You are on page 1of 7

AGAMA DAN MASYARAKAT 1. A.

Pengertian Agama Dan Masyarakat Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (Soerjono Soekanto, 1983). Sedangkan agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada uhan, atau juga disebut dengan nama !e"a atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan ke"ajiban#ke"ajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut. Sedangkan $gama di %ndonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. &al ini dinyatakan dalam ideologi bangsa %ndonesia, 'ancasila( )*etuhanan +ang Maha ,sa-. Sejumlah agama di %ndonesia berpengaruh secara kolekti. terhadap politik, ekonomi dan budaya. !i tahun /000, kira#kira 81,12 dari /30./41.5// penduduk %ndonesia adalah pemeluk %slam, 5,42 'rotestan, 32 *atolik, 1,82 &indu, dan 3,32 kepercayaan lainnya. !alam 66! 1935 dinyatakan bah"a )tiap#tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya- dan )menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya-. 'emerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni %slam, 'rotestan, *atolik, &indu, 7uddha dan *onghucu. !engan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di %ndonesia, kon.lik antar agama sering kali tidak terelakkan. 8ebih dari itu, kepemimpinan politis %ndonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan. 'rogram transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah kon.lik di "ilayah timur %ndonesia. 7erdasar sejarah, kaum pendatang telah menjadi pendorong utama keanekaragaman agama dan kultur di dalam negeri dengan pendatang dari %ndia, iongkok, 'ortugal, $rab, dan 7elanda. 7agaimanapun, hal ini sudah berubah sejak beberapa perubahan telah dibuat untuk menyesuaikan kultur di %ndonesia.

7erdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, )$gama#agama yang dipeluk oleh penduduk di %ndonesia ialah %slam, *risten, *atolik, &indu, 7udha dan *hong &u 9u (9on.usius)-.

%slam ( %ndonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 882 dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran %slam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di "ilayah barat %ndonesia seperti di :a"a dan Sumatera. Masuknya agama islam ke %ndonesia melalui perdagangan.

&indu ( *ebudayaan dan agama &indu tiba di %ndonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan "aktunya dengan kedatangan agama 7uddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan &indu#7uddha seperti *utai, Mataram dan Majapahit.

7udha ( 7uddha merupakan agama tertua kedua di %ndonesia, tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah 7uddha di %ndonesia berhubungan erat dengan sejarah &indu.

*risten *atolik ( $gama *atolik untuk pertama kalinya masuk ke %ndonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera 6tara. !an pada abad ke#13 dan ke#15 telah ada umat *atolik di Sumatera Selatan. *risten *atolik tiba di %ndonesia saat kedatangan bangsa 'ortugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah#rempah.

*risten 'rotestan ( *risten 'rotestan berkembang di %ndonesia selama masa kolonial 7elanda (;<9), pada sekitar abad ke#11. *ebijakan ;<9 yang mengutuk paham *atolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham 'rotestan di %ndonesia. $gama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke#/0, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari ,opa ke beberapa "ilayah di %ndonesia, seperti di "ilayah barat 'apua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.

*onghucu ( $gama *onghucu berasal dari 9ina daratan dan yang diba"a oleh para pedagang ionghoa dan imigran. !iperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang ionghoa tiba di kepulauan =usantara. 7erbeda dengan agama yang lain, *onghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang indi>idual.

