You are on page 1of 27

STATUS PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Usia Agama Suku Pendidikan Terakhir Status Pernikahan Pekerjaan Alamat Tanggal Pemeriksaan : Nn. Revhi : Perempuan : 18 tahun : Islam : Jawa : SMK : Belum Menikah : Tidak Bekerja : Cipari, Cilacap Jawa Tengah : 23 1 2014

II.

RIWAYAT PERAWATAN Rawat Inap Rawat Jalan : belum pernah : belum pernah

III.

RIWAYAT PSIKIATRI ALLOANAMNESIS dan AUTOANAMNESIS Tanggal: 23 1 2014 Nama dan Hubungan dengan pasien : Ny. M Bibi pasien.

A.

Keluhan Utama Tiba-tiba mengamuk tanpa sebab yang jelas.

B.

Riwayat Gangguan Sekarang ALLOANAMNESIS

5 hari yang lalu pasien mengunjungi keluarga di Banjar, bibi pasien mengaku pasien berbicara tentang pacar terus menuerus, yang dianggap bukan kebiasaan pasien karena pasien adalah anak yang dikenal sangat pendiam. Pada sore hari tiba-tiba pasien menangis dan mengamuk serta mencurigai sepupunya bahwa pasein mau merebut suami dari sepupunya tersebut. Pasien mengamuk dan merusak barang-barang disekitarnya.. Bibi pasien mengaku, setelah mengamuk pasien tampak sadar dan meminta maaf pada keluarga. 4 hari yang lalu saat tiba di rumahnya di cipari pasien tampak gelisah, lebih banyak diam, berbicara melantur, menangis tiba-tiba dan sering mengamuk. Kadang pasien ketakutan karena merasa diikuti oleh beberapa ekor macan yang datang ke rumahnya bersama raja prabu siliwangi dan para pengawalnya. Bibi pasien mengaku pasien tidak tidur dan tidak mau makan selama 3 hari 3 malam. Bibi pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak yang selalu dimanja oleh ayah dan ibunya. Pasien selalu mendapat apa yang diminta dan akan marah bila tidak dikabulkan. Pasien memiliki temperamen yang keras. Ayah pasien sangat melarang pasien berpacaran yang membuat pasien menjadi terkekang. 1 hari yang lalu Pada hari rabu malam, bibi pasien mengatakan bahwa pasien mengamuk dan berperilaku seperti macan. Maka dari itu keluarga pasien membawa pasien ke RSUD Banjar keesokan harinya. AUTOANAMNESIS Penanya :asalamualaikum teh, saya dian dan teman saya winda, mau

ngobrol-ngobrol sama teteh boleh? Pasien :boleh, silahkan teh

Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya

:teteh namanya siapa? :aku revhi teh :oh revhi. Revhi usianya berapa tahun? :18 tahun :oh masih 18 tahun ya, memang tanggal lahirnya kapan? :10 Juli 1993 :revhi uda sarapan belom? :udah teh, barusan :oh udah, lauknya apa tadi? :pake telor, tempe sama sayur :revhi sekarang ada dimana? :di Rumah Sakit di Banjar :oh gitu, revhi sama siapa kesininya? :sama bibi ama uak :memang kenapa dibawa kesini sama bibi dan uak? :katanya suruh diobatin sama istirahat :memangnya revhi sakit apa? :nggak tau tuh, orang aku sehat-sehat aja kok :oh gitu, revhi rumahnya dimana? :di cipari, daerah cilacap, jauh dari sini :di rumah tinggal sama siapa aja revhi?

Pasien Penanya Pasien Penanya Pasien

:sama bapak dan mbak rina, mama lagi kerja di singapura :revhi masih sekolah? :nggak teh, aku udah lulus SMK tahun 2012 :trus sekarang kegiatannya apa? Revhi kerja? :belum teh, masih nganggur, paling bantu-bantu bersih bersih

rumah ama berkebun Penanya Pasien :bapak gimana sikapnya sama revhi? Baik atau nggak? :baik sih, tapi terlalu galak sama temen cowok aku, klo ada yang

