sebagai pegawai di Departemen Pertanian. Salah satu program
yang banyak dikemukakan oleh Slamet-Dandut adalah peningkatan kemampuan dab
ketrampilan petani. 32

Sementara pasangan Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur memfokuskan


pada banyak bidang. 33Jika dilihat program kerja dari masing-masing kandidat tersebut,
program kerja terbaik adalah program yang ditawarkan oleh pasangan Gabriel Wajong
Thody dan Wilhelmus Nanggur. Jika pasangan lain masih menggunakan program yang
normatif, pasangan Thody-Nanggur membuat program yang kongkrit. Di bidang
pendidikan misalnya, pasangan ini menjanjikan SPP gratis bagi siswa SD dan SLTP. Di
bidang transportasi, selain menjanjikan pembangunan jalan antar desa dan kecamatan,
pasangan ini juga menjanjikan pembangunan bandara udara yang lebih representatif.
Untuk bidang anian, program yang ditawarkan juga kongkrit. Misalnya pemberian kredit
murah bagi para petani yang dibiayai oleh APBD.

Merancang isu adalah satu soal. Menjual isu kepada pemilih agar tertarik adalah soal
yang lain. Program bisa dibuat dan dirancang, baik lewat suatu penelitian maupun
penelaan sumber-sumber pustaka. Persoalan bagi para kandidat adalah apakah program
itu menarik bagi pemilih. Selama masa kampanye terlihat, berbagai program, visi dan
misi yang telah dirancang itu tidak banyak dipakai. Kandidat masih memakai isu-isu
lama yang diperkirakan dapat menarik perhatian pemilih. Thody-Nanggur
mengkampanyekan soal pendidikan gratis bagi siswa sekolah dasar. Kampanye Bagul
Dagur-Kandar Pius seperti yang sudah-sudah lebih sibuk menghadirikan tokoh-tokoh
lokal/nasional untuk menarik perhatioan pemilih---dari pada mempersuasi pemilih
dengan program yang telah dirancang.

Yang paling menarik adalah apa yang dilakukan oleh pasangan Rotok- Deno Kamelus.
Berbagai program yang telah dirancang ( plus dengan data-data yang dipunyai) jarang
dipakai. Sebaliknya, pasangan ini justru banyak mengangkay isu mengenai pemekaran
Kabupaten Manggarai Timur. Pasangan ini menggunakan sentimen emosional terutama
di wilayah Timur Menggarai dengan mengangkat isu soal pemekaran. Pasangan Christian
Rotok dan Deno Kamelus menggunakan sentimen keluarga dan kedaerahan untuk
menarik dukungan pemilih terutama yang berasal dari wilayah Manggarai Timur.

32
Wawancara Ambrosius Dandut, 16 Juni 2006 di Manggarai
33
Wawancara Wilhemnus Nanggur, 18 Juni 2006 di Manggarai

19
Menurut Deno Kamelus, isu pemekaran adalah isu yang sengaja dijual di wilayah
Manggarai Timur. “Saya bilang dengan mereka kalau mau ada pemekaran pilih saya”. 34

Isu soal pemakaran ini adalah isu yang paling mudah memancing emosi masyarakat. 35
Manggarai adalah wilayah yang luas. Sebelum pemekaran ( tahun 2003), luas wilayah
Manggarai mencapai 7.134,40 kilometer persegi. Pasca pemekaran (dimana Manggarai
dibagi menjadi dua kabupaten, Manggarai dan Manggarai Barat), luas wilayah Kabupaten
Manggarai mencapai 2.947,40 kilometer persegi. Dulu sebelum pemekaran Tahun 2003,
sebenarnya telah diusulkan untuk langsung membagi Manggarai menjadi 3 bagian:
Manggarai Barat, Manggarau Tengah, dan Manggarai Timur. Tetapi DPR hanya
menyetujui pemekaran Manggarai Barat. Sementara ide pembentukan Manggarai Timur
tidak disetujui. Ide pemekaran ini diangkat kembali oleh pasangan Rotok dan Deno
Kamelus. Kabupaten Menggarai yang ada saat ini diusulkan menjadi dua kabupaten,
yakni Kabupaten Manggarai Tengah ( Kabupaten Manggarai saat ini) dan Kabupaten
Manggarai Timur. Wilayah Manggarai Tengah, nantinya akan meliputi kecamatan Reo,
Cibal, Wae Rii, Satarmese dan Ruteng. Sementara Manggarai Timur nantinya terdiri atas
kecamatan Lambaleda, Sambi Rambas, Elar, Ponco Ranaka, Borong, dan Kota Komba.

