You are on page 1of 18

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti ini, ilmu pengetahuan teknologi dan seni sangat berkembang pesat seiring dengan berkembangnya tingkat intelektualitas generasi muda. Tingkat pendidikan yang tinggi lah yang menuntut masyarakat global harus bisa mengikuti kemajuan dan kecanggihan teknologi. Apresiasi yang tinggi juga membuat kita harus memiliki inovasi-inovasi dan turut andil dalam perkembangan dunia. Hal ini tentunya mambawa berbagai dampak kepada seluruh aspek pada berbagai kalangan. Dampak positif yang dapat kita rasakan atas kemajuan IPTEK ialah penggunaan alat komunikasi jarak jauh yang sangat efisien dan efektif membantu pekerjaan kita yakni meluasnya penggunaan jaringan internet dan telepon genggam sehingga kita bisa memiliki relasi dari penjuru dunia. Begitu pula dengan perkembangan dalam bidang kesenian. Munculnya seni kontemporer yang bernafaskan idealisme-idealisme manusia modern mulai berkembang dan memadukannya dengan budaya dan kesenian tradisional. Dengan kecanggihan IPTEK tersebutlah, tak sedikit masyarakat yang dapat menikmati dan mempelajari kesenian dan adat istiadat suku bangsa lain di dalam negeri bahkan mancanegara. Sekilas kita dapat berbangga diri dengan kemajuan era modern saat ini, namun apakah segala sesuatu yang dapat kita nikmati tersebut masih dalam kategori ilmu dan seni yang patut menjadi panutan dari sudut pandang Islam? Kecanggihan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni sering kali membuat masyarakat global khususnya generasi muda kufur nikmat dan menyalahgunakan kemajuan tersebut untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka terhadap hal-hal yang belum sepantasnya mereka konsumsi. Idealisme era global pun membuat mereka menuntut hak memiliki pemikiran bebas sehingga dapat

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 1

mengeksplorasi ide dan daya kreasi seni tanpa memperhatikan batas-batas yang jelas dalam Islam. Oleh karena itu, penulis mengangkat bab ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ISLAM dengan berbagai subbab yang dapat memberi gambaran jelas kepada kita bagaimana bentuk IPTEK dan seni yang tetap berada dalam koridor aman dalam agama Islam.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana konsep Islam tentang ilmu pengetahuan teknologi? 1.2.2 Apa syarat-syarat suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu yang baik? 1.2.3 Sarana apa yang menjadi sumber ilmu pengetahuan? 1.2.4 Bagaimana integrasi antara iman, ilmu dan amal? 1.2.5 Apa keutamaan muslim berilmu dan beramal? 1.2.6 Apa kontribusi yang dapat direalisasikan seorang ilmuwan terhadap alam dan lingkungan? 1.2.7 Bagaimana sikap seorang muslim terhadap kemajuan dan kecanggihan IPTEK?

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 2

BAB 2. PEMBAHASAN
Saat ini terjadi begitu besar kesenjangan dan pemisahan antara satu sisi ajaran agama Islam dan di sisi lain realitas perilaku para pemeluknya yang sama sekali berbeda dengan ajaran agama Islam. Terdapat pernyataan yang menegaskan bahwa Islam itu hebat dan tinggi sehingga apabila terjadi penyelewengan dan kezaliman maka yang dipersalahkan adalah para penganutnya, karena dianggap tidak memahami sekaligus mempraktekkan ajaran agama secara benar. Hal ini bisa terjadi karena adanya orientasi pendidikan agama yang kurang tepat untuk tidak menyebut keliru. Tiga hal yang bisa dikemukakan ialah: Pertama: Pendidikan agama saat ini lebih berorientasi pada belajar tentang agama. Karena itu, tidak aneh jika di negeri ini sering kita saksikan seseorang yang banyak mengetahui nilai-nilai ajaran agama, tapi perilakunya tidak relevan dengan nilai-nilai ajaran agama yang diketahuinya. 1 Kedua, tidak tertibnya penyusunan dan pemililhan menteri-menteri pendidikan agama sehingga ditemukan hal-hal yang prinsipil yang seharusnya dipelajari sejak awal, malah terlewatkan. 2 Ketiga, kurangnya penjelasan yang luas dan mendalam serta kurangnya penguasaan atas istilah-istilah kunci dan pokok dalam ajaran agama sehingga sering ditemukan penjelasana yang sudah sangat jauh dan berbeda dari makna, spirit, dan konteksnya. 3 Dalam pandangan Islam, ilmu adalah pengetahuan manusia mengenai segala sesuatu yang dapat dicerna oleh potensi manusia melalui akal dan logika. Serta tidak terbatas pada ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge), melainkan diawali dengan ilmu Allah di mana ilmu Allah tersebut mencakup tentang alam semesta dan manusia itu sendiri. Maka dari itu, Al-Quran merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge dan science). Tidak hanya Al-Quran, melainkan As-Sunnah dan sumber nilai-nilai Islam. Kini dengan akal logika, berkembanglah ilmu pengetahuan dan teknologi. Itu terjadi

