You are on page 1of 29

BRIKET SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR

OLEH :

SARI NINGTYASTUTI TIA HIDAYAH SANI YULIANA EKA SAPUTRI

NIS : 10483 NIS : 10485 NIS : 10491

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH REMAJA SE-JAWA TENGAH

SMA NEGERI 1 MAJENANG MAJENANG 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN BRIKET SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR

Oleh :

SARI NINGTYASTUTI TIA HIDAYAH SANI YULIANA EKA SAPUTRI

NIS : 10483 NIS : 10485 NIS : 10491

Karya Tulis ini Disusun Guna Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja Se-Jawa Tengah yang Diadakan Oleh Unit Penelitian Ilmiah Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

Majenang, September 2011

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Sri Mulyani, S.Pd NIP. 1971 0528 2008 01 2 010 Mengetahui :

Susri Alfuadi, S.Pd NIP. 1966 1116 1989 02 1 001

Kepala Sekolah

Drs. Hendro Setyono NIP. 19660811 199302 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan kasih Nya, kami berhasil menyelesaikan karya tulis ini dengan judul Briket Sabut Kelapa Sebagai Alternatif Bahan Bakar . Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA seJAWA TENGAH. Proses penyusunan karya tulis ini melibatkan banyak pihak terkait. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan dengan tulus, terutama kepada : 1. Bapak Drs. Hendro Setiyono selaku kepala SMA Negeri 1 Majenang. 2. Ibu Sri Mulyani, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia dan sekaligus pembimbing penulisan karya tulis ilmiah. 3. Bapak Susri Alfuadi, S.Pd selaku guru Kimia dan sekaligus pembimbing pengembangan diri karya ilmiah remaja. 4. Orang tua kami yang memberikan dukungan baik materiil dan moril. 5. Teman teman pengembangan diri Karya Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Majenang yang telah mendukung dan memotivasi kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca.

Majenang,

Agustus 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman Judul . i Lembar pengesahan . ii Kata Pengantar iii Daftar Isi . iv Ringkasan v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Tujuan Penelitian .. 3 C. Manfaat Penelitian 3 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Klasifikasi Kelapa ( Cocos nucifera ) .. 4 B. Deskripsi Kelapa ( Cocos nusifera ) . 4 C. Pengertian Bahan Bakar dan Energi Alternatif 6 BAB III METODE PENULISAN .... 10 BAB IV PEMBAHASAN A. Percobaan Pertama 1. Bahan . 11 2. Alat .11 3. Tahap tahap pembuatan briket sabut kelapa 12 B. Percobaan Kedua 1. Bahan . 13 2. Alat 13

3. Tahap tahap pembuatan briket sabut kelapa ... 13 C. Pengujian . 14

BAB V PENUTUP A. Simpulan . 15 B. Saran .. 15 Daftar Pustaka 16 Daftar Riwayat Hidup ( biodata atau curriculum vitae ) Lampiran .

RINGKASAN Kabupaten Cilacap merupakan wilayah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat. Wilayah ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu Cilacap selatan, timur, utara, dan Cilacap barat. Wilayah Cilacap timur, utara, dan barat merupakan daerah pegunungan sehingga masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dengan cara bercocok tanam. Tanaman dibudidayakan yang banyak

oleh masyarakat Cilacap secara umum adalah pohon kelapa.

Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat membudidayakan kelapa. Menurut filosofi masyarakat setempat pohon kelapa kaya akan manfaat. Karena banyaknya manfaat tersebut, masyarakat Cilacap barat terutama di daerah Karang Pucung, Cimanggu, Majenang, dan Wanareja memproduksi gula merah. Sedangkan serabut kelapa dimanfaatkan untuk membuat sapu oleh beberapa penduduk. Sebagian di ekspor ke daerah Gombong dan sebagian lagi untuk kayu bakar. Sesuai dengan perkembangan IPTEK, maka serabut tersebut diolah menjadi sebuah briket. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari serabut kelapa. Kelapa (Cocos nucifera) adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dapat tumbuh baik di daerah pantai maupun daerah beriklim tropis. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai dari ujung atas hingga akarnya. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Jenis-jenis bahan bakar berdasarkan materinya, yaitu :