Ide pemekaran wilayah Manggarai ini sebenarnya diwarnai dengan pro kontra. Pihak
yang kontra menunjuk kepada keputusan DPRD Manggarai yang tidak akan melakukan
pemekaran baru, setelah sebelumnya Manggarai telah dipecah menjadi dua kabupaten.
Sementara pihak yang setuju menilai pemakaran akan membuat penanganan masalah di

34
Wawancara Deno Kamelus, 10 Juni 2006 di Manggarai
35
Wawancara Frans Salesman, pengamat lokal, kepala Bappeda Manggarai, 12 Juni 2006

20
Manggarai bisa lebih fokus. Meski telah mengalami pemekaran, Kabupaten Manggarai
tetap menjadi salah satu kabupaten dengan wilayah dan jumlah penduduk terbesar. Ide
mengenai pemekaran ini dimanfaatkan oleh pasangan Christian Rotok dan Deno
Kamelus. Selama masa Pilkada, pasangan ini adalah satu-satunya kandidat yang
mengusung isu mengenai pemekaran wilayah Manggarai Timur.

Pilihan pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus dalam menangkat isu pemekaran
adalah pilihan yang tepat. Isu ini dengan mudah bisa memancing emosi dan sentimen
pemilih, terutama pemilih yang berada di wilayah Manggarai Timur. Selama ini wilayah
Manggarai Timur adalah wilayah yang tertinggal dibandingkan dengan kecamatan yang
ada di Manggarai Tengah. Pusat kemajuan berada di wilayah Manggarai Tengah---
utamanya kecamatan Langke Rembong. Berbagai fasilitas----seperti fasilitas pendidikan
dan jalan raya---daerah di Manggarau Timur lebih tertinggal.

Isu mengenai pemekaran wilayah dan pembentukan Kabupaten Manggarai Barat ini
tampaknya menjadi senjata kunci pasangan Rotok-Deno. Terutama apabila Rotok-Deno
melakukan kampanye di wilayah Manggarai Timur. Sebagai tambahan atas isu
pemekaran, pasangan ini juga banyak mengangkat masalah kesenjangan antar
kecamatan. Pemerintah sebelumnya hanya memperhatikan pembangunan di wilayah
Manggarai bagian tengah, khususnya daerah Ruteng. Sementara wilayah di Manggarai
Timur jarang diperhatikan.

Isu lain yang dijual adalah isu sentimen kedaerahan. Christian Rotok adalah satu-satunya
calon bupati yang berasal dari wilayah Manggarai Timur. Selama ini, Bupati Manggarai
secara tradisi selalu dijabat oleh mereka yang berasal dari Manggarai Tengah atau
Manggarai Barat. “Karena dari semua calon hanya saya bupati yang dari Manggarai
Timur. Sekian puluh tahun sejak republik ini berdiri belum pernah ada orang Manggarai
Timur itu jadi bupati. Jadi manfaatkan kesempatan ini”. 36

Kecuali di Kecamatan Kota Komba, pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus
menang di wilayah Manggarai Timur. Di sejumlah kecamatan ( seperti Kecamatan
Lemba Leda, Elar dan Poco Ranaka), pasangan ini menang telak atas lawan-lawannya.
Di Kecamatan Lamba Leda misalnya, dari total 14.984 pemilih yang ikut mendaftar,
sebagian besar (85.84%) memilih pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus.