main ke rumah pasti diusir, klo temennya mbk rina boleh, Cuma aku doang yang dilarang, itu yang bikin aku nggak nyaman dan kesel sama bapak Penanya Pasien sama aku Penanya Pasien :kalo mama gimana vhi? :mama baik sama aku, apa aja yang aku minta pasti dikasih :oh gitu, klo mbk rina gimana? :mbak rina baik, nggak pernah marah, pendiem, dia selalu ngalah

walaupun mahal Penanya Pasien :klo teman teman gimana vhi? Baik atau jahat sama kamu? :teman teman ngk ada yang berani sama aku, aku kan galak, jago

berkelahi, jadi ngk ada yang berani jahat sama aku Penanya Pasien Penanya :revhi kemarin abis main di rumah uak di banjar ya? :iya teh :kamu sering main ke banjar atau ngk vhi?

Pasien punya pacar Penanya Pasien Penanya Pasien Penanya ya? Pasien aku Penanya Pasien

:iya sering, ada banyak saudara, tapi kemarin aku kesel sama mbk

lis, masa aku dicurigain mau rebut suaminya, aku difitnah, padahal aku udah

:oh gitu, siapa yang bilang begitu vhi? :banyak orang yang ngomong begitu ke aku :orang orang mana yang ngomong vhi? :pokoknya ada lah, aku dituduh terus :oh gitu, kemaren di rumah uak katanya bibi revhi tiba-tiba nangis

:iya, aku takut banget soalnya ada banyak macan yang dateng ke

:macan dari mana vhi? :macan-macan itu anak buahnya raja prabu siliwangi teh, warna

warni, klo yang warna putih baik sama aku, yang hitam sama yang biru yang suka nakut-nakutin aku Penanya Pasien :revhi sering didatangi macan itu sejak kapan? :udah lama teh, sekitar satu tahun, tapi sekarang mah jadi sering

dateng, tadinya Cuma satu, sama prabu siliwangi sendiri, tapi sekarang sering dateng banyak, sama tentara-tentaranya prabu siliwangi juga dateng semua Penanya Pasien :macan sama prabu siliwangi jahat ke kamu atau nggak? :nggak jahat sih, mereka mau lindungi aku sama keluarga aku dari

orang jahat, kata prabu siliwangi, dia cuma melindungi orang-orang tertentu, yang baik dan yang cantik aja katanya. Mereka jadi teman aku sekarang, aku minta mereka jagain rumah aku, aku bilang jangan gangguin orang baik dan anak kecil, tapi gangguin orang-orang yang jahat sama aku dan keluarga aja 5

Penanya Pasien Penanya ngamuk? Pasien

:ada orang lain yang bisa liat macan-macan itu selain revhi? :nggak, cuma aku aja yang bisa liat, sama orang-orang jahat :kemarin waktu di rumah katanya revhi ngamuk, sadar ngk pas

:sadar kok, aku dirasukin sama prabusiliwangi ama macan putih,

buat lindungi keluarga aku dari orang jahat, aku juga nyuruh si bapak bersihin tempat-tempat di rumah yang kotor karena bisa bikin orang jahat dateng ke rumah Penanya Pasien Penanya :revhi sekarang senang atau sedih? :sedih, kangen, mau pulang aja :nanti ya, revhi istirahat dlu disini, nanti klo udah enakan baru

bisa pulang. Macan sama prabu siliwangi masih suka dateng ngk vhi? Pasien :sekarang datengnya klo malem aja teh, sering ngajak ngobrol,

aku jadi ngk bisa tidur Penanya Pasien Penanya Pasien :revhi katanya punya pacar ya, siapa namanya? :ada teh, namanya agus sama agun :loh, ada dua? Banyak banget vhi :iya lah, kan aku cantik, biar ada cadangan, si bapak suka

ngelarang aku sih, jadi aku punya pacar banyak aja sekalian Penanya Pasien Penanya Pasien jadiannya 6 :pacarnya revhi baik atau ngk sama kamu? :baik lah, mereka ngk ada yang berani jahat sama aku :udah berapa lama pacarannya vhi? :klo sama agun uda setahun, klo ama agus baru beberapa bulan ini