a. Bahan bakar padat. b. Bahan bakar cair. c. Bahan bakar gas. Sekarang ini bahan bakar padat, cair maupun gas sudah jarang ditemukan, sehingga mulailah dikembangkan bahan bakar alternatif. Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan dan bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Satu energi alternatif adalah briket. Briket adalah sumber energi alternatif pengganti minyak tanah dan elpiji dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai. Dengan penggunaan briket sebagai bahan bakar maka, kita dapat memanfaatkan limbah produksi yang mudah didapat. Contoh briket yaitu, briket dari batok kelapa, briket dari serbuk gergaji, dan briket dari sampah organik berupa daun kering. Seperti yang telah diuraikan diatas, briket dapat dibuat dari limbah produksi, salah satu limbah produksi yang banyak terdapat di wilayah Cilacap barat, khususnya Majenang dan Wanareja adalah sabut kelapa. Sabut (serabut) kelapa atau dalam bahasa jawa biasa disebut sepet merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Cilacap merupakan wilayah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat. Wilayah ini terbagi menjadi empat

bagian, yaitu Cilacap timur, yang merupakan perbatasan Kabupaten Banyumas, Cilacap selatan, merupakan daerah pantai yang terdiri dari pantai Logending hingga Pangandaran, Cilacap utara, merupakan perbatasan Kabupaten Brebes, dan Cilacap barat, merupakan perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Barat. Wilayah Cilacap selatan merupakan daerah pesisir pantai, sehingga mata pencaharian masyarakat di wilayah tersebut sebagian besar sebagai nelayan. Sedangkan wilayah Cilacap timur, utara, dan barat merupakan daerah pegunungan sehingga masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Cilacap secara umum adalah pohon kelapa, walaupun sebagian juga menanam karet, cengkeh, pinus,dan tanaman pertanian. Kondisi pertanian di wilayah ini bersifat musiman. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat membudidayakan kelapa. Menurut filosofi masyarakat setempat pohon kelapa kaya akan manfaat. Daun muda kelapa yang disebut janur dapat dimanfaatkan ketika menjelang lebaran yaitu untuk membuat ketupat, daun yang kering dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar dan tangkai anak daun yang disebut lidi dimanfaatkan sebagai sapu. Buahnya yang masih muda dapat digunakan sebagai obat ataupun minuman segar, sedangkan jika sudah tua, diambil santannya. Tempurung buah kalapa dimanfaatkan sebagai arang. Serabutnya digunakan untuk membuat sapu, matras, dan keset. Sedangkan batang kelapanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.

Karena banyaknya manfaat tersebut, masyarakat Cilacap barat terutama di daerah Karang Pucung, Cimanggu, Majenang, dan Wanareja memanfaatkan nira kelapa untuk memproduksi gula merah. Sedangkan serabut kelapa dimanfaatkan untuk membuat sapu oleh beberapa penduduk. Sebagian di ekspor ke daerah Gombong dan sebagian lagi untuk kayu bakar. Sejalan dengan perkembangan IPTEK, maka serabut tersebut diolah menjadi sebuah briket. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi dari serabut kelapa. Selain itu, briket dari sabut kelapa merupakan terobosan baru yang memiliki prospek yang lebih baik ditengah mahalnya gas dan kelangkaan BBM saat ini. Oleh sebab itu penulis mengambil tema optimalisasi sumber daya alam untuk mewujudkan generasi muda yang cerdas dan kompetitif dengan judul Briket Sabut Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif.

B.

Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menemukan

permasalahan sebagai berikut : 1. Manfaat sabut kelapa sebagai bahan kerajinan rumahan atau home industry. 2. 3. Manfaat sabut kelapa sebagai bahan bakar. Manfaat sabut kelapa sebagai media tanaman anggrek. Berdasarkan masalah masalah di atas, penulis membatasi masalah pada nomor dua yaitu manfaat sabut kelapa sebagai bahan bakar untuk dikembangkan menjadi bahan bakar yang lebih praktis dan efektif yang berupa briket.

C.

Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah sabut kelapa dapat dikembangkan menjadi bahan bakar yang lebih praktis berupa briket ? 2. Bagaiman proses pembuatannya ? 3. Apakah hasil dari proses ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif?