Gabriel
Antony Wajong Victor
Bagul Thody Slamet Christian
Dagur dan dan dan Rotok dan
Kecamatan Kandar Wilhelmus Ambrosius Deno
Pius Nanggur Dandut Kamelus TOTAL
MANGGARAI TENGAH
Langke Suara 7994 4150 3506 10936 26586
Rembong Persen 30,07% 15,61% 13,19% 41,13% 100 %
Satar Mese Suara 6051 12659 4015 3706 26431

36
Wawancara Christian Rotok, 10 Juni 2006 di Manggarai

21
Persen 22,89% 47,89% 15,19% 14,02% 100 %
Ruteng Suara 11110 7038 3144 9768 31060
Persen 35,77% 22,66% 10,12% 31,45% 100 %
Reok Suara 2936 976 974 8815 13701
Persen 21,43% 7,12% 7,11% 64,34% 100 %
Cibal Suara 3256 979 1103 12589 17927
Persen 18,16% 5,46% 6,15% 70,22% 100 %
Wae Rii Suara 4392 1456 939 4656 11443
Persen 38,38% 12,72% 8,21% 40,69% 100 %
MANGGARAI TIMUR
Lamba Leda Suara 1426 397 298 12863 14984
Persen 9,52% 2,65% 1,99% 85,84% 100 %
Sambi Rampas Suara 3693 1260 1178 6021 12152
Persen 30,39% 10,37% 9,69% 49,55% 100 %
Elar Suara 3536 1243 776 8390 13945
Persen 25,36% 8,91% 5,56% 60,16% 100 %
Borong Suara 5633 7923 3985 8863 26404
Persen 21,33% 30,01% 15,09% 33,57% 100 %
Poco Ranaka Suara 5210 1666 1038 20214 28128
Persen 18,52% 5,92% 3,69% 71,86% 100 %
Kota Komba Suara 9608 2979 1328 7585 21500
Persen 44,69% 13,86% 6,18% 35,28% 100 %
TOTAL Suara 64845 42726 22284 114406 244261
Persen 26,55% 17,49% 9,12% 46,84% 100 %
Sumber: Diolah dari : (1) Keputusan KPUD Manggarai Nomor 39 Tahun 2005, Tanggal 6 Juli 2005 (2)
Rekapitulasi Perhitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tingkat Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai, Lampiran 2 Model DB1-KWK.

5.3. Penguasaan Media dan Opini Publik


Media belum menjadi sarana bagi kandidat untuk mendapat dukungan publik.
Wawancara yang dilakukan terhadap kandidat dan tim sukses masing-masing kandidat
menunjukkan tidak ada strategi khusus dari masing-masing calon untuk mendekati
media. Ini karena media massa (terutama suratkabar) tidak menjadi target kandidat. Ini
tidak dapat dilepaskan dari akses masyarakat di Manggarai terhadap media yang masih
kecil. Sebuah riset yang pernah dilakukan oleh Swiss Contact-Universitas Flores dan
Yayasan Pantau menunjukkan di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur, akses
masyarakat terhadap media masih kecil. Hanya 21% masyarakat yang rutin pernah
membaca suratkabar, 36.7% mendengarkan radio dan 34.3% menonton televisi.

Diantara 4 kandidat kepala daerah, pasangan Christian Rotok-Deno Kamelus adalah yang
paling aktif menggunakan media untuk mendongkrak citra dan meluaskan pengenalan
pemilih. Salah satu anggota tim sukses dari pasangan ini adalah Lorens Gabus, yang
sehari-hari adalah wartawan di Media Rakyat---sebuah suratkabar yang terbit di
Manggarai. Suratkabar ini terakhir kemudian menjadi corong resmi dari pasangan
Christian Rotok-Deno Kamelus. Yang paling gagal memanfaatkan media adalah Anthony
Bagul Dagur. Sebagai pejabat yang tengah memerintah ( incumbent), Bagul Dagur
sebetulnya mempunyai kesempatan paling besar tampil di media. Tetapi pemberitaan

22
media terhadap Bagul Dagur justru sebagian besar bernada negatif----yang merugikan
citranya di mata khalayak.