Penanya

:oh gitu, revhi kesel sama bapak karna masalah pacar dari dulu

atau baru-baru ini? Pasien mas agun Penanya Pasien :kalo lagi kesel gitu revhi jadi males ngapa-ngapain ngk? :iya, aku klo lagi kesel sama bapak maunya diem aja, ngk mau :kira-kira satu tahun yang lalu, semenjak aku mulai deket sama

rapih-rapih rumah, dan nggak mau kemana-mana Penanya :kamu jadi merasa cepat lemas atau capek walaupun hanya

melakukan pekerjaan ringan? Pasien siliwangi aja Penanya Pasien Penanya :revhi klo ada masalah suka cerita ke keluarga atau ngk? :ngk teh, males ah cerita-cerita, nanti malah disuruh ini itu :yauda deh, revhi istirahat lagi ya, besok kita ngobrol-ngobrol lagi :ngk juga kok, aku ngerasa lemes klo abis dirasukin sama prabu

ya, makasih vhi C. Riwayat Gangguan Sebelumnya a. Gangguan psikiatrik Pasien belum pernah mengalami gangguan psikiatrik sebelumnya, jadi gangguan yang terjadi sekarang adalah gangguan psikiatrik yang pertama kali dan 1 episode. b. Gangguan Medik Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, cidera kepala, demam, maupun kejang. c. Gangguan Zat Psikoaktif Merokok, minum alcohol dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang disangkal.

D.

Riwayat Kehidupan Pribadi a. Riwayat Perkembangan Prenatal dan Perinatal Ibu pasien tidak mengalami trauma saat kehamilan dan tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu apapun. Pasien dilahirkan secara normal (pervaginam) tidak ada kelainan atau penyulit dalam proses persalinan. Persalinan di bantu oleh Dukun. b. Riwayat Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal (0 3 tahun) Perkembangan fisik pasien baik, pola perkembangan motorik juga baik. c. Riwayat Kanak-kanak Pertengahan ( 3 11 tahun) Sejak sekolah, pasien memiliki banyak teman, tidak pernah bermasalah di sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Prestasi di sekolah baik dan tidak pernah tinggal kelas.

d. Riwayat Masa Pubertas dan Remaja Hubungan sosial Pasien dikenal sebagai anak yang manja yang segala permintaannya harus dituruti. Pasien juga dikenal pendiam dan jarang menceritakan masalah yang ada pada keluarga Sikap pasien terhadap kedua orang tua, kakak, saudara lain cukup baik. Hal ini tergambarkan dengan komunikasi pasien setiap harinya yang tidak terganggu dengan saudara saudaranya. Begitupun dengan tetangga dirumahnya, pasien tidak pernah memiliki masalah Riwayat pendidikan Pendidikan terakhir pasien adalah SMK. Perkembangan kognitif Pasien tidak memiliki gangguan belajar, pasien tidak pernah tinggal kelas meskipun pasien jarang mendapatkan peringkat lima besar selama sekolah.

Perkembangan motorik Perkembangan fisik pasien selama ini normal. Pasien mampu melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan baik seperti makan, minum, toilet, dan kebersihan diri. Perkembangan emosi dan fisik Pasien dinilai memiliki emosi yang normal dan perkembangan fisik tidak ada gangguan, sesuai usia. Riwayat psikoseksual Pasien belum menikah

e.

Riwayat Masa Dewasa Riwayat pekerjaan Pasien belum memiliki pekerjaan tetap Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan Pasien belum menikah Riwayat keagamaan Pasien jarang beribadah Riwayat aktivitas sosial Pasien sering bergaul dengan tetangga dirumahnya. Pasien mau mengikuti aktivitas dilingkungan tempat tinggalnya dan pasien juga banyak memiliki teman (tetangga) yang akrab dengannya. Dilingkungan sekolah kerja pasien dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul, banyak teman dan tidak pernah membuat masalah baik kepada guru maupun teman Riwayat hukum Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.

f.

Riwayat Keluarga Ibu pasien bekerja sebagai TKW di Singapur sejak 3 tahun yang lalu. Ayah pasien bekerja sebagai petani

g.

Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien saat ini tinggal satu rumah dengan ayah dan kakak perempuannya. Pasien merupakan anak yang manja agak pendiam. Pasien kurang dekat dengan ayahnya. Pasien sehari-hari membantu mengurus rumah bersama kakak dan ayahnya. Menurut kerabatnya pasien merupakan anak yang keras kepala

Berdasarkan home visit ke rumah pasien pada hari minggu tanggal 26 Januari 2014, didapatkan : Rumah yang ditinggali pasien adalah milik keluarga pasien sendiri. Kondisi rumah pasien baik, rumah dengan luas 7,5 x 12 m, dengan halaman yang cukup luas. Beratapkan genteng, terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur,1 ruang makan, 1 kamar mandi.

