You are on page 1of 70

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar ii iii iv v vii ix

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Metodologi Peneltian 1.7 Tinjauan Pustaka 1.8 Sistem Penulisan

1 1 4 4 5 5 5 7 8

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Perindustrian 2.1.1 Klasifikasi Industri Berdasarkan Kriteria 2.2 Konsep Dasar Analisa Regresi 2.3 Persamaan Regresi 2.3.1 Persamaan Regresi Linier Sederhana

10 10 11 15 16 16

2.4 Standar Error Estimasi 2.5 Uji F pada Regresi Linier Ganda 2.6 Koefisien Determinasi 2.7 Koefisien Korelasi 2.8 Uji Signifikan Parameter Regresi Individual

19 20 21 22 24

Bab 3 Gambaran Umum Badan Pusat Statistik 3.1 BPS (Badan Pusat Statistik) 3.2 Visi dan Misi BPS 3.2.1 Visi BPS 3.2.2 Misi BPS 3.3 Struktur Organisasi BPS Provinsi Sumatera Utara 3.4 Job Description

26 26 26 26 27 27 28

Bab 4 Analisis Data 4.1 Pengolahan Data 4.2 Standar Error Estimasi 4.3 Uji F pada Regresi Linier Ganda 4.4 Koefisien Determinasi 4.5 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Y Dengan X1

31 31 40 41 47 48

Bab 5 Implementasi Sistem Pengertian Implementasi Sistem 5.2 Mengenal Program SPSS 5.3 Mengaktifkan Program SPSS 5.4 Mengoperasikan SPSS 5.5 Pemasukan Data 5.6 Analisis Regresi dan Korelasi Dengan SPSS 5.7 Output Program SPSS

53 5.1 53 53 54 55 56 58 60

Bab 6 Penutup 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran 63 64

Daftar Pustaka

65

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja, Industri Besar dan Sedang Tabel 4.2 Tampilan SPSS Persamaan Regresi Tabel 4.3 Harga Untuk Menghitung Koefisien b0, b1, b2, dan b3 Tabel 4.5 Tampilan SPSS Persamaan Garis Regresi Ganda Tabel 4.6 Harga Untuk Uji Keberartian Regresi Tabel 4.7 Harga Untuk Uji Keberartian Regresi Tabel 4.8 Tampilan SPSS Model Summary Tabel 4.9 Tampilan Output Korelasi

31 33 35 42 43 44 47 48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Tampilan Membuka SPSS Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS Gambar 5.3 Memasukkan Data ke SPSS Gambar 5.4 Mengimport Data Dari Ms. Excel Gambar 5.5 Tampilan Memasukkan Data pada Ms. Excel Gambar 5.6 Tampilan Data Yang Telah di Import dari Ms. Excel Gambar 5.7 Tampilan Pada Jendela Editor Regression Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression Gambar 5.9 Kotak Dialog Linier Regression: Options Gambar 5.10 Kotak Dialog Linier Regression: Statistics Gambar 5.11 Output Hasil Korelasi Gambar 5.12 Output Variabel Entered Gambar 5.13 Model Summary dari Hasil Regresi Gambar 5.14 Output Hasil Anova Gambar 5.15 Hasil Koefisien dari Regresi

54 55 57 57 58 58 59 59 60 60 61 61 61 62 62

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan melalui pergeseran struktur kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier (TriWidodo,2006). Pembangunan ekonomi mutlak diperlukan oleh suatu Negara dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, dengan cara mengembangkan semua bidang kegiatan yang ada di suatu negara. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata. Dalam pelaksanaan pembangunan, pertumbuhan yang tinggi merupakan sasaran utama bagi negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama suatu periode tertentu tidak lepas dari perkembangan masing-masing sektor atau subsektor yang ikut membentuk nilai tambah perekonomian suatu daerah.

Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan. Rencana pembangunan memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di seluruh sektor atau sub sektor. Setiap kegiatan yang akan

dilaksanakan membutuhkan tenaga kerja yang sesuai. Perencanaan tenaga kerja memuat perkiraan permintaan atau kebutuhan dan penawaran atau penyediaan tenaga kerja, serta kebijakan maupun program ketenagakerjaan yang diperlukan dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan.

Perencanaan tenaga kerja dapat dilakukan pada tahap perusahaan, lembaga pemerintah atau unit organisasi swasta lainnya. Perencanaan tenaga kerja seperti ini disebut perencanaan tenaga kerja mikro. Pemerintah biasanya juga membuat perencanaan tenaga kerja dalam cakupan wilayah tertentu maupun secara nasional. Jenis perencanaan tenaga kerja seperti itu dikenal sebagai perencanaan tenaga kerja makro, nasional atau perencanaan tenaga kerja regional.

Sistem perencanaan tenaga kerja menunjukkan kedudukan perencanaan tenaga kerja dalam kerangka perencanaan pembangunan secara keseluruhan. Perencanaan pembangunan yang disertai dengan data kependudukan dan informasi pasar kerja merupakan masukan utama dalam penyusunan perencanaan tenaga kerja. Hasil perencanaan tenaga kerja adalah berupa rencana tenaga kerja.

Dalam sistem perencanaan pembangunan yang melihat perencanaan tenaga kerja sebagai bagian integral dari perencanaan pembangunan, maka proses perencanaan tenaga kerja akan melibatkan instansi. Proses perencanaan tenaga kerja itu sendiri menunjukkan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan perencanaan tenaga kerja.

industri sering identik dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau barang baku menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi. Istilah industri sering juga disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Industri juga menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial, karena kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara maupun daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Pada dasarnya,

pengkalsifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Berbicara mengenai kegiatan prindustrian maka dapat dihubungkan dengan Jumlah Tenaga Kerja yang merupakan faktor utama dalam menghasilkan suatu produktivitas dalam usaha industri tersebut. Tenaga kerja dalam perindustrian sangat berperan aktif dalam proses kegiatan pengolahan suatu kegiatan ekonomi untuk mengubah barang dasar secara mekanis atau kimia, sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sehingga barang tersebut menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti pengaruh banyaknya jumlah tenaga kerja industri besar dan industri sedang di Sumatera Utara tahun 2011. Sehingga penulis membuat judul penelitian Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar Dan Sedang Di Provinsi Sumatera Utara.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan sebelumnya terdapat beberapa permasalahan antara lain: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara banyaknya jumlah tenaga kerja terhadap industri besar dan sedang di Provinsi Sumatera Utara, 2. Industri besar dan sedang yang dimaksud dalam penelitian ini dijelaskan menurut jumlah perusahaan industri, biaya output, dan nilai tambah berdasarkan hasil pasar, 3. Variabel-variabel yang dianalisis adalah banyaknya jumlah perusahaan industri, biaya output, dan nilai tambah berdasarkan hasil pasar.