Di wilayah Manggarai, hanya dua suratkabar yang dominan yakni Pos Kupang ( yang
terbit di Kota Kupang) dan Flores Pos (terbit di Ende). Pos Kupang diterbitkan oleh
kelompok jaringan Jawa Pos, sementara Flores Pos diterbitkan oleh gereja di Flores. Dari
dua suratkabar tersebut, Pos Kupang adalah suratkabar yang paling banyak dibaca. Pos
Kupang mempunyai cetak jarak jauh, sehingga sudah bisa menemui pembaca di
Manggarai di pagi hari. Sementara Flores Pos baru siang atau sore hari sampai di
Manggarai.

Dari analisis isi yang dilakukan dari bulan Januri-Juni 2006, tercatat sebanyak 121 berita
mengenai Pilkada Manggarai di Pos Kupang. Dari total berita ini, sebagian besar (66.9%)
berita mengenai Pilkada ditempatkan oleh Pos Kupang di halaman utama ( halaman
pertama). Pos Kupang baru memberitakan secara intensif berita mengenai Pilkada di
Manggarai bulan Maret 2006. Rata-rata dalam satu hari paling tidak ada satu berita
mengenai perkembangan berita mengenai Pilkada Manggarai yang diberitakan oleh Pos
Kupang.

Dari 4 pasangan kandidat bupati / wakil bupati, pasangan Antony Bagul Dagur dan
Kandar Pius adalah pasangan yang paling banyak diberitakan. Selama 6 bulan ( Januari-
Juni 2005), pasangan ini diberitakan sebanyak 17 kali oleh Pos Kupang. Yang menarik,
kandidat lain hanya diberitakan dalam jumlah kecil. Pasangan Gabriel Wajong Thody dan
Wilhelmus Nanggur hanya diberitakan sebanyak 1 kali, pasangan Victor Slamet dan
Ambrosius Dandut 2 kali dan pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus diberitakan
sebanyak 4 kali. Tabel menunjukkan penempatan berita mengenai masing-masing
kandidat di halaman Pos Kupang.

KANDIDAT Jumlah Persen


Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius 17 14.0%
Gabriel Wajong Thody dan Wilhelmus Nanggur 1 0.8%
Victor Slamet dan Ambrosius Dandut 2 1.7%
Christian Rotok dan Deno Kamelus 4 3.3%
Tidak ada 97 80.2%
Total 121 100%

Meski lebih banyak diberitakan, tetapi pola pemberitaan Pos Kupang terhadap pasangan
Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius lebih banyak yang negatif. Hasil analisis isi
menunjukkan Pos Kupang lebih banyak menampilkan aspek yang negatif dari pasangan
Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Pasangan ini justru tampil di media dengan citra
yang buruk. Pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius menjadi ” bulan-bulanan”
media, dari satu kasus ke kasus lain. Selama Selama Januari-Juni 2005, satu demi satu
peristiwa negatif menimpa pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius. Tim sukses
tidak berhasil membantah (mengcounter) berbagai pemberitaan yang bisa menurunkan
citra pasangan Antony Bagul Dagur dan Kandar Pius.

23
Penggambaran Total
KANDIDAT Positif Negatif Tidak ada
Antony Bagul Dagur dan Jumlah 0 13 4 17
Kandar Pius
Persen 0% 76.5% 23.5% 100%
Gabriel Wajong Thody Jumlah 1 0 0 1
dan Wilhelmus Nanggur
Persen 100% 0% 0% 100%
Victor Slamet dan Jumlah 2 0 0 2
Ambrosius Dandut
Persen 100% 0% 0% 100%
Christian Rotok dan Deno Jumlah 3 0 1 4
Kamelus
Persen 75.0% 0% 25.0% 100%

6. Kesimpulan
Dalam Pilkada manggarai, aktor pro demokrasi ( pasangan Christian Totok dan Deno
Kamelus) menang dalam Pilkada. Aspek apa yang menyumbang kemenangan pasangan
ini? Secara teoritik, kemenangan seorang kandidat bisa ditentukan oleh tiga aspek----
pengelompokan sosial ( social group), adanya basis dukungan sosial dan faktor
ketokohan ( citra diri kandidat).