1. A. Fungsi-Fungsi Agama Tentang Agama $gama bukanlah suatu entitas independen yang berdiri sendiri. $gama terdiri dari berbagai dimensi yang merupakan satu kesatuan. Masing#masingnya tidak dapat berdiri tanpa yang lain. seorang ilmu"an barat menguraikan agama ke dalam lima dimensi komitmen. Seseorang kemudian dapat diklasi.ikasikan menjadi seorang penganut agama tertentu dengan adanya perilaku dan keyakinan yang merupakan "ujud komitmennya. *etidakutuhan seseorang dalam menjalankan lima dimensi komitmen ini menjadikannya religiusitasnya tidak dapat diakui secara utuh. *elimanya terdiri dari perbuatan, perkataan, keyakinan, dan sikap yang melambangkan (lambang?simbol) kepatuhan (?komitmen) pada ajaran agama. $gama mengajarkan tentang apa yang benar dan yang salah, serta apa yang baik dan yang buruk. $gama berasal dari Supra 6ltimate 7eing, bukan dari kebudayaan yang diciptakan oleh seorang atau sejumlah orang. $gama yang benar tidak dirumuskan oleh manusia. Manusia hanya dapat merumuskan kebajikan atau kebijakan, bukan kebenaran. *ebenaran hanyalah berasal dari yang benar yang mengetahui segala sesuatu yang tercipta, yaitu Sang 'encipta itu sendiri. !an apa yang ada dalam agama selalu berujung pada tujuan yang ideal. $jaran agama berhulu pada kebenaran dan bermuara pada keselamatan. $jaran yang ada dalam agama memuat berbagai hal yang harus dilakukan oleh manusia dan tentang hal# hal yang harus dihindarkan. *epatuhan pada ajaran agama ini akan menghasilkan kondisi ideal.

Mengapa ada yang Takut pada Agama? Mereka yang sekuler berusaha untuk memisahkan agama dari kehidupan sehari# hari. Mereka yang mar@is sama sekali melarang agama. Mengapa mereka melakukan hal#hal tersebutA *emungkinan besarnya adalah karena kebanyakan dari mereka sama sekali kehilangan petunjuk tentang tuntunan apa yang datang dari uhan. ,ntah mereka dibutakan oleh minimnya in.ormasi yang mereka dapatkan, atau mereka memang menutup diri dari segala hal yang berhubungan dengan uhan. $lasan yang seringkali mereka kemukakan adalah agama memicu perbedaan. 'erbedaan tersebut menimbulkan kon.lik. Mereka memiliki orientasi yang terlalu besar pada pemenuhan kebutuhan untuk bersenang#senang, sehingga mereka tidak mau mematuhi ajaran agama yang melarang mereka melakukan hal yang menurutnya menghalangi kesenangan mereka, dan mereka merasionalisasikan perbuatan irasional mereka itu dengan justi.ikasi sosial#intelektual. Mereka menganggap segi intelektual ataupun sosial memiliki nilai keberhargaan yang lebih. $kibatnya, mereka menutup indera penangkap in.ormasi yang mereka miliki dan hanya mengandalkan intelektualitas yang serba terbatas. Mereka memahami dunia dalam batas rasio saja. 8ogika yang mereka miliki begitu terbatasnya, hingga abstraksi realita yang bersi.at supra#rasional tidak mereka akui. !an hasilnya, mereka terpenjara dalam realitas yang serba empiri. Semua harus terukur dan terhitung. Balaupun mereka sampai sekarang masih belum memahami banyaknya .ungsi alam yang bekerja dalam mekanisme supra rasional, keterbatasan kerangka berpikir yang mereka miliki menegasikan semua hal yang tidak dapat ditangkap secara indera"i. 'adahal, pembatasan diri dalam realita yang hanya bersi.at empiri hanya akan membatasi potensi manusia itu sendiri. !an hal ini menegasikan tujuan hidup yang selama ini diagungkan para penganut realita rasio#saja, yaitu aktualisasi diri dan segala potensinya.

$gama, dengan sandaran yang kuat pada realitas supra rasional, membebaskan manusia untuk mengambil segala hal yang terbaik yang dapat dihasilkannya dalam hidup. Semua#apakah hal itu bersi.at empiri#terukur, maupun yang belum dapat diukur. ,mpirisme bukanlah suatu hal yang ditolak agama. $gama yang benar, yang bersi.at uni>ersal, mencakup segi intelektual yang luas, yang diantaranya adalah empirisme. $gama tidak mereduksi intelektualitas manusia dengan membatasi kuantitas maupun kualitas suatu idea. $gama yang benar, memberi petunjuk pada manusia tentang bagaimana potensi manusia dapat dikembangkan dengan sebesar#besarnya. !an sejarah telah membuktikan hal tersebut. *esalahan yang dibuat para penilai agama#lah yang kemudian menyebabkan realita ajaran ideal ini menjadi terlihat buruk. 7eberapa peristi"a sejarah yang menonjol mereka identikan sebagai kesalahan karena agama. *arena keyakinan pada ajaran agama. 'adahal, kerusakan yang ditimbulkan adalah justru karena jauhnya orang dari ajaran agama. *erusakan itu timbul saat agama#yang mengajarkan kemuliaan# disalahgunakan oleh manusia pelaksananya untuk mencapai tujuan yang terlepas dari ajaran agama itu sendiri, terlepas dari pelaksanaan keseluruhan dimensinya.