1.3

Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju maka perlu dibuat pembatasan ruang lingkup permasalahan yaitu mengetahui ada tidaknya hubungan antara industri terhadap jumlah tenga kerja di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 dengan menggunakan Analisis regresi linier ganda dan korelasi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis merumuskan permasalahan apakah terdapat pengaruh hubungan yang signifikan antara jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang di Sumatera Utara, dan faktor-faktor apakah yang sangat besar dalam mempengaruhi jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang di Sumatera Utara 2011.

1.4

Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan salah satu cara memperoleh data yang kemudian dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Dengan adanya data yang lengkap akan dapat digunakan untuk membuat keputusan atau memecahkan suatu persoalan. Adapun penelitian yang hendak dicapai penulis adalah untuk melihat atau menganalisis hubungan antara banyaknya jumlah tenaga kerja industri besar dan sedang di Provinsi Sumatera Utara tahun 2011.

1.5

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi antara lain : 1) Memberikan atau menambah wawasan bagi penulis, terutama dalam penerapan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan menyatukan materi perkuliahan pembahasan. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan referensi bagi pihak yang berkepentringan. 3) Melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya. dengan objek permasalahan yang dijadikan materi

1.6

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca buku-buku referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Sumatera Utara Jl. . Data

yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut. 3. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis multiple regresi linier ( Analisa Regresi Berganda ) dan korelasi. Analisis multiple regresi

linier yang lebih dikenal regresi linier ganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana, pada regresi linier ganda variable independen lebih dari satu variable yang dihubungkan dengan satu variable dependen. Regresi Linier ganda adalah persamaan garis lurus ( regresi linier ) untuk memprediksi variable dependen ( numerik ) dari beberapa variable independen ( numeric dan kategorik ). Jenis data pada regresi linier ganda untuk variable dependen harus numeric, sedangkan untuk variable independen boleh semua numeric atau campuran numeric dengan kategorik. Dimana data numeric terdiri dari data interval dan data ratio, sedangkan data kategorik terdiri dari data ordinal dan nominal.

Pada analisis regresi berganda dihubungkan beberapa variable independen dengan satu variable dependen pada waktu yang bersamaan. Model persamaan regresi linier ganda adalah :
Y = a o + a1 x1 + a 2 x 2 + .... + a k x k

Dimana :

= variabel tidak bebas (dependent) = koefisien regresi = variabel bebas (independent)

Koefisien-koefisien persamaan:
Y1 = a o n + a1 X 1i Yi = a o X 2i Yi = a o ........ X ki Yi = a o

ao ,...,ak dapat

dihitung

dengan

menggunakan

X 1i + a 2 X 1i + a1 ( X 2i + a1 X ki + a1

X 2i + ... + a k X 1i ) 2 + a 2 X 1i X 2i + a 2 ( X 1i X ki + a 2

X ki X 1i X ki X 2i X ki ( X ki ) X 2i ) 2 + ... + a k X 2i X ki + ... + a k

X 1i X 2i + ... + a k

Dimana koefisien regresi linier berganda dari variable variable tersebut penulis akan mencari nilai dan pengaruhnya masing masing terhadap variable terikat dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.

1.7 Tinjauan Pustaka Kegiatan industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, sehingga menjadi barang jadi atau barang setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang

lebih tinggi nilainya. Dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir, termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling). Perusahaan atau usaha industri merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Penggolongan sektor industri pengolahannya semata-semata hanya

didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri tersebut, tanpamemperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak, serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan tersebut.

1.8 Sistematika Penulisan Untuk memenuhi target yang ditentukan dan memperoleh hasil yang maksimal dalam penyusunan tugas akhir nanti, penulis membagi penulisan tugas akhir ini dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang penulisan, permasalahan yang ditimbulkan, maksud dan tujuan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis dijelaskan dan dibahas mengenai pengertian-pengertian yang menyangkut dengan penelitian tugas akhir dan perumusan masalah. BAB 3 : GAMBARAN UMUM Gambaran umum menjelaskan keadaan kantor dimana tempat penulis mengambil data, dan juga memberikan gambaran berupa job descrition, serta bagan atau struktur kantor tempat dimana penulis mengambil data. BAB 4 : PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai pembahasan dan analisa data untuk mengetahui pengaruh banyaknya jumlah tenaga kerja industri besar dan industri sedang di Provinsi Sumatera Utara. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan cara penggunaan rumus-rumus yang dipakai dengan menggunakan program aplikasi SPSS 17.0. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Hasil dari analisa dan pendugaan pada bab-bab sebelumnya dirangkumkan pada bab ini. Selain kesimpulan, pada bab ini juga memberikan saran-saran yang bersifatnya membangun untuk peningkatan indeks pembangunan manusia.

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1

Perindustrian

Industri adalah bidang yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja, serta penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai, yang berhubungan dari usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang mempunyai hubungan dengan hasil bumi. Seperti pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Sehingga kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru, yang mata pencaharian hidup dilakukan secara berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi. Untuk menjadi pengrajin dan tukang dalam perindustrian yang baik dibutuhkan pengadaan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajianan dan pertukangan menjadi daya jual yang tinggi di pasaran. Sehingga tukang atau juru yang disebut sekarang ini sebagai tenaga kerja industri mendapatkan nilai ekonomi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam kehidupan sosial.

Istilah industri sering identik dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau barang baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Iustilah industri sering juga disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Industri juga menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial, karena kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara maupun daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Pada dasarnya,

pengkalsifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut. Semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin berane- karagam jenis industrinya.

2.1.1 Klasifikasi Industri Berdasarkan Kriteria Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan pada proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri Ekstraktif Industri Ekstraktif yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya, industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan. b. Industri Nonekstraktif Industri Nonekstraktif yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya, industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. c. Industri Fasilitatif Industri fasilitatif disebut juga industri tertier, kegiatan industrinya adalah menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya, perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2.

Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja Berdasarkan tenga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri Rumah Tangga Industri Rumah Tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 4 orang, ciri-ciri ini industri ini memiliki modal yangsangat terbatas. Tenaga kerja berasl dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya, industri anyaman (industri kerajinan), industri tempe dan tahu (industri makan).

b. Industri Kecil Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, ciri-ciri industri kecil adalah memeliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya, industri batubara, dan industri pengolahan rotan. c. Industri Sedang Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang, ciri-ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerjanya memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan memiliki kemampuan menagerial tertentu. Misalnya, industri koveksi, industri bordir, dan industri keramik. d. Industri Besar Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dai 100 orang, ciri-ciri undustri besar adalah memiliki modal yang besar dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profertest). Misalnya, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3.

Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Bedasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri Berorientasi Pada Pasar (Market Oriented Industry)

Industri berorientasi pada pasar yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen. b. Industri Berorientasi Pada Tenaga Kerja (Employment Oriented Industry) Industri berorientasi pada tenaga kerja yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah memiliki angkatan kerja tetapi kurang dalam hal pendidikannya. c. Industri Yang Berorientasi Pada Pengolahan (Supply Oriented Industry) Industri yang berorientasi pada pengolahan yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya, industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber posfat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indaramayu (dekat dengan kilang minyak. d. Industri Yang Berorientasi Pada Bahan Baku Industri yang berorientasi pada bahan baku yaitu yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku, misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan dengan lahan tebu. e. Industri Yang Tidak Terikat Oleh Persyaratan Lain (Footloose Industry) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan lain yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat dari wacana yang diatas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya, transportasi. industri elektronik, industri otomotif, dan industri

2.2

Konsep Dasar Analisa Regresi

Analisa regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dinamakan analisis regresi linier sederhana yang dirumuskan : Y = a + bX. Nilai a adalah konstanta dan nilai b adalah koefisien regresi untuk variabel X. Kofisien regresi (b) adalah kontribusi besarnya perubahan nilai variabel bebas (X), semakin besar nilai koefisien regresi, maka kontribusi perubahan juga semakin besar dan sebaliknya akan semakin kecil nilai koefisien regresi, maka kontribusi perubahan juga semakin kecil. Kontribusi perubahan variabel X juga ditentukan oleh koefisien regresi positif atau negative. Analisa regresi juga merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut juga sebagai analisis prediksi. Karena merupakan prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang dibentuk. Sehingga dapat didefinisikan bahwa analisa regresi adalah metode statistika digunakan menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel variabel, untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang belum diketahui.

2.3

Persamaan Regresi

Analisis regresi digunakan apabila ada korelasi antara satu atau beberapa variabel bebas dengan variabel terikat (dependen ). Variabel bebas dapat berupa data kontinu maupun kategori. Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematis yang mendefinisikan hubungan antara dua variabel. Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai variabel dependent disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel lain yang nialainya belum diketahui. Sifat hubungan antar variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat (causal relationship). Oleh karena itu, sebelum menggunakan persamaan regresi dalam menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, maka perlu diyakini terlebih dahulu bahwa secara teoritis atau perkiraan sebelumnya, dua atau lebih variabel tersebut memiliki hubungan sebab akibat.

2.3.1 Persamaan Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana yaitu suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara variabel bebas tunggal dengan variabel bebas tak tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk umum dari persamaan regresi linier sederhana untuk populasi adalah sebagai berikut: (2.1) Dimana: = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan = intercept = koefisien regresi = variabel bebas = pengaruh galat atau residu Untuk regresi linier yang menggunakan lebih dari dua variabel independent maka persamaan yang digunakan adalah:

(2.2)
Bentuk data yang akan diolah ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Bentuk Umum Data Observasi

Dari table 2.1 dapat dilihat bahwa Y1 berpasangan dengan X11, X21, , Xk1 dan Y2 berpasangan dengan X12, X22, , Xk2 dan umumnya data Yn berpasangan dengan X1n, X2n, , Xkn. Dengan penelitian ini, penulis menggunakan regresi linier berganda 4 variabel, yaitu satu variable tak bebas (dependent variable) dan tiga variable bebas (independent variable). Persamaan regresi berganda dengan tiga variable bebas ditaksir oleh: (2.3) Keterangan: = nilai estimasi Y

= nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertical


Y

= nilai variable independent = slope yang berhubungan dengan nilai X1, X2, dan X3

Dan diperoleh persamaan normal yaitu: !""""""


# ! ! !

! !

!
!

! ! !

! ! ! ! !

! ! ! ! !

! ! ! !

(2.4)

Harga-harga b0, b1, b2, b3 yang telah didapat kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan 2.4 sehingga diperoleh model regresi linier berganda Y atas X1, X2, dan X3

2.4

Standar Error Estimasi

Dalam persamaan model regresi yang diperoleh, maka antara nilai Y dengan akan menimbulkan perbedaan hasil yang sering disebut sebagai standard error of estimation (s). atau kesalahan estimasi standar yang dirumuskan dengan: $ %&'(

(2.5)

Atau $)* ,
- !. !/ .+.

""""

(2.6)

Keterangan: = nilai data hasil pengamatan = nilai hasil regresi 0 = ukuran sampel

= banyak variable bebas

2.5

Uji F pada Regresi Linier Ganda

Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengukian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. HO : b1 = b2 = b3 = ... = bk = 0, (X1, X2, ..., Xk tidak mempengaruhi Y) H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau 2. n-k-1 3. Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak bila Fhitung 3 Ftabel 4. 45!6
789 : + 789 $ - ;+; /

mempengaruhi Y.

Menentukan taraf nyata dan Ftabel dengan derajat kebebasan v1 = k dan v2 =

H0 diterima bila Fhitung "2 Ftabel

Menentukan nilai statistik F dengan rumus:


(2.7)

Dimana: JKreg JKres = jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat residu (sisa)

(n k 1) = derajat kebebasan

JKreg = b1 Keterangan:
" "

)! < ! + b2 "=" >

)! < ! + bk

)! <

(2.8)

"

" $

"

"

"=" >

"=" >
!

789 5.

!/

(2.9)

Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.

2.6

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk menguji regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keberagaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus: ?
)!
789 : )!

(2.10) =
/

"

(2.11)

Keterangan: JKreg 2.7 = jumlah kuadrat regresi Koefisien Korelasi

Analisis Korelasi adalah alat yang dapat digunakan untuk menghitung adanya derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara variabel ini dapat berupa hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat. Untuk mencari korelasi antara variabel Y dan X dapat dirumuskan sebagai berikut: @
ABC DC .- ABC /- DC / AB / GE
F

,E

F .AC

DCF .- DB / G

(2.12)

Untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga buah variabel bebas masing-masing adalah: 1. Koefisien korelasi antara Y dan X1 @H
2.
,E
F .- A / GE ABC BC

ABC DC .- ABC /- DC /
F

DCF .- DC /F G

(2.13)

Koefisien korelasi antara Y dan X1 @H


,E
F .- A / GE AFC FC

AFC DC .- AFC /- DC /
F

DCF .- DC /F G

(2.14)

3.