Pengelompokan Sosial ( Social Group)


Latar belakang dan karakter pemilih seperti kelas sosial, agama, atau kelompok
etnik/kedaerahan turut menentukan pilihan seseorang terhadap kandidat tertentu. Aspek
sosiologis lain seperti jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, atau pendapatan dipercaya juga
berpengaruh dalam pilihan pemilih. 37 Faktor pengelompokan sosial lain yang penting
mempengaruhi keputusan memilih seorang calon pejabat publik adalah agama. Seorang
calon pejabat publik yang punya platform kegamaan yang relatif sama dengan
karakteristik kebergamaan pemilih cenderung akan didukung oleh pemilih tersebut.
Seorang Muslim cenderung akan memilih calon yang yang berplatform Islam dibanding
yang berplatform agama lain, misalnya Kristen. Terkait dengan masalah kelas sosial dan
sentimen kegamaan, ras dan etnik juga dipercaya sebagai faktor sosiologis yang
mempengarhi bagaimana seorang pemilih calon pejabat publik. Secara lebih khusus,
kesamaan ras dan etnik antara pemilih dan calon pejabat publik cenderung
mempengaruhi perilaku memilih seseorang.38

37
Di Amerika, pemilih yang berasal dari kelas sosial bawah dipercaya cenderung memilih calon-calon dari
partai demokrat ketimbang dari partai Republik karena mereka percaya bahwa Partai Demokrat lebih
memperjuangkan perbaikan kehidupan mereka ketimbang Partai Republik. Sebaliknya, pemilih yang
berlatar-belakang kelas sosial atas cenderung akan memilih calon-calon dari Partai Republik karena
cenderung akan memperjuangkan kepentingan mereka sebagai anggota kelas atas.
38
Carol K. Sigelman, Lee Sigelman, Barbara J. Walkosz dan Michael Nitz,” Black Candidates, White
Voters: Understanding Racial Bias in Political Perception,” American Journal of Political Science, Vol. 39.
No.1. 1995, hal. 243-265.

24
Faktor pengelompokan sosial ini kurang berperan, kalau tidak dikatakan tidak berperan
sama sekali dalam Pilkada Manggarai. Hal ini karena Manggarai adalah daerah dengan
penduduk yang homogen. Mayoritas penduduknya mempunyai suku dan agama yang
sama. Bahkan dilihat dari pendidikan dan pekerjaan, masyarakat Manggarai juga
homogen. Dengan kata lain, tidak ada pembagian berdasarkan kelompok sosial di
kalangan masyarakat Manggarai. Isu soal suku atau agama tidak bisa dijual dalam
Pilkada Manggarai karena calon kepala daerah dan pemilih mempunyai karakteristik
yang sama.

Tokoh ( Leader)
Faktor ketokohan menempati posisi penting dalam Pemilihan kepala daerah. Hal ini
karena Pilkada pada dasarnya memilih calon secara langsung. Faktor ketokohan ini
meliputi berbagai aspek. Bisa berupa citra diri kandidat, bisa juga kemampuan
(kompetensi) kandidat dalam menyelesaikan masalah yang ada di daerah. Dari aspek
tokoh ini, dari semua kandidat bupati yang maju dalam pemilihan sebenarnya tidak ada
kandidat yang ideal. Masing-masing kandidat mempunyai kelemahan masing-masing.
Anthony Bagul Dagur dan Christian Rotok tersangkut dengan isu korupsi. Isu ini sempat
berhembus saat pemilihan dan bisa mengurangi citra diri kedua kandidat. Sementara
kandidat Gabriel Wajong Thody dan Victor Slamet sebenarnya mempunyai citra diri
yang lebih positif. Kedua kandidat ini tidak pernah menjadi birokrat di Manggarai,
karenanya terhindar dari isu korupsi. Tetapi kelemahan dari kedua kandidat ini adalah
mereka bukan besar dan bekerja di Manggarai. Lawan-lawan politik dengan mudah
meniupkan isu kedua kandidat tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada di
Manggarai karena mereka tidak menguasai betul kondisi Manggarai akibat terlalu lama
meninggalkan Manggarai.

