You are on page 1of 4

Dapatkan artikel dan informasi-informasi keislaman lainnya di http://hasmijaksel.wordpress.

com

IMAN DARI SEGI ZHĀHIR

• Perkataan lisan bagian dari iman.

Perkataan lisan seperti syahadah Lā Ilāha Iillallah-Muhammad Rasulullah, dzikir, amar ma`rūf nahi
munkar dan lainnya adalah bagian dari iman. Di antara bentuk perkataan lisan ada yang sifatnya sebagai
syarat wujud bagi keimanan, ada pula yang sifatnya wajib dan yang mustahab. Dua kalimat syahadat
adalah syarat wujudnya iman, maka seseorang tidak dinamakan sebagai orang yang beriman tanpa
mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut (kecuali bagi yang tidak sanggup).

Dalil-dalil dari al-Qur`an dan al-Hadits yang menunjukkan bahwa perkataan lisan termasuk bagian dari
iman banyak sekali, tetapi yang paling tegas di antaranya adalah:

*
ِ (ْ +ِ ,
 ‫ ا‬-ِ.َ ‫ذَى‬1 َ ‫ ُ ا‬2
َ َ3‫ َوَأدَْهَ ِإ‬
ُ‫ا‬
 ‫ ِاَ َ ِإ‬
َ ‫ل‬
ُ َْ َُ
َ ْ ََ ً َ ْ 
ُ ‫ن‬
َ ْ"! #
ِ ‫ٌ َو‬%
ْ &ِ ْ‫ن َأو‬
َ ُْ ْ #
َ ‫ٌ َو‬%
ْ &ِ ‫ن‬
ُ َ'(ْ )
ِ ‫َا‬
‫ن‬
ِ َ'(ْ )
ِ ْ‫ ا‬-
َ 3ِ ٌ َ ْ 
ُ ‫َ ُء‬56
َ ْ ‫وَا‬
“Iman memiliki lebih dari 70 atau 60 cabang. Cabangnya yang paling utama adalah ucapan Lā Ilāha
Illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan halangan dari jalan. Sedangkan malu bagian dari
iman.” (HR. al-Bukhāriy No. 9 dan Muslim No. 57)

Sedangkan dalil bahwa dua kalimat syahadah adalah syarat dari wujudnya iman adalah sabda Rasulullah
–Shallallahu ‘alayhi wa Sallama–:

َ =9 6
َ &ِ 
 ‫ْ ِإ‬7ُ َ‫َا‬3ْ ‫ْ َوَأ‬7‫َ َء ُه‬3‫ ِد‬89:3ِ ‫;'ُا‬
َ .
َ َ‫ َِ<ذَا َُْه‬
ُ ‫ا‬
 ‫ ِاَ َ ِإ‬
َ ‫?"> َ(=ُُا‬
َ ‫س‬
َ :‫ ا‬A
َ Bِ ُُ‫ت َأنْ أ‬
ُ ْ+3ِ ‫ُأ‬
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, hingga mereka mengucapkan Lā Ilāha Illallah. Apabila
mereka telah mengucapkannya, maka terpeliharalah dariku darah-darah dan harta-harta mereka,
kecuali karena haknya.” (HR. al-Bukhāriy No. 25 dan Muslim No. 22)

Syaykhul Islam Ibnu Taymiyyah –Rahimahullah– berkata1:

ٌ+ِ َ‫ َ ُ َ آ‬-


ِ 5ْ Bَ ‫َ َد‬E
 ِ& ‫ت‬
ِ ْ(َ ْ7َ ْ-3َ ُ ‫َ> َأ‬.
َ ‫ن‬
َ ْ'ُ ِF
ْ 'ُ ْ ‫* ا‬
َ Gَ B ‫ ا‬Hِ َ ‫َو‬
“Dan kaum muslimin telah sepakat bahwa barangsiapa yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat,
maka dia adalah orang kafir.”