Rumah terbilang cukup bagus untuk tempat tinggal yang dihuni oleh 4 orang. Lantai rumah sudah terpasang keramik (ubin) di seluruh ruangan. Perabotan rumah terbilang baik.

Sirkulasi udara didalam rumah terasa cukup. Akses jalan menuju rumah pasien dirasakan kurang memadai dikarenakan letak rumah di perbukitan. Pasien tidak mempunyai kendaraan. Jarak antara rumah pasien dengan tetangga sekitar 50-100 meter. Dipisahkan dengan kebun-kebun dan pepohonan.

h. Tanggapan keluarga setelah pasien dirawat Keluarga inti tidak merasa malu memiliki keluarga yang dirawat di RSUD Banjar. Keluarga menyadari sepenuhnya bahwa pasien sedang sakit dan perlu perawatan khusus di RSUD untuk penyakitnya. Keluarga optimis pasien akan sembuh dari gangguan jiwanya

10

i. Tanggapan tetangga sekitar rumah setelah pasien dirawat Tetangga sekitar rumah pasien mendukung pasien dan masih optimis bahwa pasien bisa sembuh. Tetangga sekitar mayoritas tidak menganggap pasien gila

IV.

STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum Penampilan Pasien seorang perempuan, berbadan agak gemuk, tinggi sekitar 150cm dan berat badan 57 kg, tidak ada kelainan bentuk tubuh. Pasien berkulit sawo matang, rambut berwarna hitam, agak sedikit ikal, dan pendek. Pasien memakai kaos dan celana jeans. Pakaian pasien terbilang rapih dan sesuai dengan usia sebenarnya. Perilaku dan aktivitas psikomotor Pasien nampak gelisah, perhatian kurang, tidak bisa diwawancara karena terus mengamuk dan memaki-maki orang sekitarnya Sikap terhadap pemeriksa Pada wawancara pertama, pewawancara kesulitan untuk menggali informasi perihal keluhan pasien, saat wawancara kedua pasien cukup kooperatif dalam menjawab, Pasien cukup perhatian dalam mendengarkan pertanyaan yang diberikan. Pembicaraan (speech) Cara berbicara Volume berbicara : Spontan, relevan : Normal, tidak keras

Kecepatan berbicara : normal Gaya berbicara Gangguan berbicara : Normal : tidak ada afasia, tidak ada disartria, tidak ada ekolalia. 11

B.

Alam Perasaan Mood Afek Kesesuaian : sedih : luas : Sesuai

C.

Gangguan Persepsi Halusinasi Auditorik Visual Taktil Gustatorik Ilusi : disangkal : ada (pasien sering melihat banyak macan yang melindungi) : disangkal : disangkal : disangkal

D.

Gangguan Pikir Proses Pikir Produktivitas Kontinuitas Assosiasi longgar Word salad Neologisme Flight of Idea Sirkumstansial : Tidak ada : Tidak ada. : Tidak ada. : Tidak ada : Tidak ada. : Normal

12

Isi pikir Gangguan isi pikiran : Waham Curiga Waham Kebesaran Waham dosa Thought of insertion siliwangi) Thought of broadcasting : Tidak ada Thought of withdrawal Thought of echo Delution of control : Tidak ada : Tidak ada : Ada (pasien merasa dirasuki oleh macan putih : ada : ada : Tidak Ada : ada (pasien merasa dirasuki oleh raja prabu

13

E.

Sensorium dan Kognitif Kesadaran Orientasi : Composmentis : baik

Waktu (pasien mampu menyatakan sekarang ini siang/sore/malam) Tempat (pasien dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di RS) Orang (pasien tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh Dokter Muda) Daya ingat : Baik Daya ingat jangka panjang (pasien dapat mengingat alamat rumah, nama sekolah SD) Daya ingat jangka pendek (pasien dapat mengingat menu sarapan pagi tadi) Daya ingat yang baru-baru ini terjadi (pasien dapat mengingat kapan ia datang ke rumah sakit) Daya ingat segera (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang wawancara saat itu, dan dapat mengulang dengan baik urutan nama benda kursi, pulpen, buku) Konsentrasi : konsentrasi cukup baik Pasien masih bisa menghitung 100 dikurang 7. F. Daya Nilai Daya nilai sosial : Baik Menurut pasien mencuri adalah perbuatan tidak baik.