Sedangkan dilihat dari organisasi tim sukses, kandidat Christian Rotok unggul dari
lawan-lawannya. Tim sukses yang dibentuk oleh Rotok efektif menjangkau pemilih
hingga ke desa. Anthony Bagul Dagur tidak bisa memanfaatkan mesin tim sukses agar
efektif dalam memobilisasi pemilih. Dukungan dari partai-partai besar, ternyata tidak
membuat tim sukses Bagul Dagur berjalan efektif. Sementara kandidat Gabriel Wajong
Thody dan Victor Slamet menghadapi masalah yang sama. Kedua kandidat ini tidak siap
dengan pertarungan Pilkada. Meraka tidak sempat mengorganisasi kekuatan untuk
menjangkau pemilih. Persiapan yang minim menyebabkan kedua kandidat ini tidak bisa
menyiapkan tim sukses yang efektif.

Antony Bagul Gabriel Wajong Victor Slamet Christian Rotok


Dagur Thody
Pengelompokan
sosial ( Social
Group)
Tokoh / Leader
Citra diri - -+ -+ -+
Organisasi tim - - - +
sukses
Strategi - - - +
kampanye

25
Kelembagaan
(Institusi)
Basis dan + - - -
dukungan dari
kekuatan politik
Basis dan -+ - - +
dukungan dari
kekuatan sosial
Basis dan + - - -+
dukungan dari
kekuatan
ekonomi
Basis dan - -+ -+ +
dukungan dari
kekuatan budaya

Dukungan Kelembagaan ( Institusi)


Aspek penting lain menentukan kemenangan seorang kandidat adalah dukungan
kelembagaan ( institusi). Apakah kandidat mendapat dukungan dari institusi sosial,
politik, ekonomi, agama, atau budaya tertentu. Basis dukungan itu adalah modal yang
bisa digerakkan dalam memobilisasi pemilih. Dilihat dari aspek ini, sebenarnya Antony
Bagul Dagur adalah kandidat yang berada di atas kandidat lain. Antony Bagul Dagur
didukung oleh partai terbesar. Kandidat ini, karena posisinya sebagai pejabat yang tengah
memerintah (Incumbent) mempunyai sumber daya lebih ( Birokrasi, uang dan jaringan)
yang bisa digerakkan. Kenyataannya, basis dukungan ini tidak bisa dimanfaatkan dengan
baik oleh Antony Bagul Dagur. Yang menarik dalam konteks Pilkada di Manggarai
adalah keberhasilan kandidat Christian Rotok dalam memanfaatkan basis kekuatan
berupa jaringan kekerabatan.

7. Rekomendasi : Pelajaran Dari Manggarai


Kemenangan calon aktor pro demokrasi di Pilkada Manggarai bisa dijadikan contoh
kasus, dan kemungkinan ditiru untuk diterapkan di wilayah lain.

1. Mulai dari dukungan partai-partai kecil

Proses paling pelik yang dihadapi oleh aktor pro demokrasi adalah mendapat kendaraan
politik untuk menjadi sebagai calon kepala daerah. Undang-Undang No. 32/2004
mensyaratkan yang boleh mencalonkan kepala daerah adalah partai atau gabungan partai
yang mempunyai jumlah kursi di atas 15%. Kendaraan dari partai-partai besar ( terutama
PDIP dan Golkar) sulit didapat. Kalau pun bisa, membutuhkan tenaga ekstra. Hal ini
karena partai politik mempunyai kepentingan terhadap Pilkada. Pilkada adalah
kesempatan bagi partai politik untuk mendapatkan dana dari kandidat. Pilkada juga
sarana bagi partai untuk konsolidasi kekuasaan. Kalau kursi kepala daerah bisa direbut,
akan memudahkan bagi partai politik untuk Pemilu Tahun 2009.