D.

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses pembutan briket sabut kelapa sebagai salah satu upaya pemanfaatan sabut kelapa yang banyak terdapat di kecamatan Wanareja. 2. Untuk mengetahui apakah briket sabut kelapa dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif bagi masyarakat.

E.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai sarana untuk melatih kepekaan siswa dalam upaya memanfaatkan sumber daya alam yang belum diberdayakan. 2. Sebagai jembatan untuk meningkatkan daya kreatifitas siswa, khususnya dalam menuangkan gagasan, pendapat, pikiran, dan perasaannya dalam bentuk karya ilmiah. 3. Sebagai upaya unutk menggali potensi dan kemampuan siswa agar berkarya. 4. Sebagai sarana untuk memberdayakan masyarakat agar lebih dapat memanfaatkan limbah disekitarnya dan peka terhadap kondisi lingkungan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Klasifikasi Kelapa Menurut Amin Tabin (2010) bahwa kelapa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : : : : : : : : : : Plantae (Tumbuhan) Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Spermatophyta (Menghasilkan biji) Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Arecidae Arecales Arecaceae (suku pinang-pinangan) Cocos Cocos nucifera L.

Kemudian menurut Wikipedia klasifikasi dari kelapa ditinjau secara ilmiah adalah : Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Monocots (tidak termasuk) Commelinids Ordo: Famili: Upafamili: Bangsa: Genus: Spesies: Arecales Arecaceae Arecoideae Cocoeae Cocos C. nucifera Nama binomial Cocos nucifera
L.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya kelapa termasuk tumbuhan jenis pinang-pinangan atau palem yang memiliki akar serabut, dan buah tunggal atau monokotil.

B.

Deskripsi Kelapa Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku arenarenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini (Amin Tabin : 2010) Selain itu Amin Tabin menjelaskan pula bahwa pohon ini memiliki ciri - ciri batang tunggal, beruas ruas, tebal, dan berkayu, berakar serabut yang berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai, daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, tersusun pada batang, warna daun hijau kekuningan, bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea, terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal, buah besar dengan diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau cokelat, buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air, endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah telah tua, embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos), dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m.

Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah pantai maupun daerah beriklim tropis. Kelapa dikatakan sebagai pohon yang serbaguna, karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai dari ujung atas hingga akarnya. Akar kelapa menginspirasi penemuan teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar Udara Soekarno Hatta) oleh Sedyatmo, batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legn (bhs.Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan. Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta

biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar. Daging kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada daging serta dapat dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah patah. C. Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang dapat dipakai adalah logam radioaktif.

Jenis-jenis bahan bakar berdasarkan materinya, yaitu : d. Bahan bakar padat Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat yang umumnya digunakan sebagai sumber energi panas, misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan peralatan dan menyediakan energi. e. Bahan bakar cair Bahan bakar yang berbentuk cair, paling populer adalah bahan bakar minyak atau BBM. Selain dapat digunakan untuk memanaskan air menjadi uap, bahan bakar cair biasa digunakan kendaraan bermotor. Karena bahan bakar cair seperti bensin dapat dibakar dalam karburator dan menjalankan mesin. f. Bahan bakar gas Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana, sedangkan LPG adalah campuran dari propana, butane, dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga, sama dengan bahan bakar gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor. Namun sekarang ini bahan bakar padat, cair maupun gas sudah jarang ditemukan, sehingga mulailah dikembangkan bahan bakar alternatif. Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan dan bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global berdasarkan