Imam Ibnu Rajab –Rahimahullah– berkata2:

‫ ِم‬J
َ#
ْ)ِ ْ‫ ا‬-
َ 3ِ ‫ج‬
َ +َ L
َ -
ِ 5ْ Bَ ‫َ َد‬E
 ‫ك ا‬
َ +َ Bَ ْ-3َ َ‫و‬
“Dan barangsiapa meninggalkan dua kalimat syahadat, maka dia telah keluar dari Islam.”

1 al-Īmān, hal. 287.


2 Jāmi’ al-‘Ulūm wa al-Hikam, hal. 23.
Dapatkan artikel dan informasi-informasi keislaman lainnya di http://hasmijaksel.wordpress.com

Sudah pasti, dua kalimat syahadat yang diterima Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– adalah yang keluar atau
berasal dari iman yang ada dalam hati seseorang. Sedangkan ucapan dua kalimat syahadat yang hanya
keluar dari mulut begitu saja, maka tidak akan ada artinya di sisi Allah –Subhā-nahu wa Ta’ālā–,
walaupun di sisi manusia yang mengucapkannya dianggap sebagai muslim seorang muslim. Dengan
demikian, seseorang harus benar-benar memahami benar arti dari dua kalimat syahadat tersebut dan
menerima segala konsekuensi yang terkandung pada keduanya.

• ‘Amal (perbuatan) anggota badan bagian dari iman.

as-Salaf ash-shaleh ketika menetapkan bahwa perbuatan anggota badan adalah bagian dari iman, maka
mereka mendasarkan ketetapan tersebut dari banyak dalil, di antaranya:

“...dan Allah tidak akan menyia-nyiakan iman kalian....” [QS. al-Baqarah (2): 143]

Imam al-Hulaymiy –Rahimahullah– berkata3:

ٍ .
َ َ2 A
! Rُ َ ،َWِ‫ َذ‬P
َ َ Xَ ‫ َوِإذَا‬،ٌ‫ َة ِإ ْ('َن‬J
َ;
 ‫ن ا‬ ‫ َأ‬P
َ َ Qَ َ ،ِ‫س‬Hِ =ْ 'َ ْ ‫ ا‬P
ِ 5ْ &َ >َ‫ْ ِإ‬7Rُ Bَ JَS َ ‫َ> َأ  ُ َأرَا َد‬. َ ‫ن‬ َ ْ‫ُو‬+F 9 Gَ 'ُ ْ ‫ ا‬%َ 'َ U
ْ ‫َأ‬
‫ت‬
ِ ‫ ا ْ َِدَا‬+ِ [ِ َ#‫ ِة َو‬Jَ;  ‫ ا‬- َ 5ْ &َ ِ 5َ 'ِ F
ْ "‫ ا‬Yِ Zِ ‫ َه‬8ِ ً‫ْ َ ِر‬7َ.
ْ ‫ْ َأ‬7َ ‫ِإ ْ('َنٌ ِإ َذ‬
“Para ahli tafsir telah ijma` bahwa yang dimaksud dengan ungkapan īmānakum pada ayat tersebut
adalah shalat kalian yang berkiblat ke arah Baitul Maqdis. Di sini terbukti bahwa shalat dinamakan
dengan iman. Jika demikian halnya, maka semua amal ketaatan adalah iman, karena tidak ada bedanya
antara shalat dengan amal ibadah lainnya dalam penamaannya (sebagai bagian iman).”

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Rabbnyalah mereka bertawakkal (yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-
orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian
di sisi Rabbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia.” [QS. al-Anfāl (8): 2-4]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di
jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” [QS. al-Hujurāt (49): 15]

Kata ( 'َ  ‫ ) ِإ‬dalam ayat ini4 menunjukkan bahwa amal perbuatan yang disebutkan dalam ayat adalah
amal yang termasuk kewajiban iman yang ada pada diri seorang yang beriman. Sebaliknya, seseorang
yang tidak mengerjakan amal ibadah yang menjadi kewajiban iman, maka dia adalah orang yang tidak
memiliki iman5.