14

Uji daya nilai : Baik Misalnya jika pasien menemukan dompet (dengan identitas pemilik) dijalan dan terdapat uang Rp. 1.000.000,- ia akan mengembalikan dompet beserta uang tersebut ke kantor Polisi Daya nilai realitas: Terganggu G. Reality Test Ability (RTA) : Terganggu Karena sudah sejak lama pada pasien terdapat halusinasi visual, delution of control, waham curiga, dan waham paranoid maka pada pasien ini RTA dinilai tidak baik H. Tilikan : Tilikan derajat I Pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit dan dia menganggap keluarganya menganggapnya gila

IV

IKHTISAR PENEMUAN YANG BERMAKNA RTA Mood Afek Gangguan persepsi Gangguan proses pikir Gangguan isi pikir : Terganggu : sedih : luas : Ilusi (-)/ Halusinasi (+) : autistic thinking : waham kontrol (+),Thought of insertion (+), waham curiga (+) Tilikan Faktor stressor : Tilikan tipe 1 : Pasien selalu merasa dikekang oleh ayahnya dan diperlakukan tidak adil

15

VI.

EVALUASI MULTIAKSIAL AKSIS I DD AKSIS II AKSIS III AKSIS IV AKSIS V : F23. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara : F32.3. episode Depresif Berat dengan Gejala psikotik : F60.3 gangguan kepribadian emosional tidak stabil : Belum ada diagnosis : masalah dengan primary support group (keluarga) : Global Assesment of Functioning (GAF) SCALE 1 tahun 80-71 &GAF pemeriksaan 70-61

VII.

DAFTAR PROBLEM a. b. c. d. Organobiologik : Tidak ada. Psikologi Sosial Keluarga : Halusinasi visual, delution of control, thought insertion : Masalah hubungan sosial tidak ada : Hidup sebagai anak bungsu di keluarga yang mendapat

larangan berlebihan dari ayahnya untuk berteman dengan lawan jenis. IX. PROGNOSIS Faktor - faktor yang mendukung ke arah prognosis baik: Keluarga pasien masih mendukung pasien untuk sembuh. Faktor - faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk: Ayah pasien kurang memberikan kebebasan pasien untuk bergaul dengan lawan jenis Keluarga dekat pasien tidak berani untuk membantu merubah persepsi ayahnya Kesimpulan prognosisnya adalah: Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam 16

X.

PENATALAKSANAAN Rawat ruang isolasi dengan fiksasi 1. Farmakoterapi Klhorpromazin injeksi 50 mg/5ml ( 1 amp 0 1 amp ) selama 2 hari. Hari ke III diganti oral : R/ Risperidone 1,25 mg Triheksifenidil 1 mg Mf pulvus da in cap dtt No X S 2 dd 1

17

2. Terapi Psikoterapi a. Memotivasi pasien agar minum obat teratur dan kontrol rutin setelah pulang dari perawatan. b. Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan memperberat pikiran dalam menghadapi suatu masalah. c. Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat yang diminum tidak menimbulkan ketergantungan justru sebagai pengontrol zat kimia di otak agar gejala yang dialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani kehidupan sehari-hari seperti sebelum sakit 3. Terapi Kognitif Menjelaskan pada pasien tentang penyakit dan gejala-gejalanya, menerangkan tentang gejala penyakit yang timbul akibat cara berfikir, perasaan dan sikap terhadap masalah yang dihadapi. 4. Terapi Sosial Melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RS agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya 5. Terapi Keluarga Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien, penyebabnya, faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana terapi serta memotivasi

keluarga pasien untuk selalu mendorong pasien mengungkapkan perasaaan dan pemikirannya. 6. Terapi Pekerjaan Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat.