Intergovernmental Panel on Climate Change. Selama beberapa tahun, apa yang

sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya pilihan energi yang dapat dipilih dengan tujuan yang berbeda dalam penggunaannya. Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu tekhnologi selain tekhnologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Tekhnologi alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil. Oxford Dictionary mendefinisikan energi alternatif sebagai energi yang digunakan untuk menghentikan penggunaan sumber daya alam atau perusakan lingkungan. Dalam sejarahnya, transisi penggunaan energi alternatif berdasarkan faktor ekonomi, hadirnya suatu sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber energi yang semakin lama semakin langka, dan mahal ( tidak ekonomis ). Salah satu energi alternatif adalah briket. Briket adalah sumber energi alternatif pengganti minyak tanah dan elpiji dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai. Dengan penggunaan briket sebagai bahan bakar, maka kita dapat memanfaatkan limbah produksi yang mudah didapat. Selain itu, penggunaan briket dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji. Dengan memanfaatkan limbah produksi sebagai bahan pembuatan briket maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasil produksi sekaligus mengurangi resiko pertumbuhan sarang penyakit, karena selama ini yang ada hanya dibiarkan begitu saja. Briket yang dikenal sekarang ini adalah briket batu bara, namun batu bara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga lama kelamaan akan habis. Sehingga sekarang ini mulai dikembangkan briket dari bahan baku lain yang dapat diperbaharui antara lain : a. Briket dari batok kelapa. b. Briket dari serbuk gergaji dan c. Briket dari sampah organik berupa daun kering.

Seperti yang telah diuraikan diatas, briket dapat dibuat dari limbah produksi, salah satu limbah produksi yang banyak terdapat di wilayah Cilacap barat, khususnya Majenang dan Wanareja adalah sabut kelapa. Sabut (serabut) kelapa atau dalam bahasa jawa biasa disebut sepet merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut). Sabut kelapa ini banyak dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan maupun sebagai media tanam, sabut kelapa juga digunakan sebagai bahan bakar pengganti kayu oleh para penduduk desa. Namun pemanfaatannya sebagai bahan bakar, selain kompor minyak maupun kompor gas. Disamping itu penggunaan sabut kelapa sabagai bahan bakar masih kurang praktis jika masih dalam bentuk utuh. Biasanya yang menggunakan sabut kelapa sebagai bahan bakar adalah industri pembuatan batu bata atau kerajian keramik yang lain. Padahal jika sabut kelapa ini diubah menjadi bentuk lain agar lebih praktis dalam penggunaannya sebagai bahan bakar maka ini akan menjadi sebuah potensi yang sangat bagus, karena sabut kelapa mudah dicari dan harganya pun dapat dikatakan murah. Bentuk lain dari sabut kelapa agar lebih praktis dalam penggunaannya sebagai bahan bakar adalah dengan mengolahnya lebih lanjut sebagai briket.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode observasi, pencatatan data, dokumentasi dan percobaan. Metode observasi untuk melakukan pengamatan di lingkungan sekitar berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam. Observasi ini dilakukan selama dua hari, yaitu hari Jumat dan Sabtu, tanggal 22 s.d 23 Juli 2011 di Desa Cikukun, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap. Selanjutnya metode pencatatan data, metode dokumentasi,

dilaksanakan bersamaan dengan metode percobaan atau eksperimen tentang pembuatan briket. Metode pencatatan dilakukan untuk mencatat semua peristiwa selama percobaan berlangsung, hasil dari percobaan, manfaat dari hasil percobaan tersebut. Sedangkan metode dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar sebagai dokumen selama percobaan berlangsung dan hasil dari percobaan tersebut. Adapun metode percobaan yaitu proses pembuatan briket sabut kelapa. Proses pembuatan briket dari sabut kelapa ini dilakukan dua tahap percobaan. Percobaan pertama pada tanggal 27 s.d percobaan kedua pada tanggal 14 s.d 16 Agustus 2011. 29 Juli 2011.dan

BAB IV PEMBAHASAN Pada penulisan karya ilmiah ini, penulis melakukan percobaan sebanyak dua tahap. Percobaan pertama dilakukan tanggal 27 s.d 29 Juli 2011. Sedangkan percobaan kedua dilakukan tanggal 14 s.d 16 Agustus 2011 . A. Percobaan Pertama Proses pembuatan briket sabut kelapa ini mengacu pada proses pembuatan briket dari bahan lainnya, misalnya briket dari tempurung kelapa, daun daun kering, dan lain lain. Adapun bahan dan alat yang dipergunakan : 1. Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut kelapa adalah : a. Sabut kelapa. b. Tepung tapioka. c. Air.

2.