26
Upaya ini dilakukan di antaranya dengan membuat mekanisme pencalonan kepala daerah
yang memberi kewenangan kepada pengurus partai pusat untuk menentukan calon kepala
daerah. Pengurus partai pusat tampaknya tidak mau menyerahkan begitu saja kandidat
kepada daerah kepada daerah. Baik mekanisme penentuan calon kepala daerah Golkar
ataupun PDIP, sama-sama memberi kewenangan yang besar bagi Dewan Pimpinan Pusat
(DPP). Di Golkar, kewenangan pengurus pusat ini sudah ada sejak proses penjaringan
calon kepala daerah. Meskipun penetapan calon tunggal yang akan diusung oleh Golkar
dilakukan dalam sebuah rapat yang dihaadiri oleh gabungan pengurus pusat dan daerah.
Mekanisme ini berbeda dengan PDIP. Mekanisme penentuan calon di PDIP memang
memberi kesempatan yang luas kepada pengurus cabang di kabupaten untuk menjaring
calon. Tetapi kewenangan untuk memilih sekaligus menetapkan calon tunggal yang akan
didukung oleh PDIP dilakukan oleh pengurus pusat. Bahkan dalam rapat penetapan calon
kepala daerah ini, DPP Pusat tidak mengikutsertakan pengurus cabang / daerah. Gambar
1 menunjukkan perbedaan antara mekanisme penetapan calon di PDIP dan Golkar.

Dengan kata lain, jika aktor pro demokrasi ingin mendapat kendaraan dari partai besar
(PDIP dan Golkar), ia bukan hanya cukup punya lobi dengan pengurus di daerah tetapi
juga pengurus partai di pusat. Ini memakan waktu, biaya dan tenaga. Lagi pula, partai
besar ( PDIP dan Golkar) cenderung menyukai calon yang lebih mapan sebagai calon
mereka---utamanya incumbent atau pengusaha lokal. Dari pada tenaga, waktu dan pikiran
dipakai untuk mendapat kendaraan dari partai besar, lebih baik memulai dari partai-partai
kecil. 39 Hal inilah yang dilakukan oleh Christian Rotok dan Deno Kamelus.

39
Perlu dicatat, hasil Pilkada yang telah lewat juga menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan
partai pemenang Pemilu Legislatif dengan kemenangan kandidat. Data Pilkada selama 1 tahun Pilkada
(Juni 2005-Mei 2006) menunjukkan partai yang memenangkan Pemilu Legislatif di satu wilayah justru
lebih banyak yang gagal ketika mengusung calon kepala daerah. Dari 247 wilayah yang telah
melangsungkan Pilkada, hanya 107 wilayah (44.1%) pemenang Pemilu Legislatif sekaligus menang dalam
Pilkada. Sebanyak 55.9% lainnya dintandai oleh hasil yang sebaliknya---pemenang Pilkada berasal dari
bukan partai pemenang Pemilu Legislatif. Dikutip dari Lingkaran Survei Indonesia, op. cit.

27
PDIP GOLKAR

PENJARINGAN
( Pendaftaran
kandidat, survei,
pendekatan calon
potensial dsb)

Dewan Pimpinan Cabang (DPC)


Kabupaten

VERIFIKASI Dewan Pimpinan


( M em eriksa Daerah (DPD)
kelengkapan, Kabupaten dan DPP
persyaratan, kriteria
Pusat
dsb)

PENYARINGAN Rakedrcabsus yang diadakan oleh


( Seleksi nam a-nam a Dewan Pimpinan Cabang (DPC)
yang m asuk, Kabupaten. Rapat dihadiri oleh
m endaftar / telah perwakilan dari ranting kecamatan
dijaring)
dan pengurus DPC Kabupaten

DEWAN PIM PINAN DAERAH(DPD) Provinsi

PENETAPAN
Rapat yang dihadiri oleh
( M em ilih 1
DPD Kabupaten, DPD
pasangan kepala
DEWAN PIM PINAN PUSAT (DPP) Provinsi, DPP Pusat,
daerah yang akan
Ranting Cabang dan
didukung oleh
organisasi underbow
partai)