Koefisien korelasi antara Y dan X3 @H


,E
F .AIC

AIC DC .- AIC /- DC / AIC / GE


F

DCF .- DC /F G

(2.15)

Sedangkan untuk menghitung korelasi variabel bebas masing-masing adalah: 1. Koefisien korelasi antara X1 dan X2

@
2.

,E

F .- A / GE ABC BC

ABC AFC .- ABC /- AFC /


F

F .- A /F G AFC FC

(2.16)

Koefisien korelasi antara X1 dan X3 @


,E
F .ABC

ABC AIC .- ABC /- AIC / ABC / GE


F

F .- A /F G AIC IC

(2.17)

3.

Koefisien korelasi antara X2 dan X3 @


,E
F .- A / GE AFC FC

AFC AIC .- AFC /- AIC /


F

F .- A /F G AIC IC

"

(2.18)

Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan sebagai berikut: 1. Korelasi Postif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).

Koefisien korelasi nihil adalah =J 2 @ 2 J* Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1. Jika dua variabel tidak berkorelasi akan mendekati 0, sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka koefisien korelasi akan mendekati +1.

Untuk lebih memudahkan mengetahui seberapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut ini: -1,00"2 r 2 -0,80 berarti berkorelasi kuat secara negatif; -0,49"2 r 2 0,49 berarti berkorelasi lemah; -0,79 2 r 2 -0,50 berarti berkorelasi sedang sacara negatif; 0,50"2 r 2 0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif; 0,80"2 r 2 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif. 2.8 Uji Signifikan Parameter Regresi Individual

Meskipun telah diberikan cara uji keberartian regresi dalam uji F, namun belum diketahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi itu. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi perlu diadakan pengujian mengenai b1, b2, b3. Pengujian dapat dirumuskan dengan hipotesa sebagai berikut: HO: variabel X tidak mempengaruhi Y; H1: variabel X mempengaruhi Y. Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran KLH jumlah kuadrat-kuadrat
N

dengan

= >N dan koefisien korelasi ganda

M,

antar variabel bebas Xi. Dengan harga-harga ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b1, dengan persamaan: $
!

P <!Q RK .?! M

$)

(2.19)

Selanjutnya hitung statistik: SS


UTV TS

(2.20)

Yang berdistribusi t student dengan derajat kebebasan dk=(n-k-1). Kriterianya adalah tolak H0 jika ti lebih besar atau lebih kecil dari ttabel.

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

3.1

BPS (Badan Pusat Statistik)

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran ukuran lainnya.

3.2

Visi dan Misi BPS (Badan Pusat Statistik)

3.2.1 Visi BPS (Badan Pusat Statistik) Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikaninformasi Statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang muktahir.

3.2.2 Misi BPS (Badan Pusat Statistik) 1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia. 3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.3

Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Dimana organisasi adalah suatu system dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungan yang satu dengan yang lain. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat diketahui pembagian tugas antara pegawai dalam rangka pencapaian tujuan.

Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah struktur organisasi berbentuk Lini dan staff. 1. Kepala kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2. Bagian Tata Usaha 3. Bidang Statistik Produksi 4. Bidang Statistik Distribusi 5. Bidan Statistik Kependudukan 6. Bidang Pengolahan, Penyaajian dan Pelayanan Statistik 7. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

3.4

Job Description

Dalam menjalankan suatu organisasi maka diperlukan personal-personal jabatan tertentu dalam organisasi tersebut dimana masing-masing diberi tugas dan fungsi job description atau pembagian kerja. Kepala kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari : 1. Sub Bagian Urusan Dalam 2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian 5. Sub Bagian Bina Program

Sedangkan bidang penunjang statistika ada 5 bidang, yaitu : 1. Bidang Statistik Produksi Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistic pertanian, industry serta konstruksi pertambangan dan energy.

2. Bidang Statistik Distribusi Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatn statistic konsumen dan perdagangan besar, statistic keuangan dan harga produsen serta Statistik Kesejahteraan. 3. Bidang Statistik Sosial Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, satatistik ketenaga kerjaan dan statistic kesejahteraan. 4. Bidang Itegrasi Pengolahan dan Distribusi Sosial Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan dan penyiapan data, penyusunan system, dan program serta operasional pengolahan data dengan computer. 5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, neraca konsumen dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistic.

BAGAN STRUKTUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

4.1

Pengolahan Data

Data yang diambil dari kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara adalah data Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang, Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang, Biaya Input, dan Nilai Tambah Berdasarkan Harga Pasar.

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang, Biaya Input, dan Nilai Tambah Berdasarkan Harga Pasar. Jumlah Tenaga Kerja 0 310 390 1530 135 745 3505 7540 5181 232 735 47998 7580 45 Jumlah Perusahaan 0 1 2 5 1 11 19 112 49 2 4 344 57 2 Biaya Input 0 384,49 912,33 461,75 113,37 350,5 3507,23 6193,15 6211,65 7,3 145,95 14891,52 2456,22 0,91 Nilai Tambah 0 27,53 161,02 141,19 3,78 315,35 1083,55 1253,3 1547,82 5,18 148,85 5662,01 1684,07 1,5

Wilayah
Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhanbatu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang, Biaya Input, dan Nilai Tambah Berdasarkan Harga Pasar (Lanjutan). Jumlah Tenaga Kerja 198 0 45 9615 5065 2165 1140 3260 3400 0 0 0 558 4228 1350 36980 1130 335 21 145416 4406,55 Jumlah Perusahaan 5 0 1 49 41 6 5 19 15 1 0 0 13 35 14 151 19 3 1 987 29,91 Biaya Input 15,93 0 5,5 1886,53 4043,22 2522,75 1158,96 6719,58 3082,58 0 0 0 823 2010,77 2186,81 21621,56 47,36 149,66 0,36 81910,94 2482,15 Nilai Tambah 11,62 0 15,14 1201,83 8462,23 746,26 467,1 2894,85 614,28 0 0 0 465,72 537,14 135,27 7405,43 30,85 130,3 0,45 35153,62 1065,26

Wilayah
Humbang Hasundutan Pakpak Bharat Samosir Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawa Utara Padang Lawas Labuhanbatu Selatan Labuhanbatu Utara Nias Utara Nias Barat Sibolga Tanjungbalai Pematangsiantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan Gunungsitoli Jumlah Rata-rata

Dari data tabel 3.1 maka: Y X1 X2 X3 = Jumlah Tenaga Kerja = Jumlah Perusahaan = Biaya Input = Nilai Tambah

Dalam mengalisa data tabel 3.1 tersebut menggunakan SPSS, diperoleh output dan penjelasannya sebagai berikut: Tabel 4.2 Tampilan SPSS untuk Persamaan Garis Regresi Linier Ganda.

