You are on page 1of 4

PENENTUAN ION KLORIDA PADA AIR DENGAN METODE ARGENTOMETRI

Nida Nurmiladia Rahmah, Putri Dewi Mailya Fatimah, Citra Chairunnisa

PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURURAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ABSTRACT Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi bahaya langsung (bahaya terhadap kesehatan manusia karena mengonsumsi air yang tercemar/berkualitas buruk baik secara langsung diminum atau penggunaan air untuk berbagai kegiatan sehari-hari) dan bahaya tidak langsung (mengonsumsi hasil perikanan dimana produk-produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat atau polutan berbahaya). Di Indonesia, klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, sisa klor di dalam penyediaan air sengaja dipertahankan dengan konsentrasi sekitar 0,1 mg/l untuk mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme patogen, tetapi klor ini dapat terikat senyawa organik berbentuk halogen-hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa karsinogenik (menyebabkan kanker). Perlu dilakukan analisa yang tergantung pada analit dan jenis sampelnya. Oleh karena itu dilakukan pengujian untuk mengetahui seberapa banyak kandungan klor dalam air dengan menggunakan metode argentometr, yaitu dengan menggunakan metode titrasi yang menggunakan AgNO3 dan indikator K2CrO4. Alasan digunakannya metode ini sebagai penentuan kadar klorida karena pelaksanaannya yang mudah dan cepat serta memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Kata kunci: pencemaran air, klorida, argentometri

INTRODUCTION Ion klorida adalah anion yang dominan di perairan laut. Sekitar dari klorin (Cl2) yang terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan, sedangkan sebagian besar fluorin (F2) berada dalam bentuk batuan mineral. Unsur klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl-). Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di perairan alami dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan kalsium klorida (CaCl2). (Hefni, 2003) Senyawa klorida dalam contoh uji air dapat dititrasi dengan larutan perak nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan pH 10), menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai dengan mulai terbentuknya endapan perak kromat. (SNI, 2004) SNI. 2004. Air dan Air Limbah Bagian 19: Cara Uji Klorida (Cl-) dengan Metode Argentometri (Mohr). Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin, Argentum, yang berarti perak. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukkan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan. (Al.Underwood, 1992)

MATERIAL AND METHODS Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, statif, labu erlenmeyer, corong, gelas kimia, gelas ukur, kertas saring, larutan AgNO3, K2CrO4, dan MgCl2. Cara Kerja 10 ml MgCl2 dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, lalu diteteskan 10 tetes K2CrO4. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan larutan baku AgNO3. Ketika dititrasi dengan AgNO3, terdapat endapan berwarna putih. Larutan terus dititrasi hingga endapan yang terbentuk berubah menjadi warna ungu. Dibutuhkan 43 ml larutan baku AgNO3 untuk menitrasi larutan MgCl2, sehingga endapan yang terbentuk menjadi warna ungu.

RESULT AND DISCUSSION Metode mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dengan suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah: Asam : 2CrO42- + 2H- CrO72- + H2O Basa : 2Ag+ + 2OH- 2AgOH 2AgOH Ag2O + H2O (Intyastiwi, 2007) Selain bereaksi dengan air, klorin juga bereaksi dengan senyawa nitrogen membentuk mono-, di-, dan tri-amines, N-kloramines, Nkloramides, dan senyawa nitrogen berklor lainnya. (Hefni, 2003) Sesuai dengan namanya, penetapan kadar ini menggunakan perak nitrat (AgNO3). Garam ini merupakan satu-satunya garam perak yang terlarutkan endapan. (Donald, 2004) Titrasi argentometri didasarkan pada reaksi: Pada saat proses titrasi, 10 ml larutan MgCl2 dengan indikator K2CrO4 sebanyak 10 tetes, tepat bereaksi dengan 43 ml AgNO3 yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna ungu muda. Berdasarkan perhitungan: V 1 x M1 43 x 0,5 21,5 M2 = = = = V 2 x M2 10 x M2 10 M2 2,15 M AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3Kalium kromat dapat digunakan sebagai suatu indikator, menghasilkan warna merah dengan kelebihan ion Ag+.titrasi yang lebih banyak dapat digunakan adalah metode titrasi balik. Kelebihan AgNO3 kemudian dititrasi dengan magnesium klorida, dan potasium kromat digunakan sebagai indikator. (David, 2007)

Didapatkan konsentrasi MgCl2 yakni sebesar 2,15 M.

CONCLUTION Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ion klorida dalam air yakni sebesar 2,15M.

REFERENCES Anonim. 2004. SNI. http://klh.solokkota.go.id/file/1412111746_sni-06-6989.19-2004.pdf Pinilih, Intyastiwi. 2007. Argentometri. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8& ved=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Fimamsamodra.files.wordpress.com%2F2008%2F0 2%2Fmicrosoft-wordargentometri.pdf&ei=Pww9U9rWDseFrAfGloGICw&usg=AFQjCNEuwd0qqrhzUdn7OiVx NF9bcg0NLA&bvm=bv.64125504,d.bmk Cairns, Donald. 2004. Intisari Kimia Farmasi, Ed. 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Day, RA. Jr., dan Al, Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Watson, David G. 2007. Analisis Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi, Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

You might also like