Sumber : Untuk PDIP diolah dari Surat Keputusan Nomor 024/KPTS/DPP/VII/2005


Untuk Golkar diolah dari Juklak 01/DPD/ Golkar /II/2005

2. Citra diri yang baik


Pilkada adalah pertarungan aktor. Pemilih memilih orang bukan partai. Karena itu aktor
pro demokrasi yang akan maju dalam Pilkada sebaiknya adalah calon yang mempunyai
citra baik di mata pemilih pemilih. Citra diri yang baik adalah modal besar dalam
memenangkan Pilkada. Citra diri ini paling tidak mempunyai tiga aspek. Pertama, calon
dikenal ( cukup populer) di daerah. Kedua, calon disukai / dipersepsi baik oleh pemilih.
Ketiga, calon tidak mempunyai cacat moral---misalnya pernah melakukan korupsi atau
tindakan tercela lainnya. Semua aspek ini bisa diketahui secara dini oleh aktor pro
demokrasi sebelum terjun dalam Pilkada lewat sebuah penelitian ( misalnya survei atau
polling).

3. Tim sukses yang solid dan terorganisir dengan baik


Aktor pro demokrasi harus membuat tim sukses yang solid, dan bisa bekerja secara cepat.
Kandidat tidak perlu berharap pada partai pendukung. Umumnya tim sukses yang dibuat

28
oleh partai politik tidak efektif karena anggota mempunyai kepentingan dan target yang
berbeda. Aktor pro demokrasi perlu membuat tim sukses sendiri dengan target,
pembagian kerja, sasaran dan monitoring yang jelas.

4. Kampanye terbuka tidak efektif. Yang lebih efektif adalah mendatangi pemilih
secara langsung
Pola kampanye secara terbuka ( panggung di lapangan terbuka, arak-arakan dsb) tidak
efektif dalam menjaring pemilih. Yang lebih efektif adalah mendatangi mereka,
kampanye langsung dari rumah ke rumah. Aktor pro demokrasi perlu membuat suatu tim
kampanye yang bisa langsung masuk dari satu rumah ke rumah ( door to door). Ini tidak
mustahil dilakukan untuk Pilkada yang umumnya (hanya) melibatkan pemilih puluhan
atau ratusan ribu. Aktor pro demokrasi bisa membentuk tim sukses yang solid, yang
menjangkau sampai ke desa---misalnya di tiap-tiap desa dpilih satu relawan tim sukses.
Masing-masing relawan dan tim sukses ditargetkan datang ke rumah-rumah sambil
memperkenalkan kandidat, dan mempersuasi pemilih agar memilih kandidat. Ini bisa
dikalkulasi. Misalnya suatu wilayah terdiri atas 50.000 rumah tangga. Aktor pro
demokrasi bisa merekrut dan membentuk organisasi tim sukses yang terdiri atas 500
orang relawan. Anggota tim sukses ini bertanggungjawab datang ke rumah-rumah dan
mempersuasi pemilih. Cara ini diantaranya yang dilakukan oleh Salah satu kunci sukses
Christian Rotok dan Deno Kamelus dan menjadi kunci sukses kemenangan mereka.

5. Pergunakan jaringan sosial yang bisa menjangkau pemilih


Kunci keberhasilan memenangkan Pilkada adalah menjangkau khalayak pemilih
sebanyak mungkin. Selain dengan datang langsung ke rumah-rumah, aktor pro demokrasi
perlu mempertimbangkan saluran dan jaringan sosial yang ada. Telitilah jaringan apa
yang paling dominan di wilaayh tersebut---apakah jaringan keagaamaan ( gereja, masjid),
kekerabatan, suku dsb. Jaringan tersebut harus dipakai dan dimanfaatkan. Dalam kasus
Pilkada Manggarai, pasangan Christian Rotok dan Deno Kamelus menggunakan jaringan
kekerabatan untuk menarik dukungan pemilih.

6. Program kerja dibahasakan secara sederhana dan mudah diingat oleh pemilih
Dalam Pilkada, masing-masing kandidat menyampaikan visi, misi dan program kerja
masing-masing. Kerap kali program kerja yang ditawarkab terlalu abstrak, panjang
sehingga tidak bisa menyentuh pemilih. Program dibuat sederhana, dibuat berbeda
dengan kandidat lain dan mudah diingat oleh pemilih.

29

You might also like