Dari tabel 3.2 kolom unstandardized coefficients, diperoleh nilai: b0 = -725.988 b1 = 99.932 b2 = 0.873 b3 = -0.021

Dengan demikian persamaan regresi linier ganda yang didapat atas X1, X2, dan X3 adalah: =WXY*Z[[ ZZ*Z\X] ^*[W\] = ^*^XJ]

Untuk lebih jelasnya digunakan penghitungan secara manual, untuk itu perlu dicari harga-harga untuk tabel berikut.

Tabel 4.3 Harga-Harga yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien b0, b1, b2, dan b3
!"
$ %
# ( " 3 ( " # " 5( 3 " ("

# . . 2..2 02 .2-2 202 / . .2 0 / 2/02 / 02 4 2 2-42 42 0. 4.0--

!" & " -

'

"(

)* )+

)* ),

)+ ),

3 7 $ 7 6

" #"

0
0 .00 2 2 0 0 4 2 2

3 # 3

#
( ( #8 " (

8" "( & 3 3 # # (" & # 6 9 5( & #6 9 6 " (" 3 ( 6 " (" 5(

./010 1.. 04 1 2 .1. .2-12 .2- 1 . 4 .1 2 4 142 1. 021 2 0/ 12 0241 -1 21 . 212 //412. 0-0.1 2 1 2 2/1 4 4 12/ .-/ 12/

12. 4 10 1 .1 / . 21.2 -/.122 2.1. 20 1/ 21 / 0/1/2 244 14/0112 14 21 0 - 1/. /04 1 . 041 4 04 1 / 01/2 4 01 /

./010 / 0144 .-/1 2 .1. ./2212444. 1. 4 .4. 1/.-0. -1/2 0142/.1/2 4/ 1// 0---0120 1/ 142 2120. 1 42 12 .4122 01/4 104 ./1 -

12. . 1-0 -21 2 .1 / .04/1/2 -2/ 102 0-.4 142/0.1 / -1.4 2 2100 . 100 2 1 . 2/1 21 0 2/// 14 .04 2 10. 00 124 ..21222-- 1 2 01 -

-2/2104 -.1./ 42 010/ 0 /120 -2.-1 / ./-- 2 14 / 01 4 02 41 . 1/ 0144 /0. 2 .21 4 0 .400410 1. /21 /.1 4 //1.2 .0 042 12/ // 4 10 20 .2-1 02 41 4 / .24 1 0

Tabel 4.3 Harga-Harga yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien b0, b1, b2, dan b3 (Lanjutan)
!"
$ %

# 22/ 0 / .2.4 /...2

!" & "


. .2 0 2

'

"(

)* )+

)* ),

)+ ),

5(
( 3 # %" # & ( # ( # ##

% & # :" " # (

"

/ . - -1 /41/ 4 124 0 1.4 0 144 -1.4

0421 2. 1 0 .21 0-210. .-1/2 .-1. -102

-4 1--. 41 2 .-4 21.0 . 40/22124 / 1/0 00/1 / -1.4

4-201.4 / 1 / .1 / / 1 . 2/41 2 . -1 -102

./. / 124 -/--421-2/- 1 4- 4 0 104 1-4 2--1 -1 4

Tabel 4.3 Harga-Harga yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien b0, b1, b2, dan b3 (Lanjutan)
)*
# ( " 3 ( " # " 5( 3 " (" " #"

)+
1 .22/-/1 -40 122.-01 2 4 12/0 1 2 044 4.2 1-. / 22/142 4 .14.1 2 0 4. 41 4 /4 / 0 140-1 2 . 201 0 0 12/ ./ /21 2 -0 / - 1.204 2.1 2 . 010-2/.-1/-0/1--

),
/2.01.4 1/4- -1 2 -1..0 .21 2 . /0 1 2 00 // 1-/2210 - 1 4 - 0-01 2 42 221 / 42 2-144 12.--1 4 4/ 1.2222 2102 0 /4 01 2 4 242 1 2. 0 01-0. 1--//22 1--

)*;
0 2

)+;
0 /. 124 /. .041-. . .1-4 /2 1 4 /2-1 2 .--44 1 ./.22 -41 ./2/02 21 2.1 .- 102 .4 1 4-..- 414 -1/. 2.1 4 .-1 2 .22/ 2100 4.0 4 1 4.40 4 124 .0. //1 / 02 2 221./ 2104 -

),;
2 1 2 100 .014 01 00214 0-/-142 - 4-1/ . 2 041 2 41/. 241. . -2/.2 1 0 /.4- 1 4 1 2 .211 000. 21.2 4- ..412 224 -.1 / / 10 /./- 2412 . .. 1 -

;
4 -2 -.0- -/ 2 222- 2 /2- 2 24/2 4-4/0 4 2./ 0 20- 2 .-./-/--0 2 0240-- 2 . -0 - 2 00/ 2 2420 2 04/ 2 4--4 4-24----

6 3 7 $ 7 6

3 # 3

#
( ( #8 " (

8" "( & 3 3 # # (" & # 6 9 5( & #6 9 6 " (" 3 ( 6 " (" 5( 5(

. /42.2 / 2 442 2 /000/2./4 040 042 . 0. -402 0 .2 - 442 2 -4 02 ---

.4 200 00 4 /..4 . 0 0 2 04/ .4 2 .4 2

Tabel 4.3 Harga-Harga yang Diperlukan Untuk Menghitung Koefisien b0, b1, b2, dan b3 (Lanjutan)
)*
3 ( # %" # & ( # ( # ## %

)+
02 .01-/2- 2.2124 2 .12242 //1/2.2 41/2- .41 124

),
2 / 1 4 - 1 / 4 012./2 /- 10.0/4-120.42-12102

)*;
4 2 4 /.4

)+;
4 . 0-0. 21 0 / . 1 / 04 0 /241/. 0 1 . /1 -1 .