18

F23. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Pedoman Diagnostik 1. Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk cirri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah : a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai cirri khas yang menentukan seluruh kelompok. b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala skizofrenia yang khas) c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karakter ke 5, x0 = tanpa penyerta stress akut; x1 = dengan penyerta stress akut), kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stress dalam konteks ini d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung 2. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria episode manic (F30) atau episode depresif (F32), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu 3. Tidak ada penyebab organic, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan. F32.3. episode Depresif Berat dengan Gejala psikotik Pedoman Doagnostik 1. Episode depresi berat yang memenuhi criteria menurut F32.2 tersebut diatas 2. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetakan yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek (mood-congruent)

19

Skizofrenia Batasan dan Uraian Umum Gangguan jiwa berat yang ditandai dengan gangguan penilaian realita (waham dan halusinasi)

Manifestasi klinik 1. Gangguan proses fikir. Asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat, klang asosiasi, ekolalia, alogia, neologisme 2. Gangguan isi pikir. Waham, adalah suatu kepercayaan yang salah yang menetap, tidak sesuai dengan fakta dan tidak bisa dikoreksi. Jenis-jenis waham lainnya : a. Waham kejar b. Waham kebesaran c. Waham rujukan d. Waham penyiaran pikiran e. Waham penyisipan pikiran f. Waham aneh 3. Gangguan persepsi. Halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi 4. Gangguan emosi. Ada 3 afek dasar yang sering diperlihatkan oleh pasien skozofrenia (tetapi tidak patognomonik) : a. Afek tumpul atau datar b. Afek tak serasi c. Afek labil 5. Gangguan perilaku. Berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh dan menyeringai, perilaku ritual, sangat ketolol-tololan dan agresif serta perilaku seksual yang tak pantas. 6. Gangguan motivasi. Aktivitas yang disadari seringkali menurun atau hillang pada orang dengan skizofrenia. Misalnya kehilangan kehendak dan tidak ada aktivitas. 7. Gangguan neurokognitif. Terdapat gangguan atensi, menurunnya kemampuan untuk menyelesaikan masalah, gangguan memori (misalnya memori kerja, spasial dan verbal) serta fungsi eksekutif.

20

Subtype 1. Skizofrenia paranoid 2. Skozofrenia disorganisasi (hebefrenik) 3. Skozofrenia katatonik 4. Skizofrenia tak terinci 5. Skizofrenia residual 6. Skizofrenia simpleks Pedoman diagnostik berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ III 1. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau thought insertion) dan penyiaran pikiran (thought broadcasting) 2. Waham dikendalikan (delusion of being control), waham dipengaruhi (delusion of being influenced), atau passivisity, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran , perbuatan atau perasaan (sensation) khusus, waham persepsi 3. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok orang yanag sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang dating dari berbagai bagian tubuh. 4. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil., seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan kemampuan manusia super (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang dating dari planet lain) 5. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang mengembang/melayang maupun yang setengah berbentuk

tanpakandungan afetif yang jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. 6. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme 7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement) sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, mutisme dan stupor. 8. Gejala-gejala negative, seperti sifat masa bodo (apatis), pembicaraan yang

terhenti, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang 21

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi antipsikotik 9. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bemanifestasu sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri secara social. Pedoman diagnostik 1. Minimal satu gejala yang jelas (dua atau lebih, bila gejala kurang jelas) yang tercatat pada kelompok 1 sampai 4 diatas, atau paling sedikit dua gejala dari kelompok 5 sampai 8, yang harus ada dengan jelas selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Kondisi-kondisi yang memenuhi persyaratan pada gejala tersebut tetapi lamanya kurang dari satu bulan (baik diobati atau tidak) harus didiagnosis sebagai gangguan psikotik lir skizofrenia akut. 2. Secara retrospektif, mungkin terdapat fase prodromal dengan gejala-gejala dan perilaku kehilangan minat dalam bekerja, dalam aktivitas (pergaulan) social, penelantaran penampilan pribadi dan perawatan diri, bersama dengan kecemasan yang menyeluruh serta depresi dan preokupasi yang berderajat ringan, mendahului awitan gejala-gejala psikotik selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Karena sulitnya menentukan onset, criteria lamanya satu bulan berlaku hanya untuk gejala-gejala khas tersebut diatas dan tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal. 3. Diagnosis skizofrenia tidak dapat ditegakkan bila terdapat secara luas gejalagejala depresif atau manic kecuali bila memang jelas, bahwa gejala-gejala skizofrenia itu mendahului gangguan afektif tersebut. 4. Skizofrenia tidak dapat didiagnosis bila terdapat penyakit otak yang nyata, atau dalam keadaan intoksikasi atau putus zat. Diagnosis banding 1. Gangguan Kondisi Medis Umum misalnya epilepsy lobus temporalis tumor lobus temporalis atau frontalis, stadium awal sklerosis multiple dan sindrom lupus eritematosus. 2. Penyalahgunaan alcohol dan zat psikoaktif 3. Gangguan skizoafektif 22

