You are on page 1of 13

BAB IV ANALISA SISTEM NODAL

Sistem pengaliran fluida dari formasi hingga ke permukaan bumi secara sederhana adalah seperti yang ditayangkan pada berikut ini

P4 = (Pwh - Psep) Pwh Psep


Liquid

Gas

Sales line Stock tank

P1 = Pr - Pwfs P3 = Pwf - Pwh P2 = Pwfs - Pwf P3 = Pwf - Pwh P4 = Pwh - Psep PT = Pr - Psep

= Loss in reservoir = Loss across completion = Loss in tubing = Loss in flowline = Total pressure loss

Pwf

Pwfs

Pr

Pe

P1 = (Pr - Pwfs) P2 = (Pwfs - Pwf)


Adapted from Mach et al, SPE 8025, 1979.

Analisa sistem nodal adalah suatu sistem pendekatan dengan cara grafis guna optimisasi produksi sumur minyak dan gas, berdasarkan hasil evaluasi keseluruhan sistem produksi sumur dari dasar sumur hingga ke permukaan melalui pipa salur (flow line). Kegunaan analisa sistem nodal ini antara lain adalah : 1. Menentukan laju produksi sumur berdasarkan ukuran tubing yang dipergunakan. 2. Menentukan ukuran tubing yang sesuai dengan kemampuan produksi sumur (laju produksi optimal). 3. Menentukan ukuran jepitan (bean, choke) yang sesuai dengan kemampuan produksi sumur. 4. Menentukan ukuran panjang langkah (stroke length) dan kecepatan pemompaan pada sistem pompa angguk (sucker rod pump). Didalam penerapan analisa sistem nodal guna menentukan ke4 komponen diatas umumnya dilakuan dengan menggunakan kombinasi kurva IPR. Untuk proses analisa sistem nodal ini (lihat Gambar) dapat dilakukan dengan melalui 3 titik nodal, yaitu :

Titik nodal di dasar sumur : tujuannya untuk menentukan tekanan kepala sumur (Pwh) dengan menggunakan kurva pressure traverse aliran vertical. Titik nodal di kepala sumur : tujuannya untuk menentukan tekanan aliran dasar sumur (Pwf) dengan kurva pressure traverse aliran vertical atau tekanan separator (Psep) dengan kurva pressure traverse aliran horizontal. Titik nodal di separator : tujuannya untuk menentukan tekanan kepala sumur (Pwh) dengan kurva pressure traverse aliran horizontal.

Contoh Analisa Sistem Nodal


Titik Nodal di Separator
P@sep=Pwh - Pf
Pwh=Pwf - Pt

Tubing+Flowline Curve

Pwh

Pf Pt

Psep

Pwf

Q 200 400 600 800 1000

Pwf 2000 1800 1600 1400 1200

Pwh 610 540 450 330 180

Psep 595 525 410 255

Psep

IPR : Pwf = Pr Q/J

Q = 900 bpd

3/2/2012

Nodal System Analysis

36

Contoh Analisa Sistem Nodal


Titik Nodal di Kepala Sumur
IPR : Pwf = Pr Q/J

Pwh

Pf P t

Psep

Pwf

Pwh=Psep+Pf

Pwh=Pwf + Pt

Q = 900 bpd

3/2/2012

Nodal System Analysis

35

Contoh Analisa Sistem Nodal


Titik Nodal di Kepala Sumur Dipasang CHOKE
IPR : Pwf = Pr Q/J

Pwh=Pwf - Pt

16/64

32/64 Pers. Choke : Gilbert

Q = 800 bpd
3/2/2012 Nodal System Analysis 37

Contoh Soal : Menentukan laju Produksi Optimal


Diketahui: Panjang pipa salur Diameter pipa salur Kedalaman sumur Diameter tubing Kadar Air = 0% = 3000 ft = 2 in = 5000 ft = 23/6"

Perbandingan gas cairan = 400 SCF/bbl Tekanan statik Perhitungan: 1. Pada kertas grafik kartesian, buat sistem koordinat dengan tekanan pada sumbu tegak dan laju produksi pada sumbu datar. Lihat Gambar 9. 2. Berdasarkan PI = 1.0 dan Ps = 2200 psi, hitung Pwf pada berbagai anggapan harga q, yaitu sebagai berikut: = 2200 psi

Pwf Ps

q PI

Untuk q = 200 bbl/hari

Pwf 2200

200 1 , psi

Untuk laju produksi yang lain di peroleh hasil seperti pada tabel berikut:

q
anggapan

Pwf 2000 1800 1600 1400 1200 700

200 400 600 800 1000 1500

3. Buat kurva IPR dengan memplot q vs Pwf dari tabel di langkah 2 4. Gunakan langkah kerja 3.1, untuk menentukan tekanan kepala sumur pada aliran mendatar.

Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

q
anggapan

Psep 100 100 100 100 100 100

Pwh 115 140 180 230 275 420

200 400 600 800 1000 1500

Catatan: Gunakan grafik pressure traverse aliran mendatar untuk diameter pipa = 2" GLR = 400 SCF/STB dan pada q anggapan. 5. Tentukan tekanan alir dasar sumur, berdasarkan tekanan kepala sumur dengan menggunakan langkah kerja 3.1. Gunakan grafik pressure traverse aliran tegak untuk diameter tubing 2 3/6", GLR = 400 SCF/STB, KA = 0 dan q anggapan. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:

q
anggapan

Pwh 115 140 180 230 275 420

Pwf 750 880 1030 1225 1370 1840

200 400 600 800 1000 1500

6. Plot q terhadap Pwf dari langkah 5, pada kertas grafik di Gambar 9. Kurva ini disebut kurva tubing intake. 7. Perpotongan antara kurva IPR dengan kurva tubing intake, menghasilkan laju produksi sebesar 900 bbl/hari 8. Laju produksi yang diperoleh = 900 bbl/hari.

2500

2000

Pwf , psia

1500 IPR 1000 Tubing

500

0 0 200 400 600 800 Q , bfpd 1000 1200 1400 1600

You might also like