),;
4/ 21 //2 1./ / 1 20/0-. .10/ 2 1 4 /1-1 -

;
.40 2 /0 2--0-4 -2 00

& # :" " # (

"

20 0 // -22/. /0 --2

. / / .4 2

Dari table 4.3 diperoleh harga-harga sebagai berikut: = 145416 = 987 " = 81910,94 = 35153,62 = 10167450,62 = 3908549,79 = 332133445,73 Dengan persamaan: !"""""" !
# ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !

= 24720955 = 1715492768,87 = 651169378 = 166585 = 877669778,81 = 178172017,50

! !

Maka diperoleh persamaan sebagai berikut: 145416 24720955 = 33b0 + 987b1 + 81910,94b2 + 35153,62b3 = 987b0 + 166585 b1 + 10167450,62b2 + 3908549,79b3

1715492768,87 = 81910,94b0+ 10167450,62b1 + 3908549,79b2 + 332133445,73b3

651169378 178172017,50b3

= 35153,62b0 + 3908549,79b1 + 332133445,73b2 +

Setelah persamaan disubstitusikan, diperoleh harga-harga sebagai berikut: b0 = -725,988 b1 = 99,932 b2 = 0,873 b3 = -0,021

Dengan demikian persamaan regresi linier yang didapat atas X1, X2, dan X3 adalah: -725,988 99,932 ^ [W\ -0,021

4.2

Standar Error Estimasi yang

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran Sy,123 diperlukan harga-harga

diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap harga X1, X2, dan X3 yang diketahui. Maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan persamaan 2.6: $)* O = !/ """ =+=
!

$)*
$)*
$)*

O
O
ec

_` ` a`b c` """ = =
_` ` a`b c` """ d
b dd"""

$)*

+
+

2259,71 Dengan hal ini berarti rata-rata jumlah tenaga kerja yang sebenarnya akan

menyimpang dari rata-rata jumlah tenaga kerja yang diperkirakan sebesar 2259,71.

4.3

Uji F pada Regresi Linier Ganda

Menguji keberartian regresi linier berganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi berbentuk linier yang didapat berdasar penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai peubah. Dari harga-harga table 4.3 dapat diketahui nilai jumlah kuadrat regresi (JKreg), nilai jumlah kuadrat residu (JKres) dan selanjutnya dapat dihitung Fhitung Hipotesa mengenai keberartian model regresi adalah: Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengukian regresi linier perlu

dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 6. HO : b1 = b2 = b3 = ... = bk = 0, (X1, X2, ..., Xk tidak mempengaruhi Y) H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau 7. n-k-1 8. Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak bila Fhitung 3 Ftabel 9. 45!6
789 : + 789 $ - ;+; /

mempengaruhi Y.

Menentukan taraf nyata dan Ftabel dengan derajat kebebasan v1 = k dan v2 =

H0 diterima bila Fhitung "2 Ftabel

Menentukan nilai statistik F dengan rumus:


(2.7)

Dimana: JKreg JKres = jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat residu (sisa) )! < ! + b2 "=" > )! < ! + bk )! <

(n k 1) = derajat kebebasan JKreg = b1 Keterangan:


" !

(2.8)

" "

"

"

"

"=" >

"=" >

789 10.

!/

(2.9)

Membuat kesimpulan apakah H0 diterima atau ditolak.

2.6

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk menguji regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keberagaman total dalam variabel tak bebas Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas X yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R2 akan ditentukan dengan rumus: ?
)!
789 : )!

(2.10) =
/

"

(2.11)

Keterangan: JKreg 2.7 = jumlah kuadrat regresi Koefisien Korelasi

Analisis Korelasi adalah alat yang dapat digunakan untuk menghitung adanya derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara variabel ini dapat berupa hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat.

Untuk mencari korelasi antara variabel Y dan X dapat dirumuskan sebagai berikut: @
ABC DC .- ABC /- DC /
F

,E

F .- A / GE AC B

DCF .- DB / G

(2.12)

Untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga buah variabel bebas masing-masing adalah: 4. Koefisien korelasi antara Y dan X1 @H
5.
,E
F .- A / GE ABC BC

ABC DC .- ABC /- DC /
F

DCF .- DC /F G

(2.13)

Koefisien korelasi antara Y dan X1 @H


,E
F .AFC

AFC DC .- AFC /- DC / AFC / GE


F

DCF .- DC /F G

(2.14)

6.

Koefisien korelasi antara Y dan X3 @H


,E
F .- A / GE AIC IC

AIC DC .- AIC /- DC /
F

DCF .- DC /F G

(2.15)

Sedangkan untuk menghitung korelasi variabel bebas masing-masing adalah: 4. Koefisien korelasi antara X1 dan X2 @
5.
,E
F .- A / GE ABC BC

ABC AFC .- ABC /- AFC /


F

F .- A /F G AFC FC

(2.16)

Koefisien korelasi antara X1 dan X3 @


,E
F .ABC

ABC AIC .- ABC /- AIC / ABC / GE


F

F .- A /F G AIC IC

(2.17)

6.

Koefisien korelasi antara X2 dan X3

,E

F .- A / GE AFC FC

AFC AIC .- AFC /- AIC /


F

F .- A /F G AIC IC

"

(2.18)

Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan sebagai berikut: 4. Korelasi Postif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 5. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 6. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Koefisien korelasi nihil adalah =J 2 @ 2 J* Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1. Jika dua variabel tidak berkorelasi akan mendekati 0, sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka koefisien korelasi akan mendekati +1.

Untuk lebih memudahkan mengetahui seberapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut ini: -1,00"2 r 2 -0,80 berarti berkorelasi kuat secara negatif; -0,49"2 r 2 0,49 berarti berkorelasi lemah; -0,79 2 r 2 -0,50 berarti berkorelasi sedang sacara negatif; 0,50"2 r 2 0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif; 0,80"2 r 2 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif. 2.8 Uji Signifikan Parameter Regresi Individual

Meskipun telah diberikan cara uji keberartian regresi dalam uji F, namun belum diketahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi itu. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam regresi perlu diadakan pengujian mengenai b1, b2, b3. Pengujian dapat dirumuskan dengan hipotesa sebagai berikut: HO: variabel X tidak mempengaruhi Y; H1: variabel X mempengaruhi Y. Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran KLH jumlah kuadrat-kuadrat
N

dengan

= >N dan koefisien korelasi ganda

M,

antar variabel bebas Xi. Dengan harga-harga ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b1, dengan persamaan: $
!

P <!Q RK .?! M

$)

(2.19)

Selanjutnya hitung statistik:

SS

UTV

TS

(2.20)

Yang berdistribusi t student dengan derajat kebebasan dk=(n-k-1). Kriterianya adalah tolak H0 jika ti lebih besar atau lebih kecil dari ttabel.

Pada analisis regresi berganda dihubungkan beberapa variable independen dengan satu variable dependen pada waktu yang bersamaan. Model persamaan regresi linier ganda adalah :
Y = a o + a1 x1 + a 2 x 2 + .... + a k x k

Dimana :

= variabel tidak bebas (dependent) = koefisien regresi = variabel bebas (independent)

Koefisien-koefisien persamaan:
Y1 = a o n + a1 X 1i Yi = a o X 2i Yi = a o ........ X ki Yi = a o

ao ,...,ak dapat

dihitung

dengan

menggunakan

X 1i + a 2 X 1i + a1 ( X 2i + a1 X ki + a1

X 2i + ... + a k X 1i ) 2 + a 2 X 1i X 2i + a 2 ( X 1i X ki + a 2

X ki X 1i X ki X 2i X ki ( X ki ) X 2i ) 2 + ... + a k X 2i X ki + ... + a k

X 1i X 2i + ... + a k

Dimana koefisien regresi linier berganda dari variable variable tersebut penulis akan mencari nilai dan pengaruhnya masing masing terhadap variable terikat dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.

^ Zg

Diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,96, hal ini berarti 96% jumlah tenaga kerja dapat dijelaskan oleh variable jumlah perusahaan, biaya input, dan h nilai tambah berdasarkan hasil pasar dengan persamaan =WXY*Z[[ ZZ*Z\X] ^*[W\] = ^*^XJ] "sedangkan sisanya dijelaskan regresi "

oleh faktor lain.

Dan untuk koefisien korelasi ganda adalah: ? e?

e^ ZYg
^ Z[

Dari perhitungan di atas diperoleh korelasi antar variabel Jumlah Perusahaan, Biaya Input, dan Nilai Tambah Berdasarkan Hasil Pasar terhadap Jumlah Tenaga Kerja sebesar 0,98 angka korelasi tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara variabel independent dan ketiga variabel dependent dengan arah positif.

Analisis Korelasi adalah alat yang dapat digunakan untuk menghitung adanya derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara variabel ini dapat berupa hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat. Untuk mencari korelasi antara variabel Y dan X dapat dirumuskan sebagai berikut: @
ABC DC .- ABC /- DC / AB / GE
F

,E

F .AC

DCF .- DB / G

(2.12)

Untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga buah variabel bebas masing-masing adalah: 7. Koefisien korelasi antara Y dan X1 @H
8.
,E
F .- A / GE ABC BC

ABC DC .- ABC /- DC /
F

DCF .- DC /F G

(2.13)

Koefisien korelasi antara Y dan X1 @H


,E
F .- A / GE AFC FC

AFC DC .- AFC /- DC /
F

DCF .- DC /F G

(2.14)

9.

Koefisien korelasi antara Y dan X3 @H


,E
F .AIC

AIC DC .- AIC /- DC / AIC / GE


F

DCF .- DC /F G

(2.15)

Sedangkan untuk menghitung korelasi variabel bebas masing-masing adalah: 7. Koefisien korelasi antara X1 dan X2

@
8.

,E

F .- A / GE ABC BC

ABC AFC .- ABC /- AFC /


F

F .- A /F G AFC FC

(2.16)

Koefisien korelasi antara X1 dan X3 @


,E
F .ABC

ABC AIC .- ABC /- AIC / ABC / GE


F

F .- A /F G AIC IC

(2.17)

9.

Koefisien korelasi antara X2 dan X3 @


,E
F .- A / GE AFC FC

AFC AIC .- AFC /- AIC /


F

F .- A /F G AIC IC

"

(2.18)

Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan sebagai berikut: 7. Korelasi Postif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 8. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 9. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak).

Koefisien korelasi nihil adalah =J 2 @ 2 J* Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1. Jika dua variabel tidak berkorelasi akan mendekati 0, sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka koefisien korelasi akan mendekati +1. Dari table 4.3 diperoleh harga-harga sebagai berikut: = 145416 = 987 " = 81910,94 = 35153,62 = 10167450,62 = 3908549,79 = 332133445,73 Dengan persamaan: !"""""" ! ! !
# ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !

= 24720955 = 1715492768,87 = 651169378 = 166585 = 877669778,81 = 178172017,50

! !

Maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

145416 24720955

= 33b0 + 987b1 + 81910,94b2 + 35153,62b3 = 987b0 + 166585 b1 + 10167450,62b2 + 3908549,79b3

1715492768,87 = 81910,94b0+ 10167450,62b1 + 3908549,79b2 + 332133445,73b3 651169378 178172017,50b3 Setelah persamaan disubstitusikan, diperoleh harga-harga sebagai berikut: b0 = -725,988 b1 = 99,932 b2 = 0,873 b3 = -0,021 = 35153,62b0 + 3908549,79b1 + 332133445,73b2 +

Dengan demikian persamaan regresi linier yang didapat atas X1, X2, dan X3 adalah: -725,988 99,932 ^ [W\ -0,021

4.2

Standar Error Estimasi yang

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran Sy,123 diperlukan harga-harga

diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap harga X1, X2, dan X3 yang diketahui.

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1

Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain yang ada dalam dokumen desain sistem, yang disetujui dan menguji, menginstal, memulai, serta menggunakan sistem yang baru atau sistem yang diperbaiki. Tahapan implementasi sistem merupakn tahapan-tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming. Dalam pengolahan data dalam hal ini digunakan software SPSS 17.0 for windows sebagai implementasi sistem sistem dalam memperoleh hasil perhitungan.

5.2

Mengenal Program SPSS

SPSS merupakan program untuk olah data statistik yang paling populer dan paling banyak pemakaianya di seluruh dunia dan banyak digunakan oleh para peneliti untuk bebagai keperluan seperti riset pasar, menyelesaikan tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya. Awalnya, SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package For The Social Science karena program ini mula-mula dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu social. Namun, seiring perkembangannya dari waktu ke waktu penggunaan SPSS semakin luas untuk berbagai bidang ilmu seperti bisnis, pertanian, industri, ekonomi, psikologi, dan lain-lain. Sehingga, sampai sekarang

kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solution. SPSS pertama kali di buat pada tahun 1968 oleh tiga orang mahasiswa dari Stanford University.

5.3

Mengaktifkan Program SPSS

Langkah-langkah untuk mengaktifkan program SPSS: 1. 2. Klik tombol Start pada jendela windows. Klik All Programs, pilih menu SPSS Inc > Statistics 17.0, maka akan ditampilkan dalam bentuk sebagai berikut:

Gambar 5.1 Tampilan Saat Membuka SPSS pada Windows

3.