3 Imam al-Hulaymiy, al-Minhāj fi Syu’ab al-Īmān (Beirut: Dār al-Fikr, 1399 H), 1/37. Lihat pula: Imam Ibnu Mundah,
al-Īmān (Madinah: al-Jāmi’ah al-Islāmiyyah, 1401 H), 1/329 dan Imam al-Bayhaqiy, Syu’ab al-Īmān (Beirut: Dār al-
Kutub, 1410 H), 1/121.
4 Lihat pula: QS. al-Anfāl (8): 1-4 dan an-Nūr (24): 62.
5 Lihat: al-Īmān oleh Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah, hal. 14.
Dapatkan artikel dan informasi-informasi keislaman lainnya di http://hasmijaksel.wordpress.com

Demikian pula sabda Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– kepada utusan dari kabilah ‘Abd al-
Qays:

Yُ Hَ ?
ْ ‫ َو‬
ِ ِ& ‫ن‬
ِ َ'(ْ )
ِ ِ& ْ7‫ ُآ‬+ُ 3ُ ]
“Aku memerintahkan kalian untuk beriman kepada Allah semata.”

Kemudian beliau melanjutkan:

‫ُ؟‬YHَ ?
ْ ‫ َو‬
ِ ِ& ‫ن‬
ُ َ'(ْ )
ِ ‫َ ا‬3 ‫ن‬
َ ْ‫ْ ُرو‬HBَ ْA‫َه‬
“Apakah kalian mengetahui, apakah iman kepada Allah semata?”

Maka mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya”. Lalu beliau pun bersabda:

_
َ 'ُ `
ُ ْ ‫ ا‬7ِ [ِ َ:aَ ْ ‫ ا‬-
ِ 3ِ ‫ُا‬,ْ Bُ ْ‫آَ ِة َوَأن‬b ‫ ِة َوِإ ْ("َ ُء ا‬J
َ;
 ‫ َوِإَ ُم ا‬
ُ ‫ا‬
 ‫ ِاَ َ ِإ‬
َ ْ‫َ َد ُة َأن‬
َ
“Yaitu bersyahadat bahwa tidak ada ilah Yang hak (diibadahi) kecuali Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, memberikan 1/5 bagian dari harta rampasan perang….” [HR. al-Bukhāriy dalam al-
Fath 8/84 dan Muslim 1/48]

Hadits ini dengan tegas menunjukkan bahwa perkataan lisan dan perbuatan anggota badan adalah iman
atau bagian dari iman. Sudah tentu perkataan dan perbuatan badan tersebut harus disertai iman yang
ada dalam hati, karena apabila tidak, maka keadaan seperti ini tidaklah dapat disebut sebagai iman6.

Hadits lainnya, Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:

‫ن‬
ِ َ'(ْ )
ِ ‫ ا‬+ُ ,
ْ 
َ ‫ ُْ ُر‬,
! َ‫ا‬
“Bersuci (kebersihan) adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim 1/223)

‫ﻤﻥ‬ ْ‫ﻤﺅ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻲ‬‫ﻨ‬‫ﻴﺯ‬ ‫ﻥ‬


 ‫ﺤﻴ‬
 ‫ﻲ‬‫ﺍﻨ‬‫ﻲ ﺍﻝﺯ‬‫ﻨ‬‫ﻴﺯ‬ ‫ﻻ‬
‫ﹶ‬

“Tidaklah beriman seorang pezina ketika ia melakukan zina.” (HR. al-Bukhāriy 2475 dan Muslim 2/41)

Hadits-hadits ini pun menunjukkan bahwa perbuatan-perbuatan yang disebutkan dalam teks hadits
adalah bagian dari iman. Dan masih banyak lagi dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa amal perbuatan
anggota badan termasuk iman.

Sumber:

Lajnah Ilmiah Hasmi. “Iman Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”. www.hasmi.org

6 Lihat: Imam Ibnu Abī al-‘Izz al-Hanafiy, Syarh al-‘Aqīdah ath-Thahāwiyyah (Beirut: al-Maktab al-Islamiy, 1391
H), hal. 389.
Dapatkan artikel dan informasi-informasi keislaman lainnya di http://hasmijaksel.wordpress.com

You might also like