You are on page 1of 3

Notulensi 1.

Pengertian DM dan pembagiannya : Dm adalah kondisi dimana kadar glukosa dalam darah lebih tinggi disbanding orang normal klasifikasi : tipe I glukosa tinggi karena sulit memproduksi insulin. Tipe II selnya mengalami gangguan. Tambahan : tipe diabetes : diabetes gestational , pertama kali di temukan pada saat kehamilaan. Pada saat masa kehamilan ada batas kenaikan gula darah tertentu. (filia bustam ) Tambahan : Definisi : DM adalah kelainan metabolic yang menyebabkan terjadinya kelainan hiperglemik. Kalsifikasi : Secara klinik : tipe I dan II Tipe lain : yaitu pancreas, hormonal, bahan kimia, kelainan reseptor dan gestational. (Dhia nisryna anas) *klasifikasi dilihat dari resiko statistic. Kelas ini mencakup bagi merek yang mencakup batas glukosa normal tetapi lebih beresiko terkena DM. antara lain : - toleransi glukosa abnormal. kedua ortu mendertia dm ,- pernah melahirkan anak dengan berat badan abnormal. 2. tahapan penegakkan diagnosis(dhani) a. tahap subyektif b. tahap obyektif. Pemeriksaan intraoral dan ekstraoral c. penunjang : seeperti radiografi, melihat jaringan periodontal secara keseluruhan. Bila diperlukan, pemeriksaan laboratorium. *tambahan : pada pemeriksaan objektif : ada perabaab limfonoudy (qadri) *radiografi : kehlangan tulang pada daerah radiografi dapat dilihat pada pemeriksaan radiografi. Adapaun kontak interproksimal yang terbuka dapat dilihat. 3. anamnesis dapat dilkukan dengan melakukan Tanya jawab pada pasien tentang keluhan utama seperti pada kasus di skenario. Menganalisa penyakit sistemik pasien seperti riwayat diabetes mellitus. Kemudian menanyakan apakah ada polifagia, gipsi, dan urinaria. Dan juga penyakit kulit. Setelah melakukan Tanya jawab, emudan dapat menarik diagnosis. *menayakan tentang present illness, apakah ada sakit?tidak . kemudian menyakan riwayat pemeliharaan OH. Dan juga menyakana kebiasaan sehari-hari seperti minum alcohol atau merokok dan juga bgaimana keadaan social pasien . * apakah pasien mudah lelah/tidak. Apakah penglihatan pasien normal. Apakah ada bagian tubuh yang bengkak. 4. Gambaran radiografis : - jumlah tulang yang ada berkurang yang menyebabkan terjadinya resorpsi tulang. - menurunnya alveolar crest -kehilangan tulang di daerah furkasi menyebabkan terjadinya pelebaran lig. Periodontal. -manifestasi kalkulus dan restorasi buruk

-kontak interproksimal yang terbuka. -panjang dan makhkota akar kurang baik. ( dhia ) * gigi goyang pada 36 37 ada 2 macam tipe destruksi tulang :a, secara orizontal dia menyeluruh b. bertikal dia bersifat local. ( filia) 5. Tanda dan gejala periodontitis kronis. - terjadinya destruksi agresive pada lig. Perio dan tul. Alveolar yang disebabkan oleh hiperparoitis. - Terbentuknya poket atau resesi yang dalam - Abses periodontal multiple dan selulitis. - Kurangnya aliran saliran dalam mulut ( lestari hardianti ) *Tambahan - dapat terjadi pada orang dewasa - tergantung jumlah kerusakan - kalkulus subgingiva sering dijumpai pada periodontitis kronis. - berhubungan dengan pola mikroba. - kecepatan progresi lambat tetapi memliki eksaserbasi dan remisi. ( yulia wardhani ) *tambahan : Nampak dari lidah yang menebal , gigi mudah goyang, bau mulut khas, infeksi gusi, mucosa pucat, sakit tanpa rangsangan pada gigi. ( ainun) . 6. Diagnosis : berdasarkan skenario : periodontitis kronis biasanya disertai dengan penyakit sistemik. 7. diagnosis banding : 1. periodontiis agresive : Periodontitis agresif dikenal juga sebagai early-onset periodontitis. Periodontitis agresif diklasifikasikan sebagai periodontitis agresif lokal dan periodontitis agresif generalis. Periodontitis agresif biasanya mempengaruhi individu sehat yang berusia dibawah 30 tahu. Periodontitis agresif berbeda dari periodontitis kronis pada usia serangan, kecepatan progresi penyakit, sifat dan komposisi mikroflora subgingiva yang menyertai, perubahan dalam respon imun host, serta agregasi familial penderita.( nurul afiah thamrin ) 8. etiologi : - primer : invasi bakteri -sekunder : kalkulus, piranti ortodonsi, bernafas melalui mulut, merokok. - local dan sistemik . 9. hiperglikemia yang merusak struktur periodonsium glikosilasi non sistemik pAGEs reduktif oksigen ( radikal bebas ) periodontal 10. Indikasi kontraindikasi : indikasi : - skeling dan roort planning. 11. Rencana perawatan :

- control gula darah - pemeliharaan - dilakukan tes kultur bakteri - memperbaiki system imun. *tes pendahuluan : terapi fase I : melakukan control plak dan diet . - skaling dan root planning - terapi microbial fase evaluasi terhadap respon fase I -mnegecek kembali keadaan jar periodontal. -mengecek adanya kalkulus lagi atau tidak. fase surgical (bedah ) - tidak disarankan jika gula darah masih tinggi 12. Prosedur perawatan. - melakukan DHE -tindakan skaling dan root planning 13. Obatan dix. 14. Prognosis 15. tergantung pada berhentinya proses kerusakan jaringan, penurunan atau hilangnya faktor penyebab serta perubahan kondisi mikroba seperti pada kondisi jaringan sehat atau normal. Berdasarkan skenario terdapat tanda dan gejala klinis apakah sudah teratasi. Pasien juga memilki penyakit sistemmik maka dilakukan pengontrolan gula darah . 16.pemeliharaan : -pemeriksaan oral hygiene - treatment : dokter memberikan informasi bgaimana cara menjaga OH yang baik. Dan juga melakukan skeling dan melakukan injeksi bahan kimia. - penjadwalan kunjungan berikutnya. - pemakaina resep resep obat obatan - melakukan diet - dirawat secara santai tanpa memberikan tekanan. 17. Pencegahan : Melakukan control darah sejak dini apabila melihat ada keturunan yang mengidap diabetes mellitus ( tipe I) kemudian untuk DM tipe II yang dominan kebanyakan terkena pada usia 40 thun menghilangkan kebiasaan buruk setelahnya. 18. akibat bila tidak diatasi. penyakit sistemik : dpt mneyebabkan penyakit menjdai semakin kronis, bila terkena pembuluh darah di otak akan mengakibatakan stroke. Dan apabila jar. Periodontal tidak ditangani akan berakibat pada semua jaringan di dalam mulut dan memperparah penyakit diabetes tersebut.

You might also like