Tampilan awal pada SPSS:

Gambar 5.2 Tampilan Awal SPSS

5.4

Mengoperasikan SPSS

Tampilan pada SPSS yang telah aktif dilanjutkan dengan membuat data baru, dengan cara: 1. 2. 3. Pilih menu File Pilih New Ketika muncul jendela editor, klik Variabel View yang terletak di sebelah kiri bawah jendela editor. Lalu lakukan langkah sebagai berikut: a. Name b. Type c. Width : digunakan untuk memberikan nama variabel : digunakan untuk menentukan tipe data : digunakan untuk menentukan lebar kolom

d. Decimals : digunakan untuk memeberikan nilai desimal atau angka dibelakang koma e. Label f. Value : digunakan untuk memberi nama variabel : digunakan untuk memeberikan value atau nilai data nominal

atau ordinal g. Missing h. Align i. Measure : digunakan untuk menentukan data yang hilang : digunakan untuk menentukan rata kanan, kiri, atau tengah : digunakan untuk menentukan tipe atau ukuran data, yaitu nominal, ordinal, atau skala.

5.5

Pemasukan Data

Langkah-langkah analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut: 1. 2. Bukalah program SPSS Klik menu file pada SPSS data editor, kemudian klik data

Gambar 5.3 Memasukkan Data ke SPSS 3. Pada kotak dialog data pilih excel(*xls,*xlsx,*xlsm) pada menu file of tifes.

Gambar 5.4 Mengimport Data dari Ms. Excel

4.

Kemudian klik data yang akan dibukan dengan mengklik menu open.

Gambar 5.5 Tampilan Memasukkan Data pada Ms. Excel 5. Maka akan muncul tampilan SPSS dengan data dari excel.

Gambar 5.6 Tampilan Data yang Telah di Import dari Ms. Excel

5.6

Analisis Regresi dan Korelasi Dengan SPSS

Adapun langkah-langkah analisis regresi dalam SPSS adalah sebagai berikut: 1. Pilih menu Analyze > Regression > Linear. Akan tampak tampilan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 5.7 Tampilan pada jendela editor Regression 2. Setelah itu akan muncul kotak dialog. Masukkan variable terikat Jumlah Tenaga Kerja (Y) pada kotak Dependent, sedangkan variable bebas Jumlah Perusahaan (X1), Biaya Input (X2), dan Nilai Tambah (X3) pada kotak Independent (s). masukkan variable Wilayah pada Case Labels.

Gambar 5.8 Kotak Dialog Linier Regression 3. 4. Isi kolom Method dengan perintah Enter Klik Option: pada pilihan Stepping Method Criteria masukkan angka 0,05 pada kolom Entry

Gambar 5.9 Kotak Dialog Linear Regression: Options 5. 6. 7. 8. Cek Include Constant In Equation Pada pilihan Missing Value cek Exclude Cases Listwise Tekan Continue Pilih Statistics: pada bagian Regression Coefficients pilih Estimates Model Fit, Descriptive. Pada pilihan Residuals, pilih Durbin Watson.

Gambar 5.10 Kotak Dialog Linier Regression: Statistics 9. 10. Tekan Continue Klik OK untuk proses

5.7

Output Program SPSS

Gambar 5.11 Output Hasil Korelasi

Gambar 5.12 Output Variabel Entered/Remove dari Hasil Regresi

Gambar 5.13 Model Summary dari Hasil Regresi

Gambar 5.14 Output Hasil Anova

Gambar 5.15 Hasil Koefisien dari Regresi

BAB 6 PENUTUP

6.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Dari perhitungan diperoleh bahwa persamaan penduga dari Jumlah Tenga Kerja, untuk banyaknya Jumlah Perusahaan, Biaya Input, dan Nilai Tambah adalah: 2. Melalui uji keberartian regresi dengan taraf nyata -j =a c* d`` dd* d i * `a i = * i

^ ^Y/

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi linier ganda Y atas X1, X2, dan X3 bersifat tidak nyata atau Jumlah Perusahaan, Biaya Input, dan Nilai Tambah tidak mempengaruhi banyaknya Jumlah Tenaga Kerja yang diperoleh pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Utara. 3. Korelasi antara Jumlah Perusahaan, Biaya Input, dan Nilai Tambah Berdasarkan Hasil Pasar terhadap Jumlah Tenaga Kerja sebesar 0,98. Angka korelasi tersebut membuktikan bahwa hubungan antara variable independent dan ketiga variable dependent memiliki korelasi yang kuat dengan arah positif. 4. Dari hasil uji keberartian regresi dan korelasi dapat diketahui bahwa:

1.` Variabel X1 mempengaruhi terhadap variabel Y, sehingga dengan kata lain terdapat korelasi terhadap variabel Y; 2. Variabel X2 mempengaruhi terhadap variabel Y, sehingga dengan kata lain terdapat korelasi terhadap variabel Y; 3. Variabel X3 mempengaruhi terhadap variabel Y, sehingga dengan kata lain terdapat korelasi terhadap variabel Y.

6.2

Saran

Dari analisis dan kesimpulan yang telah di dapat, ada beberapa saran penulis dapat berikan, yang mungkin bias membantu masyarakat maupun pemerintah dalam mengembangkan angka pertumbuhan ekonomi dalam industry di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut: 1. Perindutrian merupakan salah faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah tenaga kerja di Sumatera Utara, maka pemerintah dan prusahaan industry harus memperhatikan jumlah tenaga kerjanya dalam bentuk menambah biaya pendapatan untuk tenaga kerja. Agar, nilai tambah berdasarkan hasil pasar meningkat untuk menjsejahterakan industry tersebut dan banyaknya jumlah tenaga kerja yang bekerja di industri tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Elcom. 2010. Belajar Kilat SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Yasril. 2008. Analisis Multivariat, Jogjakarta : Mitra Cendikia.

BPS. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2011.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0 CDsQFjAB&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F26785%2F1%2FDwi_ Suryanto_(C2B006027)(r).pdf&ei=nZBNUdCzCsTorAee4oDABA&usg=AFQjC NFeKhuGIprpw5zr26DGGkUfugv5oQ&bvm=bv.44158598,d.bmk

http://massofa.wordpress.com/2008/04/02/pengertian-dan-faktor-faktor-yangmempengaruhi-produktivitas-kerja/

Sunyoto, Danang. 2009. Uji Khi Kuadrat dan Regresi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

You might also like