4. Gangguan afektif berat 5. Gangguan waham 6. Gangguan perkembangan pervasive 7. Gangguan kepribadian skizotipal 8. Gangguan kepribadian schizoid 9. Gangguan kepribadian paranoid Pemeriksaan tambahan 1. Pemeriksaan berat badan (BMI), lingkaran pinggang, tekanan darah 2. Pemeriksaan laboratorium, darah tepi lengkap, fungsi liver, profil lipid, fungsi ginjal, glukosa sewaktu 3. PANSS Penatalaksanaan A. Fase Akut 1. Farmakoterapi Pada fase akut terapi bertujuan mencegah pasien melukai dirinya atau orang lain, mengendalikan perilaku yang merusak, mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya, misalnya agitasi, agresi dan gaduh gelisah. Langkah pertama Berbicara kepada pasien dan memberinya ketenangan. Langkah kedua Keputusan untuk memulai pemberian obat. Pengikatan atau isolasi hanya dilakukan bila pasien berbahaya terhadap dirinya dan orang lain serta usaha restriksi lainnya tidak berhasil. Pengikatan dilakukan hanya boleh untuk sementara yaitu sekitar 2-4 jam dan digunakan untuk memulai pengobatan. Meskipun terapi oral lebih baik, pilihan obat injeksi untuk mendapatkan awitan kerja yang lebih cepat serta hilangnya gejala dengan segera perlu dipertimbangkan. Obat injeksi Olanzapine, dosis 10mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap dua jam, dosis maksimum 30mg/hari. Aripripazol, dosis 9,75mg/injeksi (dosis maksimal 29,25mg/hari),

intramuskulus, dapat diulang setiap dua jam

23

Haloperidol dosis 5mg/injeksi, intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari Diazepam, 10mg/injeksi, intravena/intramuskulus, dosis maksimum 30mg/hari Table 1. Daftar obat Antipsikotika, Dosis dan Sediaannya Obat Antipsikotika Antipsikotika Generasi I (APG-I) Klorpromazin Perfenazin Trifluoperazin Haloperidol 300-1000 16-64 15-50 5-20 Tablet (25mg, 100mg) Tablet (4mg) tablet (1mg, 5mg) Tablet 1,5mg, (0,5mg, 2mg, 1mg, 5mg) Dosis anjuran (mg/hari) Bentuk Sediaan

injeksi short acting ( 5mg/ml), tetes

(2mg/5ml), long acting (50mg/ml) Fluphenazine decanoate Antipsikotika Generasi II (APG-II) Aripripazol 10-30 Tablet (5mg, 10mg, 12,5-25 Long acting (25mg/ml)

15mg). tetes (1mg/ml). discmelt (10mg, 15mg), injeksi 9,75mg/ml) Klozapin Olanzapin 150-600 10-30 Tablet (25mg, 100mg) Tablet zydis (5mg, (5mg, 10mg). 10mg).

injeksi (10mg/ml) Quetiapin 300-800 Tablet IR (25mg,

100mg, 200mg, 300mg). tablet XR (50mg,

300mg, 400mg) Risperidon 2-8 Tablet (1mg, 2mg, 3mg) tetes (1mg/ml) injeksi 24

long

acting

(25mg,

37,5mg, 50mg) Paliperidon Zotepin 3-9 75-150 Tablet (3mg, 6mg, 9mg) Tablet (25mg, 50mg)