1.

. Pe!em"agaan Agama

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan agamaA *ami mengurapamakan sebagai sebuah telepon. :ika manusia adalah suatu pesa"at telepon, maka agama adalah media perantara seperti kabel telepon untuk dapat menghubungkan pesa"at telepon kita dengan elkom atau dalam hal ini uhan. 8embaga agama adalah suatu organisasi, yang disahkan oleh pemerintah dan berjalan menurut keyakinan yang dianut oleh masing#masing agama. 'enduduk %ndonesia pada umumnya telah menjadi penganut .ormal salah satu dari lima agama resmi yang diakui pemerintah. 8embaga#lembaga keagamaan patut bersyukur atas kenyataan itu.

=amun nampaknya belum bisa berbangga. 'erpindahan penganut agama suku ke salah satu agama resmi itu banyak yang tidak murni. Sejarah mencatat bah"a tidak jarang terjadi peralihan sebab terpaksa. 'emaksaan terjadi melalui )perselingkuhan- antara lembaga agama dengan lembaga kekuasaan. *eduanya mempunyai kepentingan. 'emerintah butuh ketentraman sedangkan lembaga agama membutuhkan penganut atau pengikut. *erjasama (atau lebih tepat disebut saling meman.aatkan) itu terjadi sejak dahulu kala. 'ara penyiar agama sering membonceng pada suatu kekuasaan (kebetulan menjadi penganut agama tersebut) yang mengadakan in>ansi ke daerah lain. 'enduduk daerah atau negara yang baru ditaklukkan itu dipaksa (suka atau tidak suka) menjadi penganut agama penguasa baru. *asus#kasus itu tidak hanya terjadi di %ndonesia atau $sia dan $.rika pada umumnya tetapi juga terjadi di ,ropa pada saat agama monoteis mulai diperkenalkan. !i %ndonesia )tradisi- saling meman.aatkan berlanjut pada Caman orde 7aru.'emerintah orde baru tidak mengenal penganut di luar lima agama resmi. %nilah pemaksaan tahap kedua. 'enganut di luar lima agama resmi, termasuk penganut agama suku, terpaksa memilih salah satu dari lima agama resmi >ersi pemerintah. =amun ternyata masalah belum selesai. *enyataannya banyak orang yang menjadi penganut suatu agama tetapi hanya sebagai .ormalitas belaka. !ampak keadaan demikian terhadap kehidupan keberagaan di %ndonesia sangat besar. 'ara penganut yang .ormalitas itu, dalam kehidupan kesehariannya lebih banyak mempraktekkan ajaran agam suku, yang dianut sebelumnya, daripada agama barunya. 'ra rohani"an agama monoteis, umumnya mempunyai sikap bersebrangan dengan prak keagamaan demikian. 8agi pula pengangut agama suku umumnya telah dicap sebagai keka.iran. 7erbagai cara telah dilakukan supaya praktek agama suku ditinggalkan, misalnya pemberlakukan siasatDdisiplin gereja"i. =amun nampaknya tidak terlalu e.ekti.. 6pacara#upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana#mana terutama di desadesa.

!emi pari"isata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pari"isata, maka upacara>#upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah#daerah. 6pacara#upacara agama sukuyang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur bagaikan tumbuhan yang mendapat siraman air dan pupuk yang segar. $nehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. 7ahkan di kota#kotapun sering ditemukan praktek hidup yang sebenarnya berakar dalam agama suku. Misalnya pemilihan hari#hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. &al ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang ) .anatik- dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama.

You might also like