Alat Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut kelapa adalah : a. Kaleng bekas. b. Paralon. c. Korek api. d. Ayakan. e. Baskom.

f. Mutu Tahap tahap pembuatan briket sabut kelapa a. Tahap pertama yaitu pemisahan. Tahap ini penulis melakukan pemisahan sabut dengan tempurung kelapa. Selanjutnya kelapa dikupas hingga sabut terpisah dengan tempurungnya untuk kemudian dibuat ke dalam ukuran kecil.

3.

b. Tahap kedua yaitu pembakaran Tahap ini penulis melakukan pembakaran sabut kelapa yang terpisah dengan tempurungnya dan menjadi ukuran yang lebih kecil. Kemudian sabut kelapa dimasukkan ke dalam selama 50 menit lalu didiamkam

kaleng bekas dan dibakar selama 1 malam.

c. Tahap ketiga yaitu pencetakan Tahap ini dilakukan setelah arang sabut kelapa didiamkan selama 1 malam. Selanjutnya arang tersebut dihancurkan. Kemudian diayak menggunakan ayakan. Masukkan arang yang telah diayak ke dalam baskom lalu masukkan tepung tapioka aduk hingga rata, kemudian masukkan air dan aduk hingga semua bahan menyatu. Siapkan paralon sebagai pencetak, adonan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam paralon lalu ditekan hingga menjadi padat.

d. Tahap keempat yaitu penjemuran Tahap ini dilaksanakan setelah adonan tadi dicetak menggunakan peralon, dikeluarkan dari dalam paralon dan diletakkan di atas papan. Kemudian hasil cetakan tadi dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari.

Berdasarkan percobaan pertama, briket yang dihasilkan kurang padat. Dengan kondisi itu, briket tersebut kurang keras sehingga bara yang dihasilkan kurang maksimal atau tidak tahan lama. Selain itu, briket tersebut juga mudah hancur. Dengan hasil percobaan di atas, penulis melakukan percobaan untuk tahap kedua. Percobaan tahap ini, penulis menyempurnakan kekurangan yang ditemukan pada tahap pertama.

B. Percobaan kedua Percobaan kedua ini dilakukan dengan mengoven sabut kelapa yang telah kering dalam kaleng bekas yang sebelumnya telah diberi lubang diatasnya, yang bertujuan agar asap dari dalam kaleng mengalami sirkulasi udara. Adapun bahan dan alat yang dipergunakan : 1. Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut kelapa adalah : a. Sabut kelapa kering. b. Tepung tapioka. c. Air . d. Kayu bakar.

2. Alat Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan briket sabut kelapa adalah : a. Kaleng bekas. b. Bambu berbentuk pipa. c. Bambu bulat. d. Ayakan. e. Baskom. f. Korek.

g. Mutu. 3. Tahap tahap pembuatan briket a. Tahap pertama yaitu Penyayatan Tahap ini penulis melakukan penyayatan terhadap sabut kelapa yang sudah kering menggunakan tangan menjadi ukuran yang lebih kecil.

b. Tahap kedua yaitu pengovenan Tahap ini penulis melakukan pengovenan sabut kelapa yang telah berukuran kecil. Kemudian sabut kelapa dimasukkan ke dalam kaleng bekas yang sebelumnya telah diberi lubang diatasnya dan dipasang bambu berbentuk pipa, lalu diletakkan diatas api selama 1 jam dan didiamkan selama 1 malam.

c. Tahap ketiga yaitu pencetakan Tahap ini dilakukan setelah arang sabut kelapa didiamkan selama 1 malam. Selanjutnya arang tersebut dihancurkan. Kemudian diayak menggunakan ayakan. Masukkan arang yang telah diayak ke dalam baskom lalu masukkan tepung tapioka aduk hingga rata, kemudian masukkan air dan aduk hingga semua bahan menyatu. Siapkan bambu berbentuk bulat sebagai pencetak, adonan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam bambu berbentuk bulat lalu ditekan hingga menjadi padat.

d. Tahap keempat yaitu penjemuran Tahap ini dilaksanakan setelah adonan tadi dicetak menggunakan bambu berbentuk bulat, dikeluarkan dari dalam bambu dan diletakkan di atas papan. Kemudian hasil cetakan tadi dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari.