Obat oral Pilihan antipsikotika sering ditentukan oleh pengalaman pasien sebelumnya dengan antipsikotika misalnya, respons gejala terhadap antipsikotika, profil efek samping, kenyamanan terhadap obat tertentu terkait cara pemberiannya. Pada fase akut, obat segera diberikan setelah diagnosis ditegakkan dan dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu, sampai dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala. 2. Psikoedukasi Tujuan intervensi adalah mengurangi stimulus yang berlebihan, stressor lingkungan dan peristiwa-peristiwa kehidupan. Memberikan ketenangan kepada pasien atau mengurangi keterjagaan melalui komunikasi yang baik, memberikan dukungan atau harapan, menyediakan lingkungan yang nyaman, toleran perlu dilakukan. Terapi lainnya ECT (terapi kejang listrik) dapat dilakukan pada : a. Skizofrenia katatonik b. Skizofrenia refrakter

B. Fase stabilisasi 1. Farmakoterapi Tujuan fase stabilisasi adalah mempertahankan remisi gejala atau untuk mengontrol, meminimalisasi risiko atau konsekuensi

kekambuhan dan mengoptimalkam fungsi dan proses kesembuhan (recovery) Setelah diperoleh dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan selama lebih kurang 8-10 minggu sebelum masuk ke tahap rumatan. Pada fase ini dapat juga diberikan obat antipsikotika jangka panjang (long acting injectable) , setiap 2-4 minggu 25

2. Psikoedukasi Tujuan intervensi adalah meningkatkan keterampilan orang dengan skizofrenia dan keluarga dalam mengelola gejala. Mengajak pasien untuk mengenali gejala-gejala, melatih cara mengelola gejala, merawat diri, mengembangkan kepatuhan menjalani pengobatan. Teknik intervensi perilaku bermanfaat untuk diterapkan pada fase ini. C. Fase Rumatan 1. Farmakoterapi Dosis mulai diturunkan secara bertahap sampai diperoleh dosis minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan. Bila kondisi akut, pertama kali, terapi diberikan sampai dua tahun, bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali kekambuhan, terapi diberikan sampai 5 tahun bahkan seumur hidup. 2. Psikoedukasi Tujuan intervensi adalah mempersiapkan pasien kembali pada kehidupan masyarakat. Modalitas rehabilitasi spesifik, misalnya remediasi kognitif, pelatihan keterampilan social dan terapi vokasional, cocok diterapkan pada fase ini. Pada fase ini pasien dan keluarga juga diajarkan mengenali dan mengelola gejala prodromal, sehingga mereka mampu mencegah kekambuhan berikutnya. Penatalaksanaan efek samping Bila terjadi efek samping misalnya sindrom ekstrapiramidal (distonia akut atau parkinsonisme), langkah pertama yaitu menurunkan dosis antipsikotika. Bila tidak dapat ditanggulangi, berikan obat-obat antikolinergik, misalnya triheksifenidil, benztropin, sulfas atropine atau dipenhidramin injeksi IM atau IV Table 2. Daftar Obat yang dipakai mengatasi efek samping Antipsikotik Nama generik Dosis (mg/hari) Waktu paruh Target samping ekstrapiramidal Triheksifenidil 1-15 4 Akatisia, distonia, parkinsonisme Amantadin 100-300 10-14 Akatisia, efek

eliminasi (jam)

26

parkinsonisme Propranolol Lorazepam Difenhidramin 30-90 1-6 25-50 3-4 12 4-8 Akatisia Akatisia Akatisia, distonia, parkinsonisme Sulfas atropine 0,5-0,75 12-24 Distonia akut

Untuk efek samping Tardif diskinesia, turunkan dosis antipsikotika. Bila gejala psikotik tidak bisa diatasi dengan penurunan dosis antipsikotika atau bahkan memburuk, hentikan obat dan ganti dengan golongan obat antipsikotika generasi kedua terutama klozapin. Kondisi sindrom neuroleptik malignansi (SNM) memerlukan penatalaksanaan segera atau gawat darurat medik karena SNM merupakan kondisi akut yang mengancam kehidupan. Dalam kondisi ini semua penggunaan antipsikotika harus dihentikan. Lakukan terapi simptomatik, perhatikan keseimbangan cairan dan observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi, temperature, pernapasan dan kesadaran). Obat yang perlu diberikan dalam kondisi kritis adalah dantrolen 0,8-2,5mg/kgBB/hari atau bromokriptin 20-30mg/hari dibagi dalam 4 dosis. Jika terjadi penurunan kesadaran, segera dirujuk untuk perawatan intensif (ICU).

27

You might also like