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 3

karena dorongan Allah SWT melalui keinginan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Namun seiring berkembangnya teknologi, tingkat kereligiusan manusia semakin menurun/degradasi. Sehingga itu bisa menjadikan moral manusia semakin hancur. Dan itu bisa membawa manusia menuju ke pintu kesengsaraan. Untuk mencegah itu semua, manusia harus bisa melindungi dan menjaga apa yang telah Allah ciptakan menggunakan teknologi yang telah mereka kembangkan. Untuk itu, antara IPTEK dan IMTAQ harus selalu beriringan agar nantinya tercipta kemaslahatan bagi umat manusia serta alam dan lingkungan sekitanya. 2.1 Konsep IPTEKS dalam Islam. Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris, Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 4 Ilmu pengetahuan dapat dirumuskan sebagai suatu kebudayaan yang harus diarahkan dan dibina sebagai himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian mengenai gejala-gejala di bidang tertentu yang dapat diterima oleh akal sehat. Ilmu pengetahuan sangatlah penting untuk dipelajari lebih dalam. Hal ini didukung kuat dalam Al-quran, kita semua diwajibkan untuk menuntut pengetahuan atau ilmu agar kita bertambah taqwa kepada Allah SWT. 5

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 4

Sedangkan teknologi merupakan penerapan berbagai ilmu secara sistematis yang berada di sekitar kita demi tercipatanya sesuatu yang dapat bermanfaat bagi umat manusia di segala aspek. Manusia diciptakan Allah dengan kelebihan dan keistimewaan, yaitu dengan memiliki potensi akal dan pikiran sebagai bekal untuk hidup di dunia. Dengan kelebihan dan keistimewaan tersebut, manusia dapat menyelidiki, memahami dan memanfaatkan elemen-elemen yang terdapat di alam dan lingkungan sekitar untuk kesejahteraan hidup mereka. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Isra 70:


Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. Allah juga menciptakan manusia sebagai khalifah dengan kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lainya di muka bumi ini. Sebagaimana firman-Nya di Q.S. Ar Radu 2 :


Artinya: Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
IPTEK & Seni dalam Islam Page 5

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. 2.2 Syarat - syarat Ilmu. 1. Bersumber dari Al-Quran, As-Sunnah, dan sumber nilai-nilai Islam lainnya yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. 2. Bila dipelajari bisa bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, alam dan lingkungan sekitar. 3. Ilmu tersebut telah disusun atas dasar kebenaran yang terjadi pada gajalagejala yang ditunjukkan dan diperiksa berulang-ulang oleh orang lain, serta dapat dibuktikan secara nyata oleh orang lain. Oleh karena itu, ilmu yang berhubungan dengan pengetahuan kealaman merupakan sebuah konsensus atau mufakat dari banyak ilmuwan sehingga tercipta persamaan persepsi. 2.3 Sumber Ilmu Pengetahuan. Menurut pandangan Islam, ilmu pengetahuan bersumber dari AlQuran, As-Sunnah, dan sumber nilai nilai Islam lainnya. Al-Quran dan AsSunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannya mutlak (absolut) dan wajib diyakini. Dalam pemikiran Islam, ada dua sumber ilmu dibedakan menjadi dua yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Quran dan sunnah rasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi (perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquired knowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia. Namun bila itu dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungan sekitar, maka ilmu tersebut dapat dikembangkan.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 6

2.4 Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal. Dalam pandangan Islam, terdapat hubungan antara ilmu pengetahuan, agama, teknologi dan seni. Dimana antara yang satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang erat, yang membentuk integrasi suatu sistem yang disebut dinul Islam. Dan di dalam integrasi tersebut memiliki tiga unsur pokok yaitu iman, ilmu dan amal shaleh. Di mana seperti yang diumpamakan dalam AlQuran. Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran yang artinya :

Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan perumpamaan itu agar manusia selalu ingat" ( Q.S : 14 ;24-25).

Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yang mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Ipteks dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam. Agama Islam mengatur sistem kehidupan yang utuh. Di mana keutuhan tersebut terletak pada tiga aspek yaitu : aspek aqidah, aspek ibadah dan aspek akhlak. Atau dengan kata lain iman, ilmu, dan amal. Meskipun diakui aspek

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 7

pertama sangat menentukan, tanpa integritas kedua aspek berikutnya dalam perilaku kehidupan muslim, maka makna realitas kesempurnaan Islam menjadi kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim. Keutuhan ketiga aspek tersebut dalam pribadi Muslim sekaligus merealisasikan tujuan Islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman dan keselamatan. Sebaliknya pengabaian salah satu aspek akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran Agama (Iman) berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk mengamalkan ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu dan teknologi akan selalu dapat dikontrol berada pada jalan yang benar. Sebaliknya jika tidak memiliki keimanan, ilmu dan teknologi dapat disalah gunakan sehingga mengakibatkan kehancuran terhadap orang lain dan lingkungan. Hubungan antara iman, ilmu, dan amal ialah apabila iman kita kuat, maka ilmu yang semakin kita cari semakin banyak dan amal yang bisa dihasilkan semakin banyak karena setiap kegiatan yang kita kerjakan,kita selalu menggunakan ilmu yang telah kita dapatkan. Sehingga setiap kegiatan dapat terselesaikan dengan baik. Karena setiap sikap dan tingkah laku manusia akan mencerminkan sebesar apakah ilmu yang telah mereka dapatkan. 2.5 Keutamaan Orang Beriman dan Beramal. Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shalih apabila perbuatan tersebut tidak dibangun di atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam serta lingkungannya, bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaannya dikarenakan dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Berbeda dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya yaitu hewan dan tumbuhan yang tidak dibekali dengan akal pikiran. Akal
IPTEK & Seni dalam Islam Page 8

berfungsi untuk berfikir, hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh manusia berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, nantinya akan memberikan jaminan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia serta bagi lingkungannya. Serta dengan pikiran manusia mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Allah berjanji dalam QS. 58 (Al-Mujadillah): 11.

Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kamu Berlapang-lapanglah dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan melapangkan buat kamu, dan apabila dikatakan, Berdirilah kmu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.

Menurut Al Ghazali, bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang amat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang. Karena itu para pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al Ghazali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan Al Quran, Al-Sunnah maupun argumentasi secara rasional.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 9

Dalam bagian awal kitab Ihya Ulumuddin , Al Ghazali memulainya dengan menerangkan tentang keutamaan ilmu dan pembelajaran. Ia

menggambarkan kedudukan tinggi bagi para ahli ilmu dan para ulama dengan menyetir ayat-ayat Al Quran dan sabda Rasulullah SAW serta perkataan orangorang dan ahli. Pandangannya tentang hal-hal di atas sangat kuat. Ini terbukti dengan seringnya ia menerangkan kedudukan dan keutamaan ulama dan guru dalam berbagai karya monumentalnya. Sebagai contoh, ia pernah mengatakan bahwa makhluk yang mulia di atas bumi ini adalah manusia. Sedangkan bagian tubuh manusia yang paling mulia adalah hatinya. Guru sibuk menyempurnakan, mengagungkan, mensucikannya serta menuntunnya agar selalu dekat kepada Allah SWT. Oleh karena itu, mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk aspek ibadah kepada Allah belaka, melainkan juga termasuk khalifah Allah SWT. Dikatakan termasuk khalifah Allah SWT karena hati orang alim telah dibukakan oleh Allah SWT untuk menerima ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling khusus. Orang alim adalah bendaharawan yang mengurusi khasanah Allah SWT yang paling berharga. Tidurnya orang alim lebih baik dari ibadahnya orang-orang bodoh. Menjelaskana keutamaan - keutamaan orang yang berilmu, Al-Ghazali mengatakan, barang siapa berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kasturi yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya 2.6 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Alam dan Lingkungan. Orang yang lebih banyak memiliki ilmu pastinya memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan orang yang memiliki sedikit ilmu, karena setiap pekerjaan yang ia lakukan pasti menggunakan ilmunya dan bila menggunakannya dalam melindungi alam dan lingkungan, akan memberikan efek positif pada alam dan lingkungan.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 10

Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Dalam konteks 'abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia. Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. AsySyams/91:8). Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Tanpa menguasai IPTEKS, fungsi hidup manusia sebagai khalifah akan menjadi kurang dan kehidupan manusia akan tetap terbelakang. Allah menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Seandainya Allah tidak menciptakan manusia, maka Allah tidak perlu menciptakan alam. Manusia diberi akal pikiran dan nafsu, di mana tidak diberikan pada makhluk lainnya. Dengan

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 11

bekal akal pikiran itulah Allah memberikan mandat sebagai khalifah di bumi agar mengurusi (mempergunakan dan memeliharanya) alam ini sebaik baiknya. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia. Kalau terjadi kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah. Dengan dua peranan alam bagi manusia menurut konsep Islam ini lah tindakan eksploitasi alam secara brutal yang mengesampingkan keselarasan dan keseimbangannya tidak bisa ditolerir ajaran Islam, dan krisis lingkungan yang melanda dunia saat ini merupakan persoalan besar dalam memahami peranan manusia sebagai khalifah sekaligus hamba Allah di bumi. Manusia telah menjadikan dirinya sebagai raja yang mempunyai kekuasaan mutlak atas semesta. Dan meniadakan pertanggungjawabannya nanti di tindakannya. Bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup adalah merupakan perintah agamanya, tidak hanya sekedar mencari legitimasi agama atas isu-isu lingkungan hidup yang semakin menyeruak. Karena dengan lingkungan yang sehatlah seorang muslim dapat melangsungkan ibadah dan menjadikan alam sebagai media mengenal dan memahami Allah, disamping kitab suci. Manusia merupakan makhluk paling sempurna di antara makhlukmakhluk yang diciptakan oleh Allah lainnya. Manusia juga diturunkan ke Bumi sebagai khalifah dengan segala kemampuan akal yang sempurna dan alam yang sangat luas untuk dimanfaatkan. Tidak hanya itu, Allah SWT pun telah menurunkan agama yang hak yaitu agama Islam dan kitab Al-quran yang akan membimbing manusia mengelola alam semesta di jalan yang Allah benarkan. Islam merupakan satu-satunya agama Allah yang Ia janjikan kepada seluruh umatnya hingga masuk surga-Nya dan Al-quraan lah kitab yang akan terus hadapan Allah atas

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 12

berlaku sepanjang zaman hingga hari akhir. Maka cari dan kajilah setiap ilmu pengetahuan yang telah Allah firmankan dalam Al-quran. Namun mereka harus sadar bahwa kekayaan alam ini terbatas dan suatu saat nanti akan habis bila digunakan secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab, seperti yang telah difirmankan dalam Q.S Ar Rum ayat 41:

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka segera kembali ke jalan yang benar. Pokok kandungan ayat tersebut ialah penegasan Allah SWT bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di darat maupun lautan ialah ulah manusia. Dan hal ini seharusnya disadari oleh manusia dan segera menghentikan perbuatanperbuatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan dan menggantinya dengan hal-hal baik yang bermanfaat untuk kelestarian alam. Q.S Al-Araf ayat 56, 57, 58.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 13

Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dia-lah yang meniupkan angina itu telah membaqa awan mendung, kami halau ke satu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kamu keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan, seperti itulah kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizing Allah dan tanah yang tidak subur tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran bagi orang-orang yang bersyukur. Dari ayat Allah tersebut, dapat di simpulkan bahwa Allah mengamanatkan alam semesta kepada manusia untuk dijaga kelestariannya 2.7 Sikap Muslim Menghadapi Kemajuan IPTEKS. Mengikuti kemajuan IPTEK. Namun bila itu mulai melanggar syariat Islam. Maka tidak perlu mengikutinya. Sikap kita sebagai muslim dalam menanggapi IPTEK, tentunya kita harus menanggapi dengan bijak. Cara menaggapi IPTEK diantaranya : 1. Resesif, kita harus menerimanya dengan bijak. Jangan sampai kita menolaknya terhadap perkembangan IPTEK. Kemajuan IPTEK itu tidak bisa kita tolak. 2. Selektif, setelah menerima kita harus memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak. Dengan dasar Al-Quran, hadits dan sunnah tentu kita bisa melakukan hal ini. 3. Digesif, IPTEK itu perlu kita arahkan, tentunya untuk amal maruf nahi munkar.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 14

4. Adaftif, perlu juga kita sesuaikan dengan dengan jati diri kita sebagai muslim yang pasti sesuai dengan dasar islam. 5. Transmitif, mengembangkan IPTEK untuk menyiarkan agama islam. Sebagai contoh dengan adanya Al-Quran seluler, Quran digital dan sebagainya.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 15

BAB 3. PENUTUP
Kesimpulan 3.1 Dalam pandangan Islam, ilmu adalah pengetahuan manusia mengenai segala sesuatu yang dapat dicerna oleh potensi manusia melalui akal dan logika. Serta tidak terbatas pada ilmu ( science ) dan pengetahuan ( knowledge ), melainkan diawali dengan ilmu Allah dimana ilmu Allah tersebut mencakup tentang alam semesta dan manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan sangatlah penting untuk dipelajari lebih dalam. Hal ini di dukung kuat dalam Al-Quran bahwa kita semua diwajibkan untuk menuntut ilmu pengetahuan dan ilmu agar kita bertambah takwa kepada Allah SWT. 3.2 Syarat syarat suatu hal dapat dikatakan sebagai ilmu yang baik sebagai berikut 3.3 Sumber ilmu pengetahuan yaitu : Dalam pengetahuan islam dapat bersembur dari Al-Quran, As-Sunnah dan sumber-sumber ilmu lainnya. Dalam pemikiran islam dibedakan menjadi 2 yaitu akal dan wahyu. a. Akal bersumber dari pemikiran manusia. Ilmu diperoleh dari akal pikiran manusia bersifat nisbi, tapi jika berguna bagi kemasylahatan umat maka ilmu tersebut dapat dikembangkan. b. Sedangkan wahyu sendiri tingkat kebenarannya bersifat mutlak karena bersumber dari Allah SWT. 3.4 Iman ilmu dan amal mempunyai hubungan yang sangat erat dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan. Iman diibaratkan sebgai akar, ilmu sebagai daun dan rantingnya dan amal sebagai buahnya. Iman berfungsi untuk memberi petunjuk bagi kita tentang apa yang harus kita lakukan dengan ilmu ini dan bagaimana caranya untuk mengamalkannya. Amal adalah buah dari ilmu kita agar bermanfaat bagi kemasylahatan umat.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 16

3.5 Orang beriman dan beramal memilki banyak keutamaan yakni mampu membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang illain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya juga menerangi orang lain. Dan dia bagaikan minyak kasturi yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya. 3.6 Ilmuwan pasti memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada orang yang memiliki sedikit ilmu, karena dengan ilmunya ia dapat melindungi alam atau sebaliknya. Disinilah peran iman, manusia ditugaskan oleh Allah SWT sebagai hamba dan khalifah. 3.7 Sikap muslim dalam menghadapi kemajuan IPTEKS : resesif, selektif, digesif, adaptif, dan transmitif.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 17

DAFTAR PUSTAKA Langgulung, Prof. Dr. Hasan.1987. Asas asas Pendidikan Islam. Jakarta : Penerbit Pustaka Al-Husna. Daradjat, Prof. DR. Zakiah. 1984. Agama Islam. Jakarta : CV. Kuning Mas. Aminuddin. 2005. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Bogor : Ghalih Indonesia Alim, Ir,R.H.A. Syahirul. MSc, Prof. Dr. A. Baiquni, Prof. Drs. H. A. Sadali dan Ir. A. M. Lutfi. 1995. Islam untuk Disiplin Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Jakarta : Departemen Agama RI. Fuaduddin & Cik Hasan Bisri. 2002. Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

IPTEK & Seni dalam Islam

Page 18

You might also like