Setelah sabut kelapa dibuat menjadi briket, selanjutnya briket tersebut dibakar untuk mengetahui bagaimana kualitas api yang dihasilkan dan seberapa lama api itu dapat bertahan. Pada pengujian ini penulis menggunakan minyak tanah untuk mempermudah penggunaannya. Briket ini dapat bertahan selama satu setengah jam dengan api berwarna merah dan besar.

BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa briket sabut kelapa dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bakar di jaman modern seperti sekarang ini, dengan pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket maka kita dapat mengurangi limbah yang mencemari lingkungan. Selain mengurangi limbah yang ada di lingkungan sekitar, pemanfaatan sabut kelapa sebagai briket memiliki keuntungan karena tidak memerlukan biaya yang besar dan dalam proses pembuatannya dapat digolongkan mudah sehingga semua orang dapat melakukannya, bahan bakunya pun mudah didapat jika dibandingkan dengan briket batu bara yang bahan bakunya tidak dapat diperbaharui dan suatu saat akan habis. Penggunaan briket sabut kelapa hampir sama dengan briket batu bara yaitu dengan merendamnya terlebih dahulu ke dalam minyak tanah atau spirtus selama 30 menit untuk kemudian dibakar. Dengan pemanfaatan sabut kelapa sebagai briket, maka akan meminimalisir biaya pengolahan dan dapat meningkatkan nilai guna sabut kelapa tersebut. Selain itu, pembuatan briket ini dapat dikembangkan menjadi industri besar, sehingga akan membuka lapangan kerja baru yang akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

B. Saran 1. Perlu dilakukan percobaan dan penelitian lebih lanjut oleh pihakpihak terkait. 2. Perlu adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam yang tidak terpakai. 3. Perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan bakar alternatif.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad Syukron. 2010. Sepet atau sabut ( serabut ) kelapa. Diunduh pada tanggal 26 Juli 2011 dari berbagifun.blogspot.com/2010/11/sepet-atausabut-serabut-kelapa.html. Anonim. Tanpa tahun. Bahan bakar. Diunduh pada tanggal 12 Agustus 2011 dari id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar. Anonim. Tanpa tahun. Energi alternatif. Diunduh pada tanggal 12 Agustus 2011 dari id.wikipedia.org/wiki/Energi_alternatif. Anonim. Tanpa tahun. Kelapa. Diunduh pada tanggal 2 Agustus 2011 dari id. Wikipedia.org/wiki/kelapa. Anonim. Tanpa tahun. Kelapa (Cocos nucifera). Diunduh pada tanggal 2 Agustus 2011 dari www.plantamor.com/index.php? Plan = 365. Tabin, Amin. 2010. Klasifikasi Kelapa (Cocos nucifera). Diunduh pada tanggal 5 Agustus 2011 dari amintabin.blogspot.com/klasifikasi-kelapa-cocosnucifera-1.ht.

LAMPIRAN

Bahan Mentah

1. Tahap Penyayatan

2. Tahap Pengovenan

3. Tahap Penghalusan

4. Tahap Pengayakan

5. Tahap Pencampuran

6. Tahap Penambahan Air

7. Tahap Pencetakan

8. Tahap Penjemuran

9. Hasil Akhir

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ( Biodata atau curriculum vitae ) 1. Nama peserta NIS Alamat Tempat/tanggal lahir Jurusan Telp./HP 2. Nama peserta NIS Alamat Tempat/tanggal lahir Jurusan Telp./HP 3. Nama peserta NIS Alamat Tempat/tanggal lahir Jurusan Telp./HP : SARI NINGTYASTUTI : 10483 : Perweh RT 05 RW 03 Desa Tarisi kec. Wanareja : CIAMIS / 20 JUNI 1995 : IPS : 087736810580 : TIA HIDAYAH SANI : 10485 : Babakan RT 02 RW 04 Desa Bantar kec. Wanareja : CILACAP / 20 JUNI 1995 : IPA : 085747743279 : YULIANA EKA SAPUTRI : 10491 : Jl. Ki Adeg No.02 RT 02 RW 11, Jenang, Majenang : CILACAP / 4 JULI 1995 : IPA

: 0